Anda di halaman 1dari 9

0

TUGAS MAKALAH
KELOMPOK V

PENGERTIAN TA’RIF, PEMBAGIAN TA’RIF, DAN SYARAT –


SYARAT TA’RIF.

Oleh :

Ilmiyatul chonimah
Faiqotul chonimah

Diajukan untuk memenuhi tugas M.K. Logika/ Mantiq

Dosen pengampu :

Junaidi, M. Pd. I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL – HIKMAH
LANGKAP BURNEH BANGKALAN
2020
1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Pengertian Ta’rif.....................................................................................................................4
B. Pembagian Ta’rif.....................................................................................................................4
1. Ta’rif Had.............................................................................................................................4
2. Ta’rif Rasm..........................................................................................................................5
3. Ta’rif Lafad..........................................................................................................................5
C. SYARAT – SYARAT TA’RIF................................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................7
A. Kesimpulan .............................................................................................................................7
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirah Allah SWT, yang telah melimpahkan ridho serta karunia-
nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ AT TA’RIF.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Logika/ Mantiq. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingatkan keterbatasan
waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang kami miliki.
Namun demikian, dengan segala kemampuan yang ada dan dengan rasa tanggung jawab, akhirnya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Meskipun jauh dari kata sempurna. Kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada guru
kami. Dan berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya bagi semua
pihak. Kritik dan saran kami selalu mengharapkan apabila dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan sehingga kami dapat memperbaiki dalam tahap berikutnya.

Bangkalan 30 November 2020

Penulis
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ta’rif dalam keseharian di sebut juga pengertian atau definisi. Pengertian ta’rif itu sendiri
pengenalan dan pemahaman mengenai pengertian afrad-afrad untuk mendapatkan gambaran yang jelas
terhadap afrad tersebut atau bila di singkat pengertian ta’rif bisa di sebut bahwa ta’rif adalah
memperkenalkan sesuatu sesuai hakikat/mahiyah sebenarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengrtian Ta’rif
2. Apa saja pembagian Ta’rif
3. Apa saja syarat- syarat Ta’rif

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Ta’rif
2. Mengetahui pembagian Ta’rif
3. Mengetahui syarat- syarat Ta’rif
4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ta’rif
Ta’rif menurut istilah Bahasa adalah Definisi, Batasan, Pengertian, atau
Pemberitahuan.Sedangkan menurut Ahli logika ( Mantiq ). Ta’rif atau definisi adalah teknik
menjelaskan sesuatu yang dijelaskan, untuk diperoleh suatu pemahaman secara jelas dan
terang, baik dengan menggunakan tulisan maupun lisan, dan dalam ilmu mantiq dikenal
dengan sebutan ( qoul syarih).1 Dan dalam Bahasa Indonesia, Ta’rif tersebut dapat
diungkapkan dengan perbatasan dan definisi.2
Al-Jurzani menjelaskan pengertian ta’rif sebagai berikut:
‫ْرفَةَ َشي ٍْئ آخَ َر‬ ِ ‫ِعبَا َرةٌ ع َْن ِذ ْك ِر َشي ٍْئ تَ ْست َْل ِز ُم َمع‬
ِ ‫ْرفَتَهُ َمع‬
“Ta’rif adalah penjelasan tentang penuturan sesuatu, yang dengan mengetahuinya akan
melahirkan suatu pengetahuan yang lain.”
Takrif juga disebut al-had, yaitu
‫قَوْ ٌل دَا ٌّل َعلَى َما ِهيَ ِة ال َّشي ِْئ‬
“Kalimat yang menunjukkan hakikat sesuatu.”

B. Pembagian Ta’rif
Ta’rif dibagi 3 macam, yaitu :
1. Ta’rif Had
Ta’rif dengan had, adalah Ta’rif yang menggunakan rangkaian lafad kulli Jins dan
Fashl.
contoh : Manusia adalah hewan yang Berfikir.
Hewan adalah Jins, Dan yang berfikir adalah Fashal bagi manusia.

Ta’rif Had ada 2 Yaitu : Ta’rif Had Tam Dan Ta’rif Had Naqish.
a) Ta’rif Had Tam
‫نس َو ْالفَصْ ِل القَ ِر ْيبَ ْي ِن‬
ِ ‫اَ ْن يَ ُكوْ نَ بِ ْال ِج‬
  “Penjelasan sesuatu dengan menggunakan jenis qarib dan fashal qarib.”
Contoh : Manusia adalah hewan yang dapat berfikir (al-insan hayawan al-nathiq)
Hewan adalah jins qarib kepada manusia karena tidak ada lagi jins di
bawahnya. Sedangkan dapat berfikir adalah fashal qarib baginya.
1
Drs. H. A. Basiq Djalil, S. H. M. A, Logika (Ilmu Mantik), (Jakarta : Kencana Predana Media Group, 2010),
Cet. Ke-1, h. 18
2
Prof. Dr. H. Baihaqi A.K, Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logik, (Jakarta : Darul Ulum Press, 2007), h. 47
5

b) Ta’rif Had Naqish


ْ َ‫ب فَق‬
‫ط‬ ِ ‫ب اَوْ بِ ْالفَصْ ِل القَ ِر ْي‬
ِ ‫نس البَ ِع ْي ِد َو ْالفَصْ ِل القَ ِر ْي‬
ِ ‫اَ ْن يَ ُكوْ نَ بِ ْال ِج‬
“Penjelasan sesuatu dengan menggunakan jenis ba’id dan fashal qarib, atau hanya
fashal qarib.”
Contoh : Manusia adalah tubuh yang dapat berfikir ( al-insan jism al-nathiq).
Jism adalah jins ba’id bagi manusia dan, dapat berfikir adalah fashl qarib
baginya.
Contoh : Manusia adalah yang dapat berfikir (hanya fashal qarib saja).
2. Ta’rif Rasm
Ta’rif dengan rasm adalah ta’rif yang menggunakan jins dan ‘irdhi khas.
Contoh : Manusia adalah hewan yang dapat tertawa.
Hewan adalah jins dan tertawa adalah ‘irdhi khas (sifat khusus) manusia.
Ta’rif rasm ada 2, yaitu ta’rif rasm tam dan ta’rif rasm naqish         
a) Ta’rif Rasm Tam
َّ ‫ب َو ْال َخا‬
‫ص ِة‬ ِ ْ‫اَ ْن يَ ُكوْ نَ بِ ْالج‬
ِ ‫القَ ِر ْي‬  ‫نس‬
“Penjelasan sesuatu (mu’arraf yang didefinisikan) dengan menggunakan jenis qarib
dan khashah.”
Contoh : Manusia adalah hewan yang mampu belajar kitab.
Hewan adalah jins qarib bagi manusia, sedangkan  mampu belajar kitab
adalah khashah baginya.
b) Ta’rif Rasm Naqish
ْ َ‫ص ِة فَق‬
‫ط‬ َّ ‫ص ِة اَوْ بِ ْالخَا‬
َّ ‫س البَ ِع ْي ِد َو ْالخَا‬
ِ ‫اَ ْن يَ ُكوْ نَ بِ ْال ِج ْن‬
“Penjelasan sesuatu (mu’arraf yang didefinisikan) dengan menggunakan jenis ba’id
dan khashah atau dengan khashah saja.”
Contoh : Manusia adalah jism (tubuh) yang bisa ketawa.
Jism adalah jins ba’id bagi manusia dan bisa tertawa adalah khashah
baginya.
Contoh : Manusia adalah yang tertawa.(dengan khashah saja)
3. Ta’rif Lafad
Ta’rif dengan Lafad adalah Ta’rif dengan menggunakan Lafad lain yang sama
artiny3.
Contoh : Tepung adalah terigu.
atau Insan adalah Manusia.
3
Prof. KH. M. Taib Thahir, Ilmu Mantiq, (Yogyakarta : Widjaya, 1964), h. 58
6

C. SYARAT – SYARAT TA’RIF


Berikut ini yang merupakan syarat-syarat ta’rif:
1. Ta’rif harus jami’-mani’ (istilah lain untuk itu ialah muththarid-mun’akis) maksudnya
ta’rif tidak boleh lebih umum atau lebih khusus dari yang dita’rifkan.
Contoh ta’rifkan lebih umum:
Manusia adalah hewan.
Contoh ta’rif lebih khusus:
Manusia adalah hewan yang bisa membaca dan menulis.
Contoh ta’rif yang sesuai:
Manusia adalah hewan yang berfikir dan/berkata-kata
2. Ta’rif harus lebih jelas dari yang dita’rifkan. Jadi, ta’rif tidak boleh sama samarnya atau
lebih samar dari yang dita’rifkan.
Contoh : Buah kelapa adalah  buah sebesar kepala bulat, berbungkus kulit keras,
berjuntai di pohonnya dan berisi santan yang bisa dijadikan minyak untuk
menggoreng pisang.
3. Ta’rif harus sama pengertiannya dengan yang dita’rifkan. Jadi, tidaklah benar ta’rif.
Contoh : Rokok adalah asap yang mengepul dari mulut ke udara dan berbau
memabukkan.
4. Ta’rif tidak boleh berputar-putar (daur)
Contoh : Ilmu adalah pengetahuan di dalam otak.
Manusia adalah orang dan orang adalah manusia.
Karena sifatnya yang berputar-putar, maka ta’rif-ta’rif tersebut tidak benar.
5. Ta’rif tidak boleh memakai kata-kata majaz (kiasan atau metaforik)
Contoh : Pahlawan adalah singa yang gugur
Ilmu adalah laut yang nenulihkan kehausan
6. Ta’rif tidak boleh menggunakan kata-kata musytarak (mempunyai lebih dari satu arti)
Contoh : Arloji adalah pukul yang dipakai ditangan.
7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi yang telah kami paparkan, maka penulis menyimpulkan bahwa Ta’rif (al-
ta’rif) secara etimologi berarti pengertian atau batasan sesuatu. Takrif disebut juga al qaul
al-syarih (ungkapan yang menjelaskan) atau al-had,  yaitu
‫قَوْ ٌل دَا ٌّل َعلَى َما ِهيَ ِة ال َّشي ِْئ‬  
“Kalimat yang menunjukkan hakikat sesuatu.”
Sedangkan ta’rif  secara mantiqi adalah teknik menerangkan baik dengan tulisan maupun
lisan, yang dengannya diperoleh yang jelas tentang sesuatu yang diterangkan / diperkenalkan.
Ta’rif dibagi menjadi 3  macam, yaitu :
- ta’rif had,
- rasm
- lafdz.
Syarat-syarat ta’rif, yaitu harus jami’ mani’, harus lebih jelas dari yang dita’rifkan, harus
sama pengertiannya dengan yang dita’rifkan, tidak berputar-putar, bebas dari penggunaan
kata majazi  dan kata yang mngandung banyak makna.
8

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasyimy, Muhammad Ma’shum Zainy. 2008. Zubdatul Mantiqiyah (teori Berfikir Logis),
Jombang: Darul Hikmah.
https://anangiatputrasambas.blogspot.com/2018/04/logika-berfikir-mantiq-tarif-atau.html
https://rezaervani.com/2018/05/03/pengertian-tarif/
Prof. Dr. H. Baihaqi A.K, Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logik, (Jakarta : Darul Ulum
Press, 2007),  h. 48-51

Anda mungkin juga menyukai