Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

An. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS CAMPAK DI RUANG


POLI ANAK DI UPT PUSKESMAS KAYON
PALANGKA RAYA

OLEH :

Budi Prajaya
2020-01-14901-011

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM NERS ANGKATAN VIII
TAHUN AJARAN 2020
i

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini disusun oleh :

Nama : Budi Prajaya

NIM : 2020-01-14901-011

Program Studi : Ners Agkatan VIII

Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada


An. M Dengan Diagnosa Medis Campak Di Ruang
Anak Di UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya

Telah Melakukan Asuhan Keperawatan Sebagai Persyaratan Untuk


Menyelesaikan Stase Keperawatan Anak Program Studi Ners Angkatan VIII Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Prinawati, S. Kep., M. Kes Sri Wulandari Tahan, S. Kep., Ners

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh :

Nama : Budi Prajaya

NIM : 2020-01-14901-011

Program Studi : Ners Agkatan VIII

Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada


An. M Dengan Diagnosa Medis Campak Di Ruang
Anak Di UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya

Telah Melakukan Asuhan Keperawatan Sebagai Persyaratan Untuk


Menyelesaikan Stase Keperawatan Anak Program Studi Ners Angkatan VIII Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Prinawati, S. Kep., M. Kes Sri Wulandari Tahan, S. Kep., Ners

Mengetahui
KUP PS Profesi Ners

Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan perlindungan dan
kesehatan sehingga penulisan laporan ini dapat selesai. Laporan Asuhan
Keperawatan ini berjudul “Asuhan keperawatan Pada An. M dengan diagnosa medis
Campak di UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya ”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama Penulisan Laporan asuhan
keperawatan ini penulis banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan penulis
sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis
berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan
datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Palangka Raya, 16 November 2020

Budi Prajaya

iii
iv

DAFTAR ISI
HAL

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................. .......................,................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA


1.1 Konsep Anak .................... ....................,,...............................................................1
1.1.1 Pengertian anak .................................... ....................,,........................................1
1.1.2Kebutuhan dasar anak .................................................. .......................................1
1.1.3Tingkat perkembangan anak ......................................................... ......................1
1.1.4 Tugas perkembangan anak ....................................... ..........................................3
1.2 Konsep Penyakit ............................................................................. ......................5
1.2.1 Definisi ................................ ...................... ........................................................5
1.2.2 Anatomi Fisiologi ............................................................. .................................5
1.2.3 Etiologi ....................................................................................... ........................7
1.2.4 Patofisiologi ...................................................................... .................................8
1.2.5 WOC .......................................................................................... ........................9
1.2.6 Manisfestasi Klinis.................................................................. .........................10
1.2.7 Komplikasi ................................................................................. ......................10
1.2.8 Pencegahan............................................................................... ........................11
1.2.9 Penatalaksaan ........................................................................... ........................12
1.3. Konsep Dasar Asuahan Keperawatan .............................. .................................14
1.3.1 Pengkajian .................................................................... ....................................14
1.3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................. ......................................17
1.4.3 Intervensi Kerperawatan ........................................... .......................................17
1.5.4 Implementasi Keperawatan ...................................... .......................................21
1.6.5 Evaluasi ..................................................................... ......................................21

BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN


2.1 Pengkajian ................................................. ..........................................................22
2.2 Diagnosa Keperaatan ....... ..................................................................................28
2.3 Intervensi Keperawatan ......... .............................................................................29
2.4 Implementasi Keperawatan ............. ....................................................................32

iv
v

2.5 Evaluasi ........................................... ....................................................................32

v
1

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Anak

1.1.1 Pengertian Anak


Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa, anak adalah siapa saja yang
belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih didalam kandungan, yang
berarti segala kepentingan akan pengupayaan perlindungan terhadap anak sudah
dimulai sejak anak tersebut berada didalam kandungan hingga berusia 18 tahun
(Damayanti, 2017)

1.1.2 Kebutuhan Dasar Anak


Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum digolongkan
menjadi kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi, perawatan
kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak, sanitasi, sandang, kesegaran jasmani atau
rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih saying (Asih), pada tahun-tahun pertama
kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu
dengan anak merupakansyarat yang mutlakuntuk menjamin tumbuh kembang yang
selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan akan stimulasi mental
(Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan
dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan
mental psikososial diantaranya kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreaktivitas,
agama, kepribadian dan sebagainya.

1.1.3. Tingkat perkembangan anak


Menurut Damaiyanti (2017), karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan:
1. Usia bayi (0-1 tahun)
Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya
dengan kata-kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi lebih banyak
menggunakan jenis komunikasi non verbal. Pada saat lapar, haus, basah dan perasaan
tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa mengekspresikan perasaannya dengan
menangis. Walaupun demikian, sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah
laku orang dewasa yang berkomunikasi dengannya secara non verbal, misalnya
memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong dan berbicara lemah lembut.

1
2

Ada beberapa respon non verbal yang biasa ditunjukkan bayi misalnya
menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi kurang dari
enam bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian saat
berkomunikasi dengannya. Jangan langsung menggendong atau memangkunya
karena bayi akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya.
Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik dengan ibunya.

2. Usia pra sekolah (2-5 tahun)


Karakteristik anak pada masa ini terutama pada anak dibawah 3 tahun adalah
sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut oada ketidaktahuan
sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan akan terjadi padanya.
Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan merasa melihat alat yang akan
ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan merasakannya.
Beri kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia yakin bahwa alat
tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari hal bahasa, anak belum mampu berbicara
fasih. Hal ini disebabkan karena anak belum mampu berkata-kata 900-1200 kata.
Oleh karena itu saat menjelaskan, gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan
gunakan istilah yang dikenalnya. Berkomunikasi dengan anak melalui objek
transisional seperti boneka. Berbicara dengan orangtua bila anak malu-malu. Beri
kesempatan pada yang lebih besar untuk berbicara tanpa keberadaan orangtua. Satu
hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.
3. Usia sekolah (6-12 tahun)
Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan yang
mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila berkomunikasi dan
berinteraksi sosial dengan anak diusia ini harus menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan
kognitifnya. Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang
dewasa. Perbendaharaan katanya sudah banyak, sekitar 3000 kata dikuasi dan anak
sudah mampu berpikir secara konkret.
4. Usia remaja (13-18)
Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir masa anak-
anak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola piker dan tingkah laku anak
merupakan peralihan dari anak-anak menuju orang dewasa. Anak harus diberi
kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa
cemas atau stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebaya atau orang
dewasa yang ia percaya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga diri
3

merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi. Luangkan waktu bersama dan
tunjukkan ekspresi wajah bahagia.
1.1.4. Tugas Perkembangan Anak
Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) adalah tugas yang
harus dilakukan dan dikuasai individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas
perkembangan bayi 0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan padat, kestabilan
jasmani. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat kesempatan
bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal jenis kelamin,
membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam, belajar
mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar serta
mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi.
Tugas perkembangan usia 6-12 tahun adalah belajar menguasai keterampilan
fisik dan motorik, membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri, belajar bergaul
dengan teman sebaya, memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin,
mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan keterampilan yang fundamental, mengembangkan pembentukan
kata hati, moral dan sekala nilai, mengembangkan sikap yang sehat terhadap
kelompok sosial dan lembaga. Tugas perkembangan anak usia 13-18 tahun adalah
menerima keadaan fisiknya dan menerima peranannya sebagai perempuan dan laki-
laki, menyadari hubungan-hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis
kelamin, menemukan diri sendiri berkat refleksi dan kritik terhadap diri sendiri, serta
mengembangkan nilai-nilai hidup.
4

1.2 Konsep Penyakit


1.2.1 Definisi
Campak (morbili) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus campak
atau virus morbili. Gejala campak dimulai dengan demam, hidung berair, batuk, mata
merah dan nyeri tenggorokan. Gejala diikuti dengan timbulnya ruam (rash) yang
dimulai dari belakang telinga kemudian menyebar hingga ke seluruh tubuh. Penyakit
campak sangat menular dan penyebarannya melalui droplet misalnya saat penderita
batuk atau bersin. Penularan dapat berlangsung sejak masa prodromal sampai kurang
lebih 4 hari setelah timbulnya ruam. (Medscape. Measles. 2016).

Virus campak merupakan salah satu mikroorganisme yang sangat mudah


menular antara individu satu ke individu yang lain, terutama pada anak-anak yang
memasuki usia prasekolah dan tamat SD. Campak adalah penyakit menular yang
sering menyebabkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Campak adalah anggota
dari Paramyxoviridae, dalam genus Morbillivirus. Penyakit ini mudah menular
melalui sistem pernapasan, terutama percikan ludah atau cairan yang keluar dari
sistem pernapasan, seperti pada saat bersin, batuk, maupun berbicara. (Kemenkes RI,
2017).

1.2.2 Anatomi Fisiologi

1. Anatomi kulit.
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16
% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan
lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan
merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling
5

tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 %
dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas
sampai yang terdalam) :

1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti.
2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit
tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan
histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan
mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum
basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel
Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang
hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara
konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke
permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu
lapis sel yang mengandung melanosit.

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin


D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans).

b. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis
dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

1. Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.


6

2. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang


dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan
menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari
fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam
jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi
kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga


mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya
derivat epidermis di dalam dermis.

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai


nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi

c. Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-
beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi
menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi
panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

Gambar 1 : penampang
kulit.
7

2. Vaskularisasi Kuli

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan
subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap
papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak
terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran
epidermis

3. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier
infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik.

1.2.3. Etiologi
Etiologi campak adalah virus campak atau Measles Virus yang berasal dari
genus Morbilivirus, famili Paramyxoviridae. Virus campak berukuran 100-250 nm
dan mengandung inti untai rantai RNA tunggal yang diselubungi lapisan pelindung
lipid. Karena virus campak dikelilingi lapisan pelindung lipid, maka mudah
diinaktivasi oleh cairan yang melarutkan lipid seperti eter dan kloroform. Selain itu,
virus juga dapat diinaktivasi dengan suhu panas (>37 C) dan suhu dingin (10 C).
Virus ini jangka hidupnya pendek (short survival time), yaitu kurang dari 2 jam.
Virus campak ditularkan melalui droplet dan masuk melalui saluran nafas bagian atas
dan kemungkinan kelenjar air mata. Penularan dapat terjadi melalui penderita yang
batuk dan bersin atau kontak langsung dengan sekret penderita (Medscape. Measles
2016).
Gambar : virus campak
8

1.2.4. Patofisiologi
Patofisiologi campak (measles) atau rubeola dimulai saat virus campak
masuk ke tubuh melalui mukosa saluran nafas atas atau kelenjar air mata. Infeksi
awal dan replikasi virus terjadi secara lokal pada sel epitel trakea dan bronkus. Fase
viremia pertama terjadi setelah 2-4 hari setelah invasi, akibat replikasi dan kolonisasi
virus pada kelenjar limfe regional yang kemungkinan dibawa oleh makrofag paru.
Fase viremia kedua terjadi setelah 5-7 hari setelah infeksi awal akibat penyebaran
virus pada seluruh sistem retikuloendotelial. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel
dan kulit menyebabkan gejala batuk, pilek, mata merah dan demam yang semakin
tinggi. Gejala akan semakin memberat sampai hari kesepuluh setelah infeksi virus
dan mulai timbul ruam makulopapular berwarna kemerahan. Ruam akan menjadi
gelap pada masa konvalesens diikuti dengan terjadinya proses deskuamasi dan
hiperpigmentasi (Medscape. Measles. 2016).

1.2.5. Manifestasi klinis


Menurut (Amin, Hardhi. 2015) campak memiliki masa tunas 10-20 hari.
Penyakit ini dibagi dalam tiga stadium, yaitu :
a. Stadium Prodromal
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise,
batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24
jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi
campak, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar
jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan
dengan molar bawah. Jarang ditemukan dibibir bawah tengah atau palatum. Kadang-
kadang terdapat macula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi.
Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leucopenia. Secara klinis, gambaran
penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis
perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak
dengan penderita campak dalam waktu 2 minggu terakhir.
b. Stadium Erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di
palatum durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula beercak koplik.
Terjadinya eritema yang berbentuk macula papula disertai menaiknya suhu badan.
Diantara macula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang
telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak.
Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan
9

seperti terjadinya. Terdapat pembersaran kelenjar getah bening di sudut mandibula


dan dibawah leher belakang. Pula terdapat sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai
diare dan muntah. Variasi dari campak yang biasa ini adalah “ black measles” yaitu
campak yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
c. Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi
pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini
merupakan gejala patognomonik untuk campak. Pada penyakit-penyakit lain dengan
eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun
sampai normal kecuali bila ada komplikasi.

1.2.6 Pemeriksaan Penunjang


a. Serologi
Kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk
memastikannya. Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi
complement, inhibisi hemaglutinasi, metode antibody fluoresensi tidak
langsung.
b. Patologi anatomi
Pada organ limfoid dijjumpai : hyperplasia folikuler yang nyata,
senterum germinativum yang besar, sel Warthin-Finkeldey ( sel datia berinti
banyak yang tersebar secara acak, sel ini memiliki nucleus eosinofilik dan
jisim inklusi dalam sitoplasma, sel ini merupakan tanda patognomonik
sampak ). Pada bercak koplik dijumpai : nekrosis, neutrofil, neovaskularisasi.
c. Darah tepi
Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi
bakteri.
d. Pemeriksaan antibody IgM anti campak.
e. Pemeriksaan untuk komplikasi
Ensefalopati dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar
elektrolit darah dan analisis gas darah, enteritis feces lengkap,
bronkopneumonia dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah.
10

1.2.7. Komplikasi
Komplikasi umum yang terjadi :
1. Infeksi telinga atau otitis media.
2. Diare.
3. Dehidrasi.

1.2.8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan campak (measles) atau rubeola pada orang yang
imunokompeten adalah terapi Suportif, pada anak yang sehat umumnya gejala
campak dapat sembuh sendiri. Pengobatan yang diberikan bersifat suportif, terdiri
dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila
terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi jika terdapat kejang dan pemberian vitamin A.
(Medscape, Measles. 2016)

1.2.9. Pencegahan

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit IDAI, 2015 :

a. Penderita campak harus diisolasi dari orang lain untuk menghindari resiko
penularan. Penderita dilarang pergi ke sekolah atau tempat penitipan anak
sampai sekurang-kurangnya empat hari setelah munculnya ruam.
b. Penderita campak harus menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin,
membuang tisu kotor, mencuci tangan dengan baik dan tidak menggunakan
peralatan seperti sendok, piring, baju, dan selimut yang sama dengan orang
lain.
c. Wanita hamil, anak penderita kanker atau penderita gangguan imunitas harus
menghindari kontak dengan penderita campak. Jika terdapat kontak dengan
penderita, sebaiknya segera menghubungi dokter.
d. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan menjalankan program wajib
imunisasi campak berupa BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
11

1.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diagnosa Campak
1.3.1 Pengkajian
a Identitas penderita
Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan
status gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis kelamin
(L dan P pervalensinya sama), suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah
sakit, diagnosa medis.
b Keluhan utama
Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema
dibelakang telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah, badan panas, enantema ( titik merah ) dipalatum
durum dan palatum mole.
c Riwayat kesehatan sekarang
Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada
orang tua atau anak tentang kapan timbulnya panas, batuk, konjungtivitis,
koriza, bercak koplik dan enantema serta upaya yang telah dilakukan untuk
mengatasinya.
d Riwayat kesehatan dahulu
Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah
kontak dengan pasien campak.
e Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi campak.
f Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II,
III; DPT I, II, III; dan campak.
g Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori
untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan
ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :

 Gizi buruk kurang dari 60%


 Gizi kurang 60 % - <80 %
 Gizi baik 80 % - 110 %
 Obesitas lebih dari 120 %
12

h Riwayat tumbuh kembang anak.


a. Tahap pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram
mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada
rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5
tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata pertambahan
berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan tinggi badan dalam senti
meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 +
77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun
103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6
– 7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.

b. Tahap perkembangan.
1. Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa
bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika anak
dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi anak
peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang
ketrampilan motorik dan bahasanya.
2. Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase
oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak
berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat
dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke
ayahnya ).
3. Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional
yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4-
7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep sebab
akibat dan konsep waktu belum benar dan magical thinking.
4. Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai
melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi,
memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan
peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.
5. Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan
dari ortu atau guru dan belajar yang benar – salah untuk menghindari
hukuman.
6. Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendek-
tinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin,
membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.
13

7. Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation –


Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama
pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan
dari orang tua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
8. Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100
kata pada akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi
kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar seperti binatang,
bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat menerima atau
memberikan perintah sederhana.
9. Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan
permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa orang
lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa dia
mempunyai lingkungan luar.
10. Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang
mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan
fisik dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari,
memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.

1.2.2 Pemeriksaan fisik


a). Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda
vital.
b). Kepala dan leher
- Inspeksi :
Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis, fotofobia, adakah
eritema dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah.
- Palpasi :
adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah leher
belakang,
c). Mulut
- Inspeksi :
Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah,
enantema di palatum durum dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan traktus
digestivus.
14

d). Toraks
- Inspeksi :
Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring, perdarahan pada hidung.
Pada penyakit campak, gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.
-Auskultasi :
Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.
e). Abdomen
- Inspeksi :
Bentuk dari perut anak. Ruam pada kulit.
- Auskultasi
Bising usus.
` - Perkusi
Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal, misalnya masa
atau pembengkakan.
f). Kulit
- Inspeksi :
Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
- Palpasi :
Turgor kulit menurun

1.2.3 Analisa Data


Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan dilakukan analisa
serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas data subyektif
objektif. Data yang telah dikelompokkan tadi dianalisa sehingga dapat diambil
kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab.

1.2.4 Diagnosa Keperawatan


Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien campak adalah
sebagai berikut :

1. Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.


2. Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d
penumpukan secret pada nasofaring.
3. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
4. Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.
5. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.
15

6. Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak


kurang baik.

1.2.5. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.

Tujuan : pemeliharaan ( mempertahankan ) suhu tubuh dalam rentang yang


normal.
Dengan criteria hasil :
a. Suhu tubuh anak dalam rentang yang normal.
b. Anak bebas dari demam.

No Intervensi Rasional

1 Monitor perubahan suhu tubuh, Sebagai pengawasan terhadap adanya


denyut nadi. perubahan keadaan umum pasien sehingga
dapat diakukan penanganan dan perawatan
secara cepat dan tepat.

2 Lakukan tindakan yang dapat Upaya – upaya tersebut dapat membantu


menurunkan suhu tubuh sperti menurunkan suhu tubuh pasien serta
lakukan kompres, berikan meningkatkan kenyamanan pasien.
pakaian tipis dalam
memudahkan proses
penguapan.

3 Libatkan keluarga dalam Meningkatkan rasa nyaman anak.


perawatan serta ajari cara
menurunkan suhu dan
mengevaluasi perubahan suhu
tubuh.

4 Kaji sejauh mana pengetahuan Mengetahui kebutuhan infomasi dari


keluarga dan anak tentang pasien dan keluarga mengenai perawatan
hypertermia pasien dengan hypertemia.
16

5 Kolaborasi dengan dokter Antipiretik menurunkan/mempertahankan


dengan memberikan antipiretik suhu tubuh anak.
dan antibiotic sesuai dengan
ketentuan.

2. Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d


penumpukan secret pada nasofaring.

Tujuan : Bersihan jalan napas efektif


Dengan criteria hasil :
a. Tidak mengalami aspirasi
b. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam
paru.
No Intervensi Rasional

1 Kaji fungsi pernapasan, contoh Ronci, mengi menunjukkan akumulasi


bunyi napas, kecepatan, irama secret/ ketidakmampuan untuk
dan kedalaman dan penggunaan membersihkan jalan napas yang dapat
otot aksesori. menimbulkan penggunaan otot aksesori
pernapasan dan peningkatan kerja
pernapasan.

2 Catat kemampuan untuk batuk Pengeluaran secret sulit bila secret sangat
efektif. tebal ( mis. Efek infeksi dan atau tidak
adekuat hidrasi ).

3 Berikan posisi semi fowler Posisi membantu memaksimalkan


tinggi. Bantu klien untuk batuk ekspansi paru dan menurunkan upaya
dan latihan napas dalam. pernapasan.

4 Bersihkan secret dari mulut dan Mencegah obstruksi atau aspirasi.


trakea ; pengisapan sesuai Pengisapan dilakukan bila klien tidak
17

keperluan. mampu mengeluarkan secret.

5 Pertahankan masukan cairan Pemasukan tinggi cairan membantu untk


mengencerkan secret.

6 Berikan lingkungan yang aman Meningkatkan kenyamanan untuk anak

3. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.

Tujuan : keutuhan structural dan fungsi fisiologis dari kulit dan membrane
mukosa.
Dengan criteria hasil :
a. Terbebas dari adanya lesi jaringan.
b. Suhu, elastisitas, hidrasi dan warna jaringan dalam rentang yang
diharapkan.
Intervensi
No Intervensi Rasional

1 Pantau kulit dari adanya: ruam Mengetahui perkembangan penyakit dan


dan lecet, warna dan suhu, mencegah terjadinya komplikasi melalui
kelembaban dan kekeringan deteksi dini pada kulit.
yang berlebih, area kemerahan
dan rusak.

2 Mandikan dengan air hangat dan Mempertahankan kebeersihan tanpa


sabun ringan mengiritasi kulit.

3 Dorong klien untuk menghindari Membantu mencegah friksi / trauma


menggaruk dan menepuk kulit. kulit.

4 Balikkan atau ubah posisi Meningkatkan sirkulasi dan mencegah


dengan sering tekanan pada kulit / jaringan yang tidak
perlu.

5 Ajarkan anggota keluarga / Mengetahui terjadinya infeksi /


memberi asuhan tentang tanda komplikasi lebih cepat.
kerusakan kulit, jika diperlukan.
18

6 Konsultasi pada ahli gizi tentang Perbaikan nutrisi klien agar terhindar
makanan tinggi protein, mineral, dari infeksi karena kulit dapat menjadi
kalori dan vitamin. barier utama yang dapat memperberat
kondisi anak.

4. Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.

Tujuan : intike cairan seimbang, keseimbangan volume cairan dalam tubuh.

Dengan criteria hasil :

a. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala kekurangan volume cairan.


No Intervensi Rasional

1 Pantau berat badan, suhu, Mengontrol keseimbangan output.


kelembaban pada rongga oral,
volume konsentrasi urin.

2 Ukur berat jenis urine Menunjukkan status hidrasi dan


perubahan pada fungsi ginjal, yang
mewaspadakan terjadinya gagal ginjal
akut pada respon terhadap hipovolemia.

3 Observasi kulit/membrane Hipovolemia, perpindahan cairan dan


mukosa untuk kekeringan, kekurangan nutrisi memperburuk turgor
turgor. kulit.

4 Hilangkan tanda bau dari Menurunkan rangsangan pada gaster dan


lingkungan respon muntah.

5 Ubah posisi dengan sering, Adanya gangguan sirkulasi cenderung


berikan perawatan kulit dengan merusak kulit.
sering dan pertahankan tempat
tidur kering dan bebas lipatan.

6 Berikan : Menarik minat anak agar mau minum


banyak.
a. Bentuk-bentuk cairan yang
menarik ( sari buah, sirup tanpa
es, susu )
19

5. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.


Tujuan : anak merasa nyaman
Dengan criteria hasil :
a. Anak dapat beristirahat dengan nyaman.
b. Rewel berkurang.
Intervensi :
No Intervensi Rasional

1 Tubuh anak dibedaki dengan Mengurangi rasa gatal.


bedak salisil 1% atau lainya (
atas resep dokter )

2 Tidurkan anak ditempat yang Mencegah silau dan menambah


agak jauh dari lampu ( jangan kenyamanan anak.
tepat dibwah lampu )

6. Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak


kurang baik.

Tujuan : mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi, mempercepat


penyembuhan.
Dengan criteria hasil :
a. Anak bisa sembuh tanpa keluhan tambahan
b. Penyakit anak tidak bertambah parah.
Intervensi

No Intervensi Rasional

1 Cuci tangan sebelum dan Mengurangi risiko kontaminasi silang.


sesudah kontak perawatan
dilakukan. Intruksikan klien /
orang terdekat untik memcuci
tangan sesuai indikasi.

2 Berikan lingkungan yang bersih Mengurangi pathogen pada system imun


dan berventilasi baik. dan mengurangi kemungkinan pasien
mengalami infeksi nosokomial.
20

3 Diskusikan tingkat dan rasional Meningkatkan kerja sama dengan cara


isolasi pencegahan dan hidup dan mengurangi rasa terisolasi.
mempertahankan kesehatan
pribadi.

4 Pantau tanda-tanda vital Memberikan informasi data-data dasar,


awian atau peningkatan suhu secara
berulang-ulang dari demam yang terjadi
untuk menunjukkan bahwa tubuh
bereaksi pada proses infeksi.

5 Kaji frekuensi /kedalaman Kongesti / distress pernapasan dapat


pernapasan, perhatikan batuk mengindikasikan perkembangan PCP,
spasmodic kering pada inspirasi penyakit yang umum terjadi.meskipun
dalam, perubahan karakteristik demikian, TB paru mengalami
sputum dan adanya mengi atau peningkatan dan infeksi jamur lainnya,
ronchi. Lakukan isolasi viral, dan bakteri yang dapat terjadi yang
pernapasan bila etiologi batuk membahayakan system pernapasan.
produktif tidak diketahui.

6 Ubah sikap baring beberapa kali Mencegah penyebaran infeksi bertambah


sehari dan berikan bantal utnuk parah dan mencegah terjadinya
meninggikan kepala dekubitus.

7 Dudukkan anak pada waktu Mencegah aspirasi


minum
8 Berikan obat yang tepat Mencegah penyakit bertambah parah

9 Bawa berobat kembali jika anak Untuk menentukan tindakan pengobatan


terlihat selalu tidur, tidak mau selanjutnya.
makan minum, semakin lemah,
suhu tetap tinggi, kesadaran
menurun.

1.2.6 Implementasi Keperawatan


Menurut (Dinarti, Aryani, Nurhaeni, & Chairani, 2013) Implementasi dalam
proses keperawatan terdiri rangkaian aktivitas keperawatan dari hari ke hari yang
harus dilakukan dan didokumentasikan dengan cermat. Perawat melakukan
pengawasan terhadap efektifitas tindakan/intervensi yang dilakukan, bersamaan pula
21

dengan menilai perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan atau hasil yang
diharapkan. Bagian dari pengumpulan data ini memprakarsai tahap evaluasi proses
keperawatan. Implementasi dicatat di flow sheet atau CP 4 yang spesifik.
Adapun implementasi yang dilakukan sesuai dengan perencanaan menurut
(Nurarif & Kusuma, 2015) yaitu:
a. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat.
b. Memonitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan.
c. Memonitor vital sign.
d. Memonitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori harian.
e. Melakukan kolaborasi pemberian cairan IV, berikan cairan IV pada
suhu ruangan.
f. Memonitor status nutrisi, motivasi masukan oral, motivasi keluarga untuk
membantu pasien makan, tawarkan snack (jus buah, buah segar).
g. Memberikan penggantian nesogatrik sesuai output.
h. Melakukan kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebih muncul
memburuk.
i. Mengatur kemungkinan transfusi dan persiapan untuk transfuse.
1.2.7. Evaluasi
Evaluasi dalam dokumentasi keperawatan mengharuskan perawat melakukan
pemeriksaan secara kritikal serta menyatakan respon yang dirasakan pasien terhadap
intervensi yang telah dilakukan. Evaluasi ini terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif atau biasa juga dikenal dengan
evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi
keperawatan dilakukan. Sedangkan evaluasi sumatif atau evaluasi hasil, yaitu
evaluasi respon (jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain bagaimana
penilaian terhadap perkembangan kemajuan kearah tujuan atau hasil akhir yang
diinginkan.
Evaluasi untuk setiap diagnosis keperawatan meliputi data subjektif (S) data
objektif (O), analisa permasalahan (A) berdasarkan S dan O, serta perencanaan (P)
berdasarkan hasil analisa diatas. Evaluasi ini disebut juga dengan evaluasi proses.
Format dokumentasi SOAP biasanya digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan
mengatasi masalah pasien (Dinarti et al., 2013). Evaluasi yang diharapkan sesuai
dengan masalah yang pasien hadapi dimana sudah dibuat pada perencanaan tujuan
dan kriteria hasil.
Adapun hasil yang diharapkan menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) yaitu:
22

a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine


normal, HT normal.
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas nomal.
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
d. Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.
23

1.2 Konsep Dasar Anak


1.2.1 Pengertian Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia
bermain/toddler (1-2.5 tahun), pra sekolah (2.5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun)
hingga remaja (11-18 tahun).
1.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa
tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan dan setelah kelahiran
merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan
mudah diamati. Sejak lahir hingga usia kurang lebih dua tahun perkembangan anak
sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Perkembangan
kemampuan, terutama motorik, sangat pesat. Perbedaannya sangat terlihat walau
hanya dalam dua atau tiga bulan saja.
1.2.3 Usia Toddler
a. Pertumbuhan anak usia toddler
Pertumbuhan pada tahun ke dua pada anak akan mengalami beberapa
perlambatan pertumbuhan fisik di mana pada tahun ke dua, anak akan
mengalami kenaikan berat badan 1.5-2.5 kg dan panjang badan 6-10 cm.
Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan yaitu kenaikan lingkar
kepala hanya 2cm. Untuk pertumbuhan gigi susu termasuk gigi geraham
pertama, dan gigi taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah (Hidayat,
2005).
b. Perkembangan anak usia toddler
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998).
Perkembangan anak usia toodler menurut beberapa teori perkembangan
adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan kognitif menurut Piaget
a) Tahap sensori motor
24

Umur 0-2 tahun dengan perkembangan kemampuan dalam


mengasimilai dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat,
mendengar, menyentuh dan aktivitas motorik.
b) Tahap pra operasional
Umur 2-7 tahun dengan perkembangan kemampuan
mengoperasionalkan apa yang dipikiran anak, perkembangan anak
masih bersifat egosentrik (Hidayat, 2005).
2) Teori perkembangan psikoseksual anak menurut Freud
Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan,
kepuasan pada fase ini adalah pengeluaran tinja, anak akan menunjukkan
kakuannya, sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap diri sendiri dan
egoistic, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang
dapat dilaksanakan anak dapat latihan kebersihan (hidayat, 2005).
3) Perkembangan psikososial anak menurut Erikson
Tahap kemandirian, rasa malu dan rasa ragu, terjadi pada umur 1-3 tahun
dengan perkembangan mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh
kembang seperti motorik dan bahasanya.
25

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JalanBeliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK


I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal 20 November 2020 Pukul 08:00 Wib
1. Identitaspasien
NamaKlien : An.M
TTL : Palangkaraya, ,7 Desember 2019
Jeniskelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Jln. Bukit Keminting
Diagnosamedis : Campak
2. Identitaspenanggungjawab
NamaKlien : Tn. M
TTL : Palangkaraya 22 januari 1988
Jeniskelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA Sederajat
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Bukit Keminting
Hubungankeluarga : Ayah Kandung
3. Keluhan utama
Ayah pasien mengatakan muncul kemerahan pada badan anaknya
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ayah pasien mengatakan pada tanggal 18 November 2020 badan anak nya
terasa hangat selama 2 hari, badan terdapat kemerahan di sertai pilek. Klien
hanya di rumah hanya diberikan obat PCT karna keadaan pasien tidak
berlangsung membaik ayah pasien membawa pasien ke Puskesmas Kayon
pada tanggal 20 November 2020 pada pukul 08.00 wib.
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal : Selama hamil ibu An. M selalu mengikuti
imunisasi.
2) Riwayat natal : Pasien An. M dilahirkan normal umur kehamilan
36 minggu.
3) Riwayat postnatal : An. M Lahir dengan BB 3,1 KG panjang 44 Cm.
4) Penyakit sebelumnya : An. M Tidak pernah di rawat di RS sebelumnya.

5) Imunisasi
Jenis BCG DPT Polio Campak Hepatitis TT
Usia 1 2,3,4,18 2,4,6 - - -

c. Riwayat kesehatan keluarga


Ayah Pasien mengatakan di dalam anggota keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit yang sama

25
26

d. Suunan genogram 3 (tiga) generasi

Keterangan :

: Laki – Laki : Tinggal satu rumah

: Perempuan : Hubungan Keluarga

: klien : meninggal

II. Pemeriksaanfisik
1. Keadaan umum :
Pasien tampak lemas, timbul kemerahan pada bagian tubuh penampilan bersih,
kesadaran G C S 15 normal.
2. Tanda vital
Tekanan darah : mmhg
Nadi : x/mnt
Suhu : 36,0 ˚C
Respirasi : 38 x/mnt
3. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun
Menutup ( ) Ya ( ) Tidak
Keadaan ( ) cembung ( ) cekung ( )
lain,lain…
Kelainan ( ) Hidrocefalus ( ) Microcephalus
Lain-lain : Tidak ada

b. Rambut
Warna : Hitam tipis
Keadaan : Rontok ( ) Ya ( )
Tidak
Mudah dicabu t ( ) Ya ( ) Tidak
Kusam ( ) Ya ( ) Tidak
Lain-lain : Tidak ada
c. Kepala
Keadaankulit kepala : Baik, bersih
Peradangan/benjolan : ( ) Ada, sebutkan…………………
( ) Tidak………………………….
Lain-lain : Tidak Ada
d. Mata
Bentuk : ( ) simetris ( ) tidak
Conjungtiva : Merah Muda, normal
27

Skelera : Putih, Normal


Reflek pupil : Baik
OedemPalpebra : ( ) Ya ( ) tidak
Ketajaman penglihatan : Baik
Lain-lain : Tidak ada
e. Telinga
Bentuk : ( ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret :( ) Ada ( ) tidak
Peradangan : ( ) Ada ( ) tidak
Ketajaman pendengaran : Baik
Lain-lain : Terdapan ruam kemerahan
f. Hidung
Bentuk : ( ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada ( ) tidak
Pasaseudara ( ) terpasang O2….. liter ( ) tidak
Fungsi penciuman : Baik
Lain-lain : Tidak Ada\
g. Mulut
Bibir : intak ( ) ya ( ) tidak
Stanosis ( ) ya ( ) tidak
Keadaan ( ) kering ( )
lembab
Palatum : ( ) keras ( ) lunak
h. Gigi
Carries : ( ) ya, sebutkan…............ ( ) tidak
Jumlah gigi : 4
Lain-lain : Tidak ada
4. Leher dan tengorokan
Bentuk : Simetris
Reflek menelan : Tidak ada
Pembesaran tonsil : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Peradangan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
5. Dada
Bentuk : ( ) simetris ( ) tidak
Retraksi dada : ( ) ada ( ) tidak
Bunyinafas : Vesikuler
Tipe pernafasan : Dada dan perut
Bunyi jantung : Lup,Dup
Iktuscordis : Tidak ada
Bunyitambahan : Tidak ada
Nyeri dada : Tidak ada
Keadaanpayudara : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
6. Punggung
Bentuk : ( ) simetris ( ) tidak
Peradangan : ( ) ada, sebutkan………….
Benjolan : ( ) ada, sebutkan…………
Lain-lain : Tidak ada
7. Abdomen
28

Bentuk : ( ) simetris ( ) tidak


Bisingusus :
Asites : ( ) ada ( ) tidak
Massa : ( ) ada, sebutkan……..
Hepatomegali : ( ) ada ( ) tidak
Spenomegali : ( ) ada ( ) tidak
Nyeri : ( ) ada, sebutkan………………….
Lain-lain : Tidak ada
8. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot : Bebas
Oedem : ( ) ada, sebutkan………… ( ) tidak
Sianosis : ( ) ada, sebutkan………… ( ) tidak
Clubbing finger : ( ) ada ( ) tidak
Keadaankulit/turgor : Tampak kering
Lain-lain : Tidak ada
9. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan : …………………………
Keadaan testis : ( ) lengkap ( ) tidak
Hipospadia :( ) ada ( ) tidak
Epispadia : ( ) ada ( ) tidak
Lain-lain : Tidak ada
b. Perempuan
Kebersihan : Baik
Keadaan labia :( ) lengkap ( ) tidak
Peradangan/ benjolan : …………………………
Menorhage :Usia………………….
Siklus………………..
Lain-lain : ………………………….

III. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Gizi : Baik, 9 Kg
2. Kemandirian dalam bergaul : Dapat beradaptasi dengan perawat dan
sekitarnya
3. Motorik halus : Dapat memegang telapak tangan
pemeriksa
4. Motorik kasar : Dapat melempar pita rambut
5. Kognitif dan bahasa: : Dapat mengatakan mah, pah
6. Psikososial : Dapat tersenyum ke arah perawat
IV. PolaAktifitas sehari-hari
No Polakebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
1 Nutrisi
a. Frekuensi 4 x sehari 3 x sehari
b. Nafsumakan/selera Baik Baik
c. Jenismakanan Bubur, susu Bubur, susu
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 2 x sehari 2 x Sehari
Konsistensi Lunak Lunak
b. BAK
Frekuensi 2 x Sehari 2 x Sehari
29

Konsistensi Kuning/jernih Kuning/jernih


3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 2 Jam 1 Jam
b. Malam/ jam 9 Jam 7 Jam
4 Personal hygiene
a. Mandi 3 x Sehari 2 x Sehari
b. Oral hygiene 2 x Sehari 2 x Sehari

V. Data penunjang

Nama obat Indikasi

Vitamin A merupakan antioksidan kuat dan bertindak sebagai


hormon dalam tubuh

untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit


Febrinex
kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang
disertain batuk.

Imunos untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit


kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang
disertain batuk.
30

Palangka Raya, 16 November 2020

Mahasiswa,

( Budi Prajaya )
31

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA OBYEKTIF PENYEBAB

DS : Virus Morbili Bersihan jalan nafas tidak


efektif
- Ayah pasien
Masuk melalui saluran nafas
mengatakan anak nya
pilek
Melekat di sel-sel epitel
DO : saluran nafas

- Anak tampak lemas


Mengendap pada organ
- Tampah susah untuk
mengerluarkan secret
Penurunan fungsi silia
- Suhu : 36,3 ˚C
- Respirasi : 38 x/mt
Ketidak efektifan bersihan
jalan nafas

DS :
Virus Morbili Gangguan integritas kulit
- Ayah pasien mengatakan
muncul kemerahan pada
Mengendap pada organ kulit
badan anaknya
DO :
Poliferasi sel endotel kapiler

- Anak tampak lemas. dalam koriumg

- Anak tampak rewel


- Tampak muncul Ruam

kemerehan pada kulit


- Suhu : 36,3 ˚C Gangguan integritas kulit
- Respirasi : 38 x/mt

DS : Kurangnya pengetahuan Defisit pengetahuan


tentang penyakit anaknya
- Ayah pasien Ibu pasien sering bertanya
mengatakan kurang tentang penyakitnya.
mengerti dengan
kurangnya informasi
penyakit anak nya

Ansietas
32

DO :

- Ayah pasien tampak


cemas
- Ayah pasien tampak
bingung
- Ayah pasien sering
mengulang pertanyaan
33

PRIORITAS MASALAH

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret di


tandai dengan pilek
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan virus morbili di tandai dengan
muncul kemerahan pada badan
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan dan sumber infomasi
di tandai dengan ayah klien tampak mengulang pertanyaan tentang penyakit
anaknya.
34

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.M


Ruang Rawat : Puskesmas Kayon

DiagnosaKeperawatan Tujuan (Kriteriahasil) Intervensi Rasional


Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola nafas 1. Untuk mengetahui frekuensi, kedalaman dan
keperawatan selama 1 x 2. Monitor bunyi nafas tambahan usaha nafas
kunjungan diharapkan pilek
3. Posisikan semi-fowler 2. Untuk mengetahui ada suara gurgling, mengi,
pasien berkurang dengan
krateria hasil : 4. Berikan minum air hangat wheezing atau ronki kering
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian 3. Membantu memaksimalkan ekpansi paru
- Tanda tanda vital dalam
batas normal terapi O2, obat dan pemeriksaan penunjang 4. Membantu mengencerkan dahap atau sputum
- Anak tidak tampak lemas 5. Membantu dalam proses pemulihan dan
- Pilek berkurang
pemenuhan oksigen
- Sekret dapat di keluarkan
- Menunjukan jalan nafas
yang paten (bersih)
- Suhu : 36,0 ˚C
Respirasi : 30 x/mt
35

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. M


Ruang Rawat : Puskesmas Kayon
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit 1. Mengetahui keadaan umum pasien
Gangguan integritas kulit keperawatan selama 1 x 2. Jelaskan pada orang tua untuk tidak menggaruk 2. Untuk mencegah terjadinya luka pada kulit yang
kunjungan diharapkan tanda
rash/ruam di garuk
gangguan integritas kulit
berkurang atau hilang dengan 3. Anjurkan menggunakan pelembab (misalkan 3. Agar tidak merasakan sakit atau gatal pada kulit
krateria hasil: lotion, serum) pasien
- Kerusakan integritas kulit 4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur 4. Untuk menjaga atau meningkatkan asupan nutrisi
membaik 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi 5. Untuk meredakan gejala gejala peradangan berupa
- Kulit tampah bersih, kering,
topical pembengkakam dan kemerahan.
bebas iritasi dan lesi
- Kemerahan pada badan
Hilang
- Tidak ada menunjukan gejala
infeksi
36

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.M


Ruang Rawat : Puskesmas Kayon

DiagnosaKeperawatan Tujuan (Kriteriahasil) Intervensi Rasional


Defisi Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahun ayah pasien tentang penyakit 1. Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada
keperawatan selama 1 x anaknya ayah pasien
kunjungan diharapkan ayah 2. Jelaskan tentang proses penyakit kemungkinan 2. Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi cemas
pasien dapat mengerti dengan penyebab. ayah pasien.
3. Jelaskan cara memberikan perawatan pada 3. Agar ayah pasien mengetahui cara merawat
penyakit pasien krateria
anaknya. anaknya.
hasil:
4. Berikan penyuluhan kesehatan 4. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
- Ayah pasien mampu anak.
menjelaskan kembali
tentang penyakit
anaknya.
- Ayah pasien mengetahui
cara merawat anaknya
- Suhu : 36,0 ˚C
- Respirasi : 30 x/mt
37

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tandatangandan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam NamaPerawat
Senin , 16 November 1. Memonitor bunyi nafas S : Ayah Pasien mengatakan pilek berkurang.
2020 2. Memonitor bunyi nafas tambahan O:
13.00 wib 3. Mengatur posisi semi-fowler
- Anak tidak tampak lemas lagi Budi Prajaya
4. Memberikan minum air hangat - Pilek berkurang
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi O2, - Sekret dapat di keluarkan
- Menunjukan jalan nafas yang paten (bersih)
obat dan pemeriksaan penunjang
- Suhu : 36,0 ˚C
Respirasi : 31 x/mt

A : Masalah teratasi .

P : Hentikan Intervensi

1.
38

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tandatangandan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam NamaPerawat
Jum’at, 17 November 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit S : Ayah pasien mengatakan kemerahan pada badan berkurang
2020 2. Menjelaskan pada orang tua untuk tidak menggaruk O:
15 : 00 Wib rash/ruam
- Integritas kulit membaik Budi Prajaya
3. Menganjurkan menggunakan pelembab (misalkan lotion, - Kemerahan pada badan mulai berkurang
serum) - Tidak ada menunjukan gejala infeksi
- Suhu : 36,0 ˚C
4. Menganjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
Respirasi : 31 x/mt
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi topical

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentiakan.
39

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tandatangandan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam NamaPerawat
Senin , 16 November 1. Mengaji pengetahun ayah pasien tentang penyakit anaknya, S : Ayah mengatakan sudah mengerti dengan penyakit anaknya.
2020 2. Menjelaskan tentang proses penyakit kemungkinan O:
- Ayah pasien sudah tampak tenang
13.00 wib penyebab.
- Ayah pasien sudah mengetahui cara merawat An.M Budi Prajaya
3. Menjelaskan cara memberikan perawatan pada anaknya. - Ayah pasien tidak mengulangi pertanyaan yang sama
4. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit anaknya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dihentikan
40

Daftar Pustaka

Amin, Hardhi. 2015. Keperawatan NANDA NIC NOC Yogyakarta. Media action.
IDAI. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI; 2009

Kemenkes RI, 2017. Defenisi Virus campak Keperawatan Indonesia.


Medscape. Measles. November 2016 [Accessed: November 25th 2020]; Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/966220-overview.
Medscape. Measles. November 2016 [Accessed: November 25th 2020]; Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/966220-overview
Medscape. Measles. November 2016 [Accessed: November 25th 2020]; Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/966220-overview
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action
41

LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

Hari/Tgl/ Tanda Tangan


No Cacatan Pembimbing
Waktu Pembimbing Mahasiswa
42

1. Rabu, 18 - Pre conference LP.


November - Tambahkan konsep dasar anak
2020 pada LP.
- Perhatikan penulisan dalam LP. Budi
- Gunakan referensi 5 tahun terakhir Prajaya
Prinawati,
baik dari buku ataupun jurnal.
S. Kep., M. Kes

2. Senin, 23 - Pembahasan tentang Askep


November - Tolong buang kalimat penjelasan
Budi
2020 pada bagian akhir riwayat
Prajaya
kesehatan sekarang dalam Askep
anda. Prinawati,

S. Kep., M. Kes

3. Rabu, 25
- Post conference LP dan Askep.
November
2020
Budi
Prajaya

Prinawati,

S. Kep., M. Kes

Anda mungkin juga menyukai