Anda di halaman 1dari 4

Masyarakat dan Pendidikan .

1. Dinamika kehidupan masyarakat

2. Masyarakat membutuhkan Pendidikan: Mengapa ?

3. Pendidikan (Sekolah) membutuhkan masyarakat: Mengapa ?

4. Problema masyarakat dalam pendidikan

5. Problema Pendidikan (sekolah) dalam masyarakat.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan secara luas, dan merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat
dilakukan di mana saja. Dalam rangka memperluas kesempatan belajar, khususnya di tingkat pendidikan
dasar, pemerintah telah menggariskan kebijakan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun. Dari sudut pandang kebijakan pendidikan salah satu tujuan utama dari perluasan dan
pemerataan kesempatan pendidikan adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial yang selalu terjadi di
dalam masyarakat yang menuju ke arah modernisasi dan industri.

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia
dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan
diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal (1)
Menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan dan (3) menegaskan bahwa
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa
yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar,
baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu.
Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-
hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan waktu di
mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak
pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas
belajar itu juga tidak pernah berhenti.

1. Dinamika Kehidupan Masyarakat

Manusia selalu memiliki rasa untuk hidup berkelompok akibat dari keadaan lingkungan yang selalu
berubah atau dinamis. Perubahan-perubahan tersebut memaksa manusia memakai akal, kreativitas,
perasaan serta daya tahannya untuk menghadapinya seperti dalam kondisi suhu udara dingin
membutuhkan jaket yang dibuat di tukang jahit, dalam kondisi lapar seseorang pergi ke warung untuk
mencari makan, dalam kondisi sakit seseorang berobat ke rumah sakit untuk kesembuhannya, untuk
mencari ikan di tengah laut seorang manusia membutuhkan kapal dan lain sebagainya.

Para ilmuwan di bidang sosial sepakat bahwa kehidupan manusia tidak statis tetapi akan selau berubah
(dinamis), kondisi inilah yang disebut sebagai perubahan sosial. Menurut More (Narwoko, 2007: 362)
perubahan sosial diartikan sebagai suatu perubahan penting dalam struktur sosial, pola-pola perilaku
dan sistem interaksi sosial, termasuk di dalamnya perubahan nilai, norma, dan fenomena kultural.
Sebuah perubahan akan selalu hadir dalam perjalanan hidup manusia yang menjadi dinamika
kehidupannya. Hanya yang menjadi perbedaan adalah perubahan tersebut terjadi secara cepat atau
lambat, bahkan seseorang atau sekelompok orang sekalipun yang hidup di daerah terpencil pasti akan
mengalami dinamika kehidupan.Dinamika atau perubahan masyarakat dapat terjadi karena beberapa
faktor (Salam, 2010: 258), antara lain:

1. Penyebaraan informasi, meliputi pengaruh dan mekanisme media dalam menyampaikan pesan-pesan
ataupun gagasan (pemikiran)

2. Modal, antara lain sumber daya manusia ataupun modal financial

3. Teknologi, suatu unsur dan sekaligus faktor yang cepat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan

4. Ideologi atau agama, keyakinan agama atau ideologi tertentu berpengaruh terhadap porses
perubahan sosial

5. Birokrasi, terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintahan tertentu dalam membangun
kekuasaannya

6. Agen atau aktor, hal ini secara umum termasuk dalam modal sumber daya manusia, tetapi secara
spesifik yang dimaksudkan adalah inisiatif-inisiatif individual dalam “mencari” kehidupan yang lebih baik.

Dinamika yang terjadi dalam masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran di
berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sampai Perguruan Tinggi khususnya yang
terkait dengan ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan khususnya pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).

a. Masyarakat Sebagai Tempat

Terjadinya Proses-Proses Sosial Masyarakat merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara
satu manusia dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan. Manusia sebagai mahluk sosial
membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, mereka tidak dapat hidup sendiri
dalam sebuah masyarakat, akibatnya timbullah timbal balik atau interaksi antar manusia, dengan
kriteria-kriteria (Sitorus, 2003: 16) sebagai berikut:

1. Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu.

2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol.


3. Ada dimensi waktu (lampau, kini, mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.

4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang
diperkirakan pengamat.

b. Masyarakat sebagai Tempat Sosialisasi


Manusia sebagai anggota masyarakat terikat oleh sebuah aturan yang berlaku di dalam masyarakatnya.
Aturan tersebut diwujudkan dalam bentuk norma dan nilai yang berbeda-beda antara masyarakat satu
dengan masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena kebutuhan, kebiasaan, kepercayaan, kesenian,
bahasa serta tata kelakuan yang berbeda antara masyarakat di suatu daerah dengan daerah lainnya.
Dengan adanya norma dan nilai tersebut kehidupan masyarakat akan menjadi teratur dan terkendali
sehingga terciptalah kondisi yang kondusif dalam melangsungkan hidupnya. Norma dan nilai

pada suatu masyarakat bentuknya berupa tradisi yang turun temurun dan bahkan kadang dalam bentuk
yang tidak tertulis. Namun masyarakat yang memilki norma tersebut senantiasa menjaganya dengan
selalu membiasakan norma dan nilai yang ada kepada generasi penerus mereka, baik dalam
kepercayaan, kesenian, bahasa atau dalam bentuk lainnya. (DINAMIKA MASYARAKAT SEBAGAI SUMBER
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Bambang Tejokusumo Geoedukasi Volume III Nomor 1, Maret
2014) 38-39

2. Masyarakat Membutuhkan Pendidikan

Salah satu tujuan pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut dibutuhkan pendidikan yang berkualitas. Sekian lama dunia pendidikan di Indonesia
selalu berbenah diri agar kualitas pendidikan dapat tercapai sesuai harapan bangsa. Namun pada
kenyataannya masih ada hambatan serta masalah yang muncul. Untuk dapat melihat kebutuhan dalam
pendidikan, di antaranya harus menganalisis terlebih dahulu agar segala kebutuhan pendidikan dapat
ditangani dengan baik.

Pendidikan yang baik adalah pendididkan yang menyeluruh dengan metode yang alamiah melalui jalan
interaksi dengan kehidupan. Pada zaman modern ini kita melihat dan mengaggap anak-anak sebagai
suatu sosok yang hidup aktif mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan kekurangan-kekurangan yang khas
yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan lingkungan dan memperoleh pengalaman dan keahlian-
keahlian yang bermacam-macam. Kita memberinya sugesti untuk berpikir, mengkritik dan bertanya,
sehingga berkembanglah dalam diri si anak jiwa yang sehat, kreatif, dan berani menghadapi berbagai
problem. Kita juga memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak pada umumnya dan anak yang yang memiliki
kelainan atau berkebutuhan khusus serta mengikatnya dengan lembaga sekolah dalam kehidupan nyata,
Dengan ini si anak merasa membutuhkan apa yang ia pelajari. Pendidikan modern menganggap sekolah
sebagai persiapan untuk hidup. Sebagaimana dikemukakan John Dewey, bahwa sekolah adalah
kehidupan itu sendiri.

Kebijakan Pemerintah dalam penuntasan wajar dikdas sembilan tahun disemangati oleh seruan
Internasional Educational For All (EFA) yang dikumandangkan oleh UNESCO. Sebagai kesepakatan global
hasil World Education Forum di Dakar Sinegal tahun 2000. Seruan tersebut senafas dengan semanghat
dari jiwa pasal 31 UUD 1945 tentang hak setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan, termasuk
anak berkebutuhan khusus.Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003
dijelaskan, bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Menganalisis kebutuhan pendidikan tentu tidak luput dari komponen-komponen pendidikan, yang
antara lain mencakup tentang:

(1) biaya pendidikan, (2) mutu pendidikan, (3) kurikulum pendidikan, dan (4) sarana dan prasarana
pembelajaran.

Berdasarkan analisis SWOT kiranya dapat ditentukan kebutuhan-kebutuhan masyarakat Kandri,


khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan dalam bidang pendidikan,

yaitu:

1) orangtua dan masyarakat perlu terus dimotivasi agar supaya punya kepedulian dan kesadaran yang
baik terhadap pendidikan,

(2) peningkatan pengetahuan dan keterampilan di kalangan guru dan siswa masih sangat diperlukan
supaya kemampuanya tak jauh beda dengan sekolah yang terdapat di pusat-pusat kota,

3) perlu dicarikan terobosan untuk bantuan pendanaan pembangunan TK baru, mengingat pelbagai
aspek yang terkait dengan pendirian sebuah intitusi TK sudah disiapkan, seperti: lahan, guru, siswa, dan
dukungan para tokoh masyarakat,

4) tingginya angka droup out membutuhkan upaya optimalisasi mutu dan jangkauan layanan pendidikan
non-formal seperti: Paket A, B, dan Keaksaraan fungsional,

5) pembinaan organisasi di kalangan pemuda masih terus dibutuhkan, mengingat penduduk yang
berusia muda relatif banyak, akan tetapi dinamika organisasi yang ada belum optimal, dan

6) perlunya optimalisasi fungsi rumah pintar dan perpustakaan yang dimiliki oleh pemerintah kelurahan
Kandri. Mengapa perpustakaan desa? Dan mengapa rumah pintar? Karena selama ini, salah satu
kegiatan pembelajaran program pendidikan non-formal lokasinya berada dalam rumah pintar. Di rumah
pintar itulah juga didirikan perpustakaan desa.

Amin Yusuf Analisis Kebutuhan Pendidikan Masyarakat hal.78-82 Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 31
Nomor 2 Tahun 2014

3. Pendidikan membutuhkan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai