Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI MANAJERIAL

”Perilaku Konsumen”

Dosen Pengampu: Ni Made Indah Mentari,SE.,MM

Oleh:

Manajemen B – Kelompok 5

Nama Kelompok:

1. Gusti Ngurah Wiliada Pradnyana Putra 1802612010047/08


2. Made Dewani Putri Pertiwi 1802612010057/18
3. Ni Luh Julia Nusantari 1802612010063/24
4. Ni Made Mustyani 1802612010068/29
5. Ni Putu Windi Indah Purnami 1802612010073/34
6. Ni Putu Wiwik Nia Utari 1802612010074/35

FAKULTAS EKONOMI DAN BIsNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020
A. Pendekatan Utilitas
Teori tentang konsumen digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan produk-
produk yang akan dipilih oleh konsumen (rumah tangga) pada tingkat pendapatan dan
harga tertentu. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penentuan pilihan
konsumen ini ada 3 yaitu:
1. Pendekatan Utilitas(Utility Approach)
2. Pendekatan Kurva Indiferens(indifference curve)
3. Pendekatan Atribut(attribute approach)
Istilah Utilitas berhubungan dengan kepuasan seseorang dalam mengkonsumsi suatu
barang, Pendekatan Utilitas terbagi menjadi dua yaitu:
1. Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal, dianggap manfaat atau kenikmatan
yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
2. Pendekatan Nilai Guna (Utility) Ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsi barang-barang tidak dikuantifikasi.
Kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang semakin
tinggi, maka makin tinggi pula nilai gunanya (utility-nya). Terbagi atas :
1. Nilai Guna Total (Total Utility/TU) : jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh
dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
2. Nilai Guna Marginal (marginal Utility/MU) : pertambahan/ pengurangan
kepuasan sebagai akibat dari penambahan/ pengurangan penggunaan suatu unit
barang tertentu.
Hipotesis utama teori nilai guna : hukum nilai guna marginal yang semakn menurun,
menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi lebih sedikit apabila orang tersebut terus
menambah konsumsinya atas barang tersebut.

Asumsi-Asumsi Pendekatan Utilitas


1. Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas
berbagai barang yang dikonsumsinya :
Utilitas = U (barang X, barang Y, barang Z)
2. Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala
anggarannya.
3. Utilitas dapat diukur secara cardinal
4. Marginal Utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan
menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan
satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus

Memaksimalkan Nilai Guna (Utility)


Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda,
syarat yang harus dipenuhi untuk memberikan nilai guna yang maksimum adalah: setiap
rumah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
Hipotesis:
1. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang
dikonsumsinya apabila perbandingan nilai guna marginal berbagai barang tersebut
adalah sama dengan perbandingan harga-harga barang tersebut.
2. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang
dikonsumsinya apabila nilai guna marginal untuk setiap rupiah yang dikeluarkan
adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan.

B. Pendekatan Kurva Indeferens


Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik
kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat
kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada dalam keadaan indifferen
dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Gambar di bawah ini menunjukkan (a)
kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan (b) sekumpulan
kurva indiferen atau sering dinamakan peta indiferen (indifference map). Sumbu vertikal
menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X, sedang
I1, I2 dan I3 menunjukkan kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram
dua dimensi ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih dari dua jenis
barang dapat digunakan metode lain, seperti metode matematis atau ekonometrika.

Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan


maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang
tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama.
Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva
indiferen yang sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A
ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari
satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk
mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya
perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya, berarti
harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang Y. Tingkat
penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X dengan
barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of
subsitustion), yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan
barang lain.
Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map,
makin jauh dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima
konsumen. Kurva indiferen I3 > I2 > I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari
I2 dan I1, dan kepuasan yang diterima konsumen di I2 lebih besar dari kepuasan yang
diterima konsumen pada kurva indiferen I1. Berdasarkan dua gambar di atas dapat
ditentukan ciri-ciri kurva.

Ciri-ciri Kurva Indiferen


Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut :
1. Kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau
paling tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa
bila konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus
dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu vertikal dan
sejajar sumbu horizontal
2. Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan
derajat pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini
dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk
menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama.
3. Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan
maka tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.
Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan
bantuan kurva berikut ini:
Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan
kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen
I1 berpotongan dengan kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan
kepuasan dititik C, demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C,
sedangkan kepuasan dititik A lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I 2 lebih
besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin terjadi karena pada titik yang sama (titik C)
kepuasan yang diterima konsumen berbeda.

C. Garis Anggaran (Budget Line)

Garis anggaran (budget line) adalah garis yang menunjukan jumlah barang yang
dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga
tertentu. Dalam membangun konsep mengenai preferensi, pertama-tama dibutuhkan
mengembangkan konsep apa pilihan yang dibuat oleh konsumen. Daerah yang feasible
ditentukan oleh pendapatan konsumen dan harga barang-barang yang di konsumsi. Oleh
sebab itu untuk mengkaji secara teoritis tentang kemampuan konsumen dalam
mengkonsumsi barang atau jasa, faktor-faktor utama berikut ini yang harus diketahui:

Px = harga produk X Qx = jumlah produk X

Py = harga produk Y Qy = jumlah produk Y

M = pendapatan konsumen

Nilai konsumsi harus lebih kurang atau sama dengan jumlah pendapatan konsumen.
Pendapatan konsumen merupakan batasan (constrain) kemampuan konsumen secara
umum satuan uang (M).
Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M

Jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang tersedia maka :

Px (Qx) + PyqY) = M

Daerah feasibel bagi konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang adalah sebagai
berikut:

Daerah Feasible

Gambar2.13 Garis anggaran dan daerah feasible.

Garis AB dibuat dengan mengasumsi fungsi pendapatan dibuat dalam bentuk persamaan
yang dalam ilmu ekonomi disebut dengan budget line (garis anggaran).

Budget line ini mempunyai kemiringan (slope) sama dengan rasio harga.

dy/dx = - Px/Py
Kurva Anggaran dan Perubahan Anggaran

Gambar 2.14 Pergeseran Garis Anggaran

Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah Y dan jumlah X, disebabkan oleh
naiknya anggaran konsumen.

Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah X dan jumlah Y, disebabkan oleh
turunnya harga barang X.

Contoh sederhana :

Jika diketahui masing-masing variabel:

Px = Rp. 500 per unit

Py = Rp. 250 per unit

M = Rp. 10.000.-

Berapa jumlah X dan Y dapat dibeli? Berapa kemiringan budget line-nya ?

Titik A = M/Py = 10.000/250 = 40 unit

Titik B = M/Px= 10.000/500 = 20 unit

Slope budget line = -250/500 = -0,5

Contoh lain :
Jika seorang konsumen memiliki preferensi mengkombinasikan produk x dan produk
y seperti tabel berikut ini, gambarkan kurva preferensinya!

Maka kurva preferensinya adalah :

Titik X Y
Gambar A 1
2.15 Kurva Preferensi 9
B 2 6
C 3 4
D 4 3
E 5 2

D. Keseimbangan Konsumen

Dengan menggunakan kedua kurva, yaitu kurva indiferens dan budget line maka
dapat ditunjukkan dimana konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum.
Kepuasan maksimum apabila garis anggaran pengeluaran disinggung oleh kurva
kepuasan yang paling tinggi. Persinggungan antara Budget Line dan Indefferent = Curve
ini menggambarkan kombinasi barang yang diinginkan konsumen, yang menunjukkan
konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum. Keadaan ini dikenal dengan
sebutan garis keseimbangan konsumen.

Dengan demikian, keseimbangan konsumen adalah pemaksimuman kepuasan


yang digambarkan adalah tingkat kepuasan maksimum dari mengkonsumsi dua
barang dengan menggunakan sejumlah pendapatan tertentu. Lihat gambar berikut ini:
Gambar 2.16 Keseimbangan Konsumen

Dapat digambarkan sebagai berikut :

 IC1 dengan titik A dan B menunjukan kepuasan konsumen belum optimal


 IC2 dengan titik C konsumen mencapai titik kepuasan optimum
 IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhn
barang X dan Y

Titik keseimbangan konsumen merupakan titik dimana konsumen telah


mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Pada titik singgung antara
kurva indeferens konsumen dengan garis anggaran. Dengan asumsi bahwa tujuan dari
konsumen adalah untuk memaksimumkan tingkat kepuasan (utility).

Kepuasan maksimal konsumen akan tercapai pada saat rasio marginal utility terhadap
harga sendiri suatu barang telah sama, yaitu :

MUx = MUY

PX PY

Pada kondisi ini tambahan manfaat yang diperoleh persatuan uang yang dikeluarkan
untuk mengkonsumsi komoditas X sama dengan tambahan manfaat yang diperoleh
persatuan uang yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi komoditas Y. Jika persamaan
di atas disusun kembali menjadi:

MUX = MUy atau MUx = Px dan MRS = Px


Px Py MUy Py Py

Jadi keseimbangan konsumen merupakan kondisi dimana secara matematis slope


kurva indiferens sama dengan slope kurva garis anggaran (budget line), yaitu Px/ Py.
Karena terdapat kendala batasan (subject to) bahwa untuk membeli barang konsumen
tidak akan melebihi jumlah pendapatan per periode tertentu yang dapat dia belanjakan
(budget line), dimana persamaan budget line adalah Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M
Dengan demikian sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi harus
mempunyai 2 syarat:

- Keadaan tersebut terjadi pada saat kurva indiferens tertinggi bersinggungan


dengan garis anggaran.
- Keadaan tersebut akan terjadi pada titik singgung antara kurva indiferens
tertinggi dengan garis anggaran

Lihat gambar berikut ini :

Gambar 2.17 Keseimbangan Konsumen Tertinggi di Titik C

Dengan perpindahan sepanjang budget line misalnya dari B ke C dan lantas


berpindah pada kurva indiferens yang lebih tinggi U2>U1 atau IC2 > IC1, konsumen
akan dapat meningkatkan utility-nya. Konsumen juga akan meningkat kepuasannya
dengan berpindah dari D ke C, karena ada kendala kecukupan anggaran walaupun
kurva indiferen-nya lebih tinggi.

Pada umumnya konsumen dalam keadaan seimbang (equilibrium) bila tingkat


kemungkinan tertinggi yang ia dapatkan dihadapkan dengan sejumlah pendapatan
yang tersedia dan harga barang X dan Y yang berlaku. Keadaan ini akan terjadi bila
kurva indiferens hanya bersinggungan dengan budget line. Equilibrium/
keseimbangan konsumen adalah kondisi yang dicapai bila pembelian terhadap
kombinasi barang oleh konsumen yang memaksimumkan utility-nya subject
to/kendala budget constraint (kendala anggaran), dan ini akan tercapai bila konsumsi
disesuaikan dengan MRSxy = Px / Py untuk setiap dua barang.
E. Pendekatan Atribut

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster pada tahun 1966.
Teori-teori sebelumnya menggunakan asumsi bahwa yang diperhatikan oleh konsumen adalah
produknya, maka pendekatan atribut ini didasarkan pada asumsi bahwa perhatian konsumen
bukan terhadap produk secara fisik, melainkan lebih ditujukan kepada atribut produk
yang bersangkutan. Pendekatan ini menggunakan analisis utilitas yang digabungkan dengan analisis
kurva indiferens. Yang dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa yang dihasilkan
dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah mobil antara
lainmeliputi jasa pengangkutan, prestise, privacy, keamanan, kenyamanan, dan
sebagainya.
Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga yang telah membagi-bagi
anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Misalnya untuk sandang, pangan,
perumahan, kesehatan dan sebagainya. Persoalan selanjutnya ialah bagaimana jumlah anggaran
untuk makan didistribusikan di antara berbagai pilihan makanan, bagaimana jumlah anggaran untuk
sandang dialokasikan, berapa banyak yang digunakan untuk membeli baju, sepatu,
dan sebagainya .konsumen mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut. Namun
demikian, konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi
produk itu merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi.
Setiap barang memberikan satu atribut atau lebih dalam suatu perbandingan tertentu.

Pendekatan atribut merupakan pendekatan yang relative baru. Pendekatan ini menganggap
bahwa yang di perhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik, tetapi atribut yang
terkandung di dalam produk tersebut. Pendekatan atribut merupakan pendekatan yang
relatif baru. Pendekatan ini menganggap bahwa yang diperhatikan konsumen
bukanlah produk secara fisik, tetapi atribut yang terkandung di dalam produk tersebut. Yang
di maksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa yang di hasilkan dari penggunaan atau
pemilikan barang tersebut.
Pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa konsumen dalam memberi produk tidak
hanya karena daya guna dari produk tersebut, tetapi karena karakteristik atau atribut-
atribut yang disediakan oleh produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://seputar-mahasiswa.blogspot.com/2013/01/perilaku-konsumen-dengan-
pendekatan.html

http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU2/Kurva
%20indiferens.htm#:~:text=Kurva%20indiferen%20(indifference%20curve)
%20adalah,dalam%20mengkonsumsi%20berbagai%20jenis%20barang.

http://dyahakwardani.blogspot.com/2013/12/konsep-budgetdan-kepuasan-optimal.html

http://web-suplemen.ut.ac.id/espa4111/espa4111a/MENU2/Keseimbangan
%20Konsumen1.htm

https://www.scribd.com/doc/138856368/Pendekatan-Atribut-Dalam-Teori-Konsumen

http://repository.uki.ac.id/1399/1/8.MODUL%20Teori%20Perilaku
%20Konsumen_Ordinal5.pdf

Anda mungkin juga menyukai