Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN Iii Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan
Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN Iii Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan
KARYA ILMIAH
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
iv
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
v
PERSETUJUAN
Diluluskan di
Medan, Juni 2009
Diketahui/Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua, Pembimbing
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
vi
PERNYATAAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
vii
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini.
Karya ilmiah ini berjudul “ Pengaruh waktu inap CPO pada storage tank
terhadap kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran ”. Karya ilmiah
ini merupakan syarat untuk melengkapi gelar Ahli Madya pada Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Jurusan Kimia Industri D3 Universitas
Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak menemukan
masalah, namun berkat bantuan dari semua pihak, sehingga karya ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala
bimbingan dan fasilitas yang telah diberikan baik sebelum atau sesudah PKL
dilaksanakan, kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda F. Marunduri dan Y. Daeli yang
sangat penulis sayangi yang telah memberikan dukungan moril dan
materil, serta dukungan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah ini.
2. Bapak Drs. Nimpan Bangun, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
membantu penulis menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
3. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU
Medan.
4. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS sebagai Ketua Departemen
Kimia FMIPA USU.
5. Bapak Prof. Dr. H. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil selaku Ketua
Jurusan Kimia Industri FMIPA - USU yang telah banyak
membimbing dan membantu dalam kelancaran studi penulis.
6. Bapak / Ibu Staff Pengajar khususnya program studi Kimia Industri
FMIPA – USU yang telah banyak membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan.
7. Abang penulis, Toni Perdamaian Marunduri, serta adik penulis
Rosniat indah Marunduri, Kurniati Marunduri, Beni Putra
Marunduri yang sangat penulis sayangi, yang telah memberikan
dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
viii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih memiliki
kekurangan dalam materi dan cara penyajian penulisannya, untuk itu penulis
mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dan penyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis berhadap
karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Penulis
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
ix
ABSTRAK
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
x
ABSTRACT
The observation has been done at crude palm oil storage process towards time with
the changing of free fatty acid content, moisture, and dirt. Free fatty acid is measured
with method of free acid titration, moisture and dirt is determined with gravimetry
method. The result of analisys obtained the maximum free fatty acid content that’s
4,43 %, the maximum moisture that’s 0,39% and the maximum dirt that’s 0,029%.
From the result of observation know that the changing average increasing of free fatty
acid contents, moisture and dirt until the fourth day that’s 0,15 %, 0,04 %, and 0,003
%, and the average increasing at the fifth day until the sixth day that’s 0,5 %, 0,05 %,
and 0,001 %.Because the average increasing of free fatty acid contents, moisture, and
dirt is constant, so that the observation just done until the sixth day.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan iii
Pernyataan iv
Penghargaan v
Abstrak vii
Abstrack viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 3
1.3. Tujuan 3
1.4. Manfaat 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
xiii
DAFTAR TABEL
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
xv
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis Guinensis JACQ) merupakan salah satu dari beberapa
tanaman golongan palmae yang dapat menghasilkan minyak. Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit diperoleh dari proses pengolahan tandan buah segar
(TBS) di pabrik, bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.
Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat,
dimulai dari pengangkutan tandan buah kelapa sawit ke pabrik sampai dihasilkan
minyak sawit dan hasil sampingnya. Produk utama yang dihasilkan dari pengolahan
kelapa sawit adalah CPO. Mutu dari CPO dipengaruhi oleh kadar asam lemak
Asam lemak bebas terjadi karena hidrolisa dari minyak oleh adanya enzim
lipase dan air dalam minyak tersebut. Selain proses hidrolisa, proses oksidasi juga
Air dapat menguap pada minyak sawit jika dipanaskan pada suhu◦C,
105
karena itu pemanasan perlu dilakukan untuk mengurangi pertambahan asam lemak
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
2
bebas pada CPO dengan proses hidrolisa.kadar air yang tinggi dapat menyebabkan
asam lemak bebas semakin tinggi karena akan membantu terjadinya proses
hidrolisa.
Kadar kotoran adalah bahan – bahan tak larut dalam minyak, dimana dengan
ukuran yang kecil zat pengotor ini sulit untuk disaring, oleh karena itu perlu
disimpan pada tangki. Kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran pada
minyak sawit dalam tangki timbun sebelum dipasarkan dianalisa untuk mengetahui
mutu minyak sawit. Dalam hal ini kebersihan tangki timbun perlu dijaga, dengan
asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran. Atas dasar inilah penulis ingin
membuat karya ilmiah berjudul “Pengaruh Waktu Inap CPO pada Storage Tank
terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran Di PTPN III
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
3
1.2. Permasalahan
Pengaruh lama waktu inap CPO pada Storage Tank terhadap Kadar Asam
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh waktu inap CPO pada Storage Tank terhadap
2. Untuk mengetahui persentase dari Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan
1.4. Manfaat
(storage tank) tentang pengaruh waktu inap CPO terhadap Kadar Asam Lemak
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di
hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataanya kelapa sawit hidup subur
di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.
Kelapa sawit pertama masuk ke Indonesia pada tahun 1948, dibawa dari
Mauritius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda. Bagi bangsa Indonesia,
tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional.
masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. (Hadi Mustafa, 2004).
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas itu
dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal beberapa varietas antara
lain :
1. Dura
sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging
buah terhadap buah variasi antara 35 – 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar
dengan kandungan minyak yang rendah. Dalam persilangan varietas dura dipakai
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging
buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging
biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan
jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga
betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu dalam persilangan dipakai sebagai pohon
induk jantan. Penyerbukan silang antara pisifera dengan dura akan menghasilkan
varietas tenera.
3 Tenera
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
6
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu
dura dan pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam diperkebunan pada saat ini.
Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 – 4mm, dan terdapat
Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 – 96%. Tandan buah yang
dihasilkan oleh tenera lebih banyak daripada dura, tetapi ukuran tandannya relatif
Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan
setelah ditanam di lapangan. Buah yang dihasilkan disebut tandan buah segar (TBS)
atau fresh fruit bunch (FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat mulai
umur 3-14 tahun dan akan menurun kembali setelah umur 15-25 tahun. Setiap pohon
sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan berat 3-40 kg per tandan,
tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1000-3000 brondolan dengan
berat brondolan 10-20 g. TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan
intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produk setengah jadi.
Minyak mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel,IKS) harus diolah
Warna daging buah ialah putih kuning diwaktu masih muda dan berwarna
jingga setelah buah menjadi matang. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah
air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor-
faktor lain adalah titik cair, kandungan gliserida padat, refining loss, plasticity dan
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
7
Semua faktor-faktor ini perlu dianalisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa
sawit.
luar
Fraksi 2 Matang I
F1+F2+F3
25-50% buah luar
Fraksi 3 Matang II
min 85 %
50-75% buah luar
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
8
membrondol
TBS
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa
gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya,
minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak sawit berwarna
setengah pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur banyak ditentukan oleh kadar
ALB-nya), dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah, bau
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
9
Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang
berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14-20 atom karbon. Dengan demikian sifat
minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut. Pada
Tabel 2, tercantum panjang rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada dalam minyak
sawit. Karena kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam tak jenuh oleat dan
(Mangoensoekarjo, 2003)
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah
yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen.
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.
Rata-rata komposisi asam lemak bebas minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel
Tabel 1.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa
Sawit :
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
10
Asam Laurat - 46 - 52
Asam Oleat 39 – 45 13 – 19
Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam
minyak dari jenis tenera kurang lebih 500-700 ppm, kandungan tokoferol bervariasi
Sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor,
kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan,
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
11
slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity
Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit dapat dilihat dari Table 2.1.
berikut :
Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna
orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau atau flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya
asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa
sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair berbeda-
beda.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
12
Akhir 26 – 29 40,0
Bilangan Bartya 33 -
(Ketaren, S 1986)
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
13
sederhana dan dapat pula dengan teknologi tinggi yang sudah biasa digunakan oleh
Untuk memisahkan minyak dari fase lainnya perlu dilakukan dengan proses
pemurnian yang disebut dengan klarifikasi. Minyak tersebut perlu segera dimurnikan
dengan maksud agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan
oksidasi.Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air,
demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan organik
Kadar air dalam minyak setelah pemurnian masih terlalu tinggi untuk
mencegah peningkatan kadar asam lemak bebas karena hidrolisis. Untuk mendapatkan
kadar air yang diinginkan minyak masih harus dikeringkan. Untuk itu sebaiknya
dipakai pengering vakum pada suhu relatif rendah, agar minyak tidak teroksidasi pada
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
14
Pengering vakum bekerja pada tekanan absolut 50 Torr dengan bantuan pompa
vakum atau vacuum steamjet ejectors. Minyak yang masuk pada suhu 80oC dan kadar
air 0,25-0,30% akan dikeringkan sampai kadar air akhir 0,08-0,10%. Minyak tidak
perlu dikeringkan dibawah 0,08% karena minyak adalah hidroskopis, dan dengan
kadar 0,08% ini pun hidrolisis maupun pembiakan mikroba dapat ditekan sangat
rendah.
mencegah oksidasi pada waktu pemasukan ke tangki timbun. Minyak yang masih
mengandung air 0,6-1,0% perlu dikeringkan agar air tersebut tidak lagi berfungsi
sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka untuk menghilangkan air
Alat pengeringan yang ditemukan di PKS umumnya terdiri dari tiga bentuk yaitu :
a. Oil drier
Alat ini bekerja menguapkan air ke udara dengan sistem pemanasan. Alat ini
terdiri dari penggabungan dua alat yaitu bak pemanas minyak dan evaporator. Alat
evaporator dapat bekerja dengan baik jika suhu minyak mencapai 100OC.
b. Oil dessicator
Akibat mutu minyak yang dihasilkan oil drier masih jelek maka dibuat alat
pengering yang disebut dengan oil dessicator. Alat ini adalah pengganti bak pemanas
minyak sedangkan evaporator masih tetap dipakai. Suhu minyak dalam alat ini
umumnya diatas 90OC, dan kemudian dialirkan pada talang bertingkat dengan melalui
penanganan selama transpotasi minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan
terjadinya kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga akan
penimbunan perlu dilakukan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu
minyak sawit. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat
minyak sawit.
tangki timbun. Minyak yang masuk kedalam tangki timbun suhunya 40 – 50ºC. Titik
leleh minyak sawit ± 40ºC, sehingga untuk mempermudah pengeluaran minyak dari
tangki maka untuk maksud tersebut diprtahankan agar suhu minyak bertahan diatas
titik leleh. Selama penyimpanan terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas (ALB)
yang disebabkan terjadinya proses autokatalitik yang dipercepat oleh panas. (Naibaho
M, 1987).
minyak produksi dan pengukuran minyak produksi harian. Alat ini terdiri deri tangki
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
16
berbentuk silinder yang didalamnya dilengkapi dengan pipa pemanas berbentuk spiral,
dan pada bagian atas terdapat lubang untuk pengukuran dan lubang penguapan air.
Tangki penimbunan minyak sawit memiliki kapasitas antara 500-3000 ton. Selama
penimbunan ini dapat terjadi perusakan mutu, baik peningkatan ALB maupun
peningkatan oksidasi.
2. Jangan mencampur minyak berkadar ALB tinggi atau minyak kotor dengan
6. melapisi dinding tangki dengan damar epoksi (hanya untuk minyak sawit
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
17
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat pohon induknya penanganan pasca
panen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutannya. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa hal yang secara langsung berkaiatan dengan penurunan mutu
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit
sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak
turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas
dalam minyak sawit. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen
sampai tandan diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa
pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini
akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis
(enzim). Semakin lama reaksi berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang
terbentuk.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
18
CH2 – O – C – R CH2 – OH
O O
panas, air
CH – O – C – R CH – OH + R – C – OH
keasaman, enzim
CH2 – O – C – R CH2 – OH
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif
- Adanya mikroorgnisme (jamur dan bakteri tertentu), yang dapat hidup pada
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
19
dan udara,
Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu usaha untuk menekan
Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik.
Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan
berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu
samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada kondisi suhu
tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu minyak.
Untuk itu, setelah akhir proses pengolahan minyak sawit dilakukan pengeringan
Tabel 2.3. Hubungan antara Kematangan Panen dengan Rendemen Minyak dan
ALB
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
20
menghidrolisis minyak. Enzim-enzim dan ko-enzim yang terdapat di dalam buah akan
Enzim yang paling mengganggu pada buah sawit yaitu : enzim lipase dan
oksidase. Enzim ini sering terikat pada buah karena buah luka atau terikut oleh
peralatan panen. Kegiatan enzim dapat berhenti dengan perebusan hingga temperatur
50oC selama beberapa menit. Namun, jika ditinjau dari proses pengolahan selanjutnya,
Kandungan asam lemak bebas buah sawit yang baru dipanen biasanya < 0,3 %.
ALB minyak yang diperoleh dari buah yang tetap berada pada janjang sebelum diolah
(dan tidak mengalami memar) tidak pernah melewati 1,2%. Sedangkan, ALB
brondolan biasanya sekitar 5 %. Di pihak lain, sangat jarang diperoleh ALB di bawah
2% pada crude palm oil (CPO) hasil produksi PKS, biasanya sekitar 3%.
Peningkatan ALB yang mencapai sekitar 20 kali ini terjadi karena kerusakan
buah selama proses panen sampai tiba di ketel perebusan. Kemungkinan penyebab
utama kerusakan terjadi pada saat pengisian buah di tempat pemungutan, penurunan
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
21
buah di tempat pengumpulan hasil, pengisian buah ke alat transport pembawa buah ke
sebelum matang. Oleh karena itu penentuan saat panen adalah sangat menentukan
(kritis). Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada saat buah akan
menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Proses ini dalam buah terjadi sejak mulai
berlangsungnya proses “kematian” yaitu saat buah membrondol atau saat tandan
dipotong dan terlepas hubungannya dengan pohon. Proses hidrolisis dikatalisis oleh
enzim lipase yang juga terdapat dalam buah, tetapi berada diluar sel yang
mengandung minyak.
tertentu) juga dapat terjadi bila suasananya sesuai, yaitu pada suhu rendah dibawah
50oC, dan dalam keadaan lembab dan kotor.Oleh karena itu minyak sawit harus segera
dimurnikan setelah pengutipannya. Pemanasan sampai suhu diatas 90oC seperti pada
menonaktifkan enzimnya. Pada kadar air kurang dari 0,8% mikroorganisme juga tidak
dapat berkembang. Jika lebih tinggi sebaiknya minyak ditimbun dalam keadaan panas
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
22
Kadar air dan zat mudah menguap didefenisikan sebagai massa zat yang hilang
dari zat yang dianalisa pada pemanasan 105°C dibawah kondisi operasi tertentu. Saat
ini parameter mutu minyak kelapa sawit yang dipersyaratkan untuk perdagangan salah
satunya adalah kadar air. Kadar air yang tinggi dapat menurunkan nilai mutu minyak
sawit.
Air dalam minyak kelapa sawit hanya dalam sejumlah kecil, hal ini terjadi
karena proses alami sewaktu pembuahaan dan akibat perlakuan di pabrik serta
pengaruh penimbunan. Pada proses hidrolisa minyak di pabrik digunakan adanya air,
jika air yang terbentuk pada proses ini besar maka akan menyebabkan kenaikan asam
lemak bebas pada minyak sawit. Kadar asam lemak bebas dan air yang tinggi akan
menyebabkn kerusakan minyak yang berupa bau tengik pada minyak tersebut. Agar
minyak yang dihasilkan memiliki mutu yang baik maka kadar air dan asam lemak
Ada beberapa cara yang digunakan dalam penentuan kadar air daan zat menguap pada
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
23
Cara hot plate digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan-bahan lain
yang menguap yang terdapat dalam minyak dan lemak. Cara ini dapat digunakan pada
semua minyak dan lemak kecuali pada minyak yang diekstraksi dengan pelarut yang
mudah menguap. Sebelum dilakukan pengujian pada contoh, minyak harus diaduk
Contoh ditimbang dalam gelas piala yang kering dan telah didinginkan dalam
desikator. Kemudian contoh dipanaskan diatas hot plate sambil memutar gelas piala
dihentikan setelah terliht lagi gelembung gas atau buih.Cara lain yang lebih baik
Adanya uap air kan tertlihat dengan adanya air yang mengembun pada gelas
arloji. Pada akhir pemanasan suhu minyak tidak boleh lebih dari 130°C, selanjutnya
disimpan dalam desikator dan didinginkan dalam suhu kamar dan ditimbang.
Penyusutan bobot disebabkan oleh bobot dari air dan zat yang mudah menguap yang
Cara oven terbuka (air oven method) digunakan untuk lemak nabati dan lemak
hewan, tetapi dapat digunakan untuk minyak yang mengering (drying oil) atau
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
24
Contoh yang telah diaduk, selanjutnya ditimbang di dalam “cawan kadar air
(moisture dish)”, lalu dimasukkan ke dalam oven dan dikeringkan pada suhu 105°C
selama 30 menit. Contoh diangkat dari oven dan didinginkan dalam desikator sampai
Cara oven hampa udara (vacuum oven methods) dapat digunakan untuk semua
jenis minyak dan lemak kecuali minyak kelapa dan minyak yang sejenis yang tidak
mengandung asam lemak bebas lebih dari 1%. Contoh yang telah diaduk ditimbang
dalam “cawan kadar air”, kemudian dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam
desikator sampai suhu kamar, kemudian ditimbang. Bobot tetap diperoleh jika selama
Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang
tidak larut dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat
pengotor terhadap minyak atau lemak. Pada umumnya, penyaringan hasil minyak
sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan yaitu minyak sawit jernih
berukuran besar memang dapat disaring. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut
yang berukuran kecil tidak bisa disaring, hanya melayang-layang didalam minyak
sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak sawit. Padahal alat sentrifugasi
tersebut dapat berfungsi dengan prinsip kerja yang berdasarkan pada perbedaaan berat
jenis.
Kotoran yang terdapat pada minyak terdiri dari tiga golongan, yaitu :
1. Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak (fat insolube) dan terdispersi dalam
minyak.
Kotoran yang terdiri dari biji atau partikel jaringan, lendir dan getah serat-serat
yang berasal dari kulit abu atau material yang terdiri dari Fe, Cu, Mg, dan Ca, serta air
dalam jumlah kecil. Kotoran seperti ini dapat diatasi dengan cara mekanis yaitu
dengan cara pengendapan dan sentrifugasi. Kadar pengotor dalam minyak sawit
berupa logam seperti besi, tembaga, dan kuningan biasanya berasal dari alat-alat
kotoran yang berasal dari pengelupasan alat-alat dan pipa adalah mengusahakan alat-
Mutu dan kualitas minyak sawit yang mengandung logam-logam tersebut akan
turun. Sebab dengan kondisi tertentu, logam-logam itu dapat menjadi katalisator yang
menstimulir reaksi oksidasi minyak sawit. Reaksi ini dapat dimonitor dengan melihat
perubahan warna minyak sawit yang semakin gelap dan akhirnya menyebabkan
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
26
ketengikan. Pengurangan unsur-unsur logam yang terikut dalam minyak sawit dapat
a. Hydraulic Press diganti dengan Screw Press, sebab cages dan screen terbuat
c. Tangki transport dilapisi dengan epoxy (pompa dari material yang dilapisi
dengan nikel), dan jika memungkinkan gunakan pipa-pipa yang tidak berkarat.
kuningan.
d. Bejana hampa untuk pengeringan (vacum dryers) dan alat pendingin minyak
Semua alat diusahakan terbuat dari stainless steel sebab reaksi antara asam
lemak yang terkandung dalam minyak sawit dengan logam akan membentuk senyawa
pro-oksidan yang membantu terjadinya reaksi oksidasi. Logam ini akan semakin
banyak terbentuk jika kadar asam lemak bebas dalam minyak sawit juga semakin
tinggi. Untuk itulah, tangki timbun dan tangki kapal dalam pengangkutan sebaiknya
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
27
dilapisi dengan bahan epoxy untuk menghindari sentuhan secara langsung dengan
logam. Sebagai standart mutu internasional ditetapkan untuk kadar logam besi
Kotoran ini terdiri dari pospolipid, senyawa yang mengandung nitrogen dan
Kotoran yang termasuk dalam golongan ini terdiri dari asam lemak bebas,
trigliserida, zat warna yang terdiri dari karatenoid, klorofil. Zat warna lainnya yang
dihasilkan dari proses oksidsi dan dekomposisi minyak yang terdiri dari keton,
aldehida dan resin serta zat lannya yang belum teridentifikasi. (Ketaren, s 1986).
Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit dan Inti Sawit
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
28
Lovibond -
3-4 R - -
Kadar Minyak -
- 47 % Maksimal
Kontaminasi -
- 6% Maksimal
Kadar Pecah -
- 15 % Maksimal
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
29
susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan
minyak sawit sebagai bahan baku adalah pangan serta industri nonpangan seperti
kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu
bahan bakar.
keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Minyak sawit juga memiliki
keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung didalamnya. Kadar
sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati
lainnya yang terdiri dari sitosterol, campesterol, sigmasterol, dan kolesterol. Dalam
CPO kadar sterol berkisar antara 360 – 620 ppm dengan kadar kolesterol hanya sekitar
satu butir telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit.
kolesterolnya rendah ).
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
30
Manfaat minyak sawit diantaranya sebagai bahan baku untuk industri pangan
Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak
sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, rafinasi dan hidrogenesis.
olein cair dan fraksi stearin padat. Sebagai bahan baku untuk minyak makan, minyak
sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarine, butter,
antara lain mengandung mengandung karoten yang diketahui berfungsi sebagai anti
kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Kandungan asam linoleat dan asam
linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit memiliki
kemantapan kalor (beat stability) yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
31
Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan minyak inti sawit
diproses melalui proses hidrolisis (splitting) untuk menghasilkan asam lemak dan
gliserin.
Kandungan minor dalam minyak sawit berjumlah kurang lebih 1%, antara lain
tersebut menjadikan minyak sawit dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri
farmasi. Olekimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati,
termasuk diantaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit.Produksi utama
minyak yang digolongkan dalam oleokemikal adalah asam lemak, lemak alcohol,
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
32
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Metodologi
Sampel CPO diambil dari storage tank dalam tiga bagian yaitu bagian atas,
bagian tengah, dan bagian bawah, di gabungkan untuk mewakili sifat keseluruhan
sampel.
3.1.1. Alat-alat
- Cawan petridish
- Corong
- Neraca analitik
- Buret 50 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Oven
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
33
- Desikator
- Tang/Penjepit.
- Gelas ukur 50 ml
3.1.2. Bahan-bahan
- CPO
- n-Heksan
- Alkohol 96 %
- KOH 0,052 N
- Ditambahkan 10 ml n-Heksan
- Ditambahkan 20 ml alkohol
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
34
menjadi
kuning kehijauan
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
35
(m. Cawan + m. Sampel Sebelum Dioven) − (m. Cawan + m. Sampel Sesudah Dioven)
K . Air (%) = x 100%
m. Sampel
- Dibilas sisa minyak dengan n-heksan hingga tidak ada lagi sisa dalam cawan.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
36
- Dibilas kertas saring dengan n- Heksan sampai kertas saring berwarna putih bersih
dari minyak sehingga hanya kotoran yang tinggal pada kertas saring tersebut.
- Dikeringkan kertas saring dalam oven pada suhu 110oC selama 15 menit.
BAB 4
4.1. Hasil
4.1.1. Data
Tabel 4.1. Data yang diperoleh dari analisa ataupun pemeriksaan pengaruh waktu
inap CPO terhadap kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air, dan kadar kotoran di
Penentuan kadar Asam Lemak Bebas dilakukan dengan metode titrasi asam basa
Kadar
Normalitas
Hari ke- Berat Sampel KOH ALB
No Volume Titrasi
(g) (N) (ml) (%)
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
38
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
39
4.1.2. Perhitungan :
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
40
= 3,16 %
(m. Cawan + m. Sampel Sebelum Dioven) − (m. Cawan + m. Sampel Sesudah Dioven)
K . Air (%) = x 100%
m. Sampel
16,9525 g − 16,9365
= x 100%
10,4943 g
0,016 g
= x 100%
10,4943 g
= 0,15 %
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
41
0,3176 g − 0,3156 g
= x 100%
10,4783 g
0,002 g
= x 100%
10,4783 g
= 0,019 %
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
42
4.2. Pembahasan
titasi asam basa, sedangkan penentuan Kadar Air dan Kadar Pengotor dilakukan
dengan menggunakan metode gravimetri. Mutu CPO akan menjadi tinggi bila Kadar
Asam lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Pengotor didalam CPO itu rendah. Semakin
tinggi Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar air, dan Kadar Pengotor di dalam CPO maka
Dari data hasil analisa di atas terlihat bahwa semakin lama waktu inap maka
Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran yang dihasilkan akan
tinggi, dimana Kadar Asam Lemak Bebas tertinggi sebesar 4,43 % pada hari ke-6, dan
Kadar Asam Lemak Bebas terendah sebesar 3,16 % pada hari-1. Untuk Kadar Air
tertinggi sebesar 0,39 % pada hari ke-6, dan Kadar Air terendah sebesar 0,15 % pada
hari-1. Sedangkan untuk Kadar Kotoran tertinggi sebesar 0,029 % pada hari ke-6, dan
Kadar kotoran terendah sebesar 0,019 % pada hari-1. Data tersebut menunjukkan
bahwa Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran masih sesuai
dengan standart mutu yang ditetapkan oleh PTPN III yaitu untuk Kadar Asam Lemak
Bebas sebesar 3,5 %, Kadar Air sebesar 0,15 %, dan Kadar Kotoran sebesar 0,020 %.
menghidrolisis minyak. Enzim-enzim dan ko-enzim yang terdapat di dalam buah akan
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
43
Enzim yang paling mengganggu pada buah sawit yaitu : enzim lipase dan
oksidase. Enzim ini sering terikat pada buah karena buah luka atau terikut oleh
peralatan panen. Kegiatan enzim dapat berhenti dengan perebusan hingga temperatur
50oC selama beberapa menit. Namun, jika ditinjau dari proses pengolahan selanjutnya,
Dari beberapa pengalaman di pabrik minyak kelapa sawit (PKS), ALB akan
tinggi apabila :
disebabkan terjadinya proses hidrolisa, dimana pada proses hidrolisa akan dihasilkan 1
molekul gliserol dan 3 molekul Asam Lemak Bebas. Air dan kotoran seperti protein
pada minyak merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Mikroba
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
44
Tabel 4.2.1. Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran Vs
Waktu Inap
1 2 3 4 5 6
(%)
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
45
BAB 5
5.1. Kesimpulan
Pengaruh Waktu Inap CPO pada Storage Tank terhadap Kadar Asam
Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran yaitu dengan semakin lamanya waktu
inap CPO pada Storage Tank maka Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan
Kadar Kotoran akan semakin tinggi. Kadar asam lemak bebas diukur dengan
menggunakan metode titrasi asam basa, sedangkan kadar air dan kadar kotoran
Hasil analisa yang diperoleh untuk kadar asam lemak bebas maksimum
sebesar 4,43 %, kadar air makimum sebesar 0,39 %, dan kadar kotoran maksimum
sebesar 0,029 %. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat diketahui
pertambahan perubahan (∆) kenaikan rata-rata untuk kadar asam lemak bebas,
kadar air, dan kadar kotoran sampai dengan hari ke-4 adalah 0,15 %, 0,05%, dan
0,003 %, dan pertambahan perubahan kenaikan rata-rata untuk kadar asam lemak
bebas, kadar air, dan kadar kotoran pada hari ke-5 sampai dengan hari ke-6 adalah
0,15 %, 0,05 %, dan 0,001 %, karena pertambahan perubahan kenaikan dari kadar
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
46
asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran telah konstan sehingga pengamatan
5.2. Saran
1. Diharapkan buah yang telah dipanen tidak ditimbun dalam waktu yang lama
Kadar Air, dan Kadar Kotoran sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan
standart mutu.
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
47
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
1
DAFTAR PUSTAKA
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
2
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
3
Lampiran 1
Angka Kerja Pengolahan Mutu Minyak Sawit dan Kernel Sawit
Lampiran 2
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
5
Kualitas Pabrik :
Kualitas Produksi :
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
6
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
7
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009
8
Firman Jaya Marunduri : Pengaruh Waktu Inap Cpo Pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar
Air, Dan Kadar Kotoran Di PTPN III Tebing Tinggi Pks Kebun Rambutan, 2009.
USU Repository © 2009