Anda di halaman 1dari 5

KONSEP KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

1. Identitas

Sifilis bisa menyerang pada semua usia dan jenis kelamin.

2. Keluhan Utama

Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia dan terdapat lesi pada kulit.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia dan terdapat lesi pada kulit.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat adanya penyakit sifilis pada anggota keluarga lainnya sangat menentukan.

6. Pengkajian Persistem

a. Sistem integumen

Kulit : biasanya terdapat lesi. Berupa papula, makula, postula.

b. Kepala dan Leher

Kepala : Biasanya terdapat nyeri kepala

Mata : Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata (keratitis inter stisial).

Hidung : Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada hidung dan palatum.

Telinga : Pada sifilis kengenital dapat menyebabkan ketulian.

Mulut : Pada sifilis kongenital, gigi hutchinson(incisivus I atas kanan dan kiri bentuknya seperti obeng).

Leher : Pada stadium II biasanya terdapat nyeri leher.

c. Sistem Pernafasan

d. Sistem kardiovaskuler

- Kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis dan penyakit jantung reumatik sebelumnya.


e. Sistem penceranaan

- Biasanya terjadi anorexia pada stadium II.

f. Sistem muskuloskeletal

Pada neurosifilis terjadi athaxia.

g. Sistem Neurologis

Biasanya terjadi parathesia.

h. Sistem perkemihan

Biasanya terjadi gangguan pada sistem perkemihan.

i. Sistem Reproduksi

Biasanya terjadi impotensi.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang kemungkinan muncul pada diagnosa sifilis

1. Gangguan integritas kulit sehubungan dengan diagnosa sifilis.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses peradangan.

3. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan infasi kuman.

4. Gangguan gambaran diri sehubungan dengan anatomi kulit dan bentuk tubuh.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx 1 :

Gangguan integritas kulit sehubungan dengan diagnosa sifilis.

Kriteria hasil : Kembalinya kulit normal.

Intervensi dan rasional :


1. Anjurkan menggunakan baju katun dan hindari baju ketat.

R/ : Menurunkan iritasi

2. Pertahankan kecukupan masukan cairan untuk hidrasi yang adekuat.

R/ : Untuk menyeimbangkan cairan.

3. Berikan dengan latihan rentang gerak.

R/ : Mencegah kerusakan lebih lanjut.

4. Kolaborasi dengan tim medis lain.

R/ : Untuk mempercepat proses penyembuhan.

Dx 2 :

Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses peradangan.

Kriteria hasil : Nyeri berkurang

Intervensi dan Rasional :

1. Kaji tingkat nyeri

R/ : Untuk mengetahui rasa sakit akut dan ketidaknyamanan.

2. Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi.

R/ : Tekhnik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri.

3. Berikan posisi yang nyaman

R/ : posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan nyeri.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat golongan penisilin.

R/ : Memberikan penurunan rasa nyeri.

Dx 3 :

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan infasi kuman.

Kriteria hasil : Suhu tubuh normal (36 – 37o)


Intervensi dan Rasional

1. Anjurkan pasien untuk memakai baju tipis.

R/ : Agar terjadi pemindahan panas.

2. Pantau suhu tubuh pasien

R/ : Mengetahui adanya infeksius akut.

3. Beri pasien kompres hangat.

R/ : Untuk menurunkan suhu tubuh.

4. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat anti piretik.

R/ : Untuk mengurangi demam / menurunkan suhu tubuh

Dx 4 :

Gangguan gambaran diri sehubungan dengan anatomi kulit dan bentuk tubuh.

Kriteria hasil :

- dapat mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dalam situasi.

- Mengenali penggabungan peruaban dalam konsep diri dalam cara yang akurat tanpa menimbulkan
harga diri negatif.

Intervensi dan Rasional :

1. Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya termasuk rasa marah.

R/ : Membantu pasien untuk mengenal dan mulai memahami perasaan.

2. Bantu dan dorong kebiasaan berpakaian dan berdandan yang baik.

R/ : Membantu peningkatkan [erasaan harga diri dan kontrol atas salah satu bagian kehidupan.

3. Dorong orang terdekat agar memberi kesempatan pada klien melakukan sesuatu untuk dirnya sendiri.

R/ : membangun kembali rasa kemandirian dan menerima kebanggan diri sendiri dan meningkatkan
proses rehabilitasi.

IV. EVALUASI
1. Apakah integritas kulit klien sudah kembali normal / baik ?

2. Apakah gangguan rasa nyaman (nyeri) klien teratasi ?

3. Apakah suhu tubuh klien kembali normal ?

4. Apakah gangguan gambaran diri klien sudah teratasi ?

DAFTAR PUSTAKA

- Mansjoer Arif ; 2000 ; Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 2 ; Media aesculapius ; Jakarta.

- Daili Fahmi Syaiful ; 2003 ; Penykit Menular Seksual ; FKUI ;Jakarta.

- Doenges E. Marillyn ; 1999 ; Rencana Asuhan Keerawtan, Edisi 3 ; EGC ; Jakarta.

- Compenito J. Lynda ; 1999 ; Rencana Asuhan Keperawatan ; Edisi 2 ; EGC ; Jakarta.

- Ramali Ahmad. Med. Dr. ; 2000 ; Kamus Kedokteran ;Djambatan ; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai