Anda di halaman 1dari 22

Keperawatan Keluarga

“Manajemen Sumber Daya Keluarga”

Nama : Elta Tia Nengsi

Npm: F0H018011

Kelas : III A

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Penulisan Makalah ini dengan judul manajemen sumber daya keluarga bertujuan
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah keperawatan keluarga.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang.

Bengkulu 5 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................................................................
B. Tujuan ..............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................
A. Konsep dasar sumber daya keluarga......................................................................................
B. Pengertian manajemen sumber daya keluarga ......................................................................
C. Faktor yang mempengaruhi manajemen SDK ......................................................................
D. Sistem manajemen SDK ........................................................................................................
E. Klasifikasi SDK ....................................................................................................................

F. Penggunaan sumber daya.......................................................................................................


G. Cara mengukur sumber daya ........................................................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................


A. Kesimpulan ...........................................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan
pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi
kebutuhan masyarakat.Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan
nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.

B. Tujuan

Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bagaimana pengelolaan manajemen sumber
daya keluarga sehingga keluarga dapat tertata dengan rapi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Sumber Daya Keluarga

Sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk

memenuhi keinginan. Terdapat 3 asumsi dasar memepelajari Sumber Daya Keluarga yaitu:

1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat diberbagai
lingkungan sekitar keluarga.

2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat mendorong atau
menghambat pencapaian tujuan keluarga

3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya lainnya dalam sistem
keluarga

B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Keluarga

Manajemen adalah perencanan dan poelaksanaan penggunaan sumberdaya keluarga untuk


mencapai keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen Sumber Daya Keluarga adalah
penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai suatu tujuan yang
dianggap penting oleh keluarga

C. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen SDK

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga yaitu:

1. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks memerlukan


gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki masalah tidak terlalu kompleks

2. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat melakukan


manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena semua anggota keluarga dapat
difokuskan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.

3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh
peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan dalam keluarga,
misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.
4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan
manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.

D. Sistem Manajemen SDK

Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga itu sendiri. Sistem
Keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :

1. Sistem personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari kekuatan eksternal dan
mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual dari seluruh anggota keluarga.

2. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik.

Proses Manajemen SDK :

Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari masukan, proses, keluaran, dan umpan balik.

· Input (masukan) ,Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan atau
informasi yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk mempengaruhi proses dalam
mencapai hasil atau keluaran. Input atau Masukan untuk keluarga adalah:

1. Tuntutan: tujuan atau kejadian yang memerlukan tindakan

2. Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi tuntu yang terdapat
pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian

· Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu sistem dari masukan
sampai keluaran.

· Output, meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem dalam
respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari sistem manajerial adalah respon
terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber

· Umpan Balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem sebagai input untuk
mempengaruhi output yang telah ada

E. Klasifikasi SDK

Berdasarkan jenisnya terdiri dari:

a) Sumber daya manusia

Mempunyai 2 ciri : Personal dan Interpersonal

· Ciri personal : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat intelegensia,
minat, sensitivitas
· Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar personal dalam
kaitannya dengan pengembangan

Aspek Kognitif

Penguasaan pengetahuan, tahapan;

- mengetahui - memahami

- menganalisis - mensintesis

- mengevaluasi

Kegunaan Sumberdaya Kognitif

• Mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut sumber daya

• Menganalisis alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan

• Mengevaluasi kemungkinan yang relistis untuk mencapai tujuan

Kegunaan Sumber Daya Afektif

• Menumbuhkan rasa percaya

• Meningkatkan kerjasama & gotong royong

• Menciptakan rasa berguna

Mutu Modal Manusia

Mutu modal manusia ditentukan oleh :

1. pendidikan formal

2. kesehatan

3. keterampilan dan kemampuan mencari nafkah

Faktor yang Mempengaruhi Mutu Modal Manusia

Variabel antara :

- pendidikan - kesehatan

- keamanan - Variabel lain

- pendapatan - kekayaan
Variabel pengontrol :

Variabel pengontrol terdiri dari usia, jenis kelamin, suku bangsa.

b) Sumber Daya Non Manusia atau Materi

Sumber daya non manusia atau sumber daya materi merupakan benda-benda yan mempunyai
kegunaan pada individu dan keluarga dalam mencapai tujuan. Sumber daya materi in dapat
berupa:

a. Benda / barang serta aset keluarga (barang tahan lama , barang habis pakai) & Jasa

c) Sumber Daya Waktu

• Bersifat unik : tidak dapat ditambah atau dikurangi, diakumulasi atau disimpan

• SDW yang dimiliki manusia sama : 24 jam

F. Penggunaan Sumber Daya

Terdapat beberapa cara dalam menggunakan sumber daya keluarga, antara lain melalui:

a) Pertukaran

· antar keluarga atau dengan orang lain

· sumber daya bisa berkurang, tetap atau bertambah

b) Konsumsi

· untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga

c) Proteksi

· Pengurangan SD untuk mengurangi faktor risiko yang tidak diharapkan

d) Transfer

e) Produksi

f) Tabungan & Investasi

G. Cara mengukur Sumber Daya

Sumber daya keluarga dapat diukur dengan ukuran:

•Uang : untuk mengukur Sumber daya materi & potensi manusia (gaji, pekerjaan)

•Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan dimanfaatkan oleh keluarga.
BAB III

PENUTUP

A. K esimpulan

Manajemen kesehatan keluarga yang merupakan aspek yang harus diperhatikan karna hal
itu sangat penting untuk menjaga dan mengetahui bagaimana pembagian sumberdaya keluarga,
agar terciptanya suasana yang rukun antar keluarga dan bagaimana kita bisa memenej keluarga
itu sendiri agar sumberdaya yang keluarga miliki bisa kita kelola secara optimal.

Manajemen kesehatan keluarga juga ditentukan oleh seluruh anggota keluarga yang ada karna
hal tersebut bertujuan untuk mencapai suatu tujuan dan keinginan yang di impikan agar
terciptanya suatu kerukunan. Sumberdaya ini terdiri dari sumberdaya manusia,sumberdaya non
manusia/materi dan sumberdaya waktu.

B. Saran

Manajemen kesehatan keluarga ini perlu di dukung oleh semua anggota keluarga agar tujuan
yang telah ditetapkan bias tercapai. Selain itu dalam menyusun manajemen sumberdaya keluarga
ini harus disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga dan keuangan yang dimiliki serta waktu
untuk mencapai sumberdaya itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M., 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Alih Bahasa : Ina

Debora dan Yoakim Asy. Jakarta : EGC

http://sibawellbercerita.blogspot.com/2013/06/manajemen-sumber-daya-
keluarga.html diakses tanggal 1 Oktober 2020
Keperawatan Keluarga
“PHBS dalam Keluarga”

Nama : Elta Tia Nengsi

Npm: F0H018011

Kelas : III A

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Penulisan Makalah ini dengan judul PHBS dalam keluarga bertujuan untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah keperawatan keluarga.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang.

Bengkulu 5 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
A. Latar belakang .......................................................................................................................
B. Rumusan masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................
A. Definisi perilaku hidup bersih dan sehat ................................................................................
B. Manfaat dan strategi pengembangan PHBS.............................................................................
C. Manajemen perilaku hidup bersih sehat (PHBS) .....................................................................
D. Pengertian PHBS tatanan rumah tangga .................................................................................
E. Indikator PHBS tatanan rumah tangga.....................................................................................
BAB III PENUTUP .........................................................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kepmenkes RI Nomor
1529/ Menkes/ SK/ X/2010:10).

Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang bersih dan
sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga. Peranan
keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan
sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu,
Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri. Cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat di Sulawesi Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari profil data kesehatan
Indonesia tahun 2011 yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan sebesar 46%, dari 932.133
rumah tangga yang dipantau (Kemenkes RI, 2012).

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja indicator terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)?

2. Apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?

3. Apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)?

4. Bagaimana Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)?

5. Bagaimana manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

2. Untuk mengetahui apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

3. Untuk mengetahui manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).

4. Untuk mengetahui strategi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)..

5. Untuk mengetahui indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Indikator Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri
seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui
panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau
mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005). Dasar orang berperilaku dipengaruhi
oleh nilai,sikap,dan pendidikan atau pengetahuan

Dari komponen-komponen yang di uraiakan di atas, maka terdapat beberapa pengertian PHBS,
yaitu:

a. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

b. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.

B. Manfaat Dan Strategi Pengembangan PHBS

Ada pun manfaat dalam perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga adalah:

1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga


3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yangtadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasiseperti biaya pendidikan dan
usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraananggota rumah tangga.

4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kotadibidang


kesehatan.

5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi percontohan
rumah tangga sehat bagi daerah lain.

Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan
dan PHBS yaitu :

1.Gerakan Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan


berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar
sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahun
menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga,
serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu
melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi.

2. Binasuasana

Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu


anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada
(keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis
agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku
tersebut.

3. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait
ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan danpenyandang dana pemerintah.

C. Manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Promosi kesehatan dan PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra,


yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan
pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu
yang datang ke Puskesmas maupun\ keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah
Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang
datang ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan
untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah
Sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab
dari semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan
menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-
sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut Program PHBS secara operasional
dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas
program dan lintas sector terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah Puskesmas.

Kerangka Konsep Manajemen PHBS

1. Pengkajian

2. Perencanaan

3. Penggerakkan dan Pelaksanaan

4. Pemantauan

D. Pengertian PHBS) Tatanan Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS
di Rumah Tangga yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang bayi dan balita

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


10. Tidak merokok di dalam rumah

 Manfaat rumah tangga ber-PHBS adalah:


1. Bagi Rumah Tangga

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas

c. Anggota keluarga giat bekerja

d. Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)


seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

E. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga

1.Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para lainnya). Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI) adalah
banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, dan dalam masa nifas per 100.000 kelahiran
hidup.

2.Pemberian ASI Ekslusif

ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau miniman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh ban
berkembang denagan baik. Air susu ibu pertama berupa cairan bening bewarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. ASI
ekslusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu.
3.Menimbang Balita Setiap Bulan

Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan.


Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5 tahun diposyandu.
Setelah balita di timbang di buku KIA maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik.
Naik, bila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS

4.Menggunakan Air Bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,
mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian dan
sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba). Air tidak
berwarna harus bening/jernih. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotoran lainnya.

5.Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan.
Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan kotor akan maka tubuh
sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah:

1. Setiap kali tangan kita kotor

2. Setelah buang air besar

3. Setelah menceboki bayi atau anak

4. Sebelum makan dan menyuapi anak

5. Sebelum memegang makanan

6. Sebelum menyusui bayi

7. Sebelum menyuapi anak

8. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari berpergian

9. Sehabis bermain/member makan/memegang hewan peliharaan

6.Menggunakan Jamban Sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoram manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa yang dilengkapi dengan
unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Syarat jamban yang sehat adalah:

a. Tidak mencemari sumber air minum

b. Tidak berbau

c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

d. Tidak mencemari tanah sekitarnya

e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan

f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung

g. Penerangan dan ventilasi yang cukup

h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

i. Tersedia air dan sabun dan alat pembersih

7.Memberantas Jentik di Rumah

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan jentik bermaksud untuk
membebaskan rumah dari jentik-jentik yang dapat dilakukan secara berkala.

8.Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan orange)
seperi bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hjau, atau daun singkong. Semua buah bagus
untuk dimakan, terutama yang bewarna (merah, kuning), seperti mangga, papaya, jeruk, jambu
biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya

9.Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari

Semua anggota keluarga sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap
hari. Aktifitas fisik adalah Melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

10.Tidak Merokok di dalam Rumah

Setiap annggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam
satu batang rokok yang dihisap akan di keluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya,
diantarnya adalah nikotin, tar. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran
darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada sepuluh komponen PHBS dalam tatanan rumah tangga yaitu, Persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, Memberi ASI ekslusif, Menimbang bayi dan balita, Menggunakan air
bersih, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat,Memberantas
jentik di rumah, Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktivitas fisik setiap hari ,Tidak
merokok di dalam rumah

2. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

3. Ada pun manfaat dalam perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga
adalah: Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.Rumah tangga sehat
dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluargaDengan meningkatnya kesehatan anggota
rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk
biaya investasiseperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraananggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah
Daerah Kabupaten /Kotadibidang kesehatan. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam
bidang kesehatan dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

4. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu ,Gerakan Pemberdayaan, Binasuasana, Dan Advokasi
DAFTAR PUSTAKA

onim. 2010. Sepuluh Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
. www.akangoleh.wordpress.com. http://hariini.org/2010/07/25/10-indikator-phbs-perilaku-
hidup-bersih-sehat-di-rumah-tangga (Diakses 22 Maret 2017)

Departemen Kesehatan RI,. 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi
Kesehatan .Departemen Kesehatan RI Tahun 2004

DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI .

Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan.http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf (Diakses 22 Maret 2017)

Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya

Muhammad Taufik.2013. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Masyarakat Di
Kelurahan Parangloe Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Makassar. Unhas

https://mahasiswakeslingmks.blogspot.com/2017/04/makalah-perilaku-hidup-bersih-dan-
sehat.html?m=1(diakses tanggal 1 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai