Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN RUANG ICCU

OLEH:
NAMA: ACEP SABAN JULIANTARA
PRODI: PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


PROFESI NERS
2019
RUANG ICCU

1. PENGERTIAN ICCU
ICCU adalah pelayanan rumah sakit yang memberikan asuhan
keperawatan secara terkonsentrasi dan lengkap. Unit ini memiliki tenaga
perawat yang terlatih khusus dan berisi peralatan yang memantau dan
dukungan khusus untuk pasien yang membutuhkan perawatan dan
observasi intensive dan komprehensif pada pasien dengan gangguan
kardiovaskular yang tidak di operasi dan masih berada dalam kondisi kritis
sehingga memerlukan pemantauan hemodinamik yang sangat ketat.
Perawatan intensif biasanya hanya disediakan untuk pasien-pasien dengan
kondisi kritis yang memiliki peluang baik untuk bertahan hidup. Ruang
lingkup pelayanan ICCU meliputi pemberian dukungan fungsi organ-
organ vital seperti pernafasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, renal
baik pada pasien dewasa, anak, dan pasien paska bedah (Depkes RI, 2003).
ICCU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana, serta
peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan
menggunakan ketrampilan staf medik, perawat, dan staf lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.Fungsi
utama ICCU adalah untuk pasien kritis yang membutuhkan perhatian
medis dan alat-alat khusus, sehingga memudahkan pengamatan dan
perawatan oleh perawat yang sudah terlatih (WHO, 1992 dalam Swasti
dkk 2015).

2. INDIKASI MASUK DAN KELUAR ICCU


Suatu ICCU harus mampu menggabungkan teknologi tinggi dan
keahlian khusus dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat
yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis dan yang masih
diharapkan dapat pulih kembali. Pasien yang layak untuk dirawat di ruang
ICCU adalah
a. Pasien yang memerlukan intervensi medis yang segera oleh tim
intensive care.
b. Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sitem organ tubuh secara
terkoordinasi dan secara berkelanjutan sehingga dapat dilakukan
pengawasan yang konstan terus menerus dan terapi titrasi
c. Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantuan kontinyu dan tindakan
segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis, yang
termasuk ke dalam sakit kritis yaitu penyakit jantung koroner

3. PERAWAT ICCU
Seorang perawat yang bertugas di ICU melaksanakan tiga tugas
utama yaitu, life support, memonitor keadaan pasien dan perubahan
keadaan akibat pengobatan dan mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi. Di Australia diklasifikasikan empat kriteria perawat ICU yaitu,
perawat ICU yang telah mendapat pelatihan lebih dari duabelas bulan
ditambah dengan pengalaman, perawat yang telah mendapat latihan
sampai duabelas bulan, perawat yang telah mendapat sertifikat pengobatan
kritis (critical care certificate), dan perawat sebagai pelatih (trainer) (Rab,
2007).
Di Indonesia, ketenagaan perawat di ruang ICU di atur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan ICU di Rumah Sakit yaitu, untuk ICU level I maka perawatnya
adalah perawat terlatih yang bersertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan
lanjut, untuk ICU level II diperlukan minimal 50% dari jumlah seluruh
perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU, dan
untuk ICU level III diperlukan minimal 75% dari jumlah seluruh perawat
di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU.
4. PERALATAN DI RUANG ICCU
Pada prinsipnya alat dalam perawatan intensif dapat di bagi atas
dua yaitu alat-alat pemantau dan alat-alat pembantu termasuk alat
ventilator, hemodialisa dan berbagai alat lainnya termasuk defebrilator.
Alat-alat monitor meliputi bedside dan monitor sentral, ECG, monitor
tekanan intravaskuler dan intrakranial, komputer cardiac output, oksimeter
nadi, monitor faal paru, analiser karbondioksida, fungsi serebral/monitor
EEG, monitor temperatur, analisa kimia darah, analisa gas dan elektrolit,
radiologi (X-ray viewers, portable X-ray machine, Image intensifier), alat-
alat respirasi (ventilator, humidifiers, terapi oksigen, alat intubasi (airway
control equipment), resusitator otomatik, fiberoptik bronkoskop, dan
mesin anastesi ( Rab, 2007).
Instrumentasi yang begitu beragam dan kompleks serta
ketergantungan pasien yang tinggi terhadap perawat dan dokter (karena
setiap perubahan yang terjadi pada pasien harus di analisa secara cermat
untuk mendapat tindakan yang cepat dan tepat) membuat adanya
keterbatasan ruang gerak pelayanan dan kunjungan keluarga. Kunjungan
keluarga biasanya dibatasi dalam hal waktu kunjungan (biasanya dua kali
sehari), lama kunjungan (berbeda- beda pada setiap rumah sakit) dan
jumlah pengunjung (biasanya dua orang secara bergantian)

 Monitor
Monitor akan menampilkan grafis tentang kinerja organ tubuh, misalnya
detak jantung, kadar oksigen di dalam darah, atau tekanan darah.
 Ventilator
Alat ini dapat membantu pasien bernapas. Alat ini dihubungkan dengan
selang yang bisa dimasukkan lewat hidung, mulut, atau tenggorokan.

 Kateter
Kateter akan membuang kotoran dan urine dari dalam tubuh pasien.
Kateter dimasukkan ke dalam tubuh pasien dalam bentuk selang.
 Infus
Berfungsi untuk menyalurkan cairan, nutrisi, serta obat-obatan yang
dimasukkan melalui pembuluh darah vena
1. Syringe pump

2. Infus pump

 Ekg
Kebanyakan peralatan medis beroperasi tanpa henti selama pasien
di ruang ICCU. Umumnya peralatan medis itu juga akan menimbulkan
suara yang nyaring jika kondisi pasien mengalami perubahan/perburukan
kondisi. Dengan begitu, perawat bisa segera memeriksa kondisi pasien dan
mengambil tindakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Sejumlah peralatan medis ini dibutuhkan untuk membantu pasien
untuk tetap bertahan hidup dan membantu agar kondisinya bisa segera
pulih. Meski memiliki sejumlah manfaat, peralatan medis ini juga bisa
meningkatkan risiko terjadinya infeksi di dalam tubuh. Oleh karena itu,
pasien selalu dalam pengawasan perawat selama 24 jam.
Selama berada di ruang ICCU, pasien akan diberikan obat pereda
rasa sakit dan obat sedatif untuk membuat pasien tertidur. Hal ini
dilakukan agar pasien tidak terganggu dengan suara dan keberadaan
peralatan medis di ruang ICCU.
5. Aturan dan Tata Tertib Umum di Ruang ICCU RSUD Dr.
Chasbullah Abdulmadjid

1. Petugas :
a. Perawat wajib melakukan cuci tangan dengan prinsip 6
langkah cuci tangan dan 5 moments.
b. Perawat wajib menggunakan APD (handscoon dan masker).
c. Staff ICCU bertugas harus sesuai jadwal yang telah disusun
berdasarkan pola / rota metropolitan yaitu 2 kali dinas pagi,
2 kali dinas siang, 2 kali dinas malam dan 2 kali libur.
d. Untuk seragam disesuaikan dengan aturan RSUD Dr.
Chasbullah Abdulmadjid.
e. Untuk aturan jam kerja (shift) pegawai :
1) Shift pagi : pkl. 07.00 – 14.00 wib
2) Shift siang : pkl.14.00 – 20.00 wib
3) Shift malam : pkl.20.00 – 07.00 wib
2. Pengunjung/ Keluarga
a. Pengunjung wajib mencuci tangan sebelum dan setelah
masuk dari ruangan ICCU, minimal menggunakan alcuta
yang sudah disediakan di dekat pintu masuk ke ruangan
ICCU.
b. Keluarga pasien akan dipanggil masuk lewat pengeras suara,
apabila perawat merasa bahwa pasien membutuhkan
dukungan keluarga contohnya seperti ketika pasien dalam
keadaan cemas maka dukungan dan pendampingan keluarga
sangat dibutuhkan supaya pasien merasa lebih tenang dan
nyaman.
c. Keluarga pasien menunggu diruang tunggu yang telah
disediakan
d. Pengunjung tidak diijinkan tidur diatas tempat tidur pasien
e. Pengunjung dilarang merokok diarea rumah sakit
f. Pengunjung tidak diperkenankan mengambil atau memakai
alat-alat rumah sakit tanpa seijin petugas
g. Demi keamanan dan keselamatan pasie, penunggu pasien
tidak diijinkan mengisi baterai handphone di stop kontak alat
medis
h. Keluarga/pengunjung pasien wajib ikut serta menjaga
kebersihan lingkungan rumah sakit
i. Keluarga/ pengunjung dilarang rebut
j. Penunggu pasien dilarang makan diruang perawatan pasien
k. Jam berkunjung di ruang ICCU :
1. Siang : 11.00-13.00 wib
2. Sore : 18.00-20.00 wib

3. Pasien:
a. Selama dirawat pasien tidak diijinkan membawa alat tenun
(selimut, linen, bantal) untuk mencegah infeksi silang
b. Pasien tidak diperkenankan membawa barang berharga diruang
perawatan
c. Pasien dilarang turun dari tempat tidur apabila keadaan masih
emergency
d. Pasien dilarang berteriak memanggil perawat karena di setiap
bed pasien sudah dilengkapi bel untuk memanggil perawat
apabila pasien membutuhkan bantuan perawat.

6. Ruangan-ruangan yang Terdapat di Ruang ICCU RSUD Dr.


Chasbullah Abdulmadjid
1. Nurse Station
Nurse Station berada di tengah-tengah area ruang ICCU. Letaknya
yang berada ditengah-tengah area ini bertujuan untuk
mempermudah observasi pada semua pasien.
2. Ruang Rawat Pasien
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat pasien menerima pelayanan,
pengobatan, perawatan secara intensif, sampai pasien mengalami
pemulihan kondisi dan memperoleh kesembuhan. Ruang rawat
pasien berada dalam satu lingkup ruang ICCU. Letak ruang rawat
pasien berada di bagian sebelah selatan dan sebelah utara dari
nurse station ruang ICCU. Terdiri dari bed nomor 1 sampai dengan
nomor 5, antara bed satu dengan yang lainnya dibatasi oleh gorden
atau sampiran sehingga privasi antar pasien tetap terjaga. Setiap
tempat tidur pasien terdapat bel bertujuan untuk mempermudah
pasien apabila membutuhkan sesuatu bisa dilakukan hanya dengan
menekan bel.
3. Ruang Petugas
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat perawat untuk beristirahat
dan juga menyimpan tas. Letaknya berada di bagian utara dari
lorong pintu masuk timur (pintu masuk petugas), tepatnya
berhadapan dengan ruang linen dan instrumen.
4. Ruang Cacth Lab
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat dilakukannya kateterisasi
jantung. Letak ruangan ini berada di sebelah barat depan pintu
masuk ruang ICCU. Disebelah kiri dan kanan ruang Catch Lab
terdapat ruang ganti pria dan wanita.

7. Peran Perawat dalam Pelayanan di Ruang ICCU RSUD Dr.


Chasbullah Abdulmadjid
Menurut (Priharjo, 2008) Peran perawat dalam pelayanan pada system
komprehensif yaitu sebagai :
1. Perawat Practitioner Role ( Peran praktis)
Perawat bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan individu
pasien, keluaraga dan oraang terdekat. Peran ini dominan pada
tingkat primer, sekunder dan tersier yang menyangkut direct
intervention (melakukan tindakan TTV), teaching coordinating
(perawatan luka) dan collaborating.
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien dari makan,
selfcare atau personal hygine dilakukan oleh perawat
sesuai kondisi pasien. Saat observasi dilakukan terlihat peran
praktis perawat di ruang ICCU seperti memandikan pasien,
membantu pemenuhan eliminasi dengan menyediakan
pispot serta membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi (makan
dan minum).
2. Leadership Role (Peran kepemimpinan)
Peran perawat dalam kepemimpinan menyangkut dicision
making, relating, influencing dan facilitating. Contohnya
pada ruang ICCU biasanya pengambilan keputusan
dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Perawat Primer. Peran ini
sangat vital karena ruangan ICCU adalah ruangan intensif
dengan kondisi pasien yang mengancam dan sering tidak stabil,
pegambilan keputusan yang tepat dan cepat sangat di harapkan dari
kepala ruangan ataupun kepala tim.
3. Edukator ( Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberlakukan sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan. Sebagai edukator perawat ICCU diharukan
mampu memberikan informasi tenang penyakit, pengobatan,
indikasi serta kontraindikasi pasien serta yang paling penting
adalah kondisi pasien dapt tiba-tiba memburuk hingga
mengakibatkan kematian di ruangan tersebut. Cara penyampaian
informasi diharuskan dengan komunikasi terapeutik, mudah
dimengerti dan dapat di aplikasikan untuk meminimalkan
kesalahpahaman atau miss persepsi oleh pasien ataupun keluarga
pasien.
4. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-
hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak
atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi
akibat kelalaian.
Informasi dari ibu Sukadani meenyatakan peran ini dilakukan
dengan sebaik mungkin karena risiko dari diri pasien terhadap
perawatan baik penerimaan serta penolakan mendapat
perlindungan hukum bagi pasien dan perawat serta rumah sakit
sebagai instansi pemberi pelayanan
5. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-
lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan
yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
Peran kolaborator di ruang ICCU terlihat saat diskusi perawat
dokter dan ahli gizi di meja perawat. Saat pasien dalam keadaan
darurat peran peran kolaborasi dilakukan tanpa instruksi secara
formal. Para perawat dan dokter dapat dengan sigap mengambil
alat serta melakuakan pertolongan pada pasien.
6. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Research Role ( Peran Peneliti )
Pada peran perawat sebagai peneliti,perawat berkewajiban
mengembangkan penelitian di bidang keperawatan dan perawat
harus mempergunakan penemuannya dalam praktik keperawatan.
Hasil yang relevan dapat dipergunakan untuk memperbaiki
pelayanan pasien.Peran peneliti dalam ruang ICCU belum
dijalankan karena keterbatasan dan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.

8. Fungsi Perawat dalam Pelayanan di Ruang ICCU RSUD Dr.


Chasbulloh Abdul Madjid
Peran dan fungsi perawat merupakan salah saatu konsep penting yang
diterapkan dalam praktik di ruang ICCU. Peran dan fungsi perawat akan
berdampak pada mutu layanan yang dirasakan serta akan menimbulkan
kepuasan kerja bagi perawat. Peran perawat ada tiga yaitu independent
(mandiri), dependent, serta interdependent atau kolaborasi (Priharjo,
2008). Fungsi perawat di ruang ICCU RSUP Sanglah adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi Independen:
Fungsi independen adalah dimana perawat dapat melakukan
perannya secara mandiri. Dalam menjalankan fungsi yang satu ini,
tindakan perawat tidak memerlukan advice dari tenaga medis.
Tindakan perawat dalam menjalankan fungsi independennya
adalah bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan
sehingga tanggungjawab atas segala tindakan berada pada perawat
yang melaksanakan tindakan.
2. Fungsi Dependen
Fungsi dependen adalah fungsi dimana perawat melakukan
tindakan berdasarkan instruksi atau pelimpahan serta intruksi dari
dokter keetika dokter tidak ada di tempat. Tindakan yang dimaksud
adalah segala tindakan yang dimiliki atau menjadi tanggung jawab
dari tenaga medis. Tindakan ini hanya bisa dilakukan bila ada
instruksi dari dokter seperti dalam pemasangan infus, pemasangan
kateter atau tindakan infansif lainnya. Dalam pelaksanaan ini
pentingnya komunikasi serta bukti berupa tanda tangan dokter atas
instruksinya terutama oncall sangat penting diperhatikan oleh
perawat.
3. Fungsi Kolaborasi
Fungsi perawat dalam kolaborasi atau interdependen ini adalah
tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan
atau tim kesehatan lainnya. Fungsi ini tampak ketika perawat
bersama tenaga kesehatan lainnya melakukan kolaborasi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan mengupayakan
kesembuhan pasien.Contoh: ketika pasien mengalami keadaan
yang tidak sesuai dengan kriteria obat yang diinstruksikan oleh
dokter, dan perawat adalah orang yang pertama yang melihat
keadaan tersebut maka perawat berhak untuk
menginformasikannya kepada dokter kemudian mengusulkan
beberapa tindakan (pemberian obat) kepada dokter yang mungkin
dapat dilakukan dalam keadaan emergency.
9. Daftar Fasilatas Ruang Iccu Rsud Dr. Chasbullah Abdul Madjid 1.
Set Bed Pasien (5 Set)
NO. NAMA ALAT JUMLAH

1 Tempat tidur khusus ICCU (elektrik) 1 bh

2 Tiang Infuse 1 bh

3 Beside monitor (Oksimetri) 1 bh

4 Suction central 1 bh

5 Oksigen central 1 bh

6 Bell pasien 1 bh

7 Meja bed pasien 1 bh

8 Meja les pasien 1 bh

9 Kursi 1 bh

10 Hand rub 1 bh

11 Lampu bell pasien 1 bh

Set Trolley Injeksi


NO. NAMA ALAT JUMLAH

1 Hipavik 1 roll

2 Kupet kosong 1 bh

3 NaCl 0,9% 1 bh

4 Ringer Lactat 1 bh

5 Alcohol swab 1 ktk

6 Provide iodine antiseptic 1 bt

7 Hand rub 1 bh

8 Aqua gell 1 bh

9 Tourniquet 1 bh

10 Gunting perban 1 bh

11 Benang 1 roll

12 Tempat sampah medis 1 bh

13 Tempat sampah tajam 1 bh

Trolly Emergensi
Daftar fasilitas Emergency Trolly
NO. NAMA ALAT JUMLAH

1 Defibrilator dengan kabelnya 1bh

2 Paddle DC Dewasa 1bh

3 Buku monitoring pengecekam DC Syock 1bh

4 Senter 1bh

5 Jelly 2bh

6 Oropharingeal tube dewasa 1bh

7 Plester 1bh

8 Handrube 1bh

9 Gunting perban 1bh

10 Margill Forcep 1bh

11 Margin 1bh

12 ETT no 6.5.7.8 1bh

13 Gunting 1bh

14 Plester Fiksasi 1bh

15 Xylokain spray 1bh

16 Stetoskop 1bh

17 Ambubag+masker 2bh
18 Laringoskop dewasa 1 set

17 Bateray 12 bh

18 Cairan infuse 5 bh

19 Tissu 1 ktk

20 - Amiodarone 150mg/3ml 2
- Atropin Sulfat 0.25 Mg/ml 15
- Calcium Glukonas 100ml/ml 2
- Dextrose 40% 25 ml 2
- Dexamethason 5mg 2
- Diltiazem 50 mg/nj 2
- Dobutamin 250 mg/10ml 1
- Dopamin 200mg/10ml 1
- Epinefrin 0,1% 1mg/ml 15
- Lidocain 100mg/ml 2
- Meylon 8,4%/25ml 4
- Midazolam 5mg/5ml 2
-NaCl o.9% 100 ml 5
- Atraeurium 25mg 1
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Gedung ICU Rumah Sakit klas A
dan B
Priharjo, Rab. (2007). Peranan Ruangan Perawatan intensif (ICU) Dalam
Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit. Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu
Anestesiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Swasti. N,L.P dkk (2015). Laporan Hasil Orientasi Ruang Iccursup Sanglah
Gelombang III tanggal 4-5 Februari 2015. Stikes Wira Medika. Bali.

Anda mungkin juga menyukai