Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kritik Artikel Riset 3

Mata Kuliah Pengauditan Kepatuhan dan Pengendalian Internal


Semester Gasal 2020/2021

Anggota Kelompok:
Sofi Nabila (452326)
Krestianto Aji Saputro (451925)
Dimas Wiji Utomo (452281)

Program Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada

November 2020

1
Judul artikel : Influence of New Public Management Philosophy on Risk Management,
Fraud and Corruption Control and Internal Audit: Evidence from an
Australian Public Sector Organization
Penulis : Anup Chowdhury dan Nikhil Chandra Shil
Jurnal : Accounting and Management Information System Volume 18, No.4, pp. 486-
508, 2019

A. Ringkasan artikel
1. Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki bagaimana teknik yang digunakan
pada organisasi privat antara lain manajemen risiko, sistem pengendalian korupsi dan
fraud, dan audit internal, diterapkan pada organisasi publik. Motivasi dari penelitian
ini ialah untuk mengeksplorasi bagaimana alat pengendalian di organisasi privat dapat
berkontribusi dan membentuk budaya organisasional di organisasi publik. Adapun ide
penelitian ini berasal dari filosofi New Public Management (NPM) di mana organisasi
publik akan lebih efisien dan efektif ketika organisasi public mampu menerapkan alat
pengendalian yang ada pada organisasi privat. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan 20 eksekutif pada tingkat bawah, menengah, dan atas
dari instansi pemerintah di Australia sebagai informan. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini ialah wawancara, arsip dokumen resmi, dan observasi. Temuan
penelitian ini ialah manajemen risiko menjadi bagian dari siklus hidup perencanan
bisnis pada instansi pemerintah yang diteliti dan unit bisnis mereviu risiko strategis
sebagai bagian dari proses perencanaannya. Selanjutnya, sistem pengendalian korupsi
dan fraud ialah bagian dari budaya organisasi dan instansi pemerintah telah memiliki
unit audit internal yang independen yang memberikan jasa kepada instansi pemerintah
untuk memenuhi tanggung jawab berdasarkan peraturan sehubungan dengan upaya
peningkatan kinerja. Kontribusi penelitian ini ialah untuk menambah pemahaman
terkait penerapan alat pengendalian di organisasi privat pada organisasi publik dan
menjadi masukan bagi pengambil kebijakan untuk menyusun kebijakan baru terkait
organisasi publik.
2. Pendahuluan
Organisasi publik merupakan organisasi yang berupaya memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan secara konvensional dilihat sebagai struktur masyarakat. Hood
(1995) menyampaikan 7 dimensi terkait NPM, yaitu:

1
a. Perubahan menuju unit korporasi.
b. Perubahan menuju persaingan yang lebih baik antara organisasi publik dengan
organisasi privat.
c. Pergerakan menuju praktik manajemen sektor korporasi/privat.
d. Tekanan yang lebih besar pada penggunaan sumber daya yang lebih baik.
e. Penekanan pada kemampuan manajemen puncak.
f. Pergerakan ke arah standar standar kinerja yang eksplisit dan dapat terukur.
g. Upaya pengendalian output.
Organisasi publik di Australia terdiri atas organisasi yang mayoritas dimiliki
dan/atau dikendalikan oleh Commonwealth, pemerintah pusat atau daerah. Selama 3
dekade terakhir, pemerintah Australia telah menerapkan beberapa reformasi
administratif dan keuangan. Penekanan terkait reformasi ini ialah Program Perbaikan
Manajemen Keuangan, Kebijakan Kompetisi Nasional, Manajerialisme, Prinsip
Komersialisasi dan Korporisasi yang terkait dengan NPM. Untuk itu, penelitian ini
berhubungan dengan perubahan pada organisasi publik yang “dipaksa” dengan
keberadaan inisiatif NPM kearah orientasi manajerial.
Manajemen risiko ialah konsep yang ada pada organisasi privat untuk
mengelola berbagai jenis risiko. Untuk itu, konsep ini berupaya diadopsi oleh
organisasi publik. Brown dan Osborne (2011) mengidentifikasi adanya kesenjangan di
dalam literatur manajemen risiko pada organisasi publik. Selanjutnya mereka
berargumen bahwa literatur ini tidak memberikan ide yang jelas dan komprehensif
terkait sistem manajemen risiko di organisasi publik.
Huberts (1998) berargumen bahwa korupsi di organisasi publik harus dianalisis
terkait struktur public, budaya, dan perilakunya. Osei-Tutu dkk (2010)
mengidentifikasi bahwa praktik pengendalian korupsi di organisasi publik dibutuhkan
untuk meningkatkan tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas. Untuk mencegah
korupsi dan fraud, organisasi publik bekerja sama dengan fungsi audit internal sejalan
dengan filosofi NPM.
Corbett (1996) menyatakan bahwa audit internal ialah mekanisme pengendalian
organisasi publik yang penting untuk mendeteksi adanya kekurangan, penyimpangan,
dan ketidakefisienan. Instansi pemerintah harus mampu mempertanggungjawabkan
pengelolaan keuangan dan fungsi audit internal berperan dalam melakukan
pengawasan atas pengelolaan keuangan tersebut.
3. Motivasi penulisan artikel
2
Organisasi publik di Australia telah memulai reformasi ke arah NPM. Proses
reformasi ini memaksa organisasi publik bergerak ke arah revolusi manajerial. Tujuan
penerapan pengendalian ialah akuntabilitas, fleksibilitas keuangan, kinerja keuangan
yang lebih baik, dan informasi manajemen yang lebih baik. Mekanisme pengendalian
sebagai alat manajemen telah terdefinisikan dan teruraikan pada konteks organisasi
privat. Seiring berjalannya waktu, organisasi publik juga berupaya menerapkan
mekanisme pengendalian tersebut. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa penelitian
dampak teknik manajemen keuangan di organisasi privat kepada organisasi publik
dilakukan dan konteksnya ialah penerapan ide NPM di organisasi publik di Australia.
Penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik terkait mekanisme
pengendalian pada organisasi publik sehubungan dengan penerapan prinsip NPM.
4. Pertanyaan penelitian
Bagaimana teknik manajemen keuangan di organisasi privat yaitu manajemen
risiko, sistem pengendalian korupsi dan fraud, dan audit internal dapat diterapkan
pada organisasi publik yang berorientasi manajerial dan finansial? Lebih spesifik
pertanyaan penelitian tersebut ialah sebagai berikut:
a. Bagaimana organisasi publik yang diteliti dapat mengadopsi sistem keuangan
berorientasi organisasi privat?
b. Dengan cara apa sistem keuangan tersebut dihubungkan pada langkah
organisasional pada organisasi publik yang diteliti?
c. Bagaimana sistem keuangan ini memfasilitasi dan membentuk budaya
organisasional yang baru pada organisasi publik yang diteliti?
5. Metode penelitian, pengumpulan data, dan analisis data
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui
studi kasus. Sumber data utama ialah wawancara dan arsip dokumen resmi. Metode
wawancara yang digunakan pada penelitian ini ialah terbuka. Penelitian ini
menggunakan teknik sampling snowball yang mengidentifikasi responden supaya
peneliti dapat mengarahkan wawancaranya kepada responden berikutnya.
Pelaksanaan wawancara direkam dengan penggunaan catatan sebagai back-up untuk
selanjutnya dilakukan pengecekan dan perbandingan ketika transkrip wawancara telah
selesai dibuat. Transkrip wawancara kunci disampaikan kepada responden untuk
menguji validitas informasi yang diperoleh. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi
untuk melengkapi dan mengkoroborasikan arsip dokumen dan wawancara yang sudah
dilakukan. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan
3
menggambarkan simpulan yang telah disusun.
6. Rerangka teoritis atas penelitian
Penelitian ini mengadopsi teori strukturasi yang dikemukakan oleh Gidden
untuk memahami sistem manajemen keuangan sebagai salah satu sistem pengendalian
manajemen yang penting yang berdampak pada pengaturan sosial. Dalam pengaturan
sosial, aktor memproduksi dan mereproduksi struktur tetapi pada saat yang bersamaan
actor tersebut diarahkan oleh struktur tersebut. Strukur yang dimaksud ialah kode,
aturan, cetak biru atau formula yang membentuk perilaku sosial. Gidden (1979)
menyampaikan bahwa di dalam proses strukturasi terdapat 3 dimensi terkait struktur
sosial, yaitu: signifikansi (arti), dominasi (kekuatan) dan legitimasi (moralitas).
Signifikansi ialah aturan atau aspek dari aturan. Dominasi terkait dengan otorisasi dan
alokasi, sedangkan legitimasi ialah mode normatif dari regulasi.
7. Temuan dari penelitian
a. Sistem manajemen risiko
1) Organisasi publik yang diteliti mengklasifikasikan risiko ke dalam 3 kategori
besar yaitu risiko strategis, risiko operasional, dan risiko proyek. Risiko
strategis ialah risiko tertinggi pada organisasi yang dapat berdampak
signifikan kepada organisasi sehingga perlu dipantau lebih dekat. Risiko
operasional terkait dengan keberlanjutan dan tingkat pemberian jasa. Risiko
proyek terkait dengan outcome dan output organisasi selama proses
perencanaan suatu proyek.
2) Berkenaan dengan risiko strategis, terdapat 3 prioritas pada seluruh unit bisnis,
yaitu:
a) Personel. Upaya menarik dan mempertahankan pegawai supaya mereka
tetap bekerja pada organisasi. Terdapat risiko pegawai yang meninggalkan
organisasi. Untuk mengatasinya, organisasi membentuk unit edukasi
komunitas dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengintegrasikan
pembelajaran dan pengembangan ke dalam unit organisasi. Sebagai
tambahan, organisasi juga membangun suatu kelompok pelatihan yang
penyelenggaraan pelatihannya dibantu oleh unit pengembangan dan
pembelajaran.
b) Keuangan dan sumber daya. Risiko ini terkait dengan kemungkinan
tidak terkelolanya dengan optimal atas anggaran dan sumber daya yang
dimiliki organisasi publik.
4
c) Tata kelola berfokus pada penerapan langkah yang telah disetujui
sehubungan dengan rerangka kepatuhan.
3) Bukti dokumentasi juga menunjukkan bahwa rerangka manajemen risiko
mengalokasikan tanggung jawab terkait implementasi manajemen risiko ke
seluruh unit di dalam organisasi. Board of Management bertanggung jawab
untuk mengetahui risiko signifikan yang berpengaruh pada pencapaian tujuan
organisasi dan bertanggung jawab secara reguler untuk mereviu risiko
strategis untuk meyakinkan bahwa risiko yang signifikan telah teridentifikasi
dan terkelola dengan baik. Chief Executive bertanggung jawab untuk
memberikan keyakinan bahwa proses manajemen risiko telah berjalan efektif
di mana sistem tersebut telah mampu mengidentifikasi, menilai, dan
memitigasi risiko material di bagiannya. Selanjutnya, Chief Executive juga
bertanggung jawab untuk memantau efektivitas pendekatan divisional terkait
risiko.
4) Organisasi memiliki komite audit yang secara spesifik membantu Chief
Executive dalam memenuhi kewajiban kepatuhan manajemen risiko. Komite
audit bertanggung jawab mengembangkan suatu program audit berdasarkan
profil risiko organisasi. Komite audit menerima laporan dari unit reviu dan
audit kinerja di mana unit ini bertanggung jawab untuk memberikan saran dan
menganalisis efektivitas kebijakan manajemen risiko organisasi.
b. Sistem pengendalian korupsi dan fraud
Organisasi mengembangkan suatu sistem pengendalian korupsi dan fraud untuk
meningkatkan kesadaran atas potensi fraud dan korupsi dan eksposur risiko
kepada pegawai di dalam organisasi. Bukti dokumentasi menunjukkan bahwa
strategi pengendalian ini terdiri dari 4 langkah sebagai berikut:
1) Kesadaran atas korupsi dan fraud, melalui pelatihan.
2) Pencegahan korupsi dan fraud, melalui program penilaian risiko.
3) Pemantauan fraud dan risiko. Komite audit memantau dan menerapkan
strategi pengendalian korupsi dan fraud.
4) Pendeteksian dan pelaporan tindakan yang mencurigakan yang terkait dengan
korupsi dan fraud.
Organisasi juga telah mengimplementasikan beberapa prosedur berbeda terkait
pelaporan korupsi dan fraud. Untuk kepentingan pelaporan internal, unit reviu dan
audit kinerja melakukan investigasi atas dugaan fraud yang terjadi. Selain itu,
5
sistem pelaporan eksternal juga tersedia apabila telah cukup bukti yang
menunjukkan keseriusan terjadinya fraud di dalam organisasi.
Prosedur pelaporan lainnya ialah threshold reporting. Apabila nilai dugaan fraud
melebihi $500 atau adanya keuntungan non finansial yang secara signifikan
merugikan organisasi atau merusak kredibilitas organisasi, maka dugaan fraud
tersebut dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Selain itu, organisasi juga
diwajibkan untuk menyusun suatu laporan tahunan yang berisi prosedur terkait
upaya pencegahan, pendeteksian, penginvestigasian, dan pelaporan fraud.
c. Audit internal
Fungsi audit internal yang ada di dalam organisasi melakukan verifikasi atas
transaksi pengeluaran dan melaksanakan audit secara reguler atas nama
manajemen senior. Organisasi mengadopsi piagam reviu dan audit internal di
mana organisasi memiliki Unit Reviu dan Audit Internal yang independen. Unit
ini bertanggung jawab memberikan layanan kepada manajemen organisasi terkait
pemenuhan kewajiban peraturan perundang-undangan sehubungan dengan upaya
peningkatan kinerja organisasi. Selain itu, organisasi juga memiliki Komite Reviu
dan Audit dan Unit Reviu dan Audit Kinerja yang independen. Ketua, wakil
ketua, dan anggotanya berasal dari luar organisasi. Fungsi audit internal dapat
mengajukan adanya permasalahan yang dihadapi kepada komite ini.
8. Analisis temuan
Organisasi publik yang diteliti telah menerapkan alat pengendalian manajemen
sebagaimana pada organisasi privat untuk mencapai kinerja yang ekonomis, efektif,
dan efisien. Beberapa alat pengendalian ialah sesuai organisasi masing-masing dan
hal ini menandakan ide inovatif di organisasi publik serta beberapa pengendalian
tersebut telah disesuaikan berdasarkan keadaan masing-masing organisasi.
Sistem manajemen risiko pada organisasi publik yang diteliti berbeda dengan
yang ada pada organisasi privat karena disesuaikan dengan budaya organisasi.
Dokumen organisasi menunjukkan bahwa direksi, manajer, pegawai, dan penyedia
ialah bagian dari manajemen risiko. Setiap langkah pada proses pengelolaan risiko
melibatkan manusia, untuk itu organisasi mengkomunikasikan dan berkonsultasi
dengan berbagai pihak tersebut sebagai bagian dari proses manajemen risiko.
Sistem pengendalian korupsi dan fraud pada organisasi publik yang diteliti ialah
berbeda dengan sistem yang berjalan di organisasi privat. Organisasi mengadopsi
serangkaian proses dan prosedur dan merancangnya untuk dapat melindungi
6
kepentingan pemangku kepentingan. Organisasi berupaya bahwa prosedur ini telah
cost-effective dan konsisten dengan budaya organisasi. Sistem pengendalian korupsi
dan fraud menjadi sebuah alat yang digunakan oleh manajemen organisasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan pihak-pihak di dalam organisasi supaya dapat
bergerak sesuai dengan tujuan organisasi, bukan tujuan masing-masing pihak tersebut.
Organisasi publik yang diteliti memodifikasi fungsi audit internalnya.
Organisasi publik menggunakan pendekatan organisasi privat tetapi mereka memiliki
komite audit yang independen. Tujuan keberadaannya ialah untuk menentukan
kebijakan dan prosedur yang disusun oleh fungsi audit internal telah sesuai, standar
praktik terbaik telah diadopsi, dan sumber daya telah digunakan secara efisien,
ekonomis, dan etis. Apabila ditemukan adanya suatu kekurangan maka Unit Reviu
dan Audit Internal akan menyampaikan saran untuk perbaikan.
Fungsi audit internal pada organisasi publik yang diteliti ialah mirip
sebagaimana yang terjadi pada organisasi privat. Aktivitas dan hubungan antara
fungsi audit internal dan auditor eksternal pada organisasi publik pun juga sama. Hal
ini mendukung argumen yang disampaikan oleh Goodwin yang mengemukakan
bahwa telah berkurangnya perbedaan antara fungsi audit internal pada organisasi
publik dan privat.
Organisasi publik yang diteliti telah memiliki komite reviu dan audit yang
independen yang memiliki keahlian akuntansi sebagai upaya menjaga kekuatan
pengendalian internal yang ada. Hal ini sesuai dengan penelitian Zhang dkk (2007)
dan Chowdhury dan Shil (2016) yang menyampaikan bahwa terdapat hubungan
antara kualitas komite audit, independensi auditor, dan kelemahan pengendalian
internal, di mana lemahnya pengendalian internal dapat dilihat apabila komite audit
memiliki lebih sedikit ahli di bidang akuntansi dan keuangan. Selanjutnya, di dalam
organisasi publik, akuntabilitas keuangan sejalan dengan NPM di mana fungsi audit
internal bertanggung jawab melakukan pengawasan atas pencatatan dan transaksi
keuangan sehingga penyajian laporan keuangan yang wajar terpenuhi.
9. Kontribusi
Temuan dari penelitian ini akan meningkatkan pemahaman terkait alat
pengendalian pada organisasi privat yang dapat digunakan di organisasi publik.
Penelitian ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan untuk menyusun suatu kebijakan
terkait organisasi publik yang baru. Selanjutnya, penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pimpinan organisasi publik terkait pengambilan keputusan kesehariannya. Pelajaran
7
yang diperoleh melalui penelitian ini ialah proses edukasi merupakan hal yang
penting dalam upaya pengenalan sistem manajemen yang baru. Hal ini menjadi bukti
bahwa pimpinan organisasi publik telah cukup terinformasikan atas outcome dari
reformasi pada organisasi publik melalui penerapan NPM.
10. Simpulan
Berkenaan dengan inisiatif reformasi NPM, organisasi publik yang diteliti
mempromosikan praktik manajemen kewirausahaan. Alasan utamanya ialah untuk
mendapatkan “value for money” yang menjadi tujuan pelaksanaan reformasi
organisasi publik di Australia. Perubahan besar pada organisasi yang diteliti ialah
pada area kunci manajemen keuangan yaitu manajemen risiko, sistem pengendalian
korupsi dan fraud, dan audit internal. Temuan ini menandakan bahwa perubahan pada
organisasi publik di Australia akan meningkatkan kinerja dan pertanggungjawaban
manajerial.

B. Kritik artikel
1. Abstrak

Kekuatan - Menggambarkan garis besar penelitian dengan baik.

Kelemahan - Kurang memberi gambaran kaitan antara pemanfaatan


perangkat pengendalian manajemen sektor privat dengan
konsep new public management (NPM).
- Peneliti tidak yakin dengan hasil penelitian benar-benar
memiliki manfaat dilihat dari penggunaan diksi “expected”
dan “may”.

Saran - Menambah penjelasan ringkas bahwa konsep NPM


memiliki dimensi perubahan mengarah ke manajemen yang
efektif dan efisien seperti yang ditunjukkan oleh sektor
privat.
- Menghilangkan diksi yang menunjukkan keraguan peneliti.

2. Pendahuluan

Kekuatan - Mengeksplorasi area manajerial yang penting terkait konsep


pengendalian sehingga memberi pemahaman area sektor
publik mana yang akan mengadopsi manajemen sektor
privat.
- Terdapat argumen pemilihan satu (1) sampel organisasi.

Kelemahan - Terdapat kesalahan penulisan referensi.

Saran - Perbaikan penulisan.

8
3. Motivasi penulisan artikel

Kekuatan - Mampu menjelaskan pentingnya mengeksplorasi


implementasi NPM dan alasan untuk memanfaatkan sistem
manajemen organisasi privat.

Kelemahan - Pemilihan organisasi sektor publik di Australia dengan


alasan reformasi yang masif tidak didukung dengan bukti
yang kuat dan tidak menunjukkan area alami penelitian
yaitu tingginya permintaan perbaikan sistem manajemen.
Lingkungan alami seharusnya menjadi kekuatan penelitian
studi kasus.
- Literatur yang menunjukkan bahwa perangkat manajemen
keuangan banyak didefinisikan dan dijelaskan di sektor
swasta tidak dicantumkan.

Saran - Perbaikan data pemicu penelitian.


- Pencantuman literatur yang terkait.

4. Pertanyaan penelitian

Kekuatan - Pertanyaan penelitian mendorong keingintahuan bahwa


terdapat isu penelitian yang penting dan bagaimana
mengaplikasikannya untuk membentuk budaya baru.

Kelemahan Tidak ada

Saran Tidak ada

5. Metode penelitian, pengumpulan data, dan analisis data

Kekuatan - Penelitian ini berupaya untuk meneliti keadaan alami suatu


fenomena, tidak dibuat-buat dan apa adanya.
- Interaksi peneliti dan responden memungkinkan
pengembangan wacana yang berguna bagi penelitian.
- Penggunaan metode snowball sampling memungkinkan
perolehan data penelitian yang terperinci dan unik.
- Penggunaan Informed Consent Form, responden yang
terlibat bersifat sukarela mengurangi dampak dari demand
effects.
- Penggunaan dokumen yang terkait dengan data yang
dibutuhkan dalam penelitian memungkinkan peneliti
mendapatkan validitas konstruk yang baik.

Kelemahan - Penggunaan metode studi kasus dengan satu sampel saja


memiliki risiko validitas internal yang tinggi dan kendala
generalisasi (validitas eksternal).

9
Saran - penggunaan metode tambahan eksperimen laboratorium

6. Rerangka teoretis atas penelitian

Kekuatan - Konsep perbaikan terus-menerus dalam teori penataan


adalah teori yang baik untuk dikaitkan dengan reformasi
organisasi publik.

Kelemahan - Tidak terdapat teori pengendalian manajemen yang


menunjukkan area signifikan reformasi organisasi.

Saran - Menambah teori terkait pengendalian internal dan


manajemen.

7. Temuan dari penelitian

Kekuatan - Merupakan hasil dari lingkungan dan perilaku alami


sehingga merepresentasikan kondisi yang sebenarnya.
- Menunjukkan prioritas dan rasionalitas pemikiran
responden.

Kelemahan - Keterbatasan sampel dari faktor jumlah dan kompetensi


dapat mengakibatkan terbatasnya temuan attribut terutama
atribut yang telah ditemukan dalam penelitian sebelumnya.

Saran - Menambahkan atribut-atribut yang terdapat dalam literatur


sebagai pembanding.

8. Analisis temuan

Kekuatan - Analisis telah diselaraskan dengan tujuan dan pertanyaan


penelitian.

Kelemahan - Proses triangulasi hasil wawancara dengan metode


snowball, dokumen terkait dan literatur terbatas.

Saran - Proses triangulasi dari pengembangan wacana penelitian


sebagai hasil dari metode snowball ditunjukkan sehingga
menambah keyakinan bahwa hasil penelitian memiliki
kekayaan pengetahuan.

9. Kontribusi

Kekuatan - Memiliki manfaat praktis dan akademis.

Kelemahan - Generalisasi sulit dilakukan.

10
Saran - Menggunakan sampel yang lebih menggambarkan populasi.

10. Simpulan

Kekuatan - Temuan kunci penelitian diungkapkan kembali sebagai


tanda fokus utama temuan penelitian.

Kelemahan Tidak ada

Saran Tidak ada


.

C. Usulan penelitian selanjutnya


Dengan mengadaptasi hasil dari penelitian tersebut, kami mengusulkan penelitian
yang berfokus pada analisis faktor yang memengaruhi adaptasi filosofi New Public
Management (NPM) pada manajemen risiko, pengendalian korupsi, dan audit internal
dalam konteks lembaga sektor publik di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan
menyadari bahwa penelitian di atas mengambil situasi sektor publik yang telah secara
kondusif dan bertahap menerapkan filosofi NPM pada manajemen risiko, pengendalian
korupsi, serta audit internalnya. Hal ini tentu berbeda dengan kondisi yang dihadapi
lembaga sektor publik di Indonesia yang masih menggunakan filosofi tradisional dan
birokratif. Selain itu, aparat pengawasan internal pemerintah (APIP) yang memiliki peran
audit internal sektor publik, saat ini, tengah menghadapi permasalahan struktur yang
membuat kewenangannya dalam menjalankan tugas terbatasi. Dengan demikian, perlu
adanya penelitian mengenai perilaku penerimaan atau adaptasi atas filosofi NPM pada
manajemen risiko, pengendalian korupsi, dan audit internal dalam konteks lembaga sektor
publik di Indonesia.
Masalah atau pertanyaan penelitian yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana
adaptasi filosofi New Public Management (NPM) pada manajemen risiko, pengendalian
korupsi, dan audit internal dalam konteks lembaga sektor publik di Indonesia. Faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi adaptasi tersebut di lembaga sektor publik Indonesia.
Untuk dapat memahami faktor-faktor tersebut, peneliti dapat menggunakan the
Theory of Reasoned Action (TRA) dan the Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai
landasan teori yang dipakai untuk memahami intensi perilaku manusia. Sikap (attitude),
norma subyektif (subjective norms), dan perilaku yang diinginkan (perceived behavior)
menjadi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku seseorang. Semakin positif seseorang

11
menganggap bahwa suatu perilaku atau tindakan itu baik dan semakin mereka
menganggap perilaku tersebut penting bagi teman, keluarga, atau masyarakat, maka
semakin besar kemungkinan ia untuk menerapkan perilaku tersebut. Selain itu, terdapat
faktor kemauan dan kemampuan untuk terlibat dalam perilaku tersebut.
Peneliti dapat menggunakan kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan ketiga faktor di atas dengan sampel lembaga sektor publik di Indonesia. Besaran
sampel disesuaikan dengan situasi dan biaya serta ketentuan minimal yang dapat
membuat sampel benar-benar merepresentasikan populasi. Populasi terkait penelitian ini
ialah 1) provinsi di Indonesia sebanyak 34 provinsi, 2) kabupaten/kota di Indonesia
sebanyak 416 kabupaten dan 98 kota, 3) organisasi publik/instansi vertikal atau
kementerian/lembaga (K/L) sebanyak 62 K/L. Ketiga kategori tersebut dapat dijadikan
triangulasi sumber data. Kuisioner dapat menggunakan skala tertentu untuk menyatakan
sikap atas pernyataan yang ada sehingga hasil dari kuesioner tersebut dapat dikuantifikasi
dan diuji ilmiah menggunakan statistik. Adapun uji statistik yang dapat digunakan adalah
partial least square (PLS). Uji statistik tersebut dipakai untuk menguji pengaruh ketiga
faktor di atas sebagai variabel independen terhadap penerimaan filosofi NPM pada
manajemen risiko, pengendalian korupsi, dan audit internal.
Kontribusi dari penelitian ini adalah memberikan landasan dan wawasan dari aspek
perilaku bagi autoritas terkait sehingga kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan dalam
rangka mengadaptasi filosofi NPM pada manajemen risiko, pengendalian korupsi, dan
audit internal dapat lebih dalam dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut. Selain
itu, temuan pada penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman mengenai
NPM di lembaga sektor publik Indonesia, baik bagi akademisi maupun praktisi.

12

Anda mungkin juga menyukai