Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari


tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit
tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit
tanaman lebih sering diklasifikasikan oleh gejala daripada oleh agen penyakit,
karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tunggal hanya dari 19 persen
(Jackson, 2009).
Penyakit tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik.
Penyebab penyakit yang bersifat biotik umunya parasitik pada tumbuahan, dapat
ditularkan, dan disebut penyakit biogenik. Adapun penyakit yang bersifat abiotik
tidak parasit, tidak menular, dan biasa disebut penyakit fisiogenik. Penyebab yang
parasitik terdiri dari beberapa golongan seperti virus, viroid, fitoplasma, bakteri,
cendawan, riketsia, protozoa, nematode dan tumbuhan tingkat tinggi (Sinaga,
2006).
Penyakit abiotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh
penyebab penyakit noninfeksius atau tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke
tanaman lain, sehingga penyakit abiotik juga disebut penyakit noninfeksius.
Penyakit biotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh suatu
organisme infeksius bukan binatang, sehingga dapat ditularkan dari satu tanaman
ke tanaman lainnya. Organisme yang dapat menyebabkan suatu penyakit tanaman
disebut patogen tanaman. Patogen tanaman meliputi organisme-organisme seperti,
bakteri, virus, nematoda dan jamur (Purnomo, 2006).
Penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal
yang menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti
biasanya. Penyebab penyakit biasa disebut dengan patogen. Patogen adalah
sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Patogen berasal dari bahasa Yunani
Pathos yang berarti menderita dan genesis yang berarti asal. Umumnya istilah
patogen hanya dipakai untuk jasad yang dalam keadaan sesuai dapat
menimbulkan penyakit pada jasad lain (Semangun, 1996).
Serangan hama dan patogen sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman,
sehingga upaya pengendaliannya sangat diperlukan agar kehilangan hasil dapat
ditekan pada tingkat yang relatif kecil. Serangan patogen yang menyebabkan
penyakit pada tanaman menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik
(Surtikanti, 2016).
Menurut Yjahjadi (1989), penyakit akan terjadi apabila ada patogen yang
ganas menyerang tanaman yang rentan, di dukung lingkungan yang mendukung
patnogen untuk menyerang tanaman yang rentan. Penyakit dapat dikenal dengan
mata telanjang dari gejalanya. Penyakit tumbuhan yang belum ada campur tangan
manusia merupakan hasil interaksi antara patogen, inang dan lingkungan. Konsep
ini disebut dengan segitiga penyakit atau plant disease triangle, sedangkan
penyakit tanaman yang terjadi setelah campur tangan manusia adalah interaksi
antara patogen, inang, lingkungan dan manusia. Konsep ini disebut segi empat
penyakit atau plant disease square (Triharso, 1996).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan meliputi gunting tanaman, spidol warna, penggaris,


solatip, pensil warna, dan kendaraan. Bahan yang digunakan adalah kertas manila,
pertanaman pangan yaitu tanaman padi, pertanaman perkebunan albasia, dan
pertanaman hortikultura mentimun.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum yaitu :


1. Praktikan dikelompokkan sesuai dengan rombongan (tiap kelompok
berjumlah 4-5 mahasiswa).
2. Setiap kelompok bertugas untuk melakukan pengamatan gejala serangan
patogen di lapang sesuai pembagian kelompok kerjanya.
3. Komponen agroekosistem seperti komponen biotik dan abiotik diamati dan
dicatat.
4. Gejala serangan dan perkirakan patogen penyebab penyakitnya kemudian
dicatat dan di dokumentasikan.
5. Intensitas serangannya diprediksikan.
6. Hasil analisis agroekosistem dituliskan pada kertas manila, yang meliputi :
gambar keadaan umum agroekosistem, data hasil pengamatan, pembahasan,
simpulan, serta rencana tindak lanjut.
7. Hasil analisis agroekosistem di presentasikan

Anda mungkin juga menyukai