Npm: F0H018011
Kelas : III A
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Penulisan Makalah ini dengan judul manajemen sumber daya keluarga bertujuan
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah keperawatan keluarga.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan
pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi
kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan
nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bagaimana pengelolaan manajemen sumber
daya keluarga sehingga keluarga dapat tertata dengan rapi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk
memenuhi keinginan. Terdapat 3 asumsi dasar memepelajari Sumber Daya Keluarga yaitu:
1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat diberbagai
lingkungan sekitar keluarga.
2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat mendorong atau
menghambat pencapaian tujuan keluarga
3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya lainnya dalam sistem
keluarga
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga yaitu:
3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh
peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan dalam keluarga,
misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.
4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan
manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.
Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga itu sendiri. Sistem
Keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :
1. Sistem personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari kekuatan eksternal dan
mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual dari seluruh anggota keluarga.
2. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik.
Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari masukan, proses, keluaran, dan umpan balik.
· Input (masukan) ,Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan atau
informasi yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk mempengaruhi proses dalam
mencapai hasil atau keluaran. Input atau Masukan untuk keluarga adalah:
2. Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi tuntu yang terdapat
pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian
· Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu sistem dari masukan
sampai keluaran.
· Output, meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem dalam
respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari sistem manajerial adalah respon
terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber
· Umpan Balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem sebagai input untuk
mempengaruhi output yang telah ada
E. Klasifikasi SDK
· Ciri personal : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat intelegensia,
minat, sensitivitas
· Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar personal dalam
kaitannya dengan pengembangan
Aspek Kognitif
- mengetahui - memahami
- menganalisis - mensintesis
- mengevaluasi
1. pendidikan formal
2. kesehatan
Variabel antara :
- pendidikan - kesehatan
- pendapatan - kekayaan
Variabel pengontrol :
Sumber daya non manusia atau sumber daya materi merupakan benda-benda yan mempunyai
kegunaan pada individu dan keluarga dalam mencapai tujuan. Sumber daya materi in dapat
berupa:
a. Benda / barang serta aset keluarga (barang tahan lama , barang habis pakai) & Jasa
• Bersifat unik : tidak dapat ditambah atau dikurangi, diakumulasi atau disimpan
Terdapat beberapa cara dalam menggunakan sumber daya keluarga, antara lain melalui:
a) Pertukaran
b) Konsumsi
c) Proteksi
d) Transfer
e) Produksi
•Uang : untuk mengukur Sumber daya materi & potensi manusia (gaji, pekerjaan)
•Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan dimanfaatkan oleh keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. K esimpulan
Manajemen kesehatan keluarga yang merupakan aspek yang harus diperhatikan karna hal
itu sangat penting untuk menjaga dan mengetahui bagaimana pembagian sumberdaya keluarga,
agar terciptanya suasana yang rukun antar keluarga dan bagaimana kita bisa memenej keluarga
itu sendiri agar sumberdaya yang keluarga miliki bisa kita kelola secara optimal.
Manajemen kesehatan keluarga juga ditentukan oleh seluruh anggota keluarga yang ada karna
hal tersebut bertujuan untuk mencapai suatu tujuan dan keinginan yang di impikan agar
terciptanya suatu kerukunan. Sumberdaya ini terdiri dari sumberdaya manusia,sumberdaya non
manusia/materi dan sumberdaya waktu.
B. Saran
Manajemen kesehatan keluarga ini perlu di dukung oleh semua anggota keluarga agar tujuan
yang telah ditetapkan bias tercapai. Selain itu dalam menyusun manajemen sumberdaya keluarga
ini harus disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga dan keuangan yang dimiliki serta waktu
untuk mencapai sumberdaya itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M.M., 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Alih Bahasa : Ina
http://sibawellbercerita.blogspot.com/2013/06/manajemen-sumber-daya-
keluarga.html diakses tanggal 1 Oktober 2020
Keperawatan Keluarga
“PHBS dalam Keluarga”
Npm: F0H018011
Kelas : III A
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Penulisan Makalah ini dengan judul PHBS dalam keluarga bertujuan untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah keperawatan keluarga.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. Latar belakang .......................................................................................................................
B. Rumusan masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................
A. Definisi perilaku hidup bersih dan sehat ................................................................................
B. Manfaat dan strategi pengembangan PHBS.............................................................................
C. Manajemen perilaku hidup bersih sehat (PHBS) .....................................................................
D. Pengertian PHBS tatanan rumah tangga .................................................................................
E. Indikator PHBS tatanan rumah tangga.....................................................................................
BAB III PENUTUP .........................................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kepmenkes RI Nomor
1529/ Menkes/ SK/ X/2010:10).
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang bersih dan
sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga. Peranan
keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan
sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu,
Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri. Cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat di Sulawesi Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari profil data kesehatan
Indonesia tahun 2011 yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan sebesar 46%, dari 932.133
rumah tangga yang dipantau (Kemenkes RI, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja indicator terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)?
2. Apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Untuk mengetahui apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
5. Untuk mengetahui indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
BAB II
PEMBAHASAN
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Indikator Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri
seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui
panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau
mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi
oleh nilai,sikap,dan pendidikan atau pengetahuan
Dari komponen-komponen yang di uraiakan di atas, maka terdapat beberapa pengertian PHBS,
yaitu:
a. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
b. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
Ada pun manfaat dalam perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah:
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi percontohan
rumah tangga sehat bagi daerah lain.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan
dan PHBS yaitu :
1.Gerakan Pemberdayaan
2. Binasuasana
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait
ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan danpenyandang dana pemerintah.
1. Pengkajian
2. Perencanaan
4. Pemantauan
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS
di Rumah Tangga yaitu :
d. Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2. Bagi Masyarakat
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para lainnya). Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI) adalah
banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, dan dalam masa nifas per 100.000 kelahiran
hidup.
ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau miniman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh ban
berkembang denagan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening bewarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. ASI
ekslusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu.
3.Menimbang Balita Setiap Bulan
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan
sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba). Air tidak
berwarna harus bening/jernih. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotoran lainnya.
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan.
Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan kotor akan maka tubuh
sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoram manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi dengan
unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Syarat jamban yang sehat adalah:
b. Tidak berbau
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan jentik bermaksud untuk
membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat dilakukan secara berkala.
Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan orange)
seperi bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hjau, atau daun singkong. Semua buah bagus
untuk dimakan, terutama yang bewarna (merah, kuning), seperti mangga, papaya, jeruk, jambu
biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya
Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap
hari. Aktifitas fisik adalah Melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Setiap annggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam
satu batang rokok yang dihisap akan di keluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya,
diantarnya adalah nikotin, tar. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran
darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada sepuluh komponen PHBS dalam tatanan rumah tangga yaitu, Persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, Memberi ASI ekslusif, Menimbang bayi dan balita, Menggunakan air
bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat,Memberantas
jentik di rumah, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktivitas fisik setiap hari ,Tidak
merokok di dalam rumah
2. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
3. Ada pun manfaat dalam perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga
adalah: Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.Rumah tangga sehat
dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluargaDengan meningkatnya kesehatan anggota
rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk
biaya investasiseperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraananggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah
Daerah Kabupaten /Kotadibidang kesehatan. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam
bidang kesehatan dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
4. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu ,Gerakan Pemberdayaan, Binasuasana, Dan Advokasi
DAFTAR PUSTAKA
onim. 2010. Sepuluh Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
. www.akangoleh.wordpress.com. http://hariini.org/2010/07/25/10-indikator-phbs-perilaku-
hidup-bersih-sehat-di-rumah-tangga (Diakses 22 Maret 2017)
Departemen Kesehatan RI,. 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi
Kesehatan .Departemen Kesehatan RI Tahun 2004
DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI .
Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan.http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf (Diakses 22 Maret 2017)
Muhammad Taufik.2013. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Masyarakat Di
Kelurahan Parangloe Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Makassar. Unhas
https://mahasiswakeslingmks.blogspot.com/2017/04/makalah-perilaku-hidup-bersih-dan-
sehat.html?m=1(diakses tanggal 1 Oktober 2020)