Biologi Dna
Biologi Dna
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh
makhluk hidup dapat dilakukan suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA adalah
suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan DNA murni. Prinsip dasar
isolasi DNA ada tiga yaitu penghancuran, ekstraksi dan pemurnian. Isolasi DNA
bertujuan untuk memisahkan DNA dari zat-zat lain yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian tanaman dapat
menimbulkan masalah berbeda, antara lain karena adanya senyawa polifenol dan
polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA
dan juga mempengaruhi enzim-enzim seperti polimerase, ligase, endonuklease
restriksi, atau enzim untuk kegiatan molekuler lain yang dapat menyebabkan
DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi penelitian (Istanti, 1999).
Pengisolasian DNA secara sederhana dapat diawali dengan memecahkan
dinding sel, membran plasma dan membran inti, baik secara mekanik maupun
secara kimiawi. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen
yang dapat menyebabkan rusaknya membran sel (Agus dan Sjafarenan, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa gambaran umum struktur DNA?
2. Bagaimana proses isolasi DNA sederhana dari sel-sel buah?
C. Tujuan Percobaan
1. Memahami gambaran umum sturktur DNA
2. Mengetahui proses isolasi DNA sederhana dari sel-sel buah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk
mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA
terdapat pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas. DNA terdiri dari tiga macam
molekul, yaitu gula deoksiribosa, gugus fosfat dan basa nitrogen. Gula pentosa
memiliki 5 atom C, dan pada DNA atom C nomor 2 berikatan dengan atom H. Gugus
fosfat pada DNA berikatan dengan atom C nomor 5 melalui ikatan fosfoester. Gugus
fosfat tersebut yang menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif. Basa nitrogen yang
menyusun asam nukleat ada dua macam, yaitu basa purin yang terdiri dari adenin dan
guanin dan basa pirimidin yang terdiri dari timin dan sitosin. Ikatan tersebut
menghasilkan molekul yang disebut nukleosida. Nukleosida akan bergabung dengan
fosfat dan membentuk molekul yang disebut nukleotida. Nukleotida adalah Satu
komponen pembangun DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu
pasang basa (Asris, 2010).
Untai ganda DNA tersusun oleh dua rantai polinukleotida yang terpilin. Kedua
rantai tersebut berikatan dengan adanya ikatan hidrogen antara basa adenin dengan
timin sebanyak dua ikatan dan antara guanin dan sitosin sebanyak tiga ikatan.
Spesifisitas pasangan basa tersebut disebut sebagai komplementaritas Replikasi
merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan
membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan
replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada
dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan
rantai yang satu merupakan konjugat dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan
mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah
dibentuk. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing
DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi, satu rantai tunggal merupakan
rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan
rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya
tersebut bertindak sebagai cetakan untuk membuat rantai pasangannya (Campbell,
dkk., 2010).
Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA
polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara
lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan
pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA
ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser.
Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah.Sel eukariot memiliki
DNA di dalam kromosom, yaitu di inti sel dan ada beberapa sel eukariot memiliki DNA
di luar kromosom, yaitu DNA pada mitokondria dan kloroplas. DNA nukleus
berbentuk linear dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA
mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular, replikasinya berlangsung secara
independen dan tidak bergantung pada replikasi kromosom, serta tidak berasosiasi
dengan protein histon. Organisasi gen mitokondria lebih mirip organisasi gen pada
bakteri. Selain itu, DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya
mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. Hal ini sangat berbeda dengan DNA
nukleus yang memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orang tua (Suryo, 2004).
DNA dari sel prokariot maupun sel eukariot dapat diperoleh dengan cara
mengisolasi DNA yang terdapat di dalam sel. Isolasi DNA adalah teknik yang
dilakukan untuk memisahkan DNA dari zat yang lain di dalam sel. Fungsi dari
pengisolasian DNA adalah mendapatkan DNA murni dari dalam sel yang akan
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA, hal ini bertujuan
untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus
dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk
mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel,
membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik maupun secara kimiawi.
Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan
mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian bahan
yang dapat merusak membran sel dan membran inti, salah satunya adalah deterjen
(Istanti, 1999).
Proses selanjutnya yaitu purifikasi hal ini bertujuan untuk membersihkan hasil
ekstraksi dari zat-zat lain. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kerja enzim yang
sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pada proses pengisolasian DNA digunakan garam
dapur dengan tujuan untuk memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+
yang dikandung oleh garam mampu membentuk ikatan dengan kutub negatif pada
ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA
akan berkumpul (Suryo, 2004).
5. Isolasi plasmid atau DNA fage dalam prosedur rutin peminakan DNA.
BAB III
METODELOGI
1) Alat
a. Beaker Glass
b. Pengaduk Kaca (spatula)
c. Corong Plastik
d. Blender
e. Gelas Ukur
f. Tabung Reaksi
g. Rak Tabung Reaksi
h. Reaksi Pipet Tetes
i. Sendok Plastik Kecil
j. Gelas Air Minum Plastik Bekas
2) Bahan
a. Buah Semangka
b. Buah Pisang
c. Buah Pir
d. Buah Papaya
e. Alkohol Absolut 95%
f. Detergen (Attack,Sunlight,Krim Ekonomi)
g. Garam Dapur (NaCl)
3) Cara Kerja
a. Memblender potongan buah dengan menambahkan 20 ml air untuk
mempermudah pengambilan sampel
b. Menyaring dengan keretas saring dan menampung hasil saringan dalam
gelas air minum plastik bekas
c. Mengambil 30 ml hasil saringan lalu dimasukkan ke dalam beaker glass
d. Menambahkan detergen sebanyak satu sendok teh (sendok plastik kecil)
e. Mengaduk hingga 15 menit, diusahakan tidak berbuih
f. Menambahkan satu sendok spatula garam dapur dan mengaduknya kembali
hingga larut.
g. Menyaring campuran tersebut kembali dengan menggunakan kertas saring.
h. Mengambil 12 ml hasil saringan dan memasukkannya dalam tabung reaksi
masing-masingf 4 ml setiap ulangan.
i. Menambahkan alkohol dingin dengan hati-hati melalui dinding tabung
menunggu sampai 10 menit, dan mengamati terjadinyta perubahan dan
mencatat.
BAB IV
A. Hasil Percobaan
Hasil
No Buah Perlakuan
Warna Bentuk Waktu Jumlah
+
4. Pisang Deterjen, Putih Benang Lambat
alkohol, NaCl
B. Pembahasan
C. Bahan Diskusi
1. Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan merusak dinding dan
membran sel dan juga membran inti. Perusakan ini dapat dilakukan dengan
pemblenderan, penggerusan, atau lainnya. Namun dalam percobaan ini
menggunakan cara memblender.
2. DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan
larutan deterjen dan etanol serta garam untuk membantu presipitasi DNA.
Perbedaan jumlah DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi disebabkan
oleh jenis deterjen yang digunakan serta macam buah yang dipakai sebagai
sumber DNA.
3. Detergen bubuk berkualitas lebih baik pada buah dengan kadar air tinggi
sedangkan detergen cair berkualitas lebih baik pada buah dengan kadar air
rendah. Jenis detergen mempengaruhi kecepatan waktu pembentukan DNA,
detergen cair memiliki kualitas paling baik dalam kecepatan membentuk
DNA, sedangkan detergen bubuk mempunyai kecepatan paling rendah
dalam mementuk DNA.
B. Saran
Glusin GGG
UGC
Sistein
Serin AGC
ACG
Treonin
Leusin GUA
Tentukanlah asam amino yang akan tersusun, jika urutan basa nitrogen
template DNAadalah TGC, TCG, CAT!
Jawab:
Sense : TGC, TCG, CAT
Anti Sense : ACG, AGC, GTA
RNA-d : ACG, AGC, GUA
Urutan Asam Amino : Treonim-Serin-Leusin
1. Pelajaran penting : Setiap sel, salah satunya sel buah dapat diisolasi
DNA nya dengan berbagai proses isolasi. Sehingga kita
mampu atau bisa melihat bentuk DNA berupa gumpalan.
Guru Pengampu :
Disusun Oleh:
Kelas XII MIPA 5
SMAN 1 KEDUNGWUNI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
EKSTRAKSI DNA SEDERHANA
Guru Pengampu :
Guru Pengampu :
Disusun Oleh:
Kelas XII MIPA 5
SMAN 1 KEDUNGWUNI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
DAFTAR PUSTAKA
http://endikdenibiotransmitther.blogspot.com/2009/01/praktikum-isolasi-dna-
buah-tomat-dan.
http”//www.academia.edu/38180333/Laporan_Praktikum_Ekstraksi_DNA.