Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANDI SYAM ASWANDI

NIM : 20004158

Esai Konsep Dasar E-Learning

E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk


mendukung pengajaran menggunakan internet, jaringan komputer, dan komputer mandiri. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan kegiatan belajar mengajar yang
menggunakan peralatan elektronik sebagai media untuk mendukung proses tersebut.

E-learning dalam arti luas dapat mencakup pembelajaran formal dan informal dalam
media elektronik (internet). Misalnya, e-learning formal didasarkan pada jadwal, silabus, mata
pelajaran, dan kuis, kursus, silabus, mata pelajaran, dan kuis diatur sesuai dengan jadwal yang
disepakati oleh semua pihak (pengelola e-learning dan peserta didik itu sendiri). Pembelajaran
seperti ini biasanya sangat interaktif dan dibutuhkan oleh perusahaan bagi karyawannya, atau
pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan (biasanya perusahaan
konsultan) yang memberikan layanan e-learning kepada masyarakat. E-learning juga dapat
dilakukan secara informal melalui metode interaktif yang lebih sederhana, misalnya melalui
milis, e-newsletters, atau situs pribadi, organisasi dan perusahaan (biasanya Gratis).

E-learning sebenarnya adalah alat pembelajaran. Sifat e-learning yang sangat fleksibel
membuatnya mudah digunakan sebagai bahan pembelajaran selain pembelajaran fisika biasa.
Efektivitas penggunaan e-learning untuk pembelajaran sangat bergantung pada kualitas
pembelajaran. E-learning tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena e-learning
hanyalah sebuah wadah atau alat. Faktor penentu efektivitas pembelajaran adalah konten yang
disajikan dalam e-learning. E-learning juga dapat dilakukan secara informal melalui metode
interaktif yang lebih sederhana, misalnya melalui mailing list, e-newsletter atau situs pribadi,
organisasi dan perusahaan (biasanya Gratis).

Pembelajaran melalui e-learning dapat dilakukan secara serempak, yaitu belajar pada saat
itu, atau secara asinkron, yaitu belajar pada waktu yang berbeda secara asynchronous. Contoh e-
learning simultan adalah pembelajaran antara guru di tempat dan siswa melalui webcam. Contoh
penyampaian asynchronous adalah guru terlebih dahulu membuat materi atau video
pembelajaran, kemudian mengupload materi atau video tersebut sebelum pembelajaran dimulai.

. Dalam e-learning, akses mahasiswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi bergantung
pada dosen / guru, karena mahasiswa dapat membangun ilmunya melalui bahan ajar yang
disediakan oleh aplikasi e-learning. Dalam e-learning, sumber ilmunya juga bertebaran dimana-
mana, dan semua orang dapat dengan mudah mengaksesnya. Sumber belajar terdiri dari lima
bagian yaitu berita, personel, materi, alat, teknologi dan lingkungan. Berita adalah informasi
yang ingin disampaikan yang dapat berupa pemikiran, fakta, makna dan data. Pesan merupakan
komponen yang akan disampaikan oleh komponen lain, dalam hal ini pesan merupakan bahan
pembelajaran. Dalam hal ini, orang bisa disebut pembawa pesan, seperti guru, siswa, dan
pembicara. Materi bisa disebut sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau sebagai media
pembelajaran. Materi yang disajikan dalam e-learning dapat berupa multimedia (teks, audio,
gambar dan animasi / video), slide presentasi, e-book atau modul.

Pembelajaran berbasis jaringan dapat dibuka dimanapun, kapanpun, dan secara online
oleh siapa saja, sehingga tidak merepotkan dibandingkan harus membawa atau mendistribusikan
file atau dokumen digital yang hanya dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis komputer.
E-learning untuk pembelajaran otonom siswa juga dapat digabungkan dengan pembelajaran di
kelas. Model ini disebut blended learning atau blended learning. Blended learning adalah
pembelajaran yang menggabungkan aspek terbaik dari pembelajaran tatap muka dengan
keunggulan pembelajaran online. Model pembelajaran ini mungkin bisa menjadi pilihan terbaik,
terutama untuk pembelajaran yang mengedepankan aspek olahraga seperti latihan dan seni.

Sedang kekurangan dari e-Learning meliputi:

 Kurangnya interaksi antara siswa dengan guru atau sesame siswa. Sehingga dapat
memperlambat terjadinya values dalam pembelajaran.
 Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
 Berubahnya peran guru yang semula menguasai teknik pembelajarab konvensional, kini
juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang berbasis ICT (Information and
Comunication Technology).
 Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tinggi, cenderung gagal.
 Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan.
 Kurangnya tenaga yang mengetahui dan menguasai internet.
 Kurangnya personil dalam hal penguasaan pemrograman komputer.

Anda mungkin juga menyukai