Anda di halaman 1dari 4

Optimalisasi Penggunaan Simple Moving Average

Posted on November 13, 2008by parahita

Jika berinvestasi dengan strategi buy and hold mulai terasa membosankan, sepertinya
kita bisa mencoba alternatif lain. Bukan berarti strategi buy and hold jelek. Strategi
tersebut bagus dan kita tidak perlu repot-repot mengawasinya. Namun jika kita mau
sedikit repot, mungkin kita bisa mencoba strategi lain. Kali ini kita akan membicarakan
mengenai analisa teknikal.

Berbicara analisa teknikal kita tidak akan jauh-jauh dari apa yang namanya indikator.
Salah satu indikator yang cukup mampu untuk merefleksikan kehendak pasar adalah
Moving Average. Mengapa moving average? Yang pasti perhitungan moving average
cukup sederhana. Moving average merupakan rata-rata harga beberapa periode ke
belakang dari suatu efek. Jumlah periode bisa kita tentukan. Kita bisa memilih 5
periode, 20 periode, 50 periode, dan seterusnya. Bahan-bahan untuk mempelajari
dasar-dasar analisa teknikal bisa Anda dapatkan di internet dengan mudah.

Sehubungan dengan indikator moving average, saya mencoba mengoptimalkan


penggunaan moving average pada IHSG.

Kira-kira hasilnya adalah seperti ini:


Grafik di atas saya bagi menjadi 3 area. Masing-masing area menunjukkan pilihan
periode Simple Moving Average (SMA) yang paling menguntungkan. Data yang
digunakan untuk simulasi adalah data penutupan harian IHSG dari tanggal 4 Januari
1984 sampai dengan tanggal 12 November 2008. Fee transaksi pembelian adalah 0.3%
dan fee transaksi penjualan adalah 0.4%. Diasumsikan saat portfolio kita full berisi
cash, kita mendapatkan bunga 9% annually.
Area-area tersebut adalah:

1. Area Short Term SMA. Terlihat bahwa penggunaan indikator SMA 37 akan


menghasilkan return terbesar (30.084%) selama kurun waktu 1984-2008.
2. Area Mid Term SMA. Terlihat bahwa penggunaan indikator SMA 71 akan
menghasilkan return terbesar (18.479%) selama kurun waktu 1984-2008.
3. Area Long Term SMA. Terlihat bahwa penggunaan indikator SMA 255 akan
menghasilkan return terbesar (10.978%) selama kurun waktu 1984-2008.
Garis horizontal berwarna orange menunjukkan perbandingan return jika kita
melakukan strategi Buy and Hold. Terlihat bahwa jika kita berinvestasi dengan
mengikuti indikator SMA, hampir semua periode SMA dapat mengungguli strategi Buy
and Hold.

Walaupun penggunaan indikator SMA dapat mengalahkan strategi Buy and Hold, hal
yang perlu diingat adalah jumlah transaksi yang harus kita lakukan ketika mengikuti
indikator ini. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin singkat periode MA,
jumlah transaksi yang kita lakukan akan semakin besar. Mari kita perhatikan gambar
berikut:

Terlihat bahwa semakin panjang periode SMA yang kita gunakan, semakin sedikit
transaksi yang kita lakukan. Ujung-ujungnya adalah berkurangnya fee transaksi.
Kesimpulannnya, SMA 37 memberikan hasil terbaik untuk jangka pendek. SMA 71
memberikan return terbesar untuk jangka menengah. SMA 255 memberikan hasil
terbaik untuk jangka panjang. Perlu diingat, hal ini hanya berlaku untuk IHSG karena
setiap instrumen investasi akan memberikan respon yang berbeda terhadap periode
SMA.
Lebih lanjut, kita dapat mengembangkannya dengan menggunakan berbagai macam
periode SMA secara bersamaan. Tentulah hasilnya akan semakin akurat dan yang pasti
akan mengurangi jumlah transaksi kita

Anda mungkin juga menyukai