Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

GANGGUAN TIDUR

Disusun oleh:

Alhayandi Deu (411913961000xx)

Tresna Anugrah (411913961000xx)

Chaerani Kurniatin (41191396100046)

Shine

Triv

Yesika

Pembimbing:

dr. Safyuni N, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN

PERIODE 10-21 AGUSTUS 2020


Lembar Ringkasan Ilustrasi Kasus

I. Identitas Pasien
Nama : Nn. L
Umur : 25 tahun
Alamat : Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Pekerjaan : Akuntan
II. Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien mengeluh selalu ingin tidur pada siang hari sejak 2 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Saat bekerja, pasien merasa mendapat serangan kantuk sekitar pukul 10:30 sampai siang
hari. Pasien merasa hal ini membuat kerja nya tidak efektif karena setelah merasa kantuk ia
selalu tidur di kamar pegawai sekitar 30 menit. Pasien mengaku tidak tertidur secara tiba-
tiba atau tiba-tiba mengantuk di sembarang tempat. Pasien juga tidak merasakan adanya
keluhan seperti ketindihan, merasakan sensasi saat sedang tertidur, dan juga keluhan-
keluhan seperti kesulitan bernapas atau mengorok. Pasien mengaku merasa terbebani
dengan sleep attack yang dialami selama kurang lebih 2 bulan belakangan setiap harinya.
Hubungan dengan rekan kerja menjadi kurang harmonis karena kurang kerjasama dalam
penyelesain tugas. Pasien mengaku walaupun jam tidur pasien sudah cukup dari jam 22:00
sampai 04:30 namun keesokan harinya pasien masih merasa mengantuk. Terkadang juga
banyak yang pasien pikirkan sehingga saat tidur pasien merasa seperti tidak tidur, mata
terpejam, badan berbaring namun pikiran terus berjalan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien memiliki masalah keluarga dan masalah dengan pacarnya. Orang tua pasien
bercerai 3 bulan yang lalu, dan pasien putus dengan pacarnya 2 bulan yang lalu karena
pacarnya selingkuh. Selain itu Pasien mengeluhkan bahwa masalah tersebut cukup menjadi
beban pikiran untuk pasien. Pasien menyangkal bahwa dia merasa sedih berlebihan dan
merasa khawatir berlebih, pasien mengaku hanya merasa stress dengan masalah-masalah
tersebut.

Riwayat Penyakit Keluarga


-

Riwayat Psikososial
Pekerjaan menjadi menumpuk dan efektivitas waktu menjadi berkurang. Hubungan dengan
rekan kerja juga kurang harmonis karena kurang kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
III. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Baik/tampak sehat
- Kesadaran : CM
Tanda Vital

- Tekanan Darah : 110/80 mmHg


- Nadi : 65x/menit
- Suhu : 36,7
- Pernafasan : 18x/menit
Status Generalis

- Kepala : normosefal
- Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis-/-, sklera
ikterik -/-
- Hidung: bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
- Telinga: normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
- Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring hiperemis (-)
- Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:

- Inspeksi : bentuk dada simetris, retraksi (-)


- Palpasi : gerakan dada simetris
- Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:

- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak


- Palpasi: ictus cordis teraba
- Perkusi : batas jantung DBN
- Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:

- Inspeksi : bentuk datar


- Palpasi : Supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
- Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-), CRT < 2 detik
Status Neurologis

- Pemeriksaan GCS : E4V5M6


IV. Status Mental
A. Deskripsi Umum
- Penampilan : Pasien perempuan, tampak sesuai dengan usianya dan
terawat
- Kesadaran : Compos mentis
- Aktivitas psikomotor : normoaktif, tampak tenang, sering menguap
- Pembicaraan : spontan, volume dan intonasi cukup, artikulasi jelas
- Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Alam Perasaan
- Mood : eutim
- Afek : luas
- Keserasian : serasi

C. Gangguan Persepsi
- Halusinasi : tidak ada
- Ilusi : tidak ada
- Deresalisasi : tidak ada
- Depersonalisasi : tidak ada

D. Proses Pikir
- Produktivitas : cukup ide
- Kontinuitas : koheren
- Hendaya berbahasa : tidak ada

E. Isi Pikir
- Waham : tidak ada
- Preokupasi : tidak ada
- Obsesi : tidak ada
- Fobia : tidak ada

F. Daya Nilai
- Uji daya nilai : tidak terganggu
- Daya nilai sosial : tidak terganggu
- RTA : tidak terganggu

G. Sensorium dan Kognitif


- Taraf intelegensi : baik, sesuai pendidikan terakhir
- Konsentrasi : baik
- Kemampuan menolong diri sendiri : baik
H. Pengendalian Impuls : tidak terganggu

I. Tilikan : Derajat VI = menyadari sepenuhnya tentang situasi penyakitnya


dan ada keinginan untuk sembuh

V. Diagnosis Multiaksial

Aksis I: Hipersomnia non-organik (F51.1)

Aksis II: Tidak ada diagnosis

Aksis III: Tidak ada diagnosis

Aksis IV: Masalah primary support group, lingkungan dan psikososial

Aksis V: GAF 60-51 gejala sedang (diabilitas sedang dalam fungsi sosial, pekerjaan
(sedikit teman, konflik dengan teman sebaya atau teman kerja)

VI. Tatalaksana

Terapi Non Farmakologi


1. Psikotherapi, sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti depresi,
obsessi, kompulsi, gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu
mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa
penggunaan obat hipnotik.
2. Sleep hygiene terdiri dari:
a. Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan
b. Hindari tidur pada siang hari
c. Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari
d. Jangan mengkonsumsi alkohol
e. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan
f. Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur
g. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong
h. Hindari rasa cemas atau frustasi
i. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak
j. Perubahan perilaku yang baik misalnya menghindari kerja malam dan kegiatan sosial
yang menunda waktu tidur

Farmakologi :
1. Antidepresan atau antipsikosis, bila terdapat gangguan psikiatri mendasar seperti depresi
maka diberikan antidepresan
2. Simultan, seperti :
a. Amfetamin, meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah
neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf
pra-sinapsis yang meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek stimulan diantaranya
meningkatkan aktivitas dan gairah hidup, menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood,
meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu makan, dan menurunkan keinginan untuk
tidur. Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek tersebut menjadi berlebihan.
Secara klinis, efek amfetamin sangat mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki
waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 10 –
15 jam) dan durasi yang memberikan efek euforianya 4 – 8 kali lebih lama
dibandingkan kokain.
b. Methylphenidate Secara khusus adalah inhibitor reuptake dopamin, lebih lemah
inhibitor reuptake norepinefrine, dan meningkatkan neurotransmitter diotak.
c. Modafinil : Menghambat aksi reuptake dari dopamine.

VII. Prognosis

Quo ad Vitam : Bonam


Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai