Anda di halaman 1dari 6

Muslimah Berilmu, Generasi Maju

By Arafah N. S. Luvika

With Generasi Dakwah Islam, Rabu 15 Juli

Bismillah, mulai masuk ke materi ya. Tema nya Muslimah Berilmu, Generasi
Maju

Oke, sudah tidak asing kita dengar ungkapan dari para Ulama yg kurang lebih
menyatakan,

"Kemuliaan suatu kaum tergantung para Wanitanya. Baik buruknya Generasi suatu
kaum tergantung para Wanitanya."

❓ Kenapa bisa begitu? Apa hubungannya Wanita dengan suatu Generasi, dengan
Ummat dalam Skala Luas?

Sering pula kita dengar ungkapan,

"Al-ummu madrosatul ula’, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq."

Yang artinya, "ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka
engkau telah mempersiapkan generasi terbaik."

Mafhum kita ketahui, dalam Penciptaan, Allah titipkan Rahim dalam tubuh Kaum
Wanita. Yg mana dengan Rahim itu dapat terlahir bayi2 mungil sebagai Penerus
kelangsungan hidup ummat Manusia. Bayi2 tersebut adalah AMANAH yg luar biasa
dari Allah untuk Orangtua. Bayi2 mungil yg kelak akan tumbuh menjadi Dewasa dan
Mengambil Peran dalam Kehidupan Sosial/Masyarakat.

Pernah kita membayangkan, apa jadinya bila Bayi2 mungil yg kelak Tumbuh
Dewasa dan Mengambil PERAN dalam Masyarakat, TIDAK DIDIDIK DENGAN
BAIK? Wah, bisa terjadi Kerusakan yg Luar Biasa. Mereka akan Tumbuh menjadi
Manusia yg Minim Pengetahuan Agamanya, Miskin Akhlaqnya.

Disusun oleh Arafah N. S. Luvika – IG @araluv99


Mungkin dia bisa jadi Cerdas dalam Pengetahuan Umum, tapi saat dia Melakoni
Peran dalam Hidupnya, dia HANYA AKAN MENGANDALKAN LOGIKA
'MANUSIAWINYA', Menentukan mana yg Baik dan Buruk BERDASAR HAWA
NAFSU PRIBADINYA, Keputusan yg ia Ambil akan JAUH DARI ATURAN ALLAH.
Na'udzubillah min dzalik. Akan jadi apa Ummat jika dipenuhi oleh manusia2 seperti
itu?!

Di sinilah, semakin jelas PERAN ORANGTUA SANGAT PENTING dalam


MEMBENTUK GENERASI. Utamanya peran WANITA/IBU, karena sosok Ibulah
yg memang fitrahnya Mengurus Rumah Tangga sehingga memiliki waktu yg lebih
banyak bersama Anak2nya dibanding pada Suami yg bertugas Mencari Nafkah.
Tapi, bukan berarti Pendidikan menjadi Tanggung Jawab PENUH seorang Ibu ya.

Sosok Ayah tetap BERKEWAJIBAN MENDIDIK KELUARGANYA. Karena Suami


adalah Pemimpin Keluarga. Bahkan dosa isteri atau anak2nya bisa menjadi
tanggungan si suami, apabila Suami Tidak Pernah Memberi Pendidikan Ilmu yg Baik
dan Benar terhadap Keluarganya.

Bisa cek hadits berikut,

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas


kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin
bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR. Bukhari: 2278).

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,

“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban


mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia
juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada
dirimu.” (Tuhfah al Maudud hal. 123).

Disusun oleh Arafah N. S. Luvika – IG @araluv99


Ibu sebagai Pendidik bagi anak2nya, tentu harus memiliki Bekal Ilmu yg
Memadai. Apabila Ibu dapat mendidik anak2nya dengan Pengetahuan Agama yg
Baik, membentuk anak2nya sehingga memiliki Akhlaq yg Baik, kelak saat anak2 itu
Tumbuh Dewasa, in syaa Allah dasar2 Pengetahuan Agama yg Mencukupi diiringi
Akhlaq Terpuji yg sudah ditanam sejak kecil, membuat dia menjadi Pribadi yg Baik
dan Amanah.

Maka dapat kita bayangkan, andai setiap Orangtua, setiap Ibu, menerapkan hal
ini di rumahnya masing2, saat Anak2 itu tumbuh dewasa, akan banyak sekali
Orang2 yg Berpengetahuan Agama dan Berakhlaq Baik di masyarakat. Jika ini
terjadi, maka akan Terbentuk Suatu Generasi Yang Baik, Generasi Robbani,
Generasi Pemuda/Pemudi Islam Sejati. Maa syaa Allah

❓ Teman2 sudah mulai terbuka kan pikirannya, hubungan Wanita dengan


Baik/Buruknya Suatu Ummat/Generasi?

Kita bisa ingat kembali kisah terdahulu, saat masa Rasulullah ‫ﷺ‬, masa para
sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, yg notabene Syari'at Islam bisa dibilang masih
ditegakkan secara Baik dan Benar, walau setelah masa Rasulullah ‫ ﷺ‬mulai terjadi
lagi penyimpangan2 dalam Aqidah dan terjadi penurunan kualitas Akhlaq ummat
Islam.

Di masa2 Islam masih Berjaya, betapa Terjaganya kaum Wanita, betapa wanita
Muslimah dapat Memegang Teguh Ajaran Agama Islam. Bisa kita teladani kisah
Bunda Khadijah yg begitu menjaga kehormatannya sebagai wanita, statusnya
sebagai Wanita tidak pula menghalanginya menoreh prestasi, terbukti beliau
mampu menjadi Pebisnis andal kala itu.

Lalu dari rahim bunda Khadijah, lahirlah anak2 yg sholih dan sholihah, buah
cintanya dengan baginda Rasulullah ‫ﷺ‬. Yang lama menemani perjalanan Rasulullah
‫ ﷺ‬adalah Sayyidah Fatimah, karena anak2 beliau yg lain meninggal lebih dulu. Dari
rahim seorang Wanita yg mulia, dididik oleh Orangtua yg Berakhlaqul Karimah,
tumbuhlah siti Fatimah sebagai Wanita yg begitu Mulia.

Disusun oleh Arafah N. S. Luvika – IG @araluv99


Bahkan bunda Aisyah radhiallahu 'anha berkata,

"Belum pernah aku melihat orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam
berbicara melebihi Fathimah, apabila dia masuk menemui Nabi, maka Nabi berdiri
untuk menyambutnya dan menciumnya, serta melapangkan tempatnya. Begitu pula
sebaliknya perlakuan Fathimah terhadap Nabi" (H.R. Abu Dawud)

Contoh lain, di masa Kekhalifahan Umar bin Khaththab, ada kisah seorang gadis
muslimah yg begitu Ta'at pada Allah.

Dikisahkan oleh Abdullah bin Zubair bin Aslam dari ayahnya dari kakeknya yang
bernama Aslam. Ia menuturkan, “Suatu malam aku sedang menemani Umar bin
Khattab berpatroli di Madinah. Ketika beliau merasa lelah, beliau bersandar ke
dinding di tengah malam, beliau mendengar seorang wanita berkata kepada
putrinya, "Wahai putriku, campurlah susu itu dengan air".

Putrinya menjawab, "Wahai ibunda, apakah engkau tidak mendengar maklumat


Amirul Mukminin hari ini?"

Ibunya bertanya, "Wahai putriku, apa maklumatnya?"

Putrinya menjawab, "Dia memerintahkan petugas untuk mengumumkan, hendaknya


susu tidak dicampur dengan air."

Ibunya berkata, "Putriku, lakukan saja, campur susu itu dengan air, kita di tempat
yang tidak dilihat oleh Umar dan petugas Umar."

“Bu, sekalipun Amirul Mukminin tidak melihat kita, namun Rabb Amirul Mukminin
pasti mengetahuinya,” jawab gadis itu.

Disusun oleh Arafah N. S. Luvika – IG @araluv99


Maa syaa Allah banget kan jawaban gadis tersebut, teman2 semua. Saat ibunya
menyuruhnya berbuat sesuatu yg Dilarang oleh Umar bin Khaththab, si gadis tegas
Menolak karena ia Yakin bahwa masih ada Allah Mahamelihat dan Mahamengetahui
segalanya

Singkat cerita, kemudian gadis itu menikah dengan putra Umar bin Khaththab
yg bernama 'Ashim. Dari pernikahan ini lahir seorang putri yang di kemudian hari
menjadi ibu bagi Umar bin Abdul Aziz.

Sebagai Info, Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah di masa Dinasti Umayyah
dari 717 hingga 720 M.

Meski hanya tiga tahun, jasanya begitu besar dalam membangun dan
menyebarluaskan agama Islam. Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin umat yang
adil dan bijaksana. Ia begitu jujur. Selama tiga tahun memimpin, semua rakyat
yang berada dalam lindungan Dinasti Umayyah hidup berkecukupan alias sejahtera.

Maa syaa Allah, begitu Urgent nya peran Wanita dalam Mendidik Anak2nya.
Wanita yg Sholihah, Berakhlaq Baik, Terdidik dengan Baik, in syaa Allah dapat
mencetak Anak2 yg Sholih/Sholihah pula. Tak heran jika dijuluki Muslimah
Sebagai Tonggak Peradaban.

Karena peran Muslimah sangat penting dalam kelangsungan Ummat, maka sudah
sepatutnya para muslimah pun Membekali Dirinya dengan ILMU PENGETAHUAN
yg MEMADAI.

Tentu kita sudah tidak asing dengan hadits,

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)

Menurut para ulama, Kewajiban itu Berlaku untuk Pria dan Wanita muslim. Tidak
ada pengecualian, Wanita Wajib pula Menuntut Ilmu.

Disusun oleh Arafah N. S. Luvika – IG @araluv99


Sebagai catatan, dalam hadits tsb, yg DIWAJIBKAN adalah menuntut Ilmu
Agama Islam.

Bagaimana Wanita dapat Sholat dengan baik jika Tidak Mempelajari Ilmunya?
Padahal sholat adalah hal yg pertama kali dihisab di akhirat kelak. Bagaimana
Wanita dapat menjadi Pendidik yg Baik bagi anak2nya kelak, kalau Wanita itu
sendiri TIDAK PUNYA BEKAL ILMU yg MEMADAI? Bagaimana Wanita dapat
Menjalani Perannya sebagai Hamba yg Baik, jika Wanita TIDAK Mempelajari Ilmu2
Syari'at?

Maka dari itu teman2 semua, semangatlah selalu Menuntut Ilmu Terutama
Ilmu Syari'at yg memang kita diwajibkan untuk Memahami dan Mengamalkannya.
Semoga, semakin banyak Muslimah yg SADAR bahwa dirinya Begitu Penting Dalam
Mencetak Generasi Penerus. Jika kesadaran itu muncul, in syaa Allah semakin
Banyak Muslimah yg Bersemangat BELAJAR, Mempersiapkan diri SEMAKSIMAL
mungkin agar kelak Dapat Mencetak Generasi Robbani, Generasi Qur'ani, Generasi
Muda/Mudi Islam Sejati

Kita ummat Islam adalah "Pewaris Surga". Sudah sepatutnya kita Berupaya
Maksimal untuk kembali ke "Kampung Halaman" kita.

Dan jelas, Surga Tidak Diraih dengan Maksiat. Surga diraih dengan Keta'atan
serta Ridho dari-Nya

Wallahu a’lam bisshowab..

Disusun oleh Arafah N. S. Luvika – IG @araluv99

Anda mungkin juga menyukai