Riama
Riama
Riama
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Riama Br Pakpahan
2281170004
2020
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN IPA
Jalan Raya Ciwaru Telp. (0264) 7910005/7910008, Serang - Banten
Petunjuk :
a. Kerjakan soal-soal berikut secara mandiri di rumah
b. Kumpulkan melalui e-mail sumule56@yahoo.com dengan subyek no absen dan
nama. Contoh : 09_Ahmad
c. Kumpulkan paling lambat 17 Maret 2020 pukul 23.59 WIB
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan variabel, populasi dan sampel penelitian! 15
2. Jelaskan perbedaan dari penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif! 15
3. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud dengan data penelitian! 15
4. Sebutkan dan jelaskan teknik pengambilan data pada penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif! 20
5. Berikan contoh judul penelitian dan beri penjelasannya (pilih salah satu)
a. Penelitian kuantitatif 20
b. Penelitian kualitatif
c. Penelitian Pengembangan
d. Penelitian Tindakan Kelas
6. Jelaskan diagram dari konsep Penelitian Tindakan Kelas berikut.
15
Nama : Riama Br Pakpahan
NIM : 2281170004
Ujian Tengah Semester Metodologi Penelitian
1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka
dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala
pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang
diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa
terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak
terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring
pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang,
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum
menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
c. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan
kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku
yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa
mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya
memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut,
tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan
apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-
depth interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan
cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas
tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup,
dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di mana
peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya.
Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan,
yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih
memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan
informan, sehingga suasana terasa kaku.
b. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya
merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan,
penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa,
objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi
dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa
bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur,
dan 3). observasi kelompok.
c. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta
yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat,
cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa
dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu
memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga
tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
d. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus
Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok
orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang
peneliti. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti,
maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan
beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan
yang lebih objektif
5. Contoh judul penelitian kualitatif :
Penelitian Kualitatif
Judul: Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Ipa Di Smpn Xy Kota
Malang
Metodologi Penelitian :
Pembahasan
6 . Dari diagram konsep penelitian tindadakan kelas, maka didapat langkah-langkah PTK
yaitu :
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah Dalam dunia pendidikan, contoh-contoh
garapan PTK antara lain adalah ;
1) Metode mengajar dan strategi mengajar,
2) Prosedur evaluasi,
3) Penanaman maupun perubahan sikap dan nilai,
4) Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan keterampilan mengajar,
mengembangkan metode mengajar baru, menambahkan kemampuan analisis,
5) Pengelolaan dan kontrol,
6) Administrasi Masalah yang dapat dilakukan PTK adalah masalah harus:
- Riil, artinya harus benar-benar dibawah kewenangan guru dalam memecahkan
masalah itu datang dari pengamatan/pengalaman guru sendiri melalui kegiatan
sehari-hari.
- Masalah harus problematik
- Masalah harus memberi manfaat yang jelas
- Masalah PTK harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani) Setelah
diidentifikasi, masalah dirumuskan. Masalah penelitian tindakan adalah
kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kesenjangan
ini hendaknya dideskripsikan untuk dapat merumuskan masalahnya. ldentifikasi
masalah hendaknya dilakukan oleh para peserta penelitian secara bersama-sama
untuk menjamin pemahamannya dari awal.
Beberapa kriteria dalam menemukan masalah adalah ;
- harus penting dan signifikan bagi pengembangan lembaga atau program masalah
hendaknya dalam jangkauan penanganan, baik dari segi biaya, tenaga maupun
waktu
- Pernyataan masalah harus mengungkap beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab akibat, sehingga pemecahannya dapat dilakukan
berdasarkan hal-hal yang fundamental pula, bukan atas dasar fenomena yang
dangkal.
2. Menganalisis masalah, Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-
dimensi problem yang mungkin ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya,
dan untuk memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan
berbagai jenis kegiatan, tergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan
masalahny:a, analisis tentang sebab akibat tentang data penelitian yang tersedia atau
mengamankan data pendahuluan untuk melihat dalam penelitian tentang masalahnya.
3. Merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis
perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan
memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Untuk sampai pada pemilihan tindakan yang tepat, peneliti hendaknya mencari masukan
dari orang lain yang terkait sehingga wawasannya terbuka.
4. Membuat rencana tindakan dan pemantauannya. Rencana tindakan hendaknya
memuat insformasi tentang hal-hal berikut: a) apa yang diperlukan untuk menentukan
kemungkinan terpecahkannya masalah yang telah dirumuskan b) alat dan teknik yang
diperlukan untuk mengumpulkan bukti/data c) perekaman/pencatatan data dan
pengolahannya d) rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasilnya
5. Melaksanakan tindakan dan mengamatinya. Dalam PTK bersifat fleksibel, artinya
jika sesuatu memerlukan perubahan itu mengandung tercapainya perbaikan. Pada saat
tindakan dilaksanakan itulah pengumpulan data dilakukan. Data mencakup semua yang
dilakukan oleh siapa pun yang ada dalam situasi terkait, perubahan- perubahan yang
perlu dilakukan, pengaruh suatu kegiatan (sikap, motivasi, prestasi), pola interaksi yang
terjadi dan proses yang berlangsung. Data dapat dikumpulkan melalui teknik-teknik
berikut: catatan anekdot, catatan interaksi, deskripsi perilaku ekologis, analisis
sosiometrrik, jadwal dan ceking interaksi, rekaman audio, foto dan slide dan kinerja
subjek penelitian pada kegiatan tersebut.
6. Mengelola dan menafsirkan data. Semua data hendaknya diperiksa untuk dijadikan
landasan untuk melakukan refleksi. Perbandingan data antarpencatat/peneliti atau
antarteknik dilakukan untuk meningkatkan obyektivitas. Untuk menentukan apakah
perbaikan yang diinginkan telah terjadi, data tentang perubahan perilaku, sikap,
motivasi dan pengetahuan dianalisis. Bila perubahan dicatat secara kualitatif hendaknya
ditentukan indikator- indikator deskreptifnya sehingga perubahan yang terjadi akan
dapat diperiksa oleh semua pihak. Hasil analisis disajikan secara kualitatif deskriptif dan
mungkin dalam aspek tertentu secara kuantitatif.
7. Melaporkan Hasil. Hasil analisis data dilaporkan, dan laporan hendaknya mencakup
ulasan lengkap tentang pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan bersama
pelaksanaan pemantauannya serta perubahan yang terjadi.