Anda di halaman 1dari 24

TUGAS OBSERVASI

POSKESDES, PUSKESMAS, PUSTU


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen Fasilitator : Drs. H. Muh. Nagib, M. Kes

Nama : KUKUH HAFIZ ZULKAFI


Nim : 113118015

OLEH :

1. KUKUH HAFIZ ZULKAFI


2. KHOFIFAH ISWANTARI
3. L. PUGUH WIRA BAKTI
4. HUSMAINI
5. NOVANIA
6. HILMIYABI
7. NOVIHARIYANTI
8. ISKANDAR PUTRA AMINULLAH
9. MUHAMMAD PADLI RAHMAN
10. MUHAMMAD MUAMMAR KADAFI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
LOMBOK TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah ditetapkan. Penyusun
makalah ini dimaksudkan bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Profesi Kesehatan Masyarakat. Meskipun dalam
pembuatan makalah ini banyak mengalami kesulitan, tetapi saya bersyukur
bisa menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya. Makalah ini jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya untuk kami dan umumnya untuk para pembacanya.

Sakra, 2 November 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan ....................................................................................................2
C. Manfaat ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3
A. Poskesdes .................................................................................................3
B. Puskesmas ...............................................................................................8
C. Pustu ........................................................................................................17
BAB III PENUTUP............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam
pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah
satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-
undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Pembangunan Kesehatan mempunyai Visi mewujudkan masyarakat
mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat
dan pemerintah, oleh karena itu perlu upaya pemberdayaan masyarakat.
Dalam rangka pengembangan peran serta masyarakat, pemerintah
telah mendorong pembentukan Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes ) / Desa
Siaga, Puskesmas, Pustu. Salah satu dukungan pemerintah adalah
memberikan Dana Bantuan Sosial Operasional Poskesdes. Suatu upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan
kegiatan-kegiatan minimal pengamatan epidemiologis penyakit menular
dan yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), faktorfaktor
risiko penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB), serta kekurangan gizi kesiapsiagaan dan
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan pelayanan
kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya.

1
B. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu kesehatan masyarakat.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang polindes dan poskesdes
dari materi yang dicari diluar bangku kuliah.

C. Manfaat
Penulis berharap makalah ini senantiasa memberikan manfaat, pahala dan
sumber ilmu pengetahuan bagi setiap pembaca. Makalah ini disusun
berdasarkan sumber yang logis dan dengan sistematis. Manfaat lain yang
dapat diambil antara lain:
1. Secara teoris, pembaca dapat mengetahui dan memahami arti dari
Poskesdes, tujuan, ruang lingkupnya, manfaat dan fungsi, priorotas
pengembangan, organisasi, kegiatan dan sumber daya dari
Poskesdes, Puskesmas dan Pustu.
2. Secara praktis, pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai
tambahan wawasan, informasi dan referensi untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan Kesehatan Masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pos Kesehatan Desa (POSKESDES)


1. Pengertian
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan
yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan
dukungan pemerintah. Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif,
preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
(terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela
Iainnya. Pembentukan POSKESDES didahulukan pada Desa yang
tidak memiliki Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu
(PUSTU), dan bukan ibu Kota Kecamatan atau Ibu Kota Kabupaten.
POSKESDES di harapkan sebagai pusat pengembangan dan kordinator
berbagai UKBM yang dibutuhkan masyarakat Desa, misalnya POS
Pelayanan Terpadu atau POSYANDU dan warung obat desa (WOD).

2. Tujuan Pos Kesehatan Desa


Banyak yang menjadi tujuan dalam pembentukan pembinaan
poskesdes di desa-desa, antara lain :
a. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi
kesehatan
b. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas
d. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap
permasalahan kesehatan di wilayah desanya

3
e. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
f. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan
dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama 3 penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
g. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong
dirinya di bidang kesehatan
h. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh masyarakat dan tenaga professional
kesehatan
i. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada
di desa Pembangunan Poskesdes di maksudkan untuk lebih
mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang
tinggal jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan, Poskesdes
dibangun dalam rangka menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan dasar ,menyeluruh dan terpadu dan sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan di tingkat desa/Kecamatan .
Program Kesehatan yang diselenggarakan oleh Poskesdes merupakan
program Desa Siaga untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat sebagai
upaya membangun masyarakat mandiri.

3. Ruang Lingkup Pos Kesehatan Desa


Ruang lingkup poskesdes meliputi: Upaya kesehatan yang
menyeluruh mencakup upaya promotif, preventif dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela.

4
4. Fungsi dan Manfaat Pos Kesehatan Desa
a. Fungsi Poskesdes
Begitu banyak fungsi poskesdes yang sebenarnya dapat kita
manfaatkan antara lain adalah :
1) Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2) Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko
dan masalah kesehatan
3) Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih
mendekatkan kepada masyarakat serta meningkatkan
jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan.
4) Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang
ada di desa.
b. Manfaat Poskesdes
Begitu banyak manfaat dari adanya poskesdes, bukan hanya untuk
perorangan tapi juga untuk masyarakat luas antara lain adalah :
1) Bagi masyarakat
a) Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga
bisa ditangani cepat dan diselesaikan, sesuai kondisi
potensi dan kemampuan yang ada.
b) Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat.
2) Bagi kader
a) Mendapat informasi awal di bidang kesehatan
b) Mendapat kebanggaan, dirinya lebih berkarya bagi
masyarakat
3) Bagi puskesmas
a) Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas dengan
mengoptimalkan sumber data secara efektif dan efisien
b) Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.

5
5. Prioritas Pengembangan Pos Kesehatan Desa
a. Desa/ kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan. Adapun desa
yang terdapat puskesmas pembantu masih memungkinkan untuk
diselenggarakan poskesdes.
b. Desa di lokasi terisolir, terpenci, tertingal, perbatasan atau kepulauan.

6. Kegiatan Pos Kesehatan Desa


Poskesdes adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (ukbm) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal
pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yg berpotensi menjadi
KLB serta factorfaktor risikonya penanggulangan penyakit menular dan
yg berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi kesiapsiagaan dan
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan pelayanan
kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya Kegiatan Rutin Poskesdes
Kegiatan rutin Poskesdes di selenggarkan dan dimotori oleh tenaga
kesehatan yang ada di desa tersebut dan Kader Poskesdes dengan
bimbingan Puskesmas setempat dan sektor terkait. Pelayanan kesehatan
yang di selenggarakan oleh poskesdes meliputi promotif, preventif dan
kuratif (pengobatan) sesuai dengan kompetensi. Kegiatan pelayanan
kesehatan tersebut di kelompokkan menjadi kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan. Kegiatan utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat
desa, adalah :
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor resikonya (termasuk status
gizi) serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya
(termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.

6
d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi. Pelayanan
tersebut di laksananakan baik di dalam poskesdes maupun di luar
poskesdes (dalam gedung maupun luar gedung).

Adapun kegiatan pengembangan meliputi promosi kesehatan untuk :


a. Peningkatan keluarga sadargizi
b. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS),
c. Penyehatan Lingkungan. Poskesdes juga merupakan pusat
pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM lain yang di
butuhkan oleh masyarakat desa, antara lain Warung Obat Desa,
Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga. Dengan demikian
Poskesdes juga berperan sebagai koordinator dari berbagai UKBM
yang ada di wilayah desa.

 Waktu Penyelenggaraan Peyananan Poskesdes di laksanakan


secara rutin setiap hari.
 Tempat Penyelenggaraan Poskesdes perlu memiliki tempat
pelayanan dalam pelaksanaan kesehatan di dalam Poskesdes,
diperlukan ruangan yang dapat berfungsi sebagai :
a. Ruang pendaftaran.
b. Ruang tunggu.
c. Ruang pemeriksaan.
d. Ruang tindakan (Persalinan).
e. Ruang rawat inap persalinan.
f. Ruang petugas.
g. Ruang konsultasi (gizi, sanitasi, dll).
h. Ruang obat.
i. Kamar mandi dan toilet

7
7. Sumberdaya Pos Kesehatan Desa
a. Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang
bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
kader.
b. Untuk penyelenggaraan pelayanan Poskesdes harus tersedia sarana
fisik bangunan, perlengkapan, dan peralatan kesehatan. Guna
kelancaran kornunikasi dengan masyarakat dan dengan sarana
kesehatan (khususnya, Puskesmas), Poskesdes seyogianya
memiliki juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau kurir).
c. Pembangunan sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui
berbagai cara, yaitu dengan urutan alternatif sebagai berikut:
1) Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang
telah ada menjadi Poskesdes,
2) Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu
misalnya Balai RW, Balai Desa, Balai Pertemuan Desa,
dan lain-lain.
3) Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari
Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha,
atau swadaya masyarakat.

B. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)


1. Pengertian Puskesmas
Menurut Trihono dalam buku ´Arrimes Manajemen Puskesmas
Berbasis Paradigma Sehat pengertian puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan

8
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Puskesmas menurut menurut Pedoman Kerja Puskesmas
DEPKES-RI adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
merupakan ujung tombak dari peranan pemerintah dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat luas.
Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditentukan oleh
Bupati/Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan
atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000
penduduk setiap Puskesmas.

2. Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

9
pembanguan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha
di wilayah kerjanya.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :


a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.

10
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas (Mubarak, 2014).

3. Visi Puskesmas
Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan
“Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai
berikut:
a.      Lingkungan sehat
b.      Perilaku sehat
c.      Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d.      Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan.

4. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah (Mubarak, 2014) :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan
sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak

11
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya
terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap
keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup
sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

5. Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan
(Mubarak, 2014) antara lain :
a. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health
care service).
b. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach).

6. Kegiatan Pokok Puskesmas


Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru,
terdapat 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh
puskesmas. Namun, pelaksanaannya sangat bergntung pada faktor
tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta kemampuan
manajemen dari tiap – tiap puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas
(Mubarak, 2014) antara lain sebagai berikut:
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui,
serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.

12
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna
mencegah gizi buruk.
3) Imunisasi
4) Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak
dan cara menstimulasinya.
b. Upaya Keluarga berencana (KB)
1) Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan
calon ibu yang mengunjungi KIA.
2) Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang
akan bekerja sebagai penggerak calon peserta Keluarga
Berencana.
3) Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan
IUD, cara –cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat
kontrasepsi lainnya.

c. Upaya Perbaikan Gizi


1) Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
2) Mengenalkan program perbaikan gizi.
3) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

d. Upaya Kesehatan lingkungan


1) Penyehatan air bersih.
2) Penyehatan pembuangan kotoran.
3) Penyehatan lingkungan perumahan.
4) Penyehatan limbah.
5) Pengawasan sanitasi tempat umum.
6) Penyehatan makanan dan minuman.
7) Pelaksanaan peraturan perundangan.

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


1) Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.

13
2) Melaporkan kasus penyakit menular.
3) Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
4) Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran
penyakit menular.
5) Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber
infeksi.
6) Memberi imunisasi.
7) Pemberantasan vektor.
8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

f. Upaya pengobatan
1) Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui :
pengumpualan informasi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan membuat diagnosis.
2) Melaksanakan tindakan pengobatan.
3) Melakukan upaya rujukan.

g. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat


1) Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di
klinik, rumah , dan kelompok – kelompok masyarakat.
2) Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri,
tetapi di tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator
penyuluhan kesehatan.

h. Kesehatan olahraga.
i. Kesehatan masyarakat.
j. Kesehatan kerja.
k. Kesehatan gigi dan mulut.
l. Kesehatan mata.
m. Kesehatan jiwa.

14
n. Laboratorium sederhana.
o. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
p. Kesehatan usia lanjut.
q. Pembinaan pengobatan tradisional.
r. Kesehatan remaja
s. Dana sehat

7. Peran Puskesmas
Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini,
puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi
pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial
dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam
pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan secara komperhensif dan terpadu.

8. Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah
geografis, dan keadaan infrastuktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran
tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi (Mubarak,
2014).

15
9. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban
tugas masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
puskesmas di satu kabupaten/kota dillakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi
puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan
di tingakta kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas
memimpin dan mengawasi kegiatan puskesmas.
b. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan
pelaporan.
c. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta
perbaikan gizi.
d. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
e. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja, serta kesehatan usia lanjut.
f. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah,
olahraga, dll.
g. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan
penyuluhan kepada masyarakat.
h. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
i. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.

16
C. Puskesmas Pembantu (Pustu)
1. Pengertian Pustu
Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas
jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta
jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
tenaga dan sarana yang tersedia.
Puskemas pembantu didirikan dengan perbandingan 1 (satu)
Puskesmas Pembantu untuk melayani 2 (dua) sampai 3 (tiga)
desa/kelurahan. Penanggung jawab Pustu adalah seorang perawat/bidan,
yang di tetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan atau usulan Kepala
Puskesmas. Tenaga minimal di Pustu terdiri dari 1 (satu) orang Perawat
dan 1 (satu) orang bidan.
Untuk melancarkan pelaksanaan fungsi pelayanan kesehatan
masyarakat, puskesmas pembantu merupakan bagian utama dalam
jaringan pelayanan puskesmas, dalam   jaringan pelayanan Puskesmas di
setiap wilayah Desa dan kelurahan pustu merupakanbagian integral dari
puskesmas, dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan derajat
kecanggihan yang lebih rendah. Di Kabupaten masalah keterbatasan
penduduk miskin untuk menjangkau pelayanan kesehataan juga sangat
terasa. Dengan berbagai hambatan, letak geografis dan sarana
transportasi seharusnya pustu menjadi pilihan masyarakat untuk
dimanfaatkan karena merupakan satu-satunya pelayanan kesehatan yang
bisa di jangkau oleh masyarakat. Namun kenyataannya pemanfaatan
pustu masih sangat rendah.

2. Fungsi Pustu dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

17
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2 010. Apabila dilihat dari fungsinya
Puskesmas dan Pustu memiliki tiga fungsi yaitu :
a. Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

3. Mutu Pelayanan Kesehatan


Dalam upaya membuat pemberian pelayanan kesehatan makin merata
dan bermutu, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dasar sangat
diperlukan. Sampai dengan akhir tahun 2005 telah tersedia 7.550
Puskesmas, sekitar 22.000 Puskesmas Pembantu, dan 6.132 Puskesmas
Keliling. Hampir seluruh Kabupaten/Kota telah memiliki Rumah Sakit, baik
milik pemerintah maupun swasta. Meskipun demikian, banyak golongan
masyarakat terutama penduduk miskin belum sepenuhnya dapat mengakses
pelayanan kesehatan karena kendala biaya, jarak dan transportasi. Namun
tidak dapat dipungkiri, peran Puskesmas sangatlah penting dan strategis
sebagai Pelayanan kesehatan ujung tombak di Indonesia.
Oleh karenanya dibutuhkan pengeloalaan yang professional dan
menyeluruh. Dengan melihat mutu pelayanan kesehatan dari segi konsumen
berarti membahas mutu pelayanan kesehatan bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan, sehingga mutu dari Puskesmas yang akan kami bahas adalah
salah satu aspek atau produk dari sumber daya atau kegiatan fasilitas
tersebut yaitu mutu pelayanan kesehatan yang lebih terkait pada dimensi
ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi, atau
kesembuhan atas penyakit yang diderita.
Penelitian lain yang dilakukan Smith dan Metzner pada tahun 1970
(Azwar,1993) menunjukkan perbedaan dimensi terhadap pelayanan
kesehatan;

18
a. Bagi dokter, dimensi mutu pelayanan kesehatan yang dipandang
penting adalah pengetahuan ilmiah yang dimiliki oleh dokter,
perhatian dokter kepada pasien, keterampilan yang dimiliki oleh
dokter, efisiensi pelayanan kesehatan serta kenyamanan pelayanan
yang dirasakan oleh pasien.
b. Sedangkan untuk pasien sebagai pemakai jasa, dimensi mutu yang
dipandang paling penting adalah efisiensi pelayanan kesehatan,
perhatian dokter, keterampilan dokter serta kenyamanan yang
dirasakan oleh pasien. Berdasarkan penelitian tersebut maka mutu
pelayanan kesehatan bagi konsumen atau pasien sebagai pemakai
jasa selain ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien, kelancaran
komunikasi, atau kesembuhan atas penyakit yang diderita.
Ditambah juga dengan aspek efisiensi pelayanan kesehatan,
perhatian dokter, keterampilan dokter serta kenyamanan yang
dirasakan oleh pasien. Berdasarkan penggabungan aspek mutu
pelayanan kesehatan diatas maka hal yang perlu ditingkatkan
dalam pelayanan kesehatan Puskesmas Pembantu adalah:
1) Ketanggapan petugas (dokter, bidan, perawat) atas kebutuhan
pasien.
2) Kelancaran komunikasi.
3) Perhatian dokter.
4) Keterampilan dokter.
5) Serta kenyamanan yang dirasakan oleh pasien.

Dalam pelayanan kesehatan dan penanganan pasien di pustu apabila


tidak bisa di tangani maka dilakukan pertolongan pertama dan di rujuk ke
pelayanan kesehatan  yang sarana dan prasarananya memadai
kepuskesmas atau ke rumah sakit.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. POSKESDES adalah suatu upaya kesehatan bersumberdaya


masyarakat (ukbm) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal
pengamatan epidemiologis penyakit menular & yang berpotensi
menjadi KLB serta factorfaktor risikonya penanggulangan penyakit
menular & yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi
kesiapsiagaan & penanggulangan bencana & kegawatdaruratan
kesehatan pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan
kompetensinya.
2. Puskesmas, Pustu dan Poskesdes sangat berperan penting dalam
meningkatkan akses peningkatan pelayanan kesehatan yang
merata, seperti pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan
strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan
(private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods).
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan),
Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan),
dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

B. Saran
Pos Kesehatan Desa dan Pustu sangat penting untuk peningkatan
kesehatan masyarakat, karena itu perlu dilakukan pembangunan Poskesdes
dan Pustu yang bermutu dan dikelola dengan baik. Keberadaan pos
kesehatan desa (poskesdes) dan Pustu yang ada di sejumlah desa kurang
efektif. Pos kesehatan ini kurang diakses oleh masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sukarni, Mariyati. 1994. Kesehatan Keluarga Lingkungan. Kanisius : Yogyakarta.


Viadi, 2008. Poskesdes,
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar,
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan R.I., 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat
Gizi DepKes R.I. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Depkes RI. 1987. Peran Serta Masyarakat. Jakrta : Depkes RI, Pusat Pembinaan
dan Pelatihan Masyarakat.
Depkes RI. 1991. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Direktorat Rumah Sakit. Khusus dan Swasta, Dit.Jen.Yanmedik.
DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.
Elfiatri M, V., Kusnanto, H. & Lazuardi, Lutfan, (2008) Analisis Spasial
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sebagai Faktor Risik
Diare di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan Tahun 2007. Tesis
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada.
Entjang Indan., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba
Medika.
Nurcahyani ; Dewi, Y., 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan pengobatan di puskesmas. (Working Paper series No.04, Oktober
2008, first draft).
Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003-2007. Jakarta : BPS.
Syafrudin dkk. 2009. kebidanan komunitas. Jakarta : EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai