Anda di halaman 1dari 5

Risma Manuturi Panjaitan

PRA MBA 75B

ANALISIS PROFITABILITAS SERTA MODAL SAHAM PADA PT.


ULTRAJAYA TBK TAHUN 2017 DAN 2018

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan


biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba investasi
yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai
kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian
aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan. Efektivitas
dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan
investasi perusahaan yang dilihat dari unsur unsur laporan keuangan. Semakin tinggi nilai
rasio maka kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang
tinggi melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari
tingkat pendapatan dan arus kas. Rasio-rasio profitabilitas memaparkan informasi yang
pentingkan daripada rasio periode sebelumnya dan rasio pencapaian pesaing.
Dengan demikian, analisis tren industri dibutuhkan untuk menarik kesimpulan
yang berguna tentang tingkat laba (profitabilitas) sebuah perusahaan. Rasio profitabilitas
mengungkapkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional
yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan di mana sistem pencatatan kas kecil
juga berpengaruh.

A. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)


Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset
sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase
rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih : Total Aset


Dalam PT. Ultrajaya Tbk, kita mengetahui bahwa nilai laba bersih pada tahun 2017
sebesar Rp. 659.418.000 dan tahun 2018 sebesar Rp. 621.886.000 serta total asset yang
dimiliki pada tahun 2017 sebesar Rp. 5.175.896.000 dan tahun 2018 sebesar Rp.
5.584.546.000 , sehingga dapat dihitung nilai ROA dari PT. Ultrajaya Tbk sebesar :
ROA 2017 = Laba Bersih : Total Aset
= Rp. 659.418.000 : Rp. 5.175.896.000
= 0,1274 = 12,74%

ROA 2018 = Laba Bersih : Total Aset


= Rp. 621.886.000 : Rp. 5.584.546.000
= 0,1114 =11,14%

Tanah Milik Perseroan merupakan tanah dengan status Hak Guna Bangunan (HGB).
HGB tersebut berlaku sampai dengan 2032 dan manajemen berkeyakinan bahwa HGB
tersebut dapat diperpanjang pada saat berakhirnya hak tersebut. Seluruh aset kepemilikan
langsung telah diasuransikan (property all risk insurance) pada tanggal 30 September
2018 dengan jumlah pertanggungan yang memadai sebesar Rp 632.093 untuk bangunan
dan perumahaan, mesin dan peralatan. sedangkan kendaraan jumlah pertanggungannya
sebesar Rp 4.218 Pada tanggal 30 September 2018 manajemen berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian di masa yang akan
datang. Selain asuransi terhadap aset tetap tersebut di atas. Perseroan mengasuransikan
juga risiko kehilangan margin (profit loss) selama tenggang waktu yang diakibatkan oleh
kejadian-kejadian tak terduga atas aset-aset tetap Perseroan. dengan nilai pertanggungan
sebesar Rp 1.000.000. Aset tetap yang digunakan oleh entitas asosiasi jumlahnya tidak
signifikan. manajemen tidak menggolongkan sebagai properti investasi karena nilainya
tidak material.

B. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)


Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut
yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan
terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham
biasa dan pemegang saham preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil
perusahaan mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari
investasi pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal
sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

Dalam PT. Ultrajaya Tbk, kita mengetahui bahwa nilai laba bersih setelah pajak pada
tahun 2017 sebesar Rp. 659.418.000 dan tahun 2018 sebesar Rp. 621.886.000 serta
ekuitas pemegang saham PT. Ultrajaya Tbk pada tahun 2017 sebesar Rp. 4.197.711.000
dan tahun 2018 sebesar Rp. 4.694.504.000 , sehingga dapat dihitung nilai ROE dari PT.
Ultrajaya Tbk sebesar :
ROE 2017 = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham
= Rp. 659.418.000 : Rp. 4.197.711.000
= 0,1571 = 15,71%

ROE 2018 = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham


= Rp. 621.886.000 : Rp. 4.694.504.000
= 0,1325 =13,25%

Sesuai dengan PSAK No. 56 “Laba per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung
dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang yang
ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan. Tidak ada efek
berpotensi saham dilusian pada tanggal 30 September 2018 dan 2017. Oleh karenanya,
laba bersih per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

C. Return on Investment (ROI)


Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah
dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap
jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan. Rumus Return on Investment berikut ini.

ROI= ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi )x 100 %

Dalam PT. Ultrajaya Tbk, kita mengetahui bahwa nilai laba atas investasi pada tahun
2017 sebesar Rp. 3.352.376.000 serta investasi awal PT. Ultrajaya Tbk pada tahun 2017
sebesar Rp. 34.811.000 dimana total investasi pada tahun 2017 bernilai Rp.
3.352.376.000 dan tahun 2018 nilai laba atas investasi sebesar Rp. 1.196. 597.000 dengan
nilai investasi awal sebesar Rp. 27.916.000

D. Earning Per Share (EPS)


Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per
lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen perusahaan,
pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat memperhatikan earning per
share karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan. Rumus earning per share
sebagai berikut.

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah       Saham Biasa yang
Beredar

Total laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik Entitas Induk pada tahun 2017
sebesar Rp. 645.893.000 sedangkan pada tahun 2018 sebesar Rp. 609.806.000.
Sedangkan Rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun 2017 dan tahun
2018 adalah sama yaitu sebesar Rp. 11.554.000.

E. MODAL SAHAM
Berdasarkan akta risalah RUPS No. 7 tanggal 4 Agustus 2000 dari Lien Tanudirdja. S.H..
Notaris di Bandung qq. Akta Pernyataan Keputusan RUPS No. 31 tanggal 30 Agustus
2000 dari Notaris yang sama. Perseroan meningkatkan modal dasar dan melakukan
pemecahan nilai saham. Modal dasar sebesar Rp 425.000 ditingkatkan menjadi Rp
1.500.000. sedangkan nilai nominal per saham diubah dari Rp 1.000 (jumlah penuh)
menjadi Rp 200 (jumlah penuh). Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB No.
3 tanggal 22 Juni 2017 dari Ari Hambawan. S.H.M.Kn. Notaris di Bandung. Perseroan
melakukan pemecahan nilai saham dengan rasio 1:4. Modal dasar sebesar Rp 7.500
menjadi Rp 30.000 sedangkan nilai nominal per saham dari Rp 200 (jumlah penuh)
menjadi Rp 50 (jumlah penuh).

Anda mungkin juga menyukai