1
Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Indonesia
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
COVID-19 had become a global health problem. WHO officially stated this disease a pandemic on March 11,
2020. Globally up to April 15, 2020, there were 1.991.275 confirmed cases in 205 countries and 2 international
transportation, with 127.147 deaths. The magnitude of the COVID-19 incidence was accompanied by
extensive information about the disease, but there were still a lot of disinformation and misinformation in the
community which resulted in excessive panic and refusal to follow government recommendations. This study
aimed to assess the description of knowledge Indonesia people about prevention efforts COVID-19 infection and
the relationship between variables. This study used an observational analytic method with cross-sectional study
design. There was a significant relationship between knowledge with attitudes (p = 0,000), and knowledge with
actions individual (p = 0,000). COVID-19 prevention efforts were influenced by knowledge Indonesia people.
Providing specific knowledge, valid, and on target was able improve the behavior of community prevention
efforts about COVID-19 infection.
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Indralaya,
OI, Sumater Selatan, 30662 e ISSN 1475-222656
E-mail: rizma.syakurah@gmail.com
333
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
334
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
kali memiliki tindakan yang tidak baik (pergi ke masyarakat. Keputusan dan pilihan yang
tempat keramaian dan tidak menggunakan diambil lebih banyak didasarkan pada informasi
masker di luar) dibandingkan individu berjenis dari internet, terutama media sosial (Kemeneg
kelamin perem-puan. PP&PA,2018).
Pengetahuan merupakan pemahaman Penelitian mengenai pengetahuan terkait
partisipan tentang topik yang diberikan. usaha pencegahan COVID-19 pada masyarakat
Pengetahuan adalah kemampuan untuk Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya.
menerima, mempertahankan, dan Besarnya respon perhatian dari masyarakat
menggunakan informasi, yang dipengaruhi oleh terhadap kasus COVID-19 serta tersebarnya
pengalaman dan keterampilan. Sebagian besar berbagai macam disinformasi dan misinformasi
dari pengetahuan yang dimiliki seseorang di masyarakat menjadi dasar tujuan penelitian
berasal dari pendidikan baik formal dan ini untuk mengidentifikasi sosiodemografi dan
informal, pengalaman pribadi maupun orang pengetahuan masyarakat dan kaitannya dengan
lain, lingkungan, serta media massa usaha pencegahan penularan COVID-19.
(Siltrakool,2012). Sikap merupakan respon atau
reaksi seseorang yang masih bersifat tertutup METODE
terhadap suatu objek, stimulus, atau topik.
Sikap juga dapat diartikan sebagai Penelitian ini merupakan studi
kecenderungan seseorang untuk bertindak, baik observasional analitik dengan rancangan
mendukung maupun tidak mendukung pada penelitian cross-sectional. Populasi adalah
suatu objek. Sikap belum merupakan suatu masyarakat Indonesia pengguna internet.
tindakan, tetapi merupakan suatu faktor Partisipan adalah masyarakat Indonesia
predisposisi terhadap suatu perilaku. Sikap yang sebanyak 1096 orang. Teknik pengambilan
utuh dibentuk oleh komponen kognisi, afeksi sampel menggunakan purposive sampling, yaitu
dan konasi (Notoatmodjo,2014).Tindakan partisipan yang bersedia ikut dalam penelitian.
adalah segala kegiatan atau aktivitas yang Data studi dikumpulkan dari kuesioner daring
dilakukan seseorang, sebagai reaksi atau respons yang disebarkan melalui media sosial, pada 5
terhadap stimulus dari luar, yang Februari 2020 – 22 Maret 2020. Data
menggambarkan pengetahuan dan sikap mereka dikumpulkan dengan menggunakan metode
(Siltrakool,2012). wawancara terstruktur berupa kuesioner
COVID-19 yang menjadi masalah pertanyaan tertutup dan terbuka. Kuesioner
kesehatan dunia disertai dengan masifnya memuat pertanyaan yang digunakan untuk
informasi yang tersebar di masyarakat. WHO memperoleh data atau informasi terkait
menggunakan kata ‘infodemic’ sebagai istilah sosiodemografi, pengetahuan, dan usaha
untuk menyebutkan informasi yang melimpah. pencegahan infeksi Coronavirus Disease 2019
Namun, tidak semua informasi dan berita yang (COVID-19).
beredar adalah akurat. Hingga tanggal 23 Maret Pengetahuan dinilai dengan meng-
2020, Kementerian Komunikasi dan gunakan 10 item pertanyaan tertutup. Setiap
Informatika Republik Indonesia telah mencatat pertanyaan memiliki beberapa opsi jawaban
sebanyak 305 kontaks hoaks dan disinformasi yang terdiri dari pernyataan yang benar dan
mengenai COVID-19 yang tersebar di media pernyataan yang salah.Setiap pertanyaan dapat
sosial, website, dan platform pesan instan mengandung satu atau lebih jawaban
(Kominfo,2020). Banyaknya informasi tersebut benar.Partisipan dapat memilih satu atau lebih
didukung oleh perkembangan internet dan opsi jawaban yang dianggap benar.Pada
kemudahan akses informasi pada saat ini. penelitian ini, pengetahuan yang dinilai meliputi
Informasi salah yang beredar ini dapat dua hal, yakni pengetahuan masyarakat
memengaruhi pengetahuan masyarakat, mengenai setiap item jawaban terkait COVID-
sehingga dapat berdampak pada perilaku 19 dan pengetahuan individu terhadap COVID-
335
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
19. Pengetahuan terhadap COVID-19 yang hati, dan meningkatkan usaha menjaga
diteliti terdiri dari topik deskripsi umum virus kesehatan.
SARS-CoV-2, gejala penyakit, penularan, faktor Tindakan masyarakat yang dinilai yaitu
risiko, penyembuhan, pencegahan, dan bahaya mengenai sumber informasi mengenai COVID-
COVID-19, serta etika saat batuk dan bersin, 19, dan bentuk usaha peningkatan kesehatan
penggunaan masker, dan cara mencuci tangan. tubuh yang telah dilakukan untuk menghindari
Pengetahuan masyarakat pada penelitian penyakit ini. Tindakan masyarakat dinilai
ini akan dideskripsikan satu per satu sesuai secara tidak langsung menggunakan dua buah
dengan opsi jawaban dalam bentuk frekuensi pertanyaan, yaitu dari mana individu
dan persentase. Sedangkan pengetahuan mendapatkan informasi mengenai COVID-19,
individu akan menggunakan sistem penilaian dan pertanyaan mengenai bentuk usaha
persentase 0-100%. Dalam 10 item pertanyaan peningkatan kesehatan tubuh yang telah
pada kuesioner terdapat 53 opsi jawaban. Setiap dilakukan untuk menghindari penyakit ini.
opsi jawaban pernyataan benar yang dipilih Untuk pertanyaan bentuk usaha, responden
akan diberikan nilai 1, sedangkan bila tidak dapat menuliskan usaha yang telah dilakukan,
dipilih akan diberikan nilai 0. Setiap opsi tindakan individu akan dibagi menjadi kategori
jawaban pernyataan salah yang dipilih akan baik dan tidak baik. Tindakan dikategorikan
diberikan nilai 0, sedangkan bila tidak dipilih baik bila setidaknya individu melakukan usaha
akan diberikan nilai 1, dengan asumsi individu berupa mencuci tangan menggunakan air dan
mengetahui bahwa pernyataan tersebut sabun, menggunakan masker ketika
merupakan pernyataan yang salah. Rumus yang batuk/pilek, dan menutup mulut dan hidung
digunakan untuk mengukur persentase dari dengan tissue ketika bersin atau batuk.
jawaban yang didapat yaitu: Data kemudian diolah melalui proses
pemeriksaan/validasi data, pengkodean,
rekapitulasi, tabulasi, dan analisis statistic
dengan menggunakan program IBM SPSS
Statistic 24. Analisis data yang digunakan adalah
Persentase nilai individu akan analisis data univariat dan bivariat.Analisis
dikategorikan menjadi dua tingkatan yaitu baik univariat menampilkan distribusi frekuensi dan
dan tidak baik, berdasarkan modifikasi pada dalam bentuk tabulasi.Masing-masing
penilaian menurut Arikunto (2010). Tingkat persentase pada variabel penelitian
pengetahuan dikategorikan ‘baik’ bila nilai yang dikategorikan menurut Koentjaningrat (2008)
didapat >75%, dan dikategorikan ‘tidak baik’ menjadi: tidak ada (0%), sebagian kecil (1-25%),
bila nilai yang didapat ≤75%. Usaha hampir separuhnya (26-49%), separuhnya
pencegahan infeksi terdiri dari domain sikap (50%), lebih dari separuhnya (51-75%), hampir
dan tindakan. seluruhnya (76-99%), dan seluruhnya (100%).
Sikap dinilai dengan menanyakan Analisis bivariat digunakan untuk
pendapat, emosi dan kecenderungan reaksi mengetahui hubungan atau kekuatan risiko
menggunakan dua item pertanyaan tertutup, (Prevalence Rate/PR) antar variabel pengetahuan,
dengan opsi jawaban yang disediakan. sikap, tindakan dan karakteristik sosiodemografi
Partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan responden.Analisis bivariat yang digunakan
“Bagaimana sikap kita seharusnya menanggapi ialah uji hipotesis Chi-square yang disesuaikan
berita COVID-19?” serta “Apakah setelah dengan jenis variabel yang dianalisis. Hasil
adanya kasus ini, Anda meningkatkan usaha analisis berupa nilai p dibandingkan dengan
Anda dalam menjaga kesehatan pribadi?”. derajat kemaknaan alpha=0,05. Selain itu,
Sikap individu dikategorikan sebagai sikap analisis ini akan menghasilkan nilai PR dengan
positif dan negatif. Sikap dikategorikan positif menggunakan derajat kemaknaan alpha = 0,05
bila individu memiliki sikap tenang, berhati- (derajat kepercayaan/CI 95%).
336
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 517 orang (47,2%) dan bidang non-
kesehatan sebanyak 579 orang (52,8%).
Berdasarkan tabel 1, karakteristik Karakteristik ini sesuai dengan metode
sosiodemografi dari responden meliputi umur, pengambilan data penelitian yang dilakukan
jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dengan menggunakan kuesioner daring.
dan latar belakang pendidikan/pekerjaan.Usia Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara
responden berkisar pada usia 12-58 tahun Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun
dengan usia rata-rata adalah 22,58 tahun, dan 2017, dari sekitar 143,26juta pengguna internet,
usia terbanyak yaitu 20 tahun. Dari 1096 49,52% di antaranya didominasi oleh generasi
responden, mayoritas responden berjenis millenial, dalam rentang usia mulai 19 tahun
kelamin perempuan, yaitu 835 orang (76,2%). sampai 34 tahun (Kemeneg PP&PA,2018).
Lebih dari separuh responden memiliki Sehingga hal ini sejalan dengan responden
pendidikan terakhir perguruan tinggi/akademi penelitian terbanyak yaitu berusia 20 tahun.
(52,6%). Lebih dari separuh reponden memiliki Selain usia, penggunaan internet juga memiliki
pekerjaan sebagai mahasiswa, yaitu 746 orang perbedaan gender, tetapi perbedaan tersebut
(68,1%), dan pekerjaan paling sedikit yaitu Ibu bukan terletak pada jumlah laki-laki dan
Rumah Tangga sebanyak 20 orang (1,8%). perempuan, melainkan pada perilaku
Adapun latar belakang pendidikan/pekerjaan penggunaan internet. Laki-laki lebih banyak
yang dimiliki oleh responden mendekati menggunakan internet untuk memeroleh
seimbang, dengan rincian di bidang kesehatan informasi, seperti membaca berita, olahraga dan
337
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
cuaca, sedangkan perempuan lebih banyak orang di antaranya memiliki riwayat paparan
menggunakannya untuk email dan memeroleh langsung dengan pasar makanan laut Wuhan
informasi mengenai kesehatan dan agama yang dianggap sebagai tempat infeksi awal yang
(Kemeneg PP&PA,2018).Penelitian ini adalah berasal dari hewan (Yu, 2020).
penelitian mengenai kesehatan, yang Secara keseluruhan, hampir seluruh
merupakan topik yang lebih diminati oleh (96%) responden sudah mengetahui bahwa
perempuan. Hal ini dapat menjadi salah satu COVID-19 ditularkan antar-manusia lewat
faktor responden pada penelitian ini lebih batuk dan bersin. Lebih dari separuh (60,6%)
banyak berjenis kelamin perempuan responden mengetahui bahwa COVID-19
dibandingkan laki-laki. ditularkan dari hewan ke manusia. Sebagian
Analisis univariat terhadap penilaian kecil (0,4%-7,1%) responden masih memiliki
pengetahuan individu menunjukkan bahwa rata- pengetahuan yang salah tentang penularan viris
rata responden menjawab 82,1702% pertanyaan corona yaitu lewat pandangan mata, melalui
dengan benar. Tingkat jawaban benar bervariasi kurma karena mengandung virus yang berasal
dari 26,42%-100%, dengan median = 84,9057%, dari kelelawar, lewat bawang impor dari China,
modus = 90,57%, dan SD 12,34151%. Hasil lewat ponsel Xiaomi yang dibuat di China, dan
penelitian menunjukkan bahwa 76,9% melalui sinyal telepon.
responden memiliki pengetahuan yang baik, Mayoritas responden telah mengetahui
50,8% responden memiliki sikap yang negatif, risiko COVID-19 yaitu memiliki riwayat kontak
dan 72,5% responden memiliki tindakan yang erat dengan orang yang terkena infeksi ini
baik terhadap COVID-19. (85,9%). Lebih dari separuh (63,5%-74,6%)
Dari keseluruhan gambaran pengetahuan responden telah mengetahui faktor risiko berupa
mengenai deskripsi umum virus COVID-19, riwayat perjalanan ke China atau wilayah yang
hampir seluruh responden (83,7%) sudah terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum timbul
mengetahui bahwa virus ini menyebabkan gejala, memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan
penyakit saluran pernafasan, hampir dan memiliki demam dan memiliki riwayat
separuhnya (44,4%) sudah mengetahui bahwa bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan
virus ini diduga berasal dari pasar makanan laut yang berhubungan dengan pasien infeksi ini.
Huanan, masih terdapat sebagian kecil (17,3%) Sebagian kecil (10,6%) responden masih
responden yang percaya bahwa virus ini tidak menganggap bahwa riwayat kontak dengan
sengaja bocor dari laboratorium senjata biologis ayam, burung dan hewan unggas lainnya
China, serta masih terdapat sebagian kecil merupakan faktor risiko dari COVID-19,
(5,1%) responden yang meyakini bahwa virus sedangkan hal ini bukanlah faktor risiko dari
ini disebarkan untuk memusnahkan suatu COVID-19.
kelompok. Hampir seluruh responden (83,8%- Hampir seluruh (94,3%) responden
88,9%) menjawab dengan benar mengenai mengetahui bahwa belum ada obat spesifik
gejala COVID-19 yaitu demam, susah bernafas, untuk penyakit ini. Belum ada obat atau agen
dan batuk. Hanya sebagian responden (2,4%) biologik yang terbukti efektif dan
yang menjawab pada opsi salah yaitu bercak direkomendasikan untuk pencegahan dan
merah di tubuh dan 1,4% responden menjawab pengobatan COVID-19. Hanya sebagian kecil
mimisan. Pada sebuah studi kohort pada 41 (26,9%) yang mengetahui bahwa penyakit ini
pasien yang dirawat, gejala yang paling banyak bisa sembuh dengan sendirinya. Sebagian kecil
ditemukan ialah deman, batuk kering, myalgia, responden masih menjawab jawaban yang
dan fatigue, sedangkan gejala yang sedikit salah, yaitu air rebusan bawang putih dapat
ditemukan ialah batuk berdahak, sakit kepala, mengobati infeksi COVID-19 (5,2%), tidak ada
batuk berdarah, dan diare (Sahin, 2020).Data orang yang sembuh dari penyakit ini (3,7%),
klinis pertama pada 41 orang yang terkonfirmasi dan dapat langsung sembuh setelah minum
positif COVID-19 menunjukkan bahwa 27 bodrex 5 menit (0,5%). Dari hasil statistik
338
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
mengenai COVID-19 yang dipublikasi oleh berkembang menjadi penyakit yang lebih berat,
Worldometer per 22 Maret 2020, terdapat dan 6% mengalami penyakit kritis. Penyakit
307.976 kasus COVID-19, dengan 95.800 kasus yang berat dan kematian lebih banyak terjadi
di antaranya telah dinyatakan sembuh pada orang tua dan individu yang memiliki
(Heymann, 2020). kondisi kronis lain (ECDC, 2020).Hal ini
Pencegahan COVID-19 diketahui oleh menunjukkan bahwa tidak semua pasien
hampir seluruh responden yaitu dengan COVID-19 akan mengalami gagal napas dan
mencuci tangan menggunakan air dan sabun meninggal dikarenakan oleh penyakit ini.
(91,7%), menghindari kontak langsung terhadap Etika batuk dan bersin diketahui oleh
orang yang sedang sakit (83,6%), menutup hampir seluruh responden yaitu dengan
mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin menggunakan maser ketika sedang flu atau
atau batuk (81,3%), dan menggunakan masker batuk (81,2%), menutup hidung dan mulut
ketika memiliki gejala saluran napas (78,5%). dengan menggunakan tisu atau lengan dalam
Namun, hanya lebih dari separuh responden baju bagian atas (77,4%), dan mencuci tangan
yang mengetahui pencegahan juga bisa dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
dilakukan dengan menghindari berpergian ke pencuci tangan berbasis alkohol setelah
China (65,5%). Sebagian kecil responden masih memegang tisu setelah batuk/bersin (75,7%).
menjawab memakan daging hewan setengah Sedangkan hanya lebih dari separuh responden
masak (6,7%) pada pertanyaan pencegahan. yang menjawab benar bahwa setelah
Bahaya COVID-19 diketahui oleh hampir menggunakan tisu, tisu langsung dibuang ke
seluruh (85,1%) responden yaitu dapat kotak sampah (69,4%). Sebagian kecil
menyebabkan infeksi saluran nafas yang berat responden yang masih menjawab opsi jawaban
pada orang usia lanjut dan gangguan sistem yang salah berupa menutup hidung dan mulut
kekebalan tubuh. Namun, hanya lebih dari dengan telapak tangan (19%).
separuhnya (53,6%) yang mengetahui bahwa Penggunaan masker yang benar diketahui
penyakit ini dapat memperberat kondisi oleh hampir seluruh responden yaitu masker
seseorang yang sedang menderita penyakit dipakai dengan posisi menutupi hidung, mulut,
tertentu. COVID-19 yang menyerang anak- dan dagu secara sempurna (96,6%), dan
anak, orang tua, individu dengan gangguan membuang masker yang telah digunakan
sistem kekebalan tubuh, dan individu yang (79,7%). Lebih dari separuh responden
memiliki komorbiditas seperti diabetes, penyakit mengetahui bahwa jika masker basah atau
jantung, gagal ginjal, penyakit hati, asthma, kotor, harus segera diganti (75,1%) dan
penyakit paru-paru, gangguan respirasi lain, dan melakukan cuci tangan setelah membuka
kondisi kronis lainnya lebih rentan menjadi masker (59,4%). Hanya sebagian kecil
sakit dan memiliki gejala penyakit yang lebih responden memilih opsi yang salah, yaitu
berat (Heymann, 2020). Hampir separuh menyentuh permukaan depan masker saat
responden (29,3%) menjawab salah mengenai sedang mengenakannya dan saat akan
bahaya COVID-19 yaitu semua pasien dengan melepaskannya (14,1%), dan menggunakan satu
infeksi ini mengalami gagal napas dan masker sekali pakai untuk berulang kali (13,5%).
meninggal. Angka ini merupakan persentase Cara mencuci tangan yang benar
paling besar pada opsi jawaban yang salah pada diketahui oleh hampir seluruh responden (87%)
penelitian ini. Berdasarkan kasus di China, yaitu dengan menggunakan air mengalir dan
mayoritas kasus COVID-19 dilaporkan bersifat sabun setidaknya 20 detik. Lebih dari separuh
ringan, yaitu sebesar 81% kasus (Zhong, 2020). responden mengetahui bahwa cuci tangan
Bukti dari analisis terhadap kasus-kasus hingga dengan sabun dilakukan secara rutin, terutama
saat ini, infeksi COVID-19 menyebabkan sebelum memegang mulut, hidung dan mata
penyakit ringan pada 80% kasus dan (74,1%), jika tidak ada fasilitas cuci tangan,
kebanyakan kasus berakhir sembuh, 14% dapat menggunakan cairan berbasis alcohol
339
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
340
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
341
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
akan melepaskannya
Menggunakan satu masker sekali pakai untuk berulang kali 148 13,5
10. Bagaimanakah mencuci tangan yang benar?
Melakukan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setidaknya 20 detik 954 87
Dilakukan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata 812 74,1
Saat tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan cairan berbasis alkohol 764 69,7
Setelah mencuci tangan, tangan dikeringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai 736 67,2
Menggunakan wadah cuci tangan bersama orang lain 14 1,3
Hanya dilakukan ketika tangan terlihat kotor saja 14 1,3
Keterangan: Opsi jawaban yang dicetak miring adalah opsi jawaban yang benar. Opsi jawaban yang
ditampilkan pada tabel diurutkan berdasarkan jumlah responden yang memilih opsi jawaban
tersebut dari yang terbanyak.
342
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
melalui bentuk usaha meningkatkan kesehatan COVID-19 serupa dengan penelitian oleh
tubuh yang ditanyakan secara langsung kepada Zhong (2020). yang dilakukan pada masyarakat
responden. Bentuk usaha yang paling banyak China. Pada penelitian tersebut didapatkan
dipilih oleh responden ialah membasuh tangan hampir seluruh responden menggunakan
dengan air dan sabun (92,2%).Selanjutnya masker ketika pergi keluar (98%), dan tidak
diikuti oleh bentuk usaha seperti memakai mengunjungi keramaian (96,4%).
masker saat batuk/pilek (83,5%), menutup Tindakan individu pada penelitian ini yang
mulut dan hidung menggunakan tissue saat masuk pada kategori tindakan yang baik
bersin atau batuk (79,8%), tidak melakukan terhadap COVID-19 adalah sebesar 72,5%
kontak langsung dengan orang yang sakit responden, yang didefinisikan dengan telah
(73,4%), tidak melakukan perjalanan ke China melakukan usaha mencuci tangan dengan air
atau negara terjangkit (68,6%), mengkonsusmsi dan sabun, memakai masker saat batuk/pilek,
daging hewan yang matang sempurna (53,9%), dan menutup mulut dan hidung dengan tissue
serta bentuk usaha lainnya (9,7%). Beberapa ketika bersin atau batuk. Pada pelitian Zhong
usaha yang ditulis responden pada opsi lainnya (2020), tindakan masyarakat China tidak
adalah mengkonsumsi vitamin, olah raga rutin, dikategorikan, tetapi hanya disebutkan
berdoa, lebih sering konsumsi makanan bergizi persentasenya. Mayoritas masyarakat China
dan minum air putih, konsumsi sayur dan buah, melakukan usaha seperti menggunakan masker
menghindari keramaian, melakukan social ketika pergi keluar (98%), dan tidak
distancing, dan tetap di rumah jika tidak ada mengunjungi keramaian (96,4%).Bila
urusan yang mendesak untuk keluar rumah. dibandingkan, bentuk upaya pencegahan yang
Dari hasil yang didapatkan, mayoritas dinilai pada penelitian ini berbeda dengan
responden telah melakukan bentuk usaha penelitian Zhong (2020). Namun dapat dinilai
peningkatan kesehatan tubuh untuk meng- bahwa mayoritas masyarakat baik di Indonesia
hindari COVID-19, walaupun belum mela- maupun China telah melakukan upaya
kukan semua bentuk usahanya. pencegahan penularan COVID-19 walaupun
Pada komponen tindakan, hampir belum semua bentuk usaha yang dilakukan.
seluruh responden telah meningkatkan usaha Distribusi responden berdasarakan
peningkatan kesehatan pribadi. Mayoritas pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dilihat
responden mencuci tangan dengan air dan pada table 3.
sabun (92,2%), memakai masker ketika Berdasarkan table 4, hasil tabulasi silang
batuk/pilek (83,5%), dan menutup mulut dan diketahui dari 358 responden (42,5%) yang
hidung menggunakan tissue saat bersin atau memiliki pengetahuan yang baik menunjukkan
batuk (79,8%). Mayoritas masyarakat yang telah sikap yang positif mengenai COVID-19 (57,5%).
melakukan tindakan pencegahan terhadap Terdapat hubungan yang signifikan antara
343
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
pengetahuan individu dengan sikap individu memengaruhi kepercayaan atau sikap seseorang
terhadap COVID-19 (p=0,000<0,05) Individu (Anderson, 2016). Sikap tidak dapat terbentuk
dengan pengetahuan tidak baik mempunyai tanpa didahului dari memperoleh informasi,
risiko untuk memiliki sikap yang negatif sebesar atau mengalami suatu objek (Lake, 2018). Hal
4,992 kali dibandingkan individu dengan ini serupa dengan teori yang dinyatakan oleh
pengetahuan baik. Mednick, Higgins dan Kirschenbaum bahwa
Hal ini sejalan dengan penelitian Zhong pembentukan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor,
(2020) pada masyarakat China yang yaitu pengaruh sosial seperti norma dan budaya,
menemukan bahwa terdapat hubungan karakter kepribadian individu, dan informasi
pengetahuan dengan sikap terhadap COVID-19 yang selama ini diterima oleh individu tersebut
(OR: 0,75, p<0.001), dengan pengetahuan yang (Tetty, 2015). Hasil penelitian juga sesuai
lebih baik menjadi faktor protektif terhadap dengan teori oleh Allport yang menyatakan
sikap tidak percaya diri dalam menghadapi bahwa sikap yang utuh dipengaruhi oleh
COVID-19. Menurut ilmu psikologi sosial, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi.
sikap sangat berkaitan erat dengan tingkat Hubungan antara pengetahuan dan sikap
pengetahuan seseorang. Sikap seseorang telah banyak diteliti pada berbagai studi di
terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan berbagai macam disiplin ilmu, seperti
orang tersebut terhadap objek yang kesehatan, pemasaran, dan politik (Manchaiah,
bersangkutan. 2019). Penelitian mengenai donor darah secara
Berdasarkan teori adaptasi, tingkat sukarela pada masyarakat Kota Birbir, Ethipia
pengetahuan baik dapat mendorong seseorang Selatan, menemukan responden dengan
untuk mempunyai sikap dan perilaku yang baik pengetahuan yang memadai memiliki sikap
pula (Silalahi, 2013). Sikap dibentuk melalui positif 2 kali lebih mungkin daripada responden
proses evaluasi diri yang dipengaruhi oleh dengan pengetahuan yang tidak memadai
berbagai faktor, seperti komponen kognitif, (Addisu, 2017). Teori dan penelitian yang telah
afektif, motivasi dan perilaku. Menurut teori dipaparkan sejalan dengan hasil analisis
integrasi informasi, kognisi adalah suatu proses penelitian ini yang menunjukkan bahwa
untuk mengetahui, memahami dan mempelajari terdapat hubungan yang signifikan antara
sesuatu. Kognisi merupakan suatu sistem pengetahuan dan sikap individu terhadap
interaksi, dengan informasi yang ada berpotensi COVID-19.
344
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
345
Jesica, M., Rizma, A. S. / Pengetahuan terkait Usaha / HIGEIA 4 (3) (2020)
“Music” and “Loud Music” Across (15-17 tahun) di SMK Yadika 13 Tambun,
Countries: Applications of Social Bekasi. Jurnal Ilmiah WIDYA, 3(2):61-67.
Representations Theory. Frontiers in Tursinawat,i Y., & Fuad, W. 2018. Pengetahuan
psychology, 10(1390): 1-13. Pengaruhi Sikap dan Tindakan Mahasiswa
Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. 2nd terhadap Program Pencegahan Thalassemia di
ed. Jakarta: Rineka Cipta. Indonesia. HIGEIA (Journal of Public Health
Pawlowski, B., Atwal, R., Dunbar, R.I.M. 2008. Sex Research and Development), 2(18): 654–62.
Differences in Everyday Risk-Taking Behavior Widayati, A., Suryawati, S., de Crespigny, C., &
in Humans. Evol Psychol, 6(1):29-42. Hiller, J. E. (2012). Knowledge and beliefs
Report MW. 2020. Severe Outcomes Among Patients about antibiotics among people in Yogyakarta
with Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). City Indonesia: a cross sectional population-
MMWR Morb Mortal Wkly Rep, 69(12):343–6. based survey. Antimicrobial Resistance and
Sahin, A.R., Erdogan, A., Agaoglu, P.M., Dineri, Y., Infection Control, 1(1): 38.
Cakirci, A.Y., Senel, M.E., Okyay, R.A. and Yu, P., Zhu, J., Zhang, Z., & Han, Y. 2020. A
Tasdogan, A.M., 2020. 2019 Novel familial cluster of infection associated with the
Coronavirus (COVID-19) Outbreak: A 2019 novel coronavirus indicating possible
Review of the Current Literature. EJMO, 4(1): person-to-person transmission during the
1-7. incubation period. The Journal of infectious
Silalahi, C., Lampus, B., Akili, R., Sam, U., Manado, diseases, 221(11): 1757-1761.
R. 2013. Hubungan antara pengetahuan dan Zegarra-Valdivia, J., Chino Vilca, B. N., & Ames-
sikap perawat tentang HIV / AIDS dengan Guerrero, R. J. 2020. Knowledge, perception
tindakan perawat terhadap penderita HIV / and attitudes in Regard to COVID-19
AIDS di Rumah Sakit Pancaran Kasih Pandemic in Peruvian Population. PsyArXiv,
Manado. Media Kesehatan FKM UNSRAT, 1-28.
46:1-5. Zhong, B.L., Luo, W., Li H.M., Zhang, Q.Q., Liu,
Siltrakool, B. 2017. Assessment of Community X.G., Li, W.T,... 2020. Knowledge, attitudes,
Pharmacists’ Knowledge, Attitude and Practice and practices towards COVID-19 among
Regarding Non-Prescription Antimicrobial Use and Chinese residents during the rapid rise period
Resistance in Thailand. PhD Thesis. University of the COVID-19 outbreak: a quick online
of Hertfordshire. cross-sectional survey. Int J Biol
Tetty Rina A. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Sci,16(10):1745–52.
tentang Kesehatan Reproduksi dengan
Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Usia
346