Anda di halaman 1dari 51

Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

MODUL 11

PENGAWASAN PELAKSANAAN BANGUNAN EMBUNG

2017

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Modul Pengawasan Bangunan Embung sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan
Pengawasan Pelaksanaan Air Baku Tingkat Dasar. Modul ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang sumber daya air.

Modul Pengawasan Bangunan Embung disusun dalam 5 (lima) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok 3 (tiga) Bab dan Penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
Peraturan Perundangan . Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih
menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Modul Pengawasan Bangunan Embung disusun oleh PT. Binatama Wirawredha


Konsultan dengan Koordinator Penyusun Modul Adalah DR. Ir. F.J. Putuhena.
akhirnya ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang sumber daya air.

Bandung, Oktober 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc

DAFTAR ISI

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL.......................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Deskripsi Singkat.......................................................................................1
1.3. Tujuan Pembelajaran.................................................................................2
1.3.1. Kompetensi Dasar.......................................................................2
1.3.2 Indikator Keberhasilan.....................................................................................2
1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.........................................................2
1.4.1 Bangunan Tampungan / Limbung Air..............................................................2

BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN, PENGUKURAN DAN PEKERJAANTANAH ..3


2.1. Umum...............................................................................................................3
2.2. Pekerjaan Persiapan........................................................................................5
2.3. Pekerjaan Pengukuran………………………………………………...................7
2.4 Pekerjaan Tanah…………………………………………………………………...9
2.5 Rangkuman………………………………………………………………………. 15
2.6 Latihan……………………………………………………………………………..15

BAB III PEKERJAAN PASANGAN, BEKISTING, BETON DAN PINTU ...............16


3.1 Pekerjaan Pasangan…………………………………………………………… 16

3.2 Pekerjaan Bekisting………………………………………………………………21

3.2 Pekerjaan Beton………………………………………………………………… 21

3.4 Pekerjaan Pintu………………………………………………………………… 28

3.5 Latihan…………………………………………………………………………… 28

3.6 Rangkuman……………………………………………………………………… 28

BAB IV PROSEDUR PENGAWASAN.....................................................................30


4.1 Umum………………………………………………………………………………30

4.2 Pengertian…………………………………………………………………………30

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

4.3 Prinsip dan Norma Pengawasan………………………………………………..31

4.4 Konsep Pengawasan……………………………………………………………..32

4.5 Lingkup Tugas Pengawasan…………………………………………………….33

4.6 Tata Cara Pengawasan………………………………………………………….36

4.7 Latihan…………………………………………………………………………… 38

4.8 Rangkuman……………………………………………………………………… 38

BAB V PENUTUP.....................................................................................................39
5.1 Simpulan………………………………………………………………………… 39

5.2 Tindak Lanjut………………………………………………………………………39

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………40

GLOSARIUM………………………………………………………………………………41

KUNCI JAWABAN……………………………………………………………………… 42

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Embung Sebagai Unit Air Baku Dalam SPAM ………………….. 3
Gambar 2.2 Embung Dalam Tampak Atas …………………………………….. 3
Gambar 2.3 Embung Dilapisi Geotekstil ……………………………………….. 4
Gambar 2.4 Bangunan Pengambilan Dilengkapi Dengan Pintu-pintu ………. 4
Gambar 2.5 Bagan Alir Pekerjaan Pengukuran ……………………………….. 8
Gambar 2.6 Daftar Simak Pekerjaan Pengukuran ……………………………. 9
Gambar 2.7 Bagan Alir Pekerjaan Galian ……………………………………… 12
Gambar 2.8 Daftar Simak Pekerjaan Galian …………………………………… 13
Gambar 2.9 Bagan Alir Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan……………… 17
Gambar 2.10 Daftar Simak Pekerjaan Timbunan ………………………………. 18
Gambar 2.11 Bagan Alir Pekerjaan Pasangan Batu …………………………… 19
Gambar 2.12 Daftar Simak Pekerjaan Pasangan Batu ………………………… 20
Gambar 2.13 Bagan Alir Pekerjaan Bekisting …………………………………… 22
Gambar 2.14 Daftar Simak Pekerjaan Bekisting ……………………………… 23
Gambar 2.15 Bagan Alir Pekerjaan Penulangan Besi ………………………… 24
Gambar 2.16 Daftar Simak Pekerjaan Penulangan Besi ……………………… 25
Gambar 2.17 Bagan Alir Pekerjaan Pengecoran ………………………………. 26
Gambar 2.18 Daftar Simak Pekerjaan Pengecoran …………………………… 27

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi
Modul Pengawasan Bangunan Embung yang terkait dengan Air Baku terdiri dari
tiga kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama mengidentifikasi
perundangan yang terkait dengan Sumber Daya Air dan membahasnya. Kegiatan
belajar kedua membahas Modul Pengawasan Bangunan Embung yang terkait
dengan Penyelenggaran konstruksi dan kegiatan belajar mengajar ketiga adalah
tentang pengawasan pada pelaksanaan konstruksi,
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk dapat memahami
Pengawasan Bangunan Embung. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan
latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan
setelah mempelajari materi dalam modul ini

Persyaratan
Sifat pembelajaran dalam pelatihan ini adalah andragogy. (belajar orang dewasa)
dan Widyaiswara/pengajar bertindak sebagai fasilitator/coaching. Untuk itu peserta
pelatihan diharapkan dapat menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar
dan melakukan diskusi ataupun sharing secara interaktif dengan pengajar maupun
dengan peserta lainnya, sehingga dapat memahami dengan baik materi yang
merupakan peraturan dan perundangan yang mengatur pelaksanaan konstruksi air
Baku.

Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator, adanya
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi

Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/proyektor, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Modul Pengawasan Bangunan Embung ini merupakan bagian yang perlu
diketahui oleh para peserta pelatihan untuk memberikan wawasan dalam
memahami modul-modul yang terkait lainnya.
Dalam modul ini dijelaskan pengetahuan dasar mengenai Pengawasan
Bangunan Embung serta kelengkapannya sehingga para peserta pelatihan
dalam menjalankan pengawasan dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik.
Uraian dalam modul ini akan terkait dengan diklat modul yang lain, yaitu:
a) Modul Pelatihan Perubahan Mindset
b) Modul Pelatihan Peraturan Perundang-undangan
c) Modul Pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3)
d) Modul Pelatihan Manajemen Pengelolaan Air Baku Berbasis Wilayah
Sungai
e) Modul Pelatihan Pemahaman Dokumen Kontrak
f) Modul Pelatihan Sistem Manajemen Mutu
g) Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai
h) Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Mata Air
i) Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Waduk
j) Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Tampungan/Lumbung Air
k) Modul Pelatihan Pengawasan Pembangunan Embung
l) Modul Pelatihan Pengawasan Konstruksi Jaringan Transmisi
m) Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Rumah Pompa
n) Modul Pelatihan Pengawasan Pompa dan Penggerak Pompa
o) Modul Pelatihan Studi Kasus Lapangan dan Workshop

1.2 Deskripsi Singkat


Mata diklat ini menjelaskan pengawsan konstruksi Embung.
Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang
digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta
untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

(sungai, danau). Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah,


mencegah banjir, estetika, hingga pengairan. Embung menampung air hujan
di musim hujan dan lalu digunakan petani untuk mengairi lahan di musim
kemarau.

1.3 Tujuan Pembelajaran


1.3.1 Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini, para peserta diklat
diharapkan mampu melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi
Embung; pekerjaan galian/timbunan,pemadatan tanah,

1.3.2 Indikator Keberhasilan


Setelah mengikuti mata pelatihan Pengawasan Pelaksanaan
Bangunan Embung ini diharapkan:
- Mampu menjelaskan pkerjaan persiapan,pengukuran dan tanah
- Mampu menjelaskan bekisting,pasangan,beton dan pintu
- Mampu menjelaskan pekerjaan pipa ,geotextil
- Mampu menjelaskan prosedur pengawasan

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1.4.1 Bangunan Embung
a) Pekerjaan Persiapan,Pengukuran dan Tanah
b) Pekerjaan pasangan,beton dan pintu
c) Pipa,Geotekstil
d) Prosedur Pengwasan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN, PEKERJAAN PENGUKURAN, DAN
PEKERJAAN TANAH
2.1 Umum
Dalam Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), embung adalah danau atau
kolam buatan untuk menampung air hujan atau air sungai-sungai
intermittant (afvoer), sebagai salah satu bagian dari unit air baku (lihat
Gambar 2.1). Kadang-kadang, apabila kapasitas mencukupi, unit air baku
inipun dapat digunakan untuk air baku irigasi untuk tanaman palawija.

Gambar 2.1. Embung sebagai Unit Air Baku dalam SPAM

Contoh Embung dipandang dari atas dapat dilihat pada Gambar 2.2, dimana
terlihat: Tubuh Embung yang mengelilingi danau, dan spillway untuk
mengeluarkan kelebihan air

Gambar 2.2. Embung dipandang dari atas

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

Apabila kondisi lahan didasar Embung sifatnya poreus atau tidak kedap air
maka perlu dilapisi dengan geotekstil untuk dapat menahan air (lihat gambar
2.3)

Gambar 2.3. Embung dilapisi Geotekstil

Untuk pengambilan air baku dari sebuah Embung diperlukan bangunan


pengambilan yang dilengkapi dengan pintu-pintu pengambilan (Lihat
Gambar 2.4)

Gambar 2.4. Bangunan Pengambilan dilengkapi dengan Pintu-pintu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

Pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan Embung untuk tingkat


dasar, terdiri dari pengawasan pelaksanaan pekerjaan persiapan, pekerjaan
tubuh embung, spillway dan jembatan, pintu-pintu, dan pemasangan
geotekstil. Dalam spesifikasi teknik secara umum:
1) Pekerjaan di tubuh embung terdiri dari pekerjaan tanah (clearing, galian,
timbunan, dan pemadatan tanah);
2) Pekerjaan pelimpah (pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan atau beton,
dan pintu-pintu);
3) Pekerjaan jaringan unit air baku (pekerjaan beton, pipa, dan
pemasangan saringan).
4) Pekerjaan geotekstil pada daerah genangan.

2.2 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan yang diperlukan dalam pembuatan Embung adalah:
1) Melakukan sosialisasi kepada penduduk sekitar agar pengiriman material
dan alat berat seperti excavator, bulldozer, vibrator roller, dump truck dan
water tanker yang melewati pusat keramaian penduduk sekitar dapat
berjalan lancar dan untuk mempermudah jalannya proyek.
2) Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan
dari pepohonan, semak belukar, sisa bangunan, sampah dan akar-akar
pohon harus dibuang dari lokasi pekerjaan
3) Melakukan survei lokasi untuk mencari daerah tempat pembuangan hasil
galian yang tidak dapat dipakai sebagai material timbunan
4) Mengukur tempat pembuangan dari tempat galian untuk dapat
menghitung berapa jumlah dump truck yang diperlukan
5) Membangun fasilitas sementara seperti rumah jaga dan gudang
6) Membuat jalan masuk ke lokasi proyek untuk transportasi alat berat dari
borrow area, stock pile dan penimbunan.

Alat-alat berat yang umumnya harus di mobilisasi adalah:


1) Buldozer
Buldozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade di
bagian depannya. Pisau berfungsi untuk mendorong atau memotong

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

material yang ada di depannya. Jenis pekerjaan yang biasanya


menggunakan Buldozer adalah :
a) Mengupas top soil dan pembersihan lahan.
b) Pembukaan jalan baru.
c) Memindahkan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m.
d) Membantu mengisi material pada scraper.
e) Menyebarkan material.
f) Mengisi kembali saluran.
g) Membersihkan quarry.

2) Excavator
Excavator umumnya untuk penggalian saluran, terowongan, atau
basement. Excavator digunakan pada pekerjaan penggalian di bawah
permukaan serta untuk penggalian material keras. Dengan
menggunakan excavator maka akan didapatkan hasil galian yang rata.
Pemilihan kapasitas bucket excavatorharus sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilakukan.

3) Dump Truck
Truck tidak hanya untuk pengangkutan tanah tetapi juga untuk material-
material lain. Khusus untuk material tanah diperlukan Dump Truck.
Dalam pengisian baknya, dump truck memerlukan alat lain seperti
ekscavator dan loader. Karena dump truck sangat tergantung pada alat
lain, untuk pengisian material tanah perlu memperhatikan hal hal berikut:
a) Ekscavator merupakan penentu utama jumlah truck.
b) Jumlah truck yang menunggu jangan lebih dari 2 unit.
c) Isi truck sampai kapasitas maksimumnya.
d) Untuk pengangkutan material beragam, material paling berat
diletakkan di bagian belakang (menghindari terjadinya kerusakan
pada hidrolis).
e) Ganjal ban saat pengisian.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

2.3 Pekerjaan Pengukuran


Pelaksanaan pengukuran dimaksudkan agar didapatkan titik-titik evaluasi /
koordinat yang akurat, sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk
menentukan elevasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Beberapa definisi yang
lazim dipergunakan adalah:
1) Bench Mark (BM) adalah Patok Tetap dari beton yang mempunyai
koordinat tertentu
2) Temporary Bench Mark (TBM) adalah Patok Sementara yang
mempunyai koordinat, yang didapatkan dari hasil pengikatan pengukuran
terhadap Bench Mark. Pada lokasi yang letaknya jauh dari patok BM,
maka elevasi bangunan terdekat atau patok sementara dapat
dipergunakan sebagai TBM.
3) Patok Bantu Elevasi (PBE) adalah Patok Sementara yang merupakan
perbanyakan dari Patok BM dan biasanya ditanam di sepanjang jalur
pekerjaan dengan kerapatan dan jarak tertentu sesuai kebutuhan

Ketentuan umum yang harus diikuti adalah Spesifikasi Teknik Pekerjaan


Pengukuran untuk embung bersangkutan.
Pada Gambar 2.5, dapat dilihat Bagan Alir yang harus dilakukan oleh Juru
Ukur dalam melaksanakan pengukuran, dan pada Gambar 2.6 dapat dilihat
Daftar Simak Pekerjaan Pengukuran.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAGAN ALIR PEKERJAAN PENGUKURAN

MULAI

PENGECEKAN ALAT MENCARI LETAK BM


YANG DISETUJUI

TIDAK TIDAK
CEK CEK

YA YA

PENGUKURAN

HASIL UKUR

PEMBUATAN PATOK
PBE

SELESAI

Gambar 2.5. Bagan Alir Pekerjaan Pengukuran

PBE = Patok Bantu Elevasi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN PENGUKURAN

Hari / Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :

No. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN


1 Tenaga Survey (Juru Ukur) Memenuhi Syarat/Tidak

2 Kondisi Alat ukur Memenuhi Spek/Tidak

3 Perlengkapan Pengukuran Lengkap/Tidak


(Form, Buku Ukur, Kalkulator )

4 Patok BM (Bench Mark) Ada / Tidak

5 Buku Ukur & Perhitungannya Benar / Tidak

6 Hasil Pengukuran (Gambar Dan Benar / Tidak


Penghitungan Koordinat)

7 Request Ada / Tidak

*) Coret yang tidak perlu


Catatan :

Mengetahui Yang Membuat,


Pengawas Pelaksana PT/CV.

( ) ( )

Gambar 2.6. Daftar Simak Pekerjaan Pengukuran

2.4 Pekerjaan Tanah


Bagian utama dari pembangunan Embung terdiri dari pekerjaan tanah untuk:
1) Bangunan Penyadap utama dan tanggul penutup Embung

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9


Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

2) Tanggul saluran pada unit air baku


3) Pondasi dan pengurugan kembali bangunan.
Untuk mencapai standar pelaksanaan yang diminta, insinyur pelaksana
dan pengawas, serta para teknisi, tidak boleh hanya memiliki
pengetahuan yang teliti dari spesifikasi yang diminta, tetapi harus juga
mempunyai pengertian tentang desain dan prinsip-prinsip atau metoda
pelaksanaan. Termasuk juga pengertian tentang metoda
pengontrolan/pengecekan pekerjaan dilapangan dan dilaboratorium.
Pekerjaan tanah harus didahului dengan meneliti semua dokumen
kontrak yang berhubungan, memeriksa kebenaan dari kondisi pekerjaan
meninjau tempat pekerjaan dan kondisi yang ada serta melakukan
pengukuran pada rencana pekerjaan yang dimaksud dan dilanjutkan
dengan pembuatan/pemasangan bouplank serta profil sesuai dengan
petunjuk direksi.

Clearing
Penebangan pohon diseluruh area embung yang meliputi tempat kedudukan
tubuh embung, area genangan embung baik yang diambil sebagai bahan
timbunan maupun yang tidak diambil tanahnya untuk bahan timbunan.
Stripping (kupasan lapisan tanah sedalam + 30 cm), Grubbing
(pembersihan tanah dari akar kayu/tunggak/dongkel kayu) harus dilakukan
pada daerah:
1) Rencana timbunan
2) Rencana genangan
3) Rencana pengambilan material timbungan (borrow area)
Material/bahan hasil timbunan harus dikeluarkan dari rencana areal
timbunan dan areal rencana genangan.

Pekerjaan Galian
Galian dilakukan menggunakan excavator dan juga tenaga manusia,
dilaksanakan sesuai profil galian yang telah dibuat sebelumnya. Untuk
menetapkan batas galian dipasang patok-patok pembantu (bouwplank) agar

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


10
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

dapat dilakukan galian kasar dengan excavator. Galian dengan excavator


umumnya dilakukan didaerah genangan.
Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa sehingga:
1) Aman
2) Tahan lama
3) Tidak merusak lingkungan
4) Tidak menimbulkan masalh.
Galian tanah pada area genangan diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan tmbunan tanah setelah melalui uji laboratorium.
Kedalaman galian dilaksanakan sesuai gambar detail dan apabila terjadi
perubahan terhadap rencana akan diperhitungkan pekerjaan tambah
kurang.
Selanjutnya material hasil galian yang tidak terpakai diangkut ke lokasi
pembuangan yang telah ditentukan. Tanah yang tidak dipergunakan harus
dibuang keluar dengan angkutan dump truck.
Pada Gambar 2.7 dapat dilihat Bagan Alir Pekerjaan Galian serta Daftar
Simaknya pada Gambar 2.8

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


11
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAGAN ALIR GALIAN

MULAI

PEMASANGAN
PROFIL GALIAN

PERBAIKAN /
TIDAK
CEK PEMBENAHAN
YA
PELAKSANAAN
GALIAN

TIDAK
CEK

YA

PELAKSANAAN
ANGKUTAN
TANAH

SELESAI

CEK TIDAK

Gambar 2.7 Bagan Alir Pekerjaan Galian

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


12
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN GALIAN TANAH

Hari / Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :

No. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN


1 Pelaksanaan Lapangan Ada / Tidak

2 Persiapan Tenaga dan Alat Cukup / Tidak

3 Gambar Kerja Ada / Tidak

4 Profil Galian ** Ada / Tidak

5 Perkuatan Tebing Cukup / Tidak

6 Dimensi / Elevasi Galian Ada / Tidak

7 Lokasi Pembuangan disetujui Ada / Tidak


Oleh Direksi
8 Foto-foto Pendukung Ada / Tidak

9 Request Ada / Tidak

*) Coret yang tidak perlu


**) Kedalaman 3 m

Catatan :

Mengetahui Yang Membuat,


Pengawas Pelaksana PT/CV.

( ) ( )

Gambar 2.8. Daftar Simak Pekerjaan Galian

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


13
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

Pekerjaan Timbunan dan pemadatan tanah


Sebelum melakukan timbunan permukaan tanah dikupas dan dibersihkan
dari bahan organik. Kemudian dipasang bouwplank untuk menandai daerah
yang akan ditimbun, sesuai dengan gambar perencanaan. Penimbunan
umumnya dilakukan dengan mempergunakan alat berat.
Dalam penggunaan alat berat, ada beberapa faktor yang diperhatikan untuk
pemilihan alat berat, antara lain :
1) Kondisi medan atau karakteristik tanah
2) Karakteristik pekerjaan
3) Teknik pelaksanaan pekerjaan
4) Kapasitas pekerjaan yang dibutuhkan

Perataan tanah dengan bulldozer


Ada beberapa faktor yang diperhatikan untuk pemilihan penggunaan alat
berat, antara lain :
1) Kondisi medan atau karakteristik tanah
2) Karakteristik pekerjaan
3) Teknik pelaksanaan pekerjaan
4) Kapasitas pekerjaan yang dibutuhkan
Perataan tanah dengan bulldozer adalah perataan tanah dengan ketebalan
30 cm pada tempat lokasi penimbunan (tubuh embung) yang akan
dipadatkan

Pemadatan timbunan tanah dengan tandem roller


Pemadatan timbunan tanah adalah pemadatan pada timbunan tanah yang
dilakukan pada tubuh embung, dengan bahan timbunan yang memnuhi
syarat untuk tubuh embung. Timbunan tanah pada tubuh embung harus
mempergunakan jenis tanah pilihan/lempung (clay) agar tidak bocor
sewaktu penggenangan dihulunya. Kontraktor harus mencari lokasi bahan
timbunan (borrow area) didekat lokasi timbunan bila material bekas galian
kurang mencukupi, dan mengajukan ke Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Sebelum memulai pelaksanaan, penyedia jasa harus membuat

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


14
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

uji pemadatan (trial embankment) untuk menentukan jumlah lintasan sampai


mencapai derajat kepadatan yang ditentukan (95%). Tebal hamparan
material timbunan sebelum dipadatkan tidak lebih dari 30 cm, serta angka
rembesan nya tidak lebih dari 10 pangkat minus 6 (10 -6). Timbunan tanah
dilakukan pada lokasi yang ditunjukan oleh gambar rencana/desain dan
sesuai persetujuan Direksi. Semua bahan urugan tanah yang dipergunakan
termasuk bekas galian harus bebas dari bahan bongkaran dan bahan
organik/ benda benda yang merugikan.
Pada Gambar 2.9 dapat dilihat bagan alir pekerjaan timbunan dan
pemadatan tanah, sedangkan pada Gambar 2.10 adalah daftar simak nya.

2.5 Rangkuman
Pekerjaan Persiapan,pengukuran dan pekerjaan tanah adalah usaha awal
dari suatu rangkaian pekerjaan teknik sipil dilapangan, untuk menciptakan
fasilitas bagi rangkaian pekerjaan berikutnya, sehingga memungkinkan
dicapainya seluruh proses pembangunan suatu struktur yang direncanakan
dan terutama untuk mendapatkan suatu kondisi yang disyaratkan dalam
desain, bagi diletakkannya bangunan diatas tanah atau lokasi yang
ditentukan

2.6 Latihan
1. Dalam pengenalan lapangan perlu adanya ceking, sebutkan apa saja
yang harus dilakukan ceking ?
2. Sebutkan cara pengukuran kepadatan di lapangan ?
3. Terangkan apa yang dapat doperoleh dengan pemadatan tanah ditinjau
dari segi teknik sipil ?.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


15
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAB III
PEKERJAAN PASANGAN, BEKISTING, BETON, DAN PINTU

3.1 Pekerjaan Pasangan


Pekerjaan Pasangan Batu terdiri dari bahan-bahan campuran semen, pasir,
dan batu kali yang umumnya dengan perbandingan 1Pc : 4Ps dan batu kali
dibentuk dan disusun rapi sesuai dengan arahan dari spesifikasi teknik.
Sebelum dipasang, batu dalam keadaan bersih dan cukup basah. Pada
pasangan batu harus dipasang lobang-lobang pembuang untuk mengurangi
tekanan air setiap luas 2 m persegi. Lobang pembuang umumnya terbuat
dari pipa PVC, dengan ukuran panjang tiap-tiap pipa sama. Agar tanah
tidak keluar bersama air, maka pipa di beri ijuk.
Apabila tanah dasar tempat pekerjaan pasangan batu kondisinya jelek sekali
(berair/berlumpur), maka terlebih dahulu dilakukan pengeringan atau
pembuangan lumpur, agar pekerjaan konstruksi batu dapat memenuhi
persyaratan. Pada gambar 2.11 dapat dilihat bagan alir pekerjaan
pasangan batu, sedangkan pada gambar 2.12 ada daftar simak nya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


16
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAGAN ALIR PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN

TIDAK
YA

PEMBERSIHAN
PEMASANGAN
PENIMBUNAN
PEMADATAN

PENGAJUAN
SELESAI

TANAH

LOKASI
PROFIL
TANAH

MULAI
CEK

CEK

CEK

IJIN
YA
YA

TIDAK
TIDAK

PEMBENAHAN
PERBAIKAN /

Gambar 2.9. Bagan Alir Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


17
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN TIMBUNAN DAN PEMADATAN

Hari / Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :

No. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN


1 Pelaksana Lapangan Ada / Tidak

2 Kesiapan Alat Lengkap / Tidak

3 Kebersihan Lokasi Timbunan Bersih / Tidak

4 Material Timbunan Memenuhi Syarat / Tidak

5 Profil Timbunan Benar / Tidak

6 Dimensi / Elevasi Timbunan Benar / Tidak

7 Kepadatan Timbunan Benar / Tidak

8 Request Ada / Tidak

*) Coret yang tidak perlu


Catatan : …………………………

…………………………
Mengetahui Yang Membuat,
Pengawas Pelaksana PT/CV.

( ) ( )

Gambar 2.10 Daftar Simak Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


18
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAGAN ALIR PEKERJAAN PASANGAN BATU

K
TIDA

K
TIDA
FINISHING

PASANGAN BATU
PEKERJAAN

PASANG
IJIN MULAI
PERMOHONAN
YA

ALAT
BAHAN &
PENGADAAN
YA
SELESA

MULAI
CEK

IJIN

CEK
I

Gambar 2.11 Bagan Alir Pekerjaan Pasangan Batu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


19
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN PASANGAN BATU

Hari / Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :
No. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
1 Tukang / Pekerja Cukup / Tidak
2 Pelaksana Lapangan Ada / Tidak
3 Bahan :
a. Semen Cukup / Tidak
b. Pasir Cukup / Tidak
c. Batu Cukup / Tidak

4 Alat Bantu :
a. Propil Ada / Tidak
b. Kotak Adukan Cukup / Tidak
c. Kotak Takaran Cukup / Tidak
d. Kotak Tempat Speci Cukup / Tidak

5 Request Ada / Tidak

*) Coret yang tidak perlu


Catatan :

Mengetahui Yang Membuat,


Pengawas Pelaksana PT/CV.

( ) ( )

Gambar 2.12 Daftar Simak Pekerjaan Pasangan Batu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


20
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

3.2 Pekerjaan Bekisting


Bekisting adalah cetakan beton yang dibuat dari kayu dan bentuk serta
ukurannya sesuai dengan beton yang direncanakan. Bentuk yang
direncanakan ini harus sesuai dengan gambar desain, dan spesifikasi teknik
pekerjaan embung. Ada kalanya cetakan ini berbentuk panel, yaitu
kerangka yang terdiri atas beberapa lembar papan yang dibagian luarnya
dijepit/ditahan oleh kerangka kayu / besi untuk menahan beban beton
basah. Digunakan juga tiang-tiang perancah atau penyokong untuk
menyangga bekisting pada pekerjaan beton pelat atau balok.
Pada Gambar 2.13 dapat dilihat bagan alir pekerjaan bekisting, sedangkan
pada Gambar 2.14 dapat dilihat daftar simak nya.

3.3 Pekerjaan Beton


Pekerjaan beton terdiri dari pekerjaan penulangan atau pekerjaan besi dan
pekerjaan pengecoran beton.
Penulangan adalah pemasangan besi tulangan yang dirangkai dengan
panjang, bentuk, jarak antara, jenis dan diameter besi tulangan sesuai
gambar kerja. Besi tulangan di ikat dengan Beugle mengikuti gambar
rencana, Beugle diikat dengan bendrat agar tidak bergeser. Besi beton
harus bersih dan memiliki kuat tarik sesuai dengan spesifikasi yaitu besi
polos. Sebelumnya dihitung terlebih dahulu kebutuhan besi untuk
mempermudah bagi tukang untuk proses pembengkokan dan memotong
besi. Pembengkokan dilakukan manual dengan alat pembengkok besi.
Pada Gambar 2.15 dapat dilihat bagan alir pekerjaan penulangan besi, dan
pada Gambar 2.16 dapat dilihat daftar simak nya.
Pekerjaan pengecoran adalah penuangan bubur beton/adukan beton
kedalam bekisting sampai mencapai ketinggian yang diinginkan dengan
memperhatikan persyaratan dalam spesifikasi teknik. Setelah proses
pengecoran dan pemadatan, perlu dilakukan perawatan beton pasca
pengecoran dengan membasahi / menyiram air secukupnya.
Pada Gambar 2.17 dapat dilihat bagan alir pekerjaan pengecoran beton,
dan pada Gambar 2.18 dapat dilihat daftar simak nya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


21
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAGAN ALIR PEKERJAAN BEKISTING

YA

BAHAN & ALAT


PERSIAPAN
CEK
TIDAK
PEMASANGAN

MEMPELAJARI
BEKISTING
SELESAI

GAMBAR

MULAI
CEK
YA

TIDAK

MENENTUKAN ELEVASI
CEK
YA

TIDAK

Gambar 2.13 Bagan Alir Pekerjaan Bekisting

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


22
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN BEKISTING

Hari / Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :

No. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN


1 Bahan Bekisting Cukup / Tidak
2 Bentuk Bekisting Benar / Tidak
3 Ukuran Bekisting Benar / Tidak
4 Kekuatan Bekisting Cukup / Tidak
5 Kerapatan Bekisting Cukup / Tidak
6 Sambungan Bekisting Cukup / Tidak
7 Kelurusan Bekisting Cukup / Tidak
8 Ketegakan Bekisting Benar / Tidak
9 Kebersihan Bekisting Cukup Bersih / Tidak
10 Tenaga Kerja Cukup / Tidak
11 Pelaksana Lapangan Ada / Tidak
12 Request Ada / Tidak

*) Coret yang tidak perlu

Catatan : …

…………………………………………………
Mengetahui Yang Membuat,
Pengawas Pelaksana PT/CV.

( ) ( )

Gambar 2.14. Daftar Simak Pekerjaan Bekisting

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


23
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAGAN ALIR PEKERJAAN PENULANGAN

MULAI

MEMPELAJARI
GAMBAR

PERSIAPAN
BAHAN & ALAT

TIDA
CEK
K

YA
PEMASANGAN
BESI

CEK TIDA
K

YA
SELESAI

Gambar 2.15 Bagan Alir Pekerjaan Penulangan Besi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


24
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN PENULANGAN BESI

Hari / Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :

No. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN


1 Kebersihan Lahan Bersih / Tidak
2 Kesiapan Bahan Cukup / Tidak
3 Kesiapan Alat Cukup / Tidak
4 Jarak Tulangan Cukup / Tidak
5 Diameter Tulangan Benar / Tidak
6 JumlahTulangan Benar / Tidak
7 Ikatan Besi Beton Benar / Tidak
8 Selimut Beton Kuat / Tidak
9 Pemasangan Tulangan Sesuai / Tidak
10 Kebersihan Lokasi Bersih / Tidak
11 Tenaga Kerja Sesuai / Tidak
12 Pelaksana Lapangan Cukup / Tidak
13 Request Ada / Tidak

*) Coret yang tidak perlu


Catatan : …

…………………………………………………
Mengetahui Yang Membuat,
Pengawas Pelaksana PT/CV.

( ) ( )

Gambar 2.16 Daftar Simak Pekerjaan Penulangan Besi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


25
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAGAN ALIR PEKERJAAN PENGECORAN BETON

MULAI

PERSIAPAN
PENGECORAN

TIDA
CEK
K

YA

PENGAJUAN IJIN

IJIN

PENGADUKAN
BETON

PENGECORAN

ROJ0KAN

SELESAI

Gambar 2.17. Bagan Alir Pekerjaan Pengecoran

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


26
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

DAFTAR SIMAK
PEKERJAAN PENGECORAN BETON

Hari / Tanggal :
Lokasi Pekerjaan :
No. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN
1 Bahan Baku Beton Cukup / Tidak
(Semen, Pasir, Kerikil dan Air)

2 Peralatan Adukan Beton / Cukup / Tidak


Beton Molen
3 Komposisi Adukan Beton Sesuai Syarat / Tidak

4 Takaran Beton Sesuai / Tidak


5 Kebersihan Bekisting Ya / Tidak
6 Pemadatan / Vibrasi Cukup / Tidak

7 Tenaga Kerja Cukup / Tidak

8 Pelaksana Lapangan Ada / Tidak


9 Request Ada / Tidak

*) Coret yang tidak perlu

Catatan :

Mengetahui Yang Membuat,


Pengawas Pelaksana PT/CV.

( ) ( )

Gambar 2.18 Daftar Simak Pekerjaan Pengecoran

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


27
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

3.4 Pekerjaan Pintu


Pintu adalah pintu air yang dibuat dengan konstruksi tertentu dari bahan
besi / baja dan kayu yang gunanya untuk mengatur debit air. Juru Ukur
melaksanakan pengukuran untuk menetapkan elevasi dasar ambang pintu
dan dekzerk dari bangunan yang akan dipasang pintu. Insinyur melakukan
pengecekan terhadap konstruksi yang akan dipasang, apakah telah sesuai
dengan rencananya serta pondasi tempat pintu air akan dipasang. Dan juga
memonitor pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehingga menghasilkan
pekerjaan yang sesuai dengan Spesifikasi Tehnik.
Pada Gambar 15 dapat dilihat bagan alir pekerjaan pemasangan pintu, dan
pada Gambar 16 dapat dilihat daftar simak nya.

3.5 Latihan
1) Sebutkan syarat-syarat pekerjaan pasangan
2) Sebutkan kelebihan dan kekurangan beton sebagai bahan konstruksi
3) Jelaskan perawatan beton setelah pengecoran

3.6 Rangkuman
Pekerjaan pasangan batu adalah salah satu komponen penting dalam
pekerjaan konstruksi SDA.,yg penting untuk diperhatikan pada pelaksanaan
pekerjaan- pasangan batu, sbb:
a) Material;
b) Cara memasang batu, &
c) Kontruksi lining & pekerjan-2 bangunan pasangan
Untuk menjamin mutu dari pekerjaan-pekerjaan beton, pengawas harus
memperhatikan dengan saksama "checking points" sebagai berikut,
walaupun pada pekerjaan-pekerjaan beton yang sangat kecil:
-  cek penempatan tulangan-tulangan sebelum beton dicor;
-   cek dimensi dan elevasi, terutama elevasi-elevasi dari pekerjaan cetakan
(form work) sebelum pengecoran beton;
-   cek dengan seksama perbandingan material-material beton selama
pekerjaan; dengan menimbang volume. cek besar beton slump;
-   cek persiapan dari paling sedikit 2 set vibrator
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
28
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

-   cek, pembasahan dari cetakan-cetakan atau penyediaan lembaran-


lembaran
- basah selama waktu pengerasan (curing period) dan waktu pembongkaran

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


29
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

BAB IV
PROSEDUR PENGAWASAN

4.1 Umum
Pengawasan yang ada diharapkan mampu mencegah penyimpangan-
penyimpangan yang akan mengganggu atau menggagalkan pembangunan.
Dalam sistem pengawasan perlu dilakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan konstruksi dan bahan bangunan kegiatan pekerjaan. Kegiatan
pekerjaan ini terekam pada buku laporan mingguan dan bulanan, berita
acara, catatan, dan peninjauan lapangan.
Sistem pengawasan memiliki fungsi mendukung process kegiatan
pelaksanaan yang mana pengawasan ini dapat dijadikan dasar sebagai
bahan pembuatan laporan terperinci dan berbagai catatan keterangan
yang berhubungan dengan kegiatan pekejaan konstruksi ,dari awal
dimulainya kegiatan pekerjaan dan sampai dengan berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan.

4.2. Pengertian
Untuk dapat memahami pengertian pengawasan secara benar, perlu
diketahui beberapa istilah yang berdekatan dengan istilah pengawasan,
yaitu : Pemeriksaan dan Pengendalian.
a) Pemeriksaan
b) Adalah suatu pengamatan yang pada umumnya dilakukan dari jarak
dekat, dengan jalan mengadakan perbandingan antara sesuatu yang
telah atau akan dilaksanakan , dengan yang seharusnya dilaksanakan
menurut ukuran dan norma tertentu.
c) Pengawasan
d) Adalah suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya dilakukan
secara menyeluruh, dengan jalan mengadakan perbandingan antara
kenyataan yang dilaksanakan dengan yang seharusnya dilaksanakan
atau terjadi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


30
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

e) Pengendalian
f) Adalah tindakan pengaturan atau pengarahan pelaksanaan dengan
maksud agar suatu tujuan tertentu dapat dicapai secara efisien dan
efektif.

PENGAWASAN = (PENGENDALIAN) - (TINDAK LANJUT )


PENGENDALIAN = (PENGAWASAN) + ( TINDAK LANJUT )

4.3 Prinsip dan Norma Pengawasan


Pada dasarnya ada 5 (lima) prinsip pengawasan dan 4 (empat) norma
pengawasan
Prinsip pengawasan tersebut, adalah :
1) Obyektif dan menghasilkan fakta
Pengawasan harus bersifat obyektif dan dapat menemukan fakta-fakta
tentang pelaksanaan pekerjaan dan berbagai factor yang
memepengaruhi.
2) Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku.
Untuk dapat mengetahui dan menilai ada tidaknya kesalahan-kesalahan
dan penyimpangan, pengawasan harus berpangkal tolak dari keputusan
pimpinan, yang tercantum dalam :
* tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
* rencana kerja yang telah ditentukan
* pedoman kerja yang digariskan
* peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
3) Preventif
Pengawasan harus bersifat mencegah sedini mungkin terjadinya
kesalahan-kesalahan, berkembang dan terulang kesalahan-kesalahan,
berkembang dan terulang kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu
pengawasan harus sudah dilakukan pada tahap perencanaan dengan
menilai rencana yang akan dilakukan.
4) Pengawasan bukan tujuan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


31
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, tetapi sarana untuk


menjamin dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.

5) Efisiensi
Pengawasan harus dilaukan secara efisien, bukan justru menghambat
efisiensi pekerjaan.

Norma-norma pengawasan meliputi :


1) Pengawasn harus mandiri dan terpisah dari kegiatan-kegiatan yang
diawasi.
2) Pengawasan harus dilakukan dengan keahlian dan ketelitian
professional yang disyaratkan.
3) Lingkup pengawasan meliputi pengujian dan evaluasi terhadap
keefektifan dari system pengendalian intern yang dimiliki oleh organisasi
yang diawasi termasuk kualitas dari pelaksana fungsi dan tugas yang
diemban.
4) Pelaksanaan pengawasan meliputi perencanaan pengawasan, ,menguji
dan mengevaluasi informasi, pemberitahuan hasil-hasilnya dan
menindak lanjuti.

4.4. Konsep Pengawasan


Pendekatan pengawasan konstruksi yang akan diterapkan, biasa disebut
dengan “pengawasan preventive”, diharapkan pencapaian hasil adalah yang
terbaik dengan meminimalkan kesalahan sehingga akan mengakibatkan
pembongkaran konsruksi dan pengulangan pekerjaan yang tidak perlu,
karena kesalahan gambar ataupun mutu pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan atau ketentuan.
Pengawasan preventive, meliputi beberapa aspek, antara lain :
a. Pemeriksaan shop drawing yang dipersiapkan oleh kontraktor dengan
memperhatikan kemudahan didalam pelaksanaan konstruksi,
penjadwalan, urutan pekerjaan yang berkaitan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


32
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

b. Pengawasan yang bersifat full time konsultan, dimana pemeriksaan dan


instruksi untuk mengatasi masalah yang timbul dapatsegera dilakukan.
c. Didalam rapat-rapat antara kontraktor dan konsultan, akan dibahas
secara khusus hal-hal yang memungkinkan akan terjadi, selama
pelaksanaan konstruksi dan solusinya.
d. Komunikasi yang baik antara Inspektur dari konsultan dengan pelaksana
dari kontraktor, sedemikian sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan waktu pelaksanaan sesuai jadwal.
e. Pemeriksaan oleh Inspektur, dengan menggunakan Check-list.

4.5. Lingkup Tugas Pengawasan


Lingkup tugas pengawasan, yang dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas
adalah memberikan layanan keahlian kepada Pemberi Tugas (owner) dan
Tim Pengelola Teknis dalam melaksanakan tugas-tugas koordinasi dan
pengendalian seluruh kegiatan teknis pembangunan tahap pelaksanaan
konstruksi dan masa pemeliharaan, baik yang menyangkut aspek
manajemen maupun teknologi.

4.5.1. Tahap pelaksanaan konstruksi.


a. Mengevaluasi, mengkoordinasi dan mengendalikan program
kegiatan konstruksi yang disusun oleh Kontraktor yang terdiri atas
program pencapaian sasaran konstruksi, program penyediaan dan
penggunaan material, program penyediaan dan penggunaan
informasi, program penyediaan dan penggunaan dana.
b. Memberikan instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan kepada Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan, agar
benar-benar berlangsung sesuai dengan ketetapan-ketetapan
dalam kontrak.
c. Melakukan inspeksi dam pemeriksaan atas seluruh daerah kerja
dan semua instansi yang mendukung pelaksanaan pekerjaan.
d. Melaksanakan penge-check-an terhadap material konstruksi yang
diperlukan untuk memperoleh jaminan bahwa pekerjaan sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


33
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

e. Memeriksa rencana kerja kontraktor sehubungan dengan


peralatan-peralatan yang digunakan, lokasi-lokasi sumber material
konstruksi dan menjamin bahwa sifat dan kontrak material
tersebut adalah benar-benar memenuhi persyaratan atau
spesifikasi.
f. Mengendalikan kegiatan konstruksi dengan melakukan
pengawasan pekerjaan, meliputi :
(1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas serta laju pencapaian progress pekerjaan.
(2) Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi
ketetapan waktu dan biaya konstruksi.
(3) Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian di
lapangan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang
terjadi selama pekerjaan konsruksi.
(4) Menyusun Berita Acara persetujuan kemajuan pekerjaan
konstruksi untuk pembayaran angsuran, pemeliharaan
pekerjaan serta Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan
konstruksi.
(5) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala dan
membuat laporan bulanan atas pelaksanaan pekerjaan
pengawasan dengan mempertimbangkan masukan-masukan
/ hasil rapat-rapat di lapangan, Laporan Harian, Laporan
Mingguan dan Laporan Bulanan pekerjaan konstruksi yang
dibuat oleh Kontraktor.
(6) Meng-koordinir pembuatan gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan lapangan ( as built drawing ) untuk dipersiapkan
oleh kontraktor.
(7) Menyusun dan meng-evaluasi daftar kekurangan-kekurangan
dan cacat-cacat pekerjaan selama masa pemeliharaan.
(8) Membantu Tim Pengelola Teknik dalam penyusunan
Dokumen yang antara lain terdiri atas :
(aa) Berita Acara Serah Terima Pertama dan Kedua.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


34
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

(bb) Gambar Situasi dan gambar-gambar yang sesuai


dengan pelaksanaan di lapangan ( as built drawing ).
(9) Mempersiapkan serta menyampaikan kepada Tim Pengelola
Teknik untuk mendapatkan persetujuan mengenai perubahan
( variation order ), bersama-sama dengan spesifikasi dan
gambar-gambar yang diperlukan. Perintah terhadap setiap
perubahan (variation order) yang mengakibatkan
penambahan atau perubahan biaya hanya dikeluarkan oleh
Pemberi Tugas atau Pejabat yang dikuasakan.
(10) Memeriksa dan mensyahkan semua gambar kerja ( shop
drawings ) yang dibuat oleh Kontraktor.
(11) Membantu Tim Pengelola Teknis dalam negosiasi dengan
Kontraktor pada setiap perubahan harga yang terjadi dan
memberikan rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan.
(12) Menyampaikan setiap persoalan teknis dan perancangan
yang mungkin timbul sehubungan dengan kontrak dan
memberikan rekomendasi cara penyelesaiannya.
(13) Mengevaluasi semua tuntutan mengenai pembayaran
tambahan atau perpanjangan waktu yang diajukan oleh
Kontraktor dan memebrikan rekomendasi mengenai hal
tersebut kepada Tim Pengelola Teknis.
(14) Membantu Tim Pengelola Teknis dalam penyelesaian setiap
perbedaan pendapat yang mungkin timbul dengan Kontraktor
dan memberikan pendapat terhadap setiap tuntutan yang
mungkin diajukan oleh Kontraktor dengan menyusun
laporan-laporan analisa sebagai dasar pertimbangan.
(15) Mengevaluasi seluruh hasil pekerjaan Kontraktor pada Serah
Terima Pertama dalam memberikan rekomendasi mengenai
hal tersebut kepada Tim Pengelola Teknis.

4.5.2. Tahap Pemeliharaan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


35
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

a. Menyiapkan & Idquo ; defect list & rdquo ; dalam periode sebelum
dan setelah Serah Terima Pertama setiap paket pekerjaan dan
mengawasi pelaksanaan perbaikan.
b) Membuat laporan dan merinci bagian-bagian perbaikan /
rehabilitasi kekurangan yang telah dilaksanakan.
c) Melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan.
d) Membantu Tim Pengelola Teknis / Owner dalam menyiapkan
Berita Acara Serah Terima Kedua / Terakhir dari pekerjaan.
e) Menginstruksikan Kontraktor agar membuat &Idquo ; as built
drawing & rdquo ; memeriksa dan mempertanggung jawabkan
dokumen tersebut.
f) Membuat Laporan Akhir Proyek, yang berisi seluruh kegiatan
pelaksanaan selama kegiatan pekerjaan berlangsung termasuk
&Idquo ; Final Account & rdquo.
g) Mengevaluasi seluruh hasil pekerjaan Kontraktor selama masa
pemeliharaandan memberikan rekomendasi mengenai hal
tersebut kepada Tim Pengelola Teknis.
h) Menjamin terlaksananya latihan bagi para Teknisi Pemberi Tugas
oleh Kontraktor, sebelum Serah Terima Pekerjaan untuk kedua
kalinya.

4.6. Tata Cara Pengawasan


Pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdiri atas :
a) Dasar-dasar umum pengawasan
b) Petunjuk pokok pengawasan
c) Konsep pengawasan
d) Kriteria pengawasan
e) Kondisi khusus pengawasan pelaksanaan konstruksi bidang SDA
f) Pemeriksaan bahan-bahan bangunan
g) Pengendalian Pelaksanaan pekerjaan konstruksi
h) Monitoring dan pelaporan pekerjaan pokok
i) Pengenalan sistem informasi dan monitoring pelaksanaan konstruksi
dengan system Informasi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


36
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

4.6.1. Dasar-dasar umum pengawasan


Diharapkan dapat memahami pengertian pengawasan secara benar
maka diperlukan pula istilah yang berdekatan dengan pengawasan
yaitu pemeriksaan dan pengendalian dengan tanpa mengurangi
rumusan pengertian yang ada maka dapat dijadikan sebagai
pegangan

4.6.2. Petunjuk pokok pengawasan


Berdasarkan rumusan diatas dikaitan dengan organisasi
pemerintahan maka pengawasan merupakan salah satu fungsi
manajemen yang merupakan process kegiatan pimpinan untuk
memastikan dan menjamin bahwa tujuan,sasaran serta tugas-tugas
akan terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana

4.6.3. Konsep pengawasan


Mewujudkan dan meningkatkan efisiensi,efektivitas dan rasionalitas
dalam pencapaian tujuan untuk Menghentikan
penyimpangan,pemborosan,mencegah terulangnya kembali
kesalahan penyimpangan dan mencari cara-cara yang lebih baik
untuk mencapai tujuan.

4.6.4. Kriteria pengawasan


Pengawasan yang perlu diperhatikan
 Obyektif dan menghasilkan fakta tentang pelaksanaan pekerjaan
 Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku
 Preventif,mencegah sedini mungkin terjadinya kesalahan-
kesalahan
 Efisien,bukan menghambat pelaksanaan pekerjaan

4.6.5. Kondisi khusus pengawasan pelaksanaan konstruksi bidang


SDA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


37
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

 Pengawasan harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang


diawasi
 Pengawasan meliputi pengujian dan evaluasi termasuk kualitas
 pelaksanaan pengawasan meliputi pengawasan,mengevaluasi
informasi dan menindak lanjuti

4.6.6. Pemeriksaan bahan- bahan bangunan


Gambaran dalam pelaksanaan sehari-hari pemeriksaan dilakukan
dari dekat, pemeriksaan bukti bahan bangunan.

4.6.7. Pengendalian Pelaksanaan pekerjaan konstruksi


Pengendalian dapat diartikan sebagai tindakan pengaturan dan
pengarahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

4.6.8. Monitoring dan pelaporan pekerjaan pokok


Pemeriksaan bukti dari dekat,bendaharawan memeriksa surat
tagihan

4.6.9. Pengenalan system informasi dan monitoring pelaksanaan


konstruksi
Pengenalan system informasi dimaksudkan untuk memudahkan
memberi gambaran secara umum tentang system pelaporan dan
informasi dapat dilaporkan dianalisa secara rutin untuk dipergunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pengendalian
kebijaksanaan

4.7. Latihan
1. Apa pengertian sdr tentang Pengawasan dalam kaitannya dengan Fungsi
Pengendalian.
2. Hal-hal apa saja yang harus diketahui seorang pengawas agar dapat
menjalankan tugas dengan baik.
3. Jelaskan Pengawasan dalam pengertian Task Concept dan Asistance
Concept

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


38
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

4. Apa kewenangan seorang pejabat pengawas


5. Sebutkan Aspek-aspek Pengawasan

4.8. Rangkuman
Seorang Pengawas pelaksanaan Bangunan Embung harus mengetahui dan
menguasai berbagai aspek, seperti aspek-aspek Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Administrasi Teknik.
Keberhasilan pengawasan akan tercapai dengan baik kalau hasil-hasil yang dicapai
memenuhi kriteria tersebut maka seorang pengawas haruslah mengetahui /
menguasai semua aspek dalam proses pencapaian hasil akhir.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Uraian-uraian adalah menggambarkan tata cara pengawasan dalam pelaksanaan
konstruksi Bangunan Embung dengan berbagai aspek-aspek yang berkaitan,
walaupun diuraikan secara singkat, namun setidak-tidaknya telah mencakup
sebahagian besar kerangka tata cara pengwasan dan sistem pelaporan untuk
penyampaian informasi.
Tidak dapat disangkal, bahwa apa yang dikemukakan di sini masih bersifat contoh-
contoh secara umum, tanpa menampilkan suatu keharusan untuk mencontoh
secara langsung. Bagaimanapun juga, kondisi setempat sangat mempengaruhi
penampilan tata cara pengawasan dan pelaporan. Inipun senantiasa berkembang
dan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kemampuan zaman.
Sistem pengawasan juga sangat tergantung sifat peralatan dan fasilitas yang
dipergunakan, faktor mental dan sifat manusiawi, sangat memegang peranan
dalam mewujudkan fungsi dan tujuan sistem dalam menunjang kelancaran
pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
Kontinuitas pengiriman laporan yang tepat dan terpercaya dan penyampaian sesuai
dengan jenjang organisasi dari bawah ke atas, sangat penting untuk mewujudkan
suatu pengendalian pelaksanaan yang baik dan terpercaya.

5.2 Tindak Lanjut

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


39
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

Seorang pengawas pelaksanaan Bangunan Embung harus dapat


memberikan tafsiran yang tepat dan cepat terhadap gambar dan
penyesuaiannya di lapangan, juga mengenai akibat yang ditimbulkan oleh
apa-apa yang dibangunnya. Atau dengan perkatan lain seorang pengawas
harus tanggap terhadap kondisi dan situasi lapangan. Dan yang penting lagi,
seorang pengawas bukan penonton dalam suatu pelaksanaan pekerjaan,
dalam arti harus mengerti hal-hal yang dihadapinya dan harus
dikerjakannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi


2. PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
3. PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
4. Perpres 54 /2010 ,Perpres 70/2013,Perpres no 4/2015
5. Permen PU N0 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kementerian PU
6. Pemen PU Nomor 14/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Pemeriksaan
terhadap Penyelenggaraan Pek. Konstruksi Bidang Sarana dan Prasarana
Pekerjaan Umum
7. Permen PU no 6/2008 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan
dan Pemeriksaan Konstruksi di Lingkungan Departemen PU
8. Permen PU 603/PRT/M/2005 tentang Sisdalmen Penyelengg. Sarana dan
Prasarana
9. Permen PU 33/PRT/M/2006 tentang Penyelengg,Jasa Konsultansi
10. Permen PU 14/PRT/M/2012 tentang Sistem Manajemen Mutu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


40
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

GLOSARIUM

1. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
2. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air
yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan
penghidupan manusia serta lingkungannya
3. Air baku: bahan baku air olahan (air industri, air minum,dll)
4. Unit Air Baku: satuan unit bangunan dan konstruksi yang berada di
bagian hulu dari SPAM yang secara umum terdiri dari:
intake/pengambilan, penangkap pasir, alat pengukuran, dan
pemantauan, saluran/sarana pembawa ke unit pengolahan
5. Air Minum: Air hasil olahan atau air langsung dari sumber yang dapat diminum
dan memenuhi persyaratan baku mutu.
6. Mata air: air yang muncul ke permukaan tanah / dari bumi secara alami.
7. Tandon air: Konstruksi, alat atau kubangan yang dibuat menando air.
8. Saluran terbuka: Saluran untuk mengalirkan air yang terbuka dan bersifat
aliran bebas.
9. Saluran tertutup: Saluran untuk mengalirkan air yang tertutup dan alirannya
dapat bersifat aliran bebas dan atau tertekan
10. Reservoir: Tempat wadah air, atau konstruksi yang berfungsi menando
air. Dapat berupa tanki plasti, beton, embung, waduk
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
41
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

11. Debit mata air : besarnya air yang keluar ke permukaan dan atau mengalir
pada alur atau saluran yang besarnya dalam satuan volume / waktu
12. Debit Rencana : besarnya debit yang digunakan untuk merencana yang terkait
dengan jumlah maksimum yang harus di suplai atau terhadap stabilitas
konstruksi.
13. Debit andalan: besarnya debit yang diandalkan (ada) yang digunakan untuk
merencanakan kapasitas suplai.
14. Debit Kebutuhan : besarnya debit yang harus di suplai/dipenuhi.

KUNCI JAWABAN

Modul 11 Pengawasan Air Baku


Bab II. 2.6
Jawaban:
1. Dalam pengenalan lapangan perlu adanya ceking titik tetap

- letak patok sumbu saluran


- perubahan bentuk permukaan tanah
- benda yang diduga dapat mengganggu kelancaran pekerjaan,
termasuk pembebasan tanah
- dsb

2. Cara pengukuran kepadatan di lapangan sand cone, dengan bahan baku


pasir
- rubber balon, dengan bahan baku cairan

3. Yang dapat doperoleh dengan pemadatan tanah ditinjau dari segi teknik
sipil
menaikan kekuatannya / daya dukungnya
- memperkeci compressibility nya dan daya rembesan air nya
memperkecil pengaruh air terhadap tanah

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


42
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

Bab III. 3.6


Jawaban:
1. Syarat-syarat umum Pekerjaan pasangan harus dikerjakan sesuai dengan
gambar desain dan dapat memenuhi fungsinya, hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
- Ukuran bangunan ( tinggi, tebal, panjang , lebar, kedalaman, dll)
- Elevasi bangunan (untuk bangunan air, harus akurat)
- Sudut kermiringan dan tegaknya
- Kualitas bangunan (bahan, adukan, pemasangankerapian, dll)
- Fungsi sebagian atau keseluruhan (pemeriksaan setelah selesai)
- Pemenuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang ada, dan lain-lain.
Pelaksanaan pekerjaan pasangan harus dilakukan dengan bantuan maal,
profil, tali benang sebagai patokan untuk pelaksanaan agar diperoleh bentuk
dan ukuran sesuai gambar desain.

Kelebihan :
a) Mempunyai daya tahan tinggi
b) Mempunyai kekuatan tekan tinggi
c) Melindungi tulangan baja dari karat
d) Mudah dibentuk
e) Relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain
Kekurangan :
a) Kekuatan tarik rendah
b) Mempunyai kemungkinan terjadi retak
c) Bobotnya besar.
2. Perawatan dengan penjagaan kelembapan bertujuan untuk mencegah atau
mengisi kembali atas kehilangan kelembapan pada awal waktu pengikatan
yang merupakan tahap penting dimana proses hidrasi berjalan cepat.

Perawatan umumnya dilakukan paling sedikit 2 minggu dengan menjaga


permukaan beton agar tetap lembab dengan penyemprotan air terus menerus,
penggenangan air atau penutupan permukaan dengan karung basah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


43
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

Bab IV. 4.8


Jawaban:
1. Pengawasan Pekerjaan adalah orang yang secara langsung setiap harinya
mengadakan pengawasan di lapangan.
Pengendalian adalah merupakan usaha untuk meluruskan apa yang telah
menjadi tanggung jawab/wewenang sehubungan dengan adanya kemungkinan
timbulnya kecenderungan penyimpangan/hambatan dalam pelaksanaan
sebagai hasil dari pengawasan.
2. Yang harus diketahui seorang pengawas agar dapat menjalankan tugas
dengan baik.
- Jenis Pekerjaan
- Kontrak –skema kontrak
- Rencana Mutu Kontrak
- Gambar desain
- Spesifikasi Teknis
- Mutu pekerjaan
- Metoda Pelaksanaan
- Daftar kuantitas & harga
- ddendum (kalau ada)
3. Task Concept
- Tanggung jawab penuh pengawas
- Tugas dan kewajiban pengawas
- Berfungsi pengendali - Direksi
Assistance Concept
- Tanggung jawab di si pemberi tugas
- Tugas dan kewajiban hanya membantu membawa
4. Kewenangan seorang pejabat pengawas
- Menegur pelaksana terhadap penyimpangan sebatas kewenangan
Yang diberikan
- Melaporkan hal-hal yang menyimpang kepada PPK
- Memberikan saran perbaikan
5. Aspek-aspek Pengawasan
- Pengawasan Waktu
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi
44
Modul 11 Pengawasan Bangunan Embung

- Pengawasan Biaya
- Pengawasan Volume
- Pengawasan kualitas
- Pengawasan Metoda
- Pengawasan SMK3

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi


45

Anda mungkin juga menyukai