Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


(PRAKERIN)
TRANSMISI OTOMATIS
DI BENGKEL BARKIE JAYA SPEED

Tanggal 16 Desember 2019 Sampai 18 April 2020

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir

nasional (UAN) dan ujian sekolah (UAS)

Disusun oleh:
Nama : Deni Saepudin
NIS : 181910040
Program Keahlian : TEKNIK KENDARAAN
RINGAN OTOMOTIF

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII

SMK NEGERI 1 PANJALU


Jl. Raya Sukamantri Hujungtiwu, , Panjalu-Ciamis 46264
E-mail :smkn 1 Panjalu@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

TRANSMISI OTOMATIS
BARKIE JAYA SPEED
Tanggal 16 Desember 2019 Sampai 18 April 2020

Kepala Kompetensi keahlian Pembimbing DU/DI

TUTUR DERITANZAH, S.T. UGUN


NIP.- NIP.-

Mengetahui

Kepala SMK Negeri 1 Panjalu Wakasek HUMAS/HUBIN

Drs.UNDANG. T, HIDAYAT,SH., Mpd ELIN ROSLINAWATI, S.Pd


Pangkat : Pembina Tk.I NIP. 19790213 200801 2 005
NIP. 196702141996011001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat,Allah SWT atas karunianya, yang

telah memberikan nikmat berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga kami

mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri ini.

Laporan Prakerin ini berjudul “TRANSMISI OTOMATIS DI BENGKEL

BARKIE JAYA SPEED” Praktek Kerja Industri ini sudah kami laksanakan

dengan baik dan lancar di Bengkel Barkie Jaya Speed Penulis menyadari

sepenuhnya dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, hal ini

semata-mata karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis

miliki. Laporan ini dapat tersusun atas bantuan berbagai pihak, maka dalam

kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam kegiatan PKL dan

pembuatan Laporan;

2. Kedua Orang Tua beserta keluarga yang memberikan dukungan dalam

kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan juga pembuatan Laporan;

3. Drs. Undang T. Hidayat,S.H.,M.Pd. selaku kepala sekolah SMK Negeri 1

Panjalu;

4. Ibu Elin Roslinawati, S.Pd , selaku Ketua pelaksana PKL;

5. Bapak Tutur Deritanzah, S.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kendaraan

Ringan Otomotif;

ii
6. Bapak Acep Rahmat, S.T., selaku pembimbing di sekolah yang memberikan

penjelasan dan masukan.

7. Bapak GUGUN selaku Pembimbing Bengkel Bakrie Jaya Speed

Akhir kata dari kami berharap semoga rekan siswa/siswi dan pembaca

sekaligus untuk menambah pengetahuan tentang Praktek Kerja Industri

Panjalu, 18 April 2020

Penulis

Deni Saepudin

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................IV

DAFTAR ISI...........................................................................................................V

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang...............................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3.Tujuan Penulisan............................................................................................2

1.4.Teknik Pengumpulan Data.............................................................................3

1.5.Sistematika laporan........................................................................................3

1.6.Lokasi Objek..................................................................................................4

BAB II RUANG LINGKUP OBJEK

2.1Sejarah Berdirinya Peusahaan.........................................................................5

2.2Struktur organisasi institusi.............................................................................5

2.3Kepegawaian...................................................................................................5

2.3.1Pendidikan Karyawan...............................................................................5

2.3.2Sistim penggajian......................................................................................5

2.3.3Astek.........................................................................................................6

2.3.4Disiplin kerja karyawan............................................................................6

2.4Peralatan Pendukung Kegiatan........................................................................6

iv
2.5Penanggulangan Limbah.................................................................................7

BAB III RUANG LINGKUP OBJEK

3.1Pergertian transmisi otomatis..........................................................................8

3.2Fungsi transmisi otomatis................................................................................8

3.3Jenis-jenis transmisi otomatis..........................................................................9

3.4Bagian-Bagian komponen.............................................................................15

3.5Langkah kerja Dll..........................................................................................17

BAB IV PRAKTIK KERJA

4.1.Tahap Persiapan...........................................................................................19

4.2.Tahap Pelaksanaan.......................................................................................19

4.3.Tahap Pengujian...........................................................................................21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan...................................................................................................22

5.2.Saran.............................................................................................................22

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ..........................................................................5

Gambar 2.2 Peralatan Pendukung Kegiatan.........................................................6

Gambar 3.1 Transmisi Tipe Sliding Mesh ..........................................................9

.Gambar 3.2 Transmisi Tipe Constant Mesh......................................................10

.Gambar 3.3 Transmisi Tipe Syncron Mesh.......................................................11

.Gambar 3.4Transmisi. Tipe Automatic Gear Shift...........................................12

.Gambar 3.5 Transmisi Tipe CVT......................................................................14

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan ketetapan dan kurikulum Sekolah Menengah Jurusan

(SMK),siswa atau siswi SMK Negri 1 Panjalu diwajibkan

melaksanakaraktik Kerja Indusri (PRAKERIN) untuk memenuhi salah satu

program mata diklat yang di ujikan pada Uji Kompetisi Keahlian.

Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah salah satu bentuk

penyelenggaraan Pendidikan Keahlian Profesiaonal yang memudahkan

secara sistematika dan sinkronisasi pendidikan di sekolah dan program

penguasaan keahlian yang di peroleh melalui kegiatann bekerja, langsung di

dunia kerja terarah mencapai suatu tingkat professional tertentu.

Sistem transmisi dalam otomotif adalah sistem yang menjadi

penghantar energi dari mesin ke diferensial dan as  dengan memutar as roda

dapat berputar dan menggerakkan mobil.  Transmisi diperlukan karena

dapat mengatur kecepatan sesuai beban mesin pembakar yang umum

digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran internal yang

menghasilkan  putaran (rotasi)   antara 600 sampai  6.000  rpm.  Sedangkan

roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai 2500 rpm. 

Sekarang ini terdapat dua sistem transmisi yaitu transmisi manual

dan transmisi otomatis.  terdapat juga sistem transmisi yang merupakan

1
2

gabungan antara kedua sistem tersebut.  Namun ini merupakan

perkembangan terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil

berteknologi tinggi dan merek tertentu saja. 

Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak

digunakan dengan alasan perawatan yang mudah.   Biasanya  pada transmisi

manual terdiri dari 5 gigi percepatan  ditambah dua gigi  yaitu  netral dan

gigi mundur.

Bila kita sedang menggunakan transmisi otomatis tidak perlu

menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisi otomatis terdapat

torque converter.  Torque converter merupakan komponen transmisi

otomatis yang dipasang pada bagian input shaft  transmisi dan dikencangkan

dengan baut ke fly whell  atau roda gigi pada mesin. Komponen ini biasanya

diisi dengan minyak transmisi otomatis (ATF)  yang berguna untuk

memperbesar momen mesin yang akan dipindahkan kebagian transmisi.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yng akan saya bahas dalam laporan ini sebagai berikut :

1. Bagaimana perawatan transmisi otomatis?

2. Bagaimana cara kerja transmisi otomatis?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapan tujuan dari penulisan Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara perawatan transmisi otomatis

2. Untuk mengetahui cara kerja transmisi otomatis


3

1.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai bahan penulisan laporan

ini ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Observasi

Penulisan data diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan yang ada pada

bengkel Generali Auto Service dan dan beberapa praktek latihan.

2. Studi Kepustakaan

Data yang diperoleh penulis dengan membaca buku atau catatan yang

ada hubungannya dengan penyusunan laporan ini.

1.5. Sistematika Laporan

Sistematika penulisan laporan kerja lapangan (pkl)  terdiri dari:

1. Halaman Pengesahan

Memuat tanda  tangan pengesahan oleh pembimbing PKL, Kepala Prodi,

dan Kajur.

2. Kata Pengantar

Kata-kata pengantar mengenai  materi yang akan ditulis dalam laporan

3. Daftar Isi

Memuat daftar isi dan halaman  laporan penulisan.

4. Bab I Pendahuluan

Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, teknik pengumpulan data, sistematika laporan, dan lokasi

objek.
4

5. Bab II Ruang Lingkup Objek

Menguraikan sejarah berdirinya perusahaan atau instansi, struktur

organisasi institusi, kepegawaian, pendidikan karyawan, sistem

penggajian, astek, disiplin kerja karyawan, peralatan pendukung kegiatan

dan penanggulangan limbah.

6. Bab III Landasan Teori

Menguraikan pengertian,  fungsi, jenis-jenis, bagian-bagian komponen,

dan langkah kerja.

7. Bab IV Praktek Kerja

Menguraikan tahap persiapan,  tahap pelaksanaan dan tahap pengujian.

8. Bab V Kesimpulan dan Saran

Menguraikan kesimpulan dan saran-saran.

1.6. Lokasi Objek

Bengkel Barkie Speed berlokasi di jl.Soekarno-Hatta No.237,Kopo,

Kec.Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40233


BAB II

RUANG LINGKUP OBJEK

2.1. Sejarah Berdirinya Peusahaan

Saya tidak mengetahui karena saya belum sempat menanyakan kapan dibuat

dan berdirinya bengkel tersebut

2.2. Struktur Organisasi

Opik
(Pemilik
Bengkel)

Gugun
(Mekanik)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

2.3. Kepegawaian

2.3.1 Pendidikan Karyawan

SMK Sederajat.

2.3.2 Sistem Penggajian

Sistem penggajian di Bengkel Barkie Jaya Speed adalah menggunakan

sistem penggajian per minggu atau lebih tepatnya seminggu sekali.

5
6

2.3.3 Astek

Apabila ada kecelakaan pekerja, Maka akan di pertanggung jawabkan

oleh pemilik bengkel

2.3.4 Disiplin kerja karyawan

Barkie Jaya Speed buka setiap hari Senin sampai Sabtu, dengan waktu

kerja dari jam 08.00 sampai jam 17.00.

2.4. Peralatan Pendukung Kegiatan

No Nama Alat No Nama Alat

.
1. Kunci Pas 12. Obeng seting
2. Kunci Ring 13. Obeng Bogel
3. Kunci Ring Pas 14. Tespen
4. Kunci Shock 15. Apometer
5. Kunci Busi 16. Dongkrak
6. Kunci Inggris 17. Jakcstand
7. Tang 18. Tlacker
8. Obeng plus dan min 19. Kunci roda
9. Kunci T 20. Breh
10. Kunci L 21. Bor
11. Kunci L Bintang 22. Gurinda

Gambar 2.2 Peralatan Pendukung Kegiatan


7

2.5. Penanggulangan Limbah

Penanggulangan limbah di Bakrie Jaya Speed adalah sebagai Berikut:

1. Oli

Oli bekas di Bengkel Barkie Jaya Speed di jual ke pabrik atau di manfaat

kan untuk pelumas rantai

2. Kampas rem di Barkie Jaya Speed di jual lalu di daur ulang oleh pembeli

itu sendiri

3. Wadah Oli

Wadah Oli di manfaatkan sebagai wadah media tanaman atau kerajinan

lainya.

4. Kabel

Bekas kabel di Bengkel Barkie Jaya Speed di ambil tembaganya

kemudian di jual ke tempat rongsok atau pembeli tembaga


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian

Sistem transmisi, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan

kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-

beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan

putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau

sebaliknya.

3.2. Fungsi

Transmisi berfungsi memindahkan tenaga gerak mesin ke roda dan

mengatur besar kecepatan sudut putaran agar sesuai kebutuh.

Fungsi pada kendaraan :

1. Mengatur kecepatan sesuai dengan beban dan kondisi jalan

2. Merubah arah putaran roda,sehingga kendaraan dapat maju dan

mundur

3. Memutuskan dan menghubungkan putaran sehingga kendaraan dapat

berhenti sementara mesin hidup.

8
9

3.3. Jenis-jenis

1. Tipe Sliding Mesh

Gambar 3.1 Transmisi Tipe Sliding Mesh

Tipe ini merupakan tipe awal dari transmisi. Menggunakan prinsip kerja

yang cukup sederhana yakni pergeseran roda gigi (sliding) untuk

mengatur percepatan output.

Dalam satu unit transmisi sliding terdapat beberapa komponen seperti

input gear, counter gear dan sliding gear. Input gear akan memutar

counter gear secara tetap. Untuk memasukan gigi satu, maka kita harus

menggeser sliding gear kecepatan satu agar terkait dengan counter gear.

Begitu pula dengan roda gigi kecepatan berikutnya.

Kelemahan sistem ini yakni proses pemindahan yang tidak halus dan

tergolong sulit. Karena dalam kondisi putaran tinggi mengaitkan dua

roda gigi yang putarannya berbeda itu sulit. Sehingga tipe ini sudah tidak

lagi dipakai.
10

2. Tipe Constant Mesh

Gambar 3.2 Transmisi Tipe Constant Mesh

Secara konstruksi constan mesh memiliki kesamaan dengan sliding mesh,

hal itu karena tipe ini dibuat sebagai versi penyempurnaan dari tipe

sliding mesh. Constant mesh menggunakan keterkaitan roda gigi tetap

(constant) antara counter gear dan output gear. Namun output gear hanya

bisa dihubungkan ke poros output melalui sebuah kopling yang disebut

hub sleeve.

Cara kerjanya ketika mesin hidup, poros input akan memutar counter

gear. Sementara itu counter gear diset agar selalu terhubung dengan

output gear. Sehingga setiap kali counter gear berputar, output gear akan

selalu berputar. Jumlah output gear tergantung dari banyaknya tingkat

percepatan transmisi, untuk transmisi 4 percepatan maka terdapat 4 buah

gigi output.
11

Gigi output ini bersifat mengambang dengan poros output atau tidak

terkait dengan poros output. Sehingga ketika output gear berputar poros

output tidak akan berputar. Kondisi ini disebut posisi Netral.

Ditengah output gear terdapat komponen bernama hub sleeve. Berbeda

dengan output gear, hub sleeve terkait dengan poros output dan bisa

bergerak maju mundur. Sehingga saat poros output berputar maka hub

sleeve juga berputar. Fungsi komponen ini adalah sebagai pengait antara

poros output transmisi dengan output gear.

Pada posisi gigi 1 maka hub sleeve 1 akan bergeser ke arah output gear

kecepatan 1. Hub sleeve ini akan mengaitkan putaran output gear 1

dengan poros output sehingga poros output bisa berputar. Untuk

kecepatan dua maka hub sleeve hanya bergerak ke lain arah untuk

terhubung ke roda output gear lainnya.

3. Tipe Syncron Mesh

Gambar 3.3 Transmisi Tipe Syncron Mesh


12

Tipe synchron mesh, merupakan jenis transmisi yang banyak dipakai pada

kendaraan manual saat ini. Hal itu dikarenakan proses pemindahan gigi

pada tipe transmisi synchron mesh lebih halus dan enteng dari kita

bayangkan.

Secara konstruksi dan prinsip kerja, sama persisi dengan transmisi tipe

constant mesh. Hanya saja ada penambahan komponen diarea clutch hub

yakni komponen pada perkaitan antara hub sleeve dan output gear.

Komponen ini berupa ring syncronizer. Ring ini berfungsi untuk

menyamakan (syncrone) putaran hub sleeve dan output gear sebelum

terkait. Ring tembaga ini memiliki ujung runcing yang ditujukan agar hub

sleeve bisa terkait secara halus dengan output gear.

Mekanismenya, saat hub sleeve bergerak mendekati output gear maka

akan terhubung terlebih dahulu dengan ring syncrone, ring ini akan

menyamakan putaran output gear dengan hub sleeve. Sehingga begitu hub

sleeve sampai ke output gear, akan lebih enteng.

4. Tipe Automatic Gear Shift

Gambar 3.4 Transmisi. Tipe Automatic Gear Shift


13

Tipe yang sering disebut sebagai transmisi otomatis ini, sebenarnya tidak

jauh berbeda dengan ketiga tipe diatas. Hanya saja mekanisme dan cara

kerja transmisi jenis ini berbeda sekali.

Transmisi matic ini menggunakan metode automatic gear shifting, atau

perpindahan gigi secara otomatis. Sehingga tetap ada kecepatan 1, 2, dan

seterusnya hanya saja proses pemindahan gigi berlangsung secara

otomatis.

Siapa yang memindahkan ? yakni komponen controller dalam hal ini TCM

( Transmission Control Module) yang bertugas melalui tuas solenoid

sebagai aktuatornya.

Namun, meski mengusung Automatic gear shifting tipe ini juga masih

dilengkapi dengan tuas transmisi, tuas ini berfungsi untuk memposisikan

pada posisi Netral, Park, Driving, Reverse dan M.

Pada posisi D atau driving, sistem transmisi akan bekerja secara otomatis.

Namun pada mode M, kita bisa memindahkan kecepatan transmisi melalui

tombol yang ada di dekat tuas transmisi. Bedanya dengan mobil manual

adalah tipe ini tidak lagi menggunakan pedal kopling.


14

5. Tipe CVT

Gambar 3.5 Transmisi Tipe CVT

Jenis ini juga masuk ke dalam transmisi matic bedanya dengan tipe diatas,

yakni perpindahan gigi berlangsung secara variable. Sesuai namanya, CVT

(Countinously Variable Transmission) menggunakan dua buah gear

dengan variable diameter yang dihubungkan dengan sebuah belt.

Gigi tersebut dinamakan dive gear dan driven gear. Diameter kedua gear

ini selalu berlawanan, artinya ketika diameter drive gear kecil maka

diameter driven gear besar, dan ini menyebabkan putaran mesin direduksi

dan torsinya juga bertambah. Saat diameter drive gear membesar, maka

diameter driven gear mengecil sehingga putaran output bisa disamakan

dengan input dari mesin.

Besar kecilnya diameter kedua gear inu dipengaruhi oleh sebuah gaya

sentrifugal yang berlaku sesuai kecepatan input. Sehingga ketika RPM

mesin kecil, momen yang dihasilkan juga besar dengan tingkat reduksi

besar. Semakin tinggi RPM mesin, tingkat reduksi semakin turun dan

output transmisi juga semakin cepat.


15

Transmisi CVT sederhana bisa kita temui pada motor matic, mobil juga

memiliki sistem CVT namun pada mobil biasanya sudah diberikan

tambahan sistem agar mampu diposisikan pada mode N, R dan P.

Kelebihan transmisi CVT adalah kita tidak perlu melakukan perpindahan

gigi karena sudah berlangsung otomatis, selain itu efek kedutan pada jenis

transmisi diatas juga tidak dirasakan karena memang tidak ada

perpindahan gigi. Untuk akselerasi bahkan bisa lebih cepat dibandingkan

semua transmisi diatas.

3.4. Bagian-bagian Komponen otomatis

Berikut ini adalah bagian dari Transmisi Otomatis :

1) Torque conventer

Torque coventer merupakan komponen transmisi otomatis yang dipasang

pada bagian input shaft transmisi dan dikencangkan dengan baut ke

flywheel crankshaft. Komponen ini biasanya diisi dengan minyak

transmisi otomatis (ATF) yang berguna untuk memperbesar momen

mesin dan akan dilanjutkan ke bagian transmisi. Selain untuk

memperbesar momen yang dihasilkan mesin, komponen transmisi

otomatis yang satu ini juga berfungsi sebagai kopling otomatis untuk

memindah atau memutus momen mesin ke transmisi. Torque conventer

juga bekerja untuk memperlembut mesin, meredam getaran, dan

menggerakkan pompa oli.


16

2) Planetary gear unit

Planetary gear unit merupakan komponen yang digunakan untuk

menaikkan dan menurunkan momen mesin serta kecepatan kendaraan.

Komponen transmisi otomatis yang satu ini pada dasarnya digunakan

untuk menghasilkan tenaga dan menggerakkan kendaraan yang memiliki

beban berat dengan tenaga yang ringan. Salah satu bagian penting yang

ada pada planetary gear unit adalah brake yang fungsinya adalah

bergerak untuk memperoleh perbandingan gigi yang dibutuhkan. Brake

ini merupakan komponen transmisi otomatis yang dioperasikan dengan

memakai tekanan hidraulik.

3) Hydraulic control unit

Hydraulic control unit merupakan komponen transmisi otomatis yang

berfungsi untuk mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi

otomatis memakai tekanan yang dihasilkan dari pompa oli. Komponen

ini memiliki oil pan yang berguna sebagai reservoir fluida, pompa oli

untuk meningkatkan tekanan hidraulik, serta berbagai macam katup dan

pipa yang akan mengalirkan minyak transmisi ke bagian clutch, brake

dan bagian-bagian lain pada komponen transmisi otomatis ini.

Kebanyakan katup hydraulic control unit bisa ditemukan pada valve body

assembly yang letaknya di bawah planetary gear.

4) Manual linkage

Meskipun transmisi otomatis melakukan perpindahan gigi secara

otomatis, namun jenis transmisi ini tetap mempunyai dua buah linkage
17

yang membuatnya masih mungkin dioperasikan secara manual oleh

pengemudi yang terhubung dengan transmisi otomatis. Manual linkage

merupakan komponen transmisi otomatis yang berupa selector lever

dengan kabel, akselerator, dan kable throttle.

5) Automatic transmission fluida

Komponen utama lain dari sistem transmisi otomatis adalah automatic

transmission fluida atau oli khusus yang dicampur dengan berbagai

bahan tambahan untuk dipakai melumasi transmisi ini. Komponen

transmisi otomatis ini populer dengan sebutan automatic transmission

fluid atau ATF untuk membedakannya dengan jenis minyak yang lain.

Transmisi otomatis harus mengunakkan ATF yang telah ditentukan

karena jika menggunakan yang lain, hal ini bisa berakibat pada

menurunnya kemampuan transmisi itu sendiri. Pemeriksaan level minyak

juga harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa transmisi bisa

bekerja dengan benar. Pemeriksaan pada komponen transmisi otomatis

ini biasanya dilakukan saat mesin melakukan perputaran idle dan

transmisi memiliki suhu kerja normal serta tuas transmisi berada pada

posisi P.

3.5. Langkah Kerja

Cara kerja transmisi otomatis:

1) Cara kerja transmisi otomatis dimulai dari torque conventer. Torque

conventer ini berfungsi sebagai kopling mekanikal yang mentransferkan

torsi dengan mekanisme pompa dan turbin. Pada saat transmisi otomatis
18

berjalan, baling-baling yang terkopel di mesin berputar agar oli

transmisi dapat terpompa pada ruangan tertutup. Tekanan oli inilah yang

dipakai untuk mendorong turbin sehingga sistem ini menghasilkan

peningkatan toris pada turpin pada saat RPM mesin mengalami

peningkatan.

2) Cara kerja transmisi otomatos planetary gear memiliki fungsi yang

sama seperti pada gigi-gigi rasip pada transmisi manual. Planetary gear

berfungsi untuk untuk merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga

mirip dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil.

Cara kerja transmisi otomatis planetary gear ini hanya memiliki satu

buah roda gigi yang di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil.

Pada bagian ruman planetary yang terdapat gigi di bagian dalamnya.

Untuk merubah rasio planetary gear , Anda bisa menggunakan cara

hidraulik yang merupakan kinerja dari valve body.


BAB IV

PRAKTEK KERJA

4.1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan proses pembakaran, harus dipersiapkan alat dan

perlengkapan yang dibutuhkan. Alat dan perlengkapannya adalah :

1. Dongkrak mobil dan penyangga atau jack stand.

2. Dongkrak transmisi jika ada

3. Kotak alat yang berisi alat yang dibutuhkan.

4. Lampu kerja untuk penerangan.

5. Minyak pelumas

6. Bak penampung untuk minyak pelumas yang lama.

7. Kain lap atau majun dan vat gravit.

4.2. Tahap Pelaksanaan

A. Berikut ini adalah tahap pelaksanaan merawat Transmisi Otomatis :

1. Ganti Oli Transmisi Otomatis

Hendaknya diganti sesuai interval dari pabrikan, dan paling penting,

sesuaikan dengan spesifikasi kendaraan. ”Misalnya, kalau Honda, pakai

oli transmisi Z1, atau yang khusus CVT. Kalau nggak sesuai

rekomendasi, lambat laun akan merusak komponen transmisi dan

kopling. Misalnya aus, tidak lembut, suara kasar, dan lain-lain.

19
20

2. Overhoul Transmisi Otomatis

Ini dilakukan saat pengguna merasa tarikan mobil berat atau tidak

responsif, suara kasar pada transmisi, paling parah tidak ada

perpindahan gigi. Bongkar-pasang transmisi otomotis sesuai dengan

keluhannya.

3. Cek Sensor Input Dan Output

Pengecekan ini harus menggunakan multitester, atau dengan

scanner. Sensor tak bisa dites secara kasat mata, harus dengan alat

khusus.

4. Cek Selenoid

Sama dengan cek output-input, harus menggunakan scanner.

Selenoid berfungsi membuka aliran tekanan oli, back up dan

menutup saluran oli yang ada pada body valve. Jika bermasalah,

perpindahan gigi terasa kasar.

5. Cek Cluth Disk Dan Clut Cover

Ini dilakukan jika mobil sudah nggak ada ”tarikannya”, selip, bahkan

tak bisa berjalan sama sekali. Bagian ini bisa dilihat secara fisik.

Setelah dibongkar, akan ketahuan, mana yang tipis atau hangus.

6. Cek Gasket Dan Seal Piston Gear

Sama dengan clutch disk dan plat cover, cuma dalam kasus ini, ada

kebocoran pada seal piston dan body transmisi..

B. Pemeriksaan Transmisi
21

1. Periksa bagian saluran oli pada gearbox transmisi matik apakah terdapat

kebocoran. Pemeriksaan bisa dilakukan saat mesin hidup. Hal ini untuk

memastikan tidak ada kecurangan dari penjual mobil.

2. Lakukan pengujian pada seluruh perpindahan gigi pada transmisi

otomatis. Perpindahan akan terasa halus jika kondisi transmisi masih

bagus.

3. Posisikan tuas pada "D" (drive), kemudian lepas rem. Jika mobil

berjalan sendiri maka kondisi transmisi masih aman.

4. Apabila memungkinkan, lakukan pengujian di jalan menanjak, apakah

mobil mampu melewatinya. Jika terjadi ketidakseimbangan antara

putaran mesin dan tenaga, maka transmisi sudah mengalami slip.

5. Setelah oke, segera lakukan penggantian oli transmisi untuk memastikan

komponen berfungsi sempurna. Lakukan perawatan dengan cara

mengganti oli transmisi secara rutin.

4.3.   Tahap Pengujian

Setelah transmisi selesai diperiksa dan diganti beberapa komponen transmisi

diujicoba  dengan tes jalan dan berfungsi dengan baik.


BAB V 

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari uraian diatas yang saya sajikan maka dapat menarik kesimpulan

bahwa :

1. Transmisi merupakan komponen yang penting yang berfungsi

memindahkan tenaga gerak mesin ke roda dan mengatur Besar kecepatan

sudut putaran agar sesuai kebutuhan transmisi mengatur variasi

perbandingan antara kecepatan dan dan torsi.

2. Transmisi pada kendaraan juga berfungsi untuk

 Mengatur kecepatan sesuai dengan beban dan kondisi jalan

 Merubah arah putaran roda sehingga kendaraan dapat maju dan

mundur

 Memutuskan dan menghubungkan putaran sehingga sementara

kendaraan dapat berhenti sementara mesin hidup.

5.2. Saran-saran

Saran saya perbanyak praktek di sekolah dan adakan mobil injeksi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai