Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG GOUT ARTRITIS

Disusun Oleh :

Nama : Zakaria Ansori

NIM : P07120118095

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TINGKAT IIIA/SEMESTER V

2020
KONSEP DASAR
PENYAKIT

A. Pengertian
Gout Artritis adalah Suatu sindrom yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut yang banyak pada pria daripada wanita (Helmi, 2011).
Gout Artritis adalah terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan
terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok keadaan
heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme
purin (hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth, 2012).
Gout Artritis adalah Suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu
jenis penyakit reumatik dimana pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan/ penurunan ekskresi asam urat (Arif, 2010).

B. Etiologi
Gejala artritis akut disebabkan karena inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Dilihat dari penyebabnya
penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini
berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu Hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang
bertambah.
b. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia terutama bila
diobati dengan sitostatika; psoriasis; polisitemia vera,
mielofibrosis.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
a. Gout primer renal terjadi karena gangguanekskresi asam urat
ditubuli disital ginjal yang sehat, penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal misalnya
pada glomerulonefritis kronik /gagal ginjal kronik.
3. Perombakan dalam usus yang berkurang.

C. Patofisiologi
Goat akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal.
Pasien juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat.
Serangan akut biasanya didahului oleh tindakan pembedahan, obat, alkohol
dan stress emosional. Meskipun yang paling sering terserang pertama adalah
ibu jari kaki (Sendi metatarsofa longeal) tetapi sendi lainnya dapat juga
terserang, semakin lama penyakit makan sendi jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout.
Serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari walapun tanpa
pengobatan. Produk buangan termasuk asam urat dan garam-garam anorganik
dibuang melalui saluran ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih dalam
bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses pembuangan asam urat dalam
jumlah yang cukup banyak dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
Hal tersebut juga dapat, menimbulkan komplikasi yaitu pengendapan asam
urat dalam ginjal yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari kristal
asam urat.

D. Manifestasi Klinis
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan
(kalau yang terkena adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak
dapat terganggu, perasaan sakit sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini
mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala
lengkap proses inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit.
Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi metaatarso
– falongeal pertama  (MTP–I). Hampir semua kasus lokasi artritis
terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout)
Serangan akut dapat membaik pada serangan pertama dan
selanjutnya diikuti oleh remisi sempurna sampai serangan berikutnya.
Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul artritis gout
menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout
akut artinya tidak selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan
kadar asam urat darah. Banyak orang dengan peninggian asam urat, namun
tidak pernah menderita serangan artritis gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai
sifat yang karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan
tofi paling sering timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih
dari 10 tahun.

E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Serangan Akut
Obat yang diberikan :
a. Kolkisin merupakan pilihan utama dalam pengobatan serangan artritis
gout maupun pencegahan dengan dosis rendah.
b. Obat anti inflamasi non steroid (DAINS) yang paling sering digunakan
adalah indometasin.
c. Kortikosteroid.
d. Analgesik diberikan bila rasa nyeri sangat berat.
e. Tirah baring.
2. Penatalaksanaan periode antara
Bertujuan mengurangi endapan urat dalam jaringan dan
menurunkan frekuensi serta keparahan serangan
a. Diet
1) Hindari alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden,
daging kambing dan sebagainya).
2) Perbanyak minum.
b. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiozid,
diaretik, aspirin, dan  asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam
urat dan ginjal.
c. Kolkisin secara teratur
1) Mencegah serangan gout yang akan datang.
2) Menekan serangan akut.
d. Penurunan kadar asam urat serum
Diindikasikan pada artrtitis akut yang sering dan tidak terkontrol
dengan kolkisin terdapat tofi / kerusakan ginjal.
A. Obat Urikosurik menghambat reabsorbsi tubulus terhadap asam
urat yang telah difiltrasi dan mengurangi penyimpanannya,
mencegah pembentukan tofi baru dan mengurangi ukuran yang
telah terbetnuk.
B. Inhibitar Xantin Oksidase / Alopurinal
a) Menurunkan produksi asam urat
b) Meningkatkan pembentukan xantin dan hipoxantin dengan
menghambat enzim xantin oksidase.
C. Tujuan Utama Pengobatan Artritis Goat  adalah :
a) Mengobati serangan akut secara baik dan benar.
b) Mencegah serangan ulangan artritis goat akut.
c) Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal
urat.
d) Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peninggian
asam urat pada jantung, ginjal dan pembuluh darah.
e) Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan seseorang terkena gout adalah dengan dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Apabila kadar asam urat dalam darah pada laki-laki lebih dari 7
mg/dl dan pada wanita lebih dari 6 mg/dl. Maka dikatakan menderita asam
urat tinggi yang memicu terjadinya gout.
2. Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam.
Kadar asam urat dalam urin berlebihan bila kadarnya lebih dari 800
mg/24 jam pada diet biasa atau lebih dari 600 mg / 24 jam.
KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
status perkawinan, alamat, Tgl MRS, No. Reg., dx medis.
2. Riwayat Penyakit
a. Keluahan Utama
Nyeri disertai pembengkakan dan kemerahan dari sendi yang sakit
(terutama pada sendi metatarsofalongeal) pertama dari ibu jari.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
P :  Provokatif / Pallatif / Penyebab
      Kaji penyebab
Q : Quantitas / Quantitas Nyeri
Kaji seberapa sering px menyerangiai, tindakan apa yang dapat
menyebabkan nyeri.
R : Regional / area yang sakit
Sering mengenai sendi dipangkal ibu jari kaki, pergelangan kaki, lutut,
pergelangan tangan dan sikut.
S :  Severtity / Tingkat Keparahan
Kaji derajat nyeri px
- demam - menggigil
T :  Time
Kapan keluhan dirasakan ?
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji dan tanyakan pada klien apakah sebelumnya klien pernah
mengalami penyakit yang sama seperti saat ini ?
4. Riwayat Penyakit / Kesehatan Keluarga
a. Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang
sama dengan klien ?
b. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serius yang lain
seperti (HT, DM, TB, Pneumonia, dll.)
5. Riwayat Psikologis Spiritual
a. Psikologi : Tanyakan kepada klien apakah bisa menerima penyakit
yang dideritanya ?
b. Sosial : Bagaimana interaksi klien terhadap lingkungan di Rumah
Sakit dan apakah klien bisa beradaptasi dengan klien yang lain ?
c. Spiritual : Apakah klien tetap beribadah dan melaksanakan
ibadahnya menurut agamanya ?
6. Pemenuhan Kebutuhan
a. Pola Nutrisi
Makan : Pada umumnya pasien gout artritis diberikan diit rendah
putin pantangan makanan kaya protan.
Minum : Kaji jenis dan frekuensi minum sesuai dengan indikasi
b. Pola Eliminasi
BAK : Kaji frekwensi, jumlah, warna dan bau.
BAB : Kaji frekwensi, konsistensi dan warna
c. Pola Aktivitas
Biasanya pasien gout artritis pada saat melakukan aktivitas
mengalami keterbatasan tentang gerak, kontrktur / kelainan pada sendi.
d. Istirahat tidur
Kaji pola kebiasaan pasien pada saat istirahta tidur dirumah
maupun di rumah sakit.
e. Personal Hygiene
Kaji kebiasaan pasien dalam kebiasaan diri. (Mandi, gosok gigi,
cuci tangan, kebersihan rambut, dll.)
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. TTV
c. Kesadaran
d. GCS
8. Pemeriksaan Persistem
a. Otot, Tulang, integumen Otot, tulang
1) Mengalami atrofi pada otot.
2) Kontraktur / kelainan pada sendi.Integumen
3) Kaji tumor kulit.
4) Kulit tampak merah, keunguan, kencang, licin, teraba hangat pada
waktu sendi membengkak.
b. Pulmonaile
1) Kaji bentuk dada, frekwensi pernafasan. Apakah ada nyeri tekan.
2) Dan apakah ada kelainan pada bunyi nafas.
c. Cardiofaskuler
1) Inspeksi : terjadi distensi vena
2) Palpasi : Takhikardi
3) Auskultasi : Apakah ada suara jantung normal S1 dan
S2tunggal
d. Abdomen
Pada penderita Gout Artritis biasanya terjadi anoreksia dan konstipasi.
e. Urologi
Hampir pada 20 % penderita Gout Artritis memiliki batu ginjal.
f. Muskuluskeletal
1) Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.
2) Tofi dengan gout kronik, ini temuan paling bermakna. Tofi adalah
pembesaran jaringan permanen diakibatkan dari deposit kristal urat
natrium, dapat terjadi dimana saja pada tubuh tetapi umum
ditemukan pada sendi sinovial, bursa alecranon dan vertebrate.
3) Laporan episode serangan gout adalah nyeri berdenyut, berat dan
tak dapat ditoleransi.
g. Reproduksi
Biasanya mengalami gangguan pada saat melakukan aktivitas
sexual akibat kekauan sendi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan
keterbatasan gerak sendi
2. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri / sekunder terhadap
fibrositas.
3. Risiko tinggi terhadap isolasi sosial yang berhubungan dengan kesulitan
ambulasi dan keletihan
4. Kurangnya defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan
sekunder terhadap penyakit.
5. Kurangnya defisit perawatan diri yang berhubungan dengan keterbatasan
sekunder terhadap penyakit.

C. Intervensi
3. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan
keterbatasan gerak sendi
Tujuan :
Kriteria Hasil
a. Adanya dan tingkat nyeri.
b. Fungsi dan mobilitas sendi :
1) Keterbatasan pada rentang gerak.
2) Adanya deformitas.
h. Kekuatan Otot
Intervensi :
a. Berikan penghilang nyeri sesuai kebutuhan.
Rasional : Nyeri dapat berperan dalam menurunkan mobilitas.
b. Berikan dorongan kepatuhan pada program latihan yang ditentukan,
yang  dapat meliputi latihan berikut :
1) Rentang gerak
2) Penguatan otot
3) Ketahanan
Rasional : Program latihan teratur meliputi aktivitas rentang gerak,
isometrik dan aerobik tertentu dapat membantu mempertahankan
integritas fungsi sendi.
c. Berikan dorongan untuk melakukan latihan yang sesuai denga tingkat
aktivitas penyakit.
Rasional : Selama periode inflamasi akut, individu dapat
mengimbolisasi sendi pada posisi yang paling nyaman.
4. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri / sekunder terhadap
fibrositas.
Kriteria Hasil :
a. Kebutuhan Tidur yang lazim, pola, terbangun pada malam hari.
b. Adanya nyeri pada malam hari.
c. Adanya fibrositis sekunder, ditandai oleh :
1) Kesulitan mempertahankan tidur atau tidur non restoratif.
2) Karakteristik titik tubuh nyeri tekan setempat.
Intervensi :
a. Dorong klien untuk mandi dengan air hangat / pancur sebelum tidur,
juga mungkin bermanfaat mandi pancur pada pagi-pagi untuk
mengurangi kekakuan pagi.
Rasional : Air hangat meningkatkan sirkulasi sendi yang emngalami
inflamasi dan merilekskan otot
b. Dorong pelaksanaan ritual menjelang tidur. Misal : aktivitas hygiene,
membaca atau minum hangat.
Rasional : Ritual menjelang tidur membantu meningkatkan relaksasi
dan menyiapkan tidur.
c. Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur distraksi dan
relaxsasi.
Rasional : Klien dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami
gejala yang memburuk pada malam hari.
d. Anjurkan posisi sendi yang tepat :
1) Bantal untuk posisi ekstremitas.
2) Bantal servikal
Rasional : Posisi tepat dapat membantu mencegah nyeri selama tidur dan
terjaga.
6. Risiko tinggi terhadap isolasi sosial yang berhubungan dengan kesulitan
ambulasi dan keletihan
Kriteria Hasil :
a. Pola sosial ini dan sebelumnya.
b. Perubahan yang diantisipasi, keinginan terhadap suatu    peningkatan.
Intervensi :
a. Dorong px untuk mengungkapkan perasaan dan mengevaluasi pola
sosialisasinya.
Rasional : klien yang dapat menentukan apakah ola sosialisasinya
memuaskan atau tidak.\
b. Diskusikan keuntungan menggunakan waktu luang untuk
mempercayai diri (Membaca / membuat kerajinan tangan).
Rasional : Aktivitas hiburan dapat membuat seseorang lebih tertarik
pada orang lain.
c. Hindari menonton televisi berlebihan.
Rasional : Selain pendidikan dokumenter, TV mendorong partisipasi
pasif dan biasnaya tidak menantang intelektual.
d. Identifikasi hambatan utnuk kontak sosial.
1) Kurang transportasi
2) Nyeri
3) Penurunan mobilitas.
Rasional : Masalah mobilitas umumnya menghambat mobilisasi, tetapi
banyak kesulitan yang berkaitan dapat diatasi dengan perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku

Kedokteran. EGC: Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan  

kedua. Jakarta :  Salemba Medika.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media

Aesculapius FKUI : Jakarta

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan

kelima.Jakarta : Yarsif Watampone.

Anda mungkin juga menyukai