PROFIL TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I. PENDAHULUAN
4.1 Hasil
Dari hasil yang diperoleh pada saat pengamatan profil tanah dapat dilihat pada
tabel berikut :
Fragmen Kasar
Kedalaman Konsistensi Pori
Lapisan Horison Konkresi Batas Horison Bentuk Struktur
(cm) (Ex:Kering) Kerikil/Batu
Fe Mn Makro Mikro
1 0-38 A Slighty Hard (Keras) Ada - Sedikit Jelas Granular (bulat)
2 38-60 B Slighty Hard (Keras) - - - Jelas
4.2 Pembahasan
Glinka (1927) Tanah adalah tubuh alam yang bebas memiliki ciri morfologi terntu
sebagai hasil interaksi antara iklim, organisme, bahan induk, relief, dan waktu.
Tanah sebagai tubuh alam mempunyai beberapa fungsi utama, diantaranya
pertama sebagai media tumbuhan tanaman yang menyediakan unsur hara dan air.
Berdasarkan pada tabel diatas lapisan pertama memiliki kedalaman sekitar 0-38
cm, kedalaman ini ditentukan karena adanya perubahan warna yang cenderung
paling gelap dan warna merah (memiliki konkresi kadar Fe) dibandingkan lapisan
kedua yang cenderung lebih cerah dan terletak pada kedalaman 38-60 cm.
Pada kedua lapisan itu terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang disebut
horizon tanah. Pada kedua lapisan memiliki horizon tanah yaitu horizon A dan
B.Horizon A, yakni horizon mineral yang terbentuk di permukaan atau di bawah
horizon O yang menunjukkan kehilangan keseluruhan atau sebagian struktur asli
batuan. Horizon B, yakni horizon tanah yang terbentukdi bawah horizon A, E,
atau O dan didominasi oleh kehilangan sebagian atau kesuluruhan struktur asli
batuan dan mempunyai warna value rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Supplement to the Soil Survey Manual (Soil Survey Staff, 1962) dan Soil Survey
Manual (Soil Survey Staff, 1981) dimana simbol notasi horizon dan lapisan tanah
terdapat perbedaan.
Berdasarkan uji feeling di lapangan, tekstur lapisan pertama berupa kerikil
(Gravel) sedikit kecil dengan ukuran butir 2-4 mm dan butiran (Granular), hal ini
dikarenakan ketika melakukan uji feeling pada kondisi kering sangat sulit untuk
menekan gumpalan tanah dan kondisi ini juga dialami pada lapisan kedua. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2010) yang menyatakan bahwa di lapang,
tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah kering diantara jari-jari,
sambil dirasakan halus dan kasarnya yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu
dan liat.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Based on the results of observations of soil profiles that have been carried out, the
following conclusions are taken:
On the ground section there are several layers that have different depths.
At layer I has a depth of 0-38 cm, has a clear layer boundary, texture clay (clay),
with a firm moist level consistency, hard dry level, and inherent wet level.
In layer II has a depth of 39-60 cm, has a clear layer boundary, sandy clay
texture, with a hard dry, wet consistency level. Both of these factors are
influenced by climate (temperature and rainfall), living things, parent material,
topography, and time in soil formation.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan penggalian dan pengamatan hendaknya
melengkapi semua alat dan bahan yang akan digunakan. Misalnya membawa ring
sampel lebih dari yang dibutuhkan dan membawa alat pembantu dalam
mengambil ring sampel tanah utuh agar tidak memakan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Syaiful, dan Untung Sudadi. 2013. Kimia Tanah. Bogor : Departemen
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Bogor, Institut
Pertanian Bogor.
Cahyono, Ongko. 2014. Buku Ajar : Ilmu Tanah. Surakarta : Universitas Tunas
Pembangunan Surakarta.
Fahri, Muh. 2014. Ilmu Tanah : Tekstur Tanah. (16 November 2014).
Lamorunga, Inci. 2016. Laporan Dasar Ilmu Tanah V. (29 April 2016).
Lilia, Fatma. 2013. Laporan Ilmu Tanah : Profil Tanah. (11 November 2013).
Novpriansyah, Hery, Afandi dan Made Pujawan. 2015. Karakteristik Sifat Fisik
Tanah Pada Lahan Produksi Rendah dan Tinggi Di PT GREAT GIANT
Pineapple. Lampung Tengah : Jurnal Agrotek Tropika. Vol 3, No 2.7 z
Utami, Sri Nurul, 2014. Pengamatan Profil, Reaksi dan Konsistensi Tanah.
Universitas Hasanuddin : Makassar.
LAMPIRAN