Anda di halaman 1dari 14

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Nela Rohmawati (18010031), 2T2, Teknik Tekstil, Politeknik STTT Bandung


E-mail : nellarohmawati@gmail.com

ABSTRAK

Pada zaman modern seperti saat ini, perkembangan teknik otomasi atau control otomatik di dunia industri berkembang
sangat pesat, tentunya teknologi dibutuhkan hanya dalam satu genggaman dengan ketentuan wujud
yang semakin kecil namun file yang disimpan semakin besar. Termasuk dalam efisiensi waktu hal ini
menjadi target utama dalam suatu keberhasilan pekerjaan, oleh karena itu teknologi diciptakan
semakin mutakhir . Salah satu kontroler yang banyak dipakai adalah PLC (programmable logic controller).
Penyebab diciptakannya PLC adalah untuk membantu proses pemograman khususnya dibagian
elektro. PLC ini memiliki berbagai fungsi diantaranya yaitu sebagai pengontrol dalam level yang
kompleks sekalipun. Untuk contoh konkretnya adalah program yang ada pada lampu lalu lintas.

Kata kunci : Programable Logic Controller, Ladder Diagram

I. PENDAHULUAN

Pada zaman modern ini, proses otomasi sudah memasuki berbagai bidang, tidak
terkucuali bidang industri. Berbagai industri, baik industri besar maupun industri menengah
bahkan kecil, sudah menerapkan sistem otomasi. Kontroler yang banyak digunakan untuk
proses otomasi ini adalah PLC (programmable logic controller). Pengetahuan tentang sistem
otomasi sangatlah penting, terlebih pada kontroler yang digunakan, pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat mengoprasikan nya sangatlah sangatlan penting. Pada praktikum
kali ini menggunakan PLC S7-200 Siemens agar ke depannya diharapkan praktikan memiliki
ilmu yang cukup untuk mengimplementasikannya di dunia kerja nanti.

II. TUJUAN
1. Praktikan diharapkan dapat memahami dasar-dasar dan pemrograman PLC. 
2. Praktikan diharapkan dapat memahamai Bahasa pemrograman PLC .
3. Untuk mempelajari cara membuat rangkaian kontrol sederhana menggunakan PLC
dengan menggunakan timer dan lampu.
III. DASAR TEORI
Programmable Logic Controller adalah perangkat yang dirancang untuk
menggantikan system control elektrik berbasis relay. PLC mulai digunakan pada tahun 1970-
an. Ide utamanya adalah untuk mensubstitusi relay yang digunakan untuk
mengimplementasikan logika control. Dewasa ini PLC digunkan secara luas dan telah
dikembangkan dari unit-unit kecil yang berdiri sendiri.

Gambar 1. PLC Siemens S7-200


( https://uk.rs-online.com/web/p/plc-cpus/4886713/ )
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :
Sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram
untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun
analog .

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

 Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah
dibuat yangdengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
 Logic
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU),
yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
 Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu
rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini
juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan
di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah
dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan
output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0
berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk
pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
( https://collegexspy.blogspot.com/2015/02/tugas-makalah-elektronika-programmable_14.html )

Komponen dasar PLC :

Gambar 2. Komponen dasar PLC


( https://ndoware.com/komponen-penyusun-plc.html )

1. Unit CPU (Central Processing Unit)


Merupakan bagian yang berfungsi sebagai otak bagi sistem. CPU berisi
mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan tindakan-
tindakan pengontrolan sesuai dengan program yang telah tersimpan, lalu
mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal kontrol ke
output interface. Scan dari program umumnya memakan waktu 70 ms , tetapi hal tersebut
tergantung dari panjang pendeknya program serta tingkat kerumitannya.
2. Unit Memori
Memori didalam PLC digunakan untuk menyimpan data dan program. Secara fisik,
memori ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai back-up pada PLC. Unit
memori ini sendiri dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu:

 Volatile Memory, adalah suatu memori yang apabila sumber tegangannya dilepas
maka data yang tersimpan akan hilang .
Karena itu memori jenis ini bukanlah media penyimpanan permanen. Untuk
penyimpanan data dan program dalam jangka waktu yang lebih lama maka memori
ini harus mendapat daya terus-menerus.hal ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan baterai.
Ada beberapa jenis memori volatil yaitu RAM (Random Access Memory), SRAM
(Static RAM) dan DRAM (Dynamics RAM).
 Non-Volatile Memory, merupakan kebalikan Volatile Memory yaitu suatu memori
yang meski sumber tegangan dilepas data yang tersimpan tidak akan hilang.Salah satu
jenis memori ini adalah ROM (Read Only Memory). Memori jenis ini hanya dapat
dibaca saja dan tidak dapat di tambah ataupun dirubah. Isi dari ROM berasal dari
pabrik pembuatnya yang berupa sistem operasi dan terdiri dari program-program
pokok yang diperlukan oleh sistem PLC.
Untuk mengubah isi dari Rom maka diperlukan memori jenis : EPROM (Erasable
Programmable ROM) yang dapat dihapus dengan mengekspos chip pada cahaya ultra
violet pekat.

3. Unit Power Supply


Unit power supply atau unit catu daya diperlukan untuk mengkonversi tegangan
masukan AC (220Volt ~ 50Hz) atau DC (24Volt) sumber menjadi tegangan rendah DC 5
Volt yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian dala input/output interface.
Kegagalan dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat menyebabkan kegagalan
operasi PLC. Untuk itu  diperlukan adanya baterai cadangan dengan tujuan agar pada saat
voltage=dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.
4. Unit Programmer
Komponen programmer merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
PLC. Programmer mempunyai beberapa fungsi yaitu :

 RUN, untuk mengendalikan suatu proses saat program dalam keadaan aktif.
 OFF, untuk mematikan PLC sehingga program dibuat tidak dapat dijalankan.
 MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi dalam PLC.
 PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana programmer/ monitor digunakan
untuk membuat suatu program.

5. Unit Input/Output
Unit Input/output menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem dengan
dunia luar, memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan/koneksi antara perangkat-
perangkat input, semisal sensor, dengan perangkat output, semisal motor dan selenoida,
melalui kanal-kanal input/output.
Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel
program. Setiap titik input/output memiliki sebuah alamat unik yang dapat digunakan
oleh CPU.
( https://ndoware.com/komponen-penyusun-plc.html )

Unit I/O

Unit input/output atau sering disingkat dengan Unit I/O adalah komponen PLC yang
paling penting. Komponen ini berfungsi untuk menyediakan antarmuka yang menghubungkan
sistem dengan dunia luar.

1. Perangkat Input
Pada PLC, perangkat input biasanya digunakan untuk perangkat-perangkat digital dan
analog, seperti saklar mekanis, potensiometer, termistor, strain gauge, dan
thermocoupler.
Beberapa perangkat tambahan tadi bertindak sebagai sensor, yang nantinya akan
menghasilkan output digital(discrete), yaitu kondisi ‘ON(1)’/’OFF(2)’, dan dapat
dihubungkan dengan mudah ke port-port input PLC. Sensor-sensor yang menghasilkan
sinyal-sinyal analog harus terlebih dahulu diubah(diconvert) menjadi sinyal-sinyal digital
sebelum dihubungkan ke port-port PLC.

Contoh beberapa sensor yang umum digunakan yaitu:

 Saklar-saklar mekanik
 Saklar-saklar jarak(proximity switch)
 Sensor-sensor suhu
 Straingauge
Gambar 3. Konfigurasi Input PLC

( https://instrumentationforum.com/t/plc-controller-circuit-of-input-modules/4652 )

2. Perangkat output
Port-port pada output sebuah PLC dapat berupa tipe relay atau tipe isolator-optik
dengan transistor atau tipe triac, bergantung pada perangkat yang dihubungkan
kepadanya, yang akan dikendalikan.
Umumnya, sinyal digital dari salah satu kanal output sebuah PLC digunakan untuk
mengendalikan sebuah aktuator yang pada saatnya mengendalikan suatu proses.
Istilah aktuator sendiri digunakan untuk perangkat yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gerakan-gerakan mekanis untuk mengendalikan proses.
Berikut ini beberapa contohnya:

 Kontaktor
 Motor
 Motor Stepper
 Katup-katup kontrol direksional

 Tanpa unit I/O ini PLC tidak akan dapat bekerja.

Prinsip Kerja PLC


PLC merupakan peralatan elektronik yang dibangun dari mikroprosesor untuk memonitor
keadaan dariperalatan input untuk kemudian di analisa sesuai dengan kebutuhan perencana
(programmer) untuk mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan kedalam input card.

Ada 2 jenis input card, yaitu :

1. Analog input card


2. Digital input card

Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya mikroprosesor


memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat diproses tergantung jenis
PLC- nya. Sinyal output dikluarkan PLC sesuai dengan program yang dibuat oleh pemakai
berdasarkan analisa keadan input.

Ada 2 jenis output card, yaitu :

1. analog output card


2. digital output card

Setiap ouput card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor menurut
alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC- nya. Pada PLC juga dipersiapkan
internal input dan output untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan program. Dimana
internal input dan output ini hanya sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga
dipersiapkan timer yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delai , off delai, on timer, off timer
dan lain- lain sesuai dengan programnya. Untuk memproses timer tersebut, PLC memanggil
berdasarkan alamatnya.

Untuk melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini didukung oleh perangkat lunak
yang merupakan bagian peting dari PLC. Program PLC biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu
ladder diagram dan instruksi dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam
penulisan program.

IV. METODE EKSPERIMEN


Alat dan Bahan

1. Laptop
2. Software STEP 7 Micro-win
3. PLC Trainer Slemens S7-200
4. Kabel Penghubung
5. Power Suply
6. Kabel PC/PPI
Skema Percobaan

Rangkaian

Ladder Diagram

Cara Kerja

1. Siapkan peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.


2. Hidupkan perangkat computer dan PLC yang akan digunakan.
3. Buka sofware PLC untuk membuat ladder diagram PLC.
4. Setelah aplikasi dibuka, ubah rangkaian instalasi listrik (wiring diagram) seperti pada
gambar dibawah menjadi ladder diagram
Rangkaian

5. Buatlah ladder diagram seperti rangkaian diatas, dengan mengisikan kode input, NO,
NC, Timer dan output secara tepat.
6. Setelah Ladder diagram telah dibuat, hubungkan laptop dengan alat PLC.
7. Download network yang sudah diterjemahkan dan pastikan bahwa network sesuai
dengan rangkaian.
8. Jalankan rangkaian yang sudah diprogram pada PLC.
9. Amati perubahan yang terjadi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi awal tanpa program status


2. Program status dinyalakan

3. Kondisi Start 10.0 (on) dan stop 10.1 (on)


4. 10.0 (on) dan 10.1(off) lampu nyala
5. I0.0 (off) dan I0.1 (on)

6. I0.0 (OFF) dan I0.1 (OFF)


7. Kondisi dari I0.0 (ON) dan I0.1 (OFF) ke I0.0 (OFF ) I0.1 (OFF)

Input yang digunakan pada ladder diagram yaitu I0.0 sedangkan outputnya Q0.0 dan
Q0.1. Pada ladder diagram juga terdapat sebuah timer T36 yang disetting dengan waktu
10 detik. Sebelum ladder diagram dijalankan maka akan ada indikator Q0.0 (Lampu 1
pada Network 2) yang tidak menyala (OF), I0.0 dan M0.0 (Network 1 dan 2) dalam
keadaan tidak bekerja (OFF). Saat program pada ladder diagram dijalankan dengan
menekan saklar START dengan kata lain I0.0 diberi masukan (dijalankan) dan STOP
I0.1, maka timer (T36) secara otomatis akan menghitung selama 10 detik dan pada saat
itu juga indikator Q0.0 (Lampu 1 pada Network 2) tidak menyala (OFF) I0.0 dan M0.0
(Network 1 dan 2) dalam keadaan bekerja (OFF). Kemudian saat I0.0 ON dan I0.1 dalam
keadaan OFF, Lampu 1 Q0.0 akan menyala begitu juga dengan M0.0 (Network 2 ON)
sedangkan Lampu 2 (Network 3 OFF). Berbeda ketika I0.0 dalam keadaan OFF dan I0.1
dalam keadaan ON, Lampu 1 (Q0.0) pada Network 2 dalam kondisi OFF begitu pula
dengan Lampu 2 (pada Network 3 OFF), M0.0 ( pada Network 2 OFF). Saat I0.0 OFF
dan I0.1 OFF semua dalam kondisi OFF. Dikarenakan adanya timer, maka lampu akan
mati setelah timer habis.
Kondisi saat I0.0 (ON) dan I0.1 (OFF) ke I0.0 (OFF) I0.1 (OFF), M0.0 pada
Network 1 (ON), M0.0 pada Network 2 (ON), Lampu 1 (Q0.0) pada Network 2 akan
menyala (ON).

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


1. Dengan menggunakan PLC kita dapat membuat sebuah perintah yang bekerja secara
automatis sesuai dengan Ladder Diagram yang telah dibuat.
2. Keadaan Normally Open (NO) adalah keadaan saat PLC tidak bekerja karena arus
listrik tidak mengalir pada rangkaian, sedangkan keadaan Normally Close (NC)
adalah keadaan saat arus listrik mengalir pada rangkaian.

VII. DAFTAR PUSTAKA


[1] http://dionlabs.blogspot.com/2018/02/modul-mekatronika-plc-instalasi-listrik.html
, diakses pada 07 Oktober 2019

[2] http://wahyu-elektronika.blogspot.co.id/2011/11/programmable-logika-controller-
plc.html, diakses pada tanggal 07 Oktober 2019
[3] https://ndoware.com/komponen-penyusun-plc-2.html, diakses pada 09 Oktober
2019

Anda mungkin juga menyukai