Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“MAKANAN PENDAMPING ASI”

Disusun Oleh :
Nama : Jeanie Alvisa
Nim : Po.71.20.2.18.015
Tingkat : 2.A

Dosen Pembimbing
Meilina Estiani,SKM,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Satuan Acara Penyuluhan
“Makanan Pendamping Asi”

A. TOPIK
Makanan Pendamping ASI

B. ALASAN PEMILIHAN TOPIK


Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan
melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan
merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi
secara menyeluruh. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi
dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara
langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah
kurang gizi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun (baduta).

C. SASARAN
1. Langsung
Seluruh ibu-ibu menyusui
2. Tidak langsung
Semua peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan.

D. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang makanan
pendamping ASI diharapkan, ibu menyusui mengetahui tentang
makanan pendamping ASI.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan makanan pendamping ASI,
diharapkan ibu menyusui dapat:
a. Menjelaskan makanan pendamping ASI.
b. Menyebutkan apa saja makanan pendamping ASI yang boleh
dikonsumsi.
c. Menyebutkan apa saja makanan pendamping ASI yang tidak boleh
dikonsumsi.

E. WAKTU
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
Tempat : Ruang Kelas STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Waktu : jam 10.00 WIB s/d selesai

F. MATERI : Terlampir

G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No TAHAP WAKTU KEGIATAN


PERAWAT PESERTA
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam a. Peserta menjawab
b. Persepsi tentang salam
Makanan b. Peserta menjawab
Pendamping ASI dengan benar
2. Pelaksanaan 20 menit a. Menjelaskan isi a. Peserta
materi tentang mendengarkan
Makanan dengan seksama
Pendamping ASI b. Peserta
b. Menjelaskan cara memperhatikan
membuat dan c. Peserta menjawab
menyajikan beberapa
Makanan pertanyaan yang
Pendamping ASI dilontarkan
c. Mengevaluasi secara perawat
verbal pada peserta
penkes

3. Penutup 5 menit a. Menyimpulkan hasil a. Peserta


kegiatan memperhatikan
b. Mengakhiri kegiatan b. Peserta menjawab
dengan salam
mengucapkan
salam

H. METODE PENYAMPAIAN
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi

I. MEDIA
a. Leaflet
b. Lembar balik
c. Alat peraga

J. SETTING TEMPAT
: Audience : Observer : Demonstrator
: Penyaji SAP : Moderator : Penanggung jawab

K. Pembagian Peran
1. Penanggung jawab : Tunipah
Tugas:
a. Membuat satuan acara pengajaran
b. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan mulai dari awal
sampai akhir kegiatan yang berkaitan dengan Penkes Makanan
Pendamping ASI.
2. Moderator: Trinoval Yanto Nugroho
Tugas:
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan anggota
3. Demonstrator : Yatmin Fransisca dan Zaena Fery A
Tugas: Mendemonstrasikan Makanan Pendamping ASI
4. Observer: Sugeng Basuki
Tugas: Mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan Penkes Makanan
Pendamping ASI mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi.
5. Penyaji Materi : Somayah
Tugas: Menyajikan dan menjelaskan tentang materi Makanan
Pendamping ASI.

L. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat siap
c. Sudah di bentuk struktur organisasi atau pembagian peran
d. Penyuluh dan peserta siap
2. Evaluasi proses
a. Alat dan tempat dapat di gunakan sesuai rencana
b. Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan
3. Evaluasi hasil
a. 80 % peserta dapat menjelaskan tujuan makanan pendamping ASI.
b. 80 % peserta dapat menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum memberikan makanan pendamping ASI.
c. 80 % peserta dapat menyebutkan dan mempraktekan cara membuat
dan menyajikan makanan pendamping ASI.
Makanan Pendamping Asi
A. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbASIs
susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga
dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral
berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang
berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian
depan ke lidah bagian belakang.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik
bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak .
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang
bertambah pesat pada periode ini.
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :
a. Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa
disangga,
b. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah,
c. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara
membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk
mrnunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau
membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.
B. Permasalahan Dalam Pemberian MP-ASI
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang
gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI
yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya
dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih
komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan
masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi
berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang
semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan
kemampuan alat cernanya.
Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24
bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)
Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin,
air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir
sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi,
dan mengganggu keberhASIlan menyusui.
2. Kolostrum dibuang
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak
memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat
kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung
zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan)
menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau
pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat
dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya
kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak
menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat
menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein
serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI
Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI
dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat
yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan
memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk
mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi
ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya
ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya
frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang
bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktASI
pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah
apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
8. Kebersihan kurang
Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat
menyediakan dan memberikan makanan pada anak. MASIh banyak
ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang
tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku
kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya
penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.
9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga
Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota
keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua
dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak
baduta selalu kalah.

C. Hal-Hal Yang Harus Diingat Dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI


1. Jenis-jenis makanan padat antara lain :
a. Pisang.
Banyak bayi yang memulai makanan padatnya dengan pisang
yang dihaluskan. Pisang yang anda pilih sebaiknya pisang kepok
merah yang memang umumnya diberikan pada bayi. Untuk awal
mula mungkin 1 buah pisang kecil sudah cukup dan bisa anda
kerik dengan sendok kecil agar halus dan mudah ditelan bagi anak
anda yang belum punya gigi saat ini.
b. Bubur beras merah.
Anda dapat membuat sendiri dengan cara membeli beras merah
yang ada di supermarket dan menjadikan bubur. Cara
pemberiannya pun mudah, anda dapat mencampurkan bubur beras
merah yang kaya dengan vitamin ini dengan susu formula bayi
agar lidah bayi anda tidak merasa asing. Untuk pertama kali,
buatlah sedikit dahulu dan ini bisa dijadikan variasi makanan agar
bayi tidak bosan.
c. Sayuran.
Sayuran yang dapat anda berikan bisa berupa wortel, brokoli atau
bayam yang dihaluskan, bisa dengan dicincang atau di blender.
Anda dapat mencampurkan sayuran ini pada bubur bayi. Cucilah
terlebih dahulu sayurannya dengan pencuci sayuran agar pestisida
yang terdapat di sayuran terbuang.
d. Sereal/biscuit bayi.
Cara pemberiannya dapat dicampur dengan susu formula bayi atau
jika itu biscuit agar tidak terlalu manis anda dapat
menghancurkannya cukup dengan air hangat.
2. Jenis dan karakter dari makanan Makanan pendamping ASI itu
disesuaikan dengan umur bayi:
a. Bayi 0 – 6 Bulan
Bayi usia 0-6 bulan sebenarnya tidak memerlukan makanan
pendamping, dengan ASI saja sudah mencukupi. ASI ekslusif
dewasa ini disarankan memang sampai dengan bayi usia 6 bulan.
Namun bila kebutuhan ASI tidak mencukupi, atau ada hal tertentu
yang menyangkut kondisi sang ibu seperti tidak keluarnya ASI,
pemberian makanan penunjang bisa dilakukan.
Pada usia 3-4 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti
pisang dan air jeruk manis. Pemberian bubur susu (makanan lumat
sampai lembik) disesuaikan dengan keperluan masing-masing
bayi. Makanan padat bayi pertama ini (bubur susu) dapat dibuat
dari tepung seperti tepung beras, jagung atau havermouth dengan
ditambahkan susu dan gula. Pemberian bubur susu dan buah-
buahan 1x sehari.
Usia sebelum 4 bulan ini dapat pula mulai diberikan telur ayam,
tetapi harus waspada kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria.
Bila terjadi alergi, pemberian telur ditangguhkan. Biasanya bayi
sudah tahan telur pada usia 7 bulan ke atas.
Untuk pemberian makanan lumat bisa memilih waktu yang sesuai
misalkan sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira-
kira 2 jam sebelumnya tidak diberi apa-apa. Pada bayi usia 5-6
bulan dapat diberikan 2x bubur susu sehari, buah-buahan dan juga
telur.
b. Bayi 6 – 8 Bulan
Bayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak
dan makanan campuran yang lengap karena dapat dibuat dari
beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging
cincang, telur atau tepung ikan) dan makanan sumber protein
nabati seperti tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan
wortel. Sehingga nasi tim ini merupakan makanan yang
mengandung nutrien lengkap.
Selama bayi, pemberian nasi tim ini harus disaring terlebih dahulu
untuk memudahkan menelannya dan tidak mempersulit atau
memperberat pencernaan.
c. Bayi 8 – 12 Bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu
pada pagi hari sebagai makan pagi misalnya sekitar jam 09.00.
Siang hari sekitar jam 13.00 sebagai makan siang dan sore hari
sekitar jam 17.00 – 18.00 sebagai makan malam.
Bila bayi disusui lebih dari 1 tahun, harus diperhatikan
kemungkinan timbulnya anoreksia (berkurangnya atau hilangnya
napsu makan) terhadap makanan lain sehingga anak bisa
kekurangan protein dan kalori yang akhirnya menderita penyakit
malnutrisi energi protein.
Pengaturan makan yang berhasil pada masa bayi akan
mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia
selanjutnya. Pada akhir masa bayi telah dibiasakan abyi menerima
makanan 3x sehari.
3. Makanan Buatan dan Susu Formula
Memberikan makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusui tidak
dapat dilaksanakan, misalnya produksi ASI tidak ada atau sangat
kurang. Susu formula sebagai pengganti ASI kebanyakan dibuat dari
susu sapi. Hampir semua tersedia dalam bentuk bubuk dan hanya
memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum disajikan.
Pengganti ASI (PASI) ini dapat dikelompokan berbagai macam baik
menurut rasa, menurut Ph cairan, kadar nutrien, bahan utama protein,
maksud penggunaan maupun menurur komposisi nutriennya.
Bila bayi tidak menghabiskan hidangan yang disediakan, mungkin
bayi telah cukup mendapatkan pengganti ASI dan sebaliknya bila
menghabiskan hidangan yang disediakan mungkin juga masih kurang
sehingga hidangan selanjutnya perlu diperbanyak terutama jika bayi
masih menangis atau belum puas.
4. Pentingnya Variasi
Untuk memperkenalkan makanan pada bayi, mulailah dengan 1 jenis
makanan. Tunggu paling tidak selama 4 hari sebelum mengenalkan
makanan jenis lain. Adanya tenggang waktu membuat bayi makin
mengenal dan bisa menerima makanan barunya. Reaksi alergi
biasanya baru muncul beberapa hari setelah jenis makanan itu
dikonsumsi. Jika timbul reaksi alergi jenis tertentu, Anda jadi tahu
persis penyebabnya.
Sebagian pakar percaya, penting untuk mulai memperkenalkan
sayuran hijau dulu, sehingga pola citarasa bayi tidak ‘termanjakan'
dengan rasa manis dari buah-buahan. Sebagian pakar lagi
menganggap itu hanya mitos belaka. Menurut mereka, bayi terlahir
dengan menyukai yang manis-manis. Anda bisa mengombinasikan
kedua pendapat ini, dan melihat mana yang paling pas buat bayi
Anda.Yang pasti, mengombinasikan berbagai jenis makanan akan
membuat bayi tidak cepat bosan, memicu selera makannya plus tidak
menjadikannya si pemilih makanan. Jangan sampai ia terbiasa makan
makanan yang itu-itu saja. Ia bisa kekurangan gizi yang
dibutuhkannya.
5. Jadikan Sebagai Rutinitas
Waktu makan—sarapan, makan siang dan makan malam—harus
Anda terapkan secara konsisten. Ini bukannya tanpa alasan. Sistem
pencernaan bayi perlu dilatih untuk belajar menerima, mencerna, serta
menyerap makanan pada waktu-waktu yang ditentukan. Untuk
masing-masing waktu makan itu, sajikan kelompok makanan yang
ada dalam tabel 'Jadwal pemberian makanan si kecil' . Perlu dicatat,
kalau kenyang si kecil akan memberi sinyal. Misalnya, menjulurkan
lidah atau memalingkan kepala. Jadi, jangan takut si kecil akan makan
secara berlebihan.
6. Mulai Memperkenalkan Biskuit
Anda sudah bisa mulai memberi biskuit bayi sebagai camilan di
antara waktu makan. Koordinasi antara mata dan tangannya sudah
cukup baik, sehingga ia bisa membawa tangannya ke mulut. Pada
umur 7 bulan, rata-rata bayi sudah mampu makan sendiri biskuitnya.
Umumnya, tekstur biskuit yang lembut membuat bayi mudah
mengemutnya, bahkan akan membantu merangsang pertumbuhan
giginya.
7. Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan
Pada usia 6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti piramida
makanan. Makin ke atas makin sedikit porsi makanan yang harus
dikonsumsi anak. Berikut urutannya dari paling bawah ke paling atas:
a. Sumber karbohidrat , yakni roti, jagung, nasi, cereal , dan
sebagainya, dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk
kecil.
b. Sumber zat pengatur , yaknis sayuran dikonsumsi sebanyak 1-2
kali/hari sekitar 25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-2
kali/hari sekitar 25-75 g.
c. Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3 kali/hari.
Protein lainnya dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya,
ayam kampung (paha bawah), telur (1/2–1 butir), daging (1/2
potong sedang/20 g), kacang-kacangan (1-2 sendok makan), tahu
(1 potong/50 g), tempe (1 potong/25 g), serta ikan (1 potong
sedang/20 g).
Bila perlu, berikan sumber lemak berupa minyak sebanyak 1/2
sendok teh.
8. Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi Bayi Usia 6-8 Bulan
Alergi makanan adalah suatu reaksi yang timbul pada tubuh setelah
seseorang mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu oleh
kondisi kekebalan tubuh pada orang tersebut. Bila salah satu dari
Anda atau pasangan Anda punya riwayat alergi makanan, risikonya
pada si kecil meningkat sampai 20-30%. Jika Anda berdua alergi,
risikonya pada anak naik lagi hingga 40-70%.
Tanda-tanda si kecil mengalami alergi makanan, antara lain:
a. Ruam di kulit
b. Diare
c. Muntah
9. Kebutuhan Energi MP – ASI
a. Usia 6 – 8 bulan : 200 kkal/hari
b. Usia 9 – 11 bulan : 300 kkal/hari
c. Usia 12 – 23 : 550 kkal/hari
10. Jadwal pemberian mp-asi
UMUR JENIS JUMLAH PEMBERIAN MAKANAN
PER HARI

0 – 4 bulan ASI (eksklusif) Sekehendak

4 – 6 bulan ASI Sekehendak


Sari buah 1–2x
Bubur susu 1–2x

6 – 9 bulan ASI Sekehendak


Sari buah 1–2x
Bubur susu 1–2x
Tim saring 1x
Telur 1x

9 – 12 ASI Sekehendak
bulan Sari buah 1–2x
Bubur susu 1x
Tim saring 2x
Telur 1x
11. Tips dan trik pemberian mp – asi
a. MP – ASI untuk 6 bulan hendaknya di masak semi cair
b. Frekuensi MP – ASI diberikan 1 – 2 x perhari
c. Tingkatkan tekstur makanan bayi menjadi lebih besar pada usia 9
bulan
d. Mulailah dengan makanan yang tidak menyebabkan energi
e. Hindari pemberian gula dan garam karena selain tidak akan
menambah nutrisi, juga akan mempengaruhi pola kebiasaan
makan bayi
f. Pilihlah bahan makanan dengan kualitas terbaik tanpa tambahan
pengental / perasa buatan
g. Sesuaikan jumlah makanan dan berikan makanan dalam jumlah
bertahap
h. Suhu MP – ASI harus dalam suhu ruangan (hangat – hangat kuku)
i. Higienis : makanan harus terjaga kebersihannya
12. Contoh beberapa mp – asi
a. Beras Merah Brokoli
Bahan : 2 sdm tepung beras merah
50 gr brokoli
50 ml air
50 ml ASI/formula
Cara Membuat :
1) Bersihkan brokoli per kuntum, cuci bersih lalu dikukus. Setelah
matang campur dengan air dan dihaluskan dengan
menggunakan blender.
2) Siapkan panci tuang hasil blender brokili dan tepung beras
merah, masak dalam api kecil hingga matang dan kental.
3) Setelah agak dingin campur dengan ASI, saring dengan
menggunakan saringan kawat.
4) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada
bayi Anda.
b. Pure Apel
Bahan : 1 bh apel
50 ml ASI/formula
Cara Membuat :
1) Kupas kulit apel, potong-potong kecil kemudian dikukus hingga
lunak. Haluskan apel kukus dengan menggunakan blender,
campur dengan ASI. Kemudian saring dengan menggunakan
saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada
bayi Anda.
c. Pure Pisang
Bahan : 1 bh pisang
50 ml ASI/formula
Cara Membuat :
1) Pisang dikupas dan potong-potong kecil, haluskan dengan
garpu tambahkan ASI untuk mengencerkan. Saring dengan
menggunakan saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada
bayi Anda.
d. Pure Pepaya Jeruk
Bahan : 1 iris sedang papaya California
50 ml jeruk baby
Cara Membuat :
1) Kupas papaya, ambil dagingnya, potong-potong kecil.
Tambahkan jeruk baby dan haluskan dengan menggunakan
blender. Saring dengan saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan pada
bayi Anda.
DAFTAR PUSTAKA

- Http://Papadanmama.Com/2009/06/4-Makanan-Padat-Bergizi-Untuk-Bayi-
Anda/
- Http:/Bayisehat.Com
- Http://Parentingislami.Wordpress.Com/2008/05/27/Makanan-Pendamping-
ASI-MP-ASI/
- Http://Pondokibu.Com/Tag/Makanan-Pendamping-ASI-MP-ASI/

Anda mungkin juga menyukai