Anda di halaman 1dari 65

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

KONSTRUKSI PADA PEKERJAAN ATAP

(Studi Kasus Rumah Tinggal Lantai 1 Tipe 51 Jalan Sabanar Lama


Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten
Bulungan Kalimantan Utara)

SKRIPSI

Oleh :

SRI OCTAVIA

NPM : 2016 12 048

PROPOSAL SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENJADI SARJANA TEKNIK

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KALTARA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana bagi
mahasiswa program SI pada Faultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Kaltara Tanjung Selor. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu saya sebagai peneliti mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga
pada kesempatan ini saya dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun meteril secara langsung maupun tidak
langsung kepada saya dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Oleh karena
itu, saya ingin sekali mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :

1. Ibu Enny Harviyanti, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing saya yang telah
banyak membantu meluangkan waktu dan tenaga dalam membimbing dan
mengarahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Arman, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji 1, yang telah banya
memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Hendra Julianto, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan
Dosen Penguji 2, yang telah banyak memberikan motivasi dan masukan
selama penulisan skripsi ini.
4. Segenap Dosen Pengajar dan Staf TU Fakultas Teknik Universitas Kaltara
yang telah membantu saya untuk melaksanakan skripsi.
5. Teristimewa Kepada Orang Tua Saya yang selalu mendoakan, memberikan
motovasi dan pengerobanannya baik dari segi moril, materi kepada saya agar
dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii
6. Kepada seluruh Keluarga Besar yang selama ini mensuport saya dalam
menyelesaikan skripsi atas bantuan dukungan, doa, dan moril .
7. Teman-teman Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil yang telah banyak
memberikan masukan dan semangat tinggi kepada saya agar segera
menyelesaikan skripsi ini.
8. Untuk sahabat saya Sri Octaviana yang telah banyak memberikan masukan
dan semangat yang tinggi kepada saya dan bersedia meminjamkan laptop agar
segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Untuk Sahabat saya Rika Karlina, Rinaldy Saputra, Dan M. Irfan Triatmada
yang selalu memberikan motivasi dan semagat dalam menyelesaikan skripsi
ini.
10. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia konstruksi khususnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tanjung Selor, Mei 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
DAFRAR GAMBAR..................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................2
1.3 TUJUAN PENELITIAN.......................................................2
1.4 BATASAN MASALAH.......................................................2
1.5 MANFAAT PENELITIAN...................................................2
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN.............................................4
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................5
2.1 TENAGA KERJA.................................................................5
2.2 PRODUKTIVITAS...............................................................6
2.3 METODE YANG DIGUNAKAN........................................16
2.4 PENELITIAN TERDAHULU..............................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................27
3.1 URAIAN UMUM..................................................................27
3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN...............................27
3.3 TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN..........................28
3.4 ANALISIS STATISITIK......................................................28
3.5 ALAT PENGUMPULAN DATA.........................................28
3.6 PROSEDUR PELAKSANAAN SAMPLING......................29
3.7 PERHITUNGAN WAKTU KUNJUNGAN.........................29
3.8 ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
DENGAN METODE WORK STUDY..................................30
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................38
4.1 TINJAUAN UMUM.............................................................38

iv
4.2 PENGUMPULAN DATA SAMPLING KERJA..................38
4.3 ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK STUDY...........53
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................55
5.1 KESIMPULAN.....................................................................55
5.2 SARAN..................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambar Lokasi.........................................................................27

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian...............................................................32

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Stopwath dan Work Sampling...............................17

Tabel 3.1 form Pengamatan.........................................................................29

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proyek rumah tinggal merupakan salah satu jenis proyek
konstruksi. Tentunya dalam setiap proyek konstruksi prinsip ekonomis
sangat berperan penting terutama dalam sebuah proyek rumah tinggal,
setiap proyek konstruksi harus mendapatkan hasil yang maksimal dengan
usaha yang minimal. Seperti mendapatkan hasil yang memuaskan dengan
pekerjaan yang baik, biaya yang ekonomis, waktu yang singkat serta
keamanan yang terjamin bisa diperoleh jika proyek dilaksanakan dengan
efektif dan efesien. Dan hal ini dapat terwujud dengan adanya
produktivitas dari ternaga kerja kontsruksi. Produktivitas tenaga kerja
yaitu tenaga kerja yang bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan
jumlah jam kerja yang ada dan dapat menghasilkan volume pekerjaan
sesuai dengan ketentuan yang ada.
Diera globalisasi ini, setiap tenaga kerja dituntut untuk memiliki
produktivitas kerja yang tinggi sehingga dapat bersaing dalam
mempertahankan eksistensinya. Persaingan perusahaan kelompok atau
perseorangan penyedia jasa konstruksi di Indonesia semakin ketat dan
harus mempunyai kompetensi yang tinggi agar dapat bersaing dengan
penyedia jasa konstruksi lainnya. Untuk dapat berkompetisi didunia
industri konstruksi, perusahaan kelompok atau perseorangan harus
memiliki sumber daya manusia sebagai penggerak utama perusahaan.
Produktifitas tenaga kerja perlu dianalisis agar para pekerja
konstruksi dapat melakukan tugasnya seperti yang diharapkan. Oleh
karena itu upaya dalam meningkatkan kinerja pekerja merupakan
tantangan yang serius bagi manajemen perusahaan perkelompok atau
perseorangan karena keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuan dan kelangsungan perusahaan itu tergantung pada kualitas kinerja
sumber daya manusia yang terlibat dalam perusahaan atau tenaga kerja
yang terlibat dalam menyelesaikan proyek tersebut.

1
Perkembangan pekerjaan konstruksi membutuhkan adanya faktor
pendukung dari sumber daya manusia yaitu keterampilan dari tenaga kerja.
Hal ini membuat tenaga kerja menjadi unsur terpenting dalam hasil yang
efektif dan efisien dalam pekerjaan konstuksi. Namun perlu diperhatikan
pula bahwa manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit
diprediksi sehingga di perlukan adanya usaha dan pemikiran lebih
mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dari hal ini juga menimbulkan
pemikiran untuk meneliti masalah produktivitas tenaga kerja karena sangat
dipandang perlu untuk membuat konsep metode kerja yang sesuai untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Terutama di Provinsi Kalimantan Utara,
dikarenakan Provinsi Kalimantan Utara adalah Provinsi termuda yang
tentunya banyak perkembangan khususnya pada bembangunan daerah.
Melihat kondisi pada Provinsi Kalimantan Utara sebagai provinsi
termuda dengan banyaknya pembangunan yang ada terutama pada ibu kota
provinsi yaitu Tanjung Selor, tentunya sangat dipandang perlu untuk
dilakukan analisis produktivitas tenaga kerja dikarenakan kendala
perusahaan dalam meningkatkan produktivitas umumnya dipengaruhui
oleh penggunaan sumber daya yang tidak tepat. Maka diperlukan adanya
analisis produktivitas.
Pada penelitian ini peneliti memfokuskan untuk meneliti
produktivitas tenaga kerja diproyek pembangunan rumah tinggal pada
pekerjaan atap yang nantinya akan menjadi acuan untuk menganalisis
pekerjaan konstuksi. Proyek pembangunan rumah tinggal yang akan
diteliti adalah perumahan Putri Tunggal Mandiri yang merupakan proyek
rumah tinggal lantai 1 dengan tipe 51 Jalan Sabanar Lama Kelurahan
Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa waktu rara-rata yang dibutuhkan dalam menyelesaikan 1m2
pekerjaan atap?

2
2. Berapa besar nilai produktivitas tenaga kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan atap?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui rara-rata lama waktu yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan 1m2 pekerjaan atap
2. Mengetahui nilai produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan atap

1.4 BATASAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, batasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian difokuskan pada waktu dan produktivitas pekerjaan atap
2. Penelitian dilakukan pada pukul 08:00-12:00 dan 13:00-16:00
3. Siklus produktivitas adalah siklus yang dibutuhkan oleh tukang untuk
menyelesaikan 1m2 pekerjaan atap
4. Untuk menghitung waktu baku menggunakan metode Work Sampling
dan produktivitas tenaga kerja menggunakan metode Work Study
5. Mengamatan ini hanya difokuskan pada produktivitas pekerjaan atap

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan diatas, maka manfaat
yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisis
produtivitas tenaga kerja pada proyek perumahan.
2. Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan pembelajaran bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang manajemen tenaga kerja konstrusi, untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja khususnya pada

3
pekerjaan atap dan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap kinerja sumber daya manusia pada pekerjaan
konstruksi terutama pada pekerjaan atap. Penelitian ini juga dapat
menjadi bahan pembelajaran atau referensi bagi peneliti-peneliti
selanjutnya. Terutama bagi mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Kaltara
3. Non Aademis
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak lain untuk
Memberikan gambaran umum terhadap manajer proyek konstruksi
dalam memaksimalkan produktivitas tenaga kerja yang nantinya dapat
dijadikan tolak ukur untuk memaksimalkan produktivitas tenaga kerja
konstruksi khususnya pada pekerjaan atap.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


Dalam sistematika penulisan penelitian ini akan dibahas secara garis
besar pada setiap bab, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisikan tentang pengantar dari penelitian yaitu


latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Landasan teori berisikan dasar teori atau tinjauan pustaka,


definisi konsepsional dan hipotesis yang diambil dari beberapa
dasar teori yang relevan sebagai acuan teori untuk mendapatkan
jawaban dari permasalahan

Bab III Metodologi penelitian, adalah pengumpulan data yang


diperlukan baik data primer maupun data sekunder serta metode
pemecahan masalah yang menyusun langkah-langkah yang akan
digunakan untuk pemecahan masalah berdasarkan teori yang
sudah ada

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil-hasil dan


pembahasan penelitian yang merupakan jawaban dari masalah

4
Bab V Kesimpulan dan saran, merupakan kesimpulan dan saran dari
penelitian yang telah dilakukan

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 TENAGA KERJA


Tenaga kerja adalah salah satu faktor utama dalam pelaksanaan
suatu proyek, hal ini dikarenakan pengaruhnya yang cukup besar terhadap
hasil yang efektif dan efesien. Hal ini juga didukung dengan adanya faktor
pendukung dari sumber daya manusia yaitu keterampilan dari tenaga kerja.
Hal ini membuat tenaga kerja menjadi unsur terpenting dalam pekerjaan
konstuksi.
Namun perlu diperhatikan pula bahwa manusia merupakan sumber
daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga di perlukan adanya usaha
dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam
manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan :
a. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja
b. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja
c. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan
d. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek
berlangsung
e. Perencanaan, penjadwalan, pengarahan dan pengawasan kegiatan
tenaga kerja.

Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam
pelaksanaan suatu proyek, baik dari yang ahli atau professional sampai
tenaga kerja pemborong atau buruh. Bila dilihat dari bentuk hubungan
kerja antara pihak yang bersangkutan, maka tenaga kerja proyek
khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang


ada antara perusahaan penyedia tenaga kerja (labor supplier)
dengan kontraktor untuk jangka waktu tertentu.
b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan
menandatangani ikatan kerja perorangan dan perusahaan

5
kontraktor. Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap
cukup memiliki kemampuan dan kecakapan dasar.

Terdapat banyak metode yang bisa digunakan untuk mengukur


produktivitas tenaga kerja di lapangan. Namun, pengukuran
produktivitas tenaga kerja secara akurat sulit dilakukan. Work
Sampling adalah suatu metode pendekatan yang bisa digunakan untuk
pengukuran produktivitas dengan cukup mudah. Salah satu pendekatan
untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja adalah dengan
menggunakaan metode yang mengklasifikasikan aktivitas pekerja.
Kerja yang bermalas – malasan ataupun korupsi jam kerja dari yang
semestinya, bukanlah menunjang pembangunan, tapi menghambat
kemajuan yang semestinya dicapai. Sebaliknya, kerja yang efektif
menurut jumlah jam kerja yang seharusnya serta kerja yang sesuai
dengan uraian kerja masing – masing pekerja, akan dapat menunjang
kemajuan serta mendorong kelancaran usaha baik secara individu
maupun secara menyeluruh (Mucdarsyah, 2003).

2.2 PRODUKTIVITAS
Menurut Hasibuan dalam Edyun (2012) Produtivitas adalah
meningkatnya output (hasil) yang sejalan dengan input (masukan). Jika
produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya efesiensi (waktu,
bahan, tenaga) dan sistem kerja,tenik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya.

Menurut Vincent yang diterjemahkan oleh Sukoco (2000:24-25)


dalam bukunya Manajemen Produktivitas Total terdapat beberapa manfaat
pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar


dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan
sumber-sumber daya itu.

6
2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan
efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan
jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat
diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu
yang dipandang dari sudut produktivitas. 
4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat
produktivitas sekarang.
5. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang
bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas di antara
organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula
untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun
global.
6. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat
menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat
keuntungan dari perusahaan itu.
7. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan
kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus
menerus (continuous productivity improvement)
8. Pengukuran produktivitas terus menerus akan memberikan informasi
yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan
perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.
9. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang
bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektifitas dari
perbaikan terus menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu.
10. Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar menawar) secara kolektif
dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran-ukuran
produktivitas.

Pekerjaan yang produktif sangat memerlukan keterampilan kerja


yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa menimbulkan penemuan-
penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja atau minimal

7
memepertahankan yang sudah baik. Kerja produktif memerlukan prasarat
lain sebagai pendukung yaitu kemauan kerja yang tinggi, lingkungan kerja
yang nyaman penghasilan yang dapat memenuhi kehidupan minimum,
jaminan sosial yang memadai,kondisi kerja yang manusiawi dan hubungan
kerja yang harmonis.

Istilah produtivitas mempunyai arti yang berbeda-beda untuk setiap


individu. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil
nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang
sebenarnya. Misalnya saja, “produktivitas“ adalah ukuran efisiensi produktif.
Suatu perbandingan antara hasil keluaran (output) dan masukan (input). Dengan
demikian produktivitas dapat dirumus sebagai berikut :

O
P = ……………………………………………………(2.1)
I
Dimana :
P = Produktivitas (m2/menit)
O = Output (m2)
I = Input (menit)
Ukuran output (O) dapat dinyatakan antara lain dalam bentuk :
1. Jumlah satuan fisik produk / jasa
2. Nilai rupiah produk / jasa
Ukuran input (I) dapat dinyatakan antara lain dalam bentuk :
1. Jumlah waktu
2. Jumlah tenaga kerja
3. Jumlah biaya tenaga kerja
4. Jumlah material

Untuk satuan dari output (O) sebagai jumlah satuan fisik produk bisa
dinyatakan dalam m2, dan untuk satuan dari input (I) sebagai jumlah waktu
bisa dinyatakan dalam menit, dengan demikian dari produktivitas (P) bisa
dinyatakan dalam bentuk m2 / menit.

2.2.1 Pengukuran Produktivitas

8
Ravianto (dalam penelitian Robert Eddy S, 2007 : 10) bahwa
pengukuran produktivitas mempunyai 2 bentuk sebagai berikut :
1. Bentuk sederhana
a. Produktivitas diukur sebagai perbandingan antara jumlah
hasil kegiatan produksi dengan satuan waktu.
b. Produktivitas diukur sebagai perbandingan output (hasil)
dengan input (masukkan) berupa kapasitas terhadap
jam/orang. Output (hasil) biasa berupa ton/produk, jam
standar,satuan jasa.
2. Bentuk majemuk
Pengukuran produktivitas dengan perbandingan jumlah
yang dihasilkan (output) suatu unit kegiatan produktif terhadap
jumlah keseluruhan sumber-sumber yang digunakan oleh unit
tersebut (input).
Jenis dan intensitas kegiatan proyek dapat berubah cepat
sepanjang siklusnya sehingga penyedian jumlah tenaga kerja, jenis
keterampilan dan keahlian harus mengikuti tuntutan perubahan
kegiatan yang sedang berlangsung. Untuk itulah diperlukan suatu
parameter yang sangat penting yaitu produktivitas tenaga kerja
yang digunakan untuk mengukur efisiensi kerja. (soeharto, 1997).
Definisi indeks produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah jam – orang yang


sesungguhnya digunakan untuk
Intdeks menyelesaikan pekerjaan tertentu
Produkti = Jumlah jam – orang yang ….(2.2)
vitas diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan identik pada kondisi
standar

Kondisi standar adalah kondisi rata-rata dimana indeks


produktifitas diberi angka = 1,0. Jika indeks produktifitas > 1,0
berarti produktifitas tenaga kerja kurang dari standar.

9
Sebaliknya, jika indeks produktifitas < 1,0 berarti produktifitas
tenaga kerja melebihi standar yang ditetapkan (Soeharto,
1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga
kerja lapangan antara lain (Soeharto, 1997):
a. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu. Kondisi geografis
lokasi proyek, iklim, cuaca, tempat penampungan tenaga
kerja serta sarana bantu yang berupa peralatan konstruksi
sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kerja.
b. Supervisi, perencanaan dan koordinasi. Melihat lingkup
tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan
pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja di lapangan, maka
kualitas pengawas lapangan sangat besar pengaruhnya
terhadap produktifitas secara menyeluruh.
c. Komposisi kelompok kerja. Perbandingan jam-orang
pengawas lapangan terhadap total jam-orang kelompok
kerja yang dipimpinnya menunjukkan indikasi besarnya
rentang pengendalian yang dimiliki.
d. Kerja lembur. Walaupun bertujuan untuk mengejar sasaran
jadwal, kerja lembur dapat berakibat pada menurunnya
efisiensi kerja.
e. Pengalaman pekerja. Seorang atau sekelompok tenaga kerja
yang melakukan pekerjaan yang identik secara berulang-
ulang diharapkan dapat menaikkan tingkat produktifitasnya
untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya. Semakin lama
seseorang bekerja pada satu jenis pekerjaan yang sama,
maka keterampilannya akan semakin meningkat dan
semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu unit pekerjaan tertentu. Dengan adanya
peningkatan pengalaman kerja maka terjadinya kesalahan
akan berkurang, meningkatnya kualitas metode kerja,
penggunaan peralatan yang lebih baik, produk yang

10
dihasilkan lebih baik dari sebelumnya dan tentunya lebih
efektif dalam memanfaatkan waktu.
f. Ukuran besar proyek. Semakin besar ukuran proyek, maka
produktifitas pekerja akan cenderung menurun.
g. Kepadatan tenaga kerja. Kepadatan tenaga kerja adalah
jumlah luas tempat kerja bagi setiap tenaga kerja. Semakin
tinggi jumlah pekerja per area atau semakin turunnya luas
area per pekerja, maka kegiatan per area akan semakin
sibuk, atau dengan kata lain kelancaran pekerjaan akan
terganggu dan mengakibatkan penurunan produktifitas.

Produktivitas kelompok pekerja adalah kemampuan tenaga


kerja dalam menyelesaikan pekerjaan (satuan volume pekerjaan)
yang dibagi dalam satuan waktu, jam atau hari. Produktivitas dapat
digunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja beserta upah
yang harus dibayarkan. Kebutuhan tenaga kerja dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut :

Produktivitas Volume
a. = …………(2.3)
grup kerja Durasi normal

Koefisien analisa x
Kebutuhan
b. = produktivitas grup …………(2.4)
tenaga kerja
pekerja

2.2.2 Peningkatan Produktivitas


Salah satu area potensial tertinggi dalam peningkatan
produktivitas adalah mengurangi jam kerja yang tidak efektif.
Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas manusia
terletak pada kemampuan individu. Sikap individu dalam bekerja
serta manajemen maupun organisasi kerja. Setiap tindakan

11
perencanaan peningkatan produktivitas individual paling sedikit
tiga tahap tersebut:
1. Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.
2. Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan
prioritasnya.
3. Merencanakan sistem tahap-tahap untuk meningkatkan
kemampuan pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai
sumber utama produktivitas (Muchdarsyah, 2000 : 64-67).

Untuk mendapatkan tingkat produktivitas yang diinginkan dan


meminimalkan segala resiko yang mungkin terjadi serta
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, para pemimpin
harus memahami kemampuan dan keterbatasan yang diakibatkan
oleh kondisi lokasi proyek. Program produktivitas dimulai dengan
melakukan pengukuran produktivitas yang terjadi dilokasi proyek.
Tanpa mengetahui keadaan yang sesungguhnya dilapangan, sulit
rasanya untuk merencanakan program peningkatan produktivitas.
Dari hasil pengukuran ini, dapat dilakukan evaluasi dengan cara
membandingkan apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya
terjadi. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kembali
merencanakan tingkat produktivitas yang akan dicapai, tentunya
mengarahkan pada perbaikan atas apa yang telah terjadi (Wulfram
I, Ervianto,2004 : 218-220).

2.2.3 Faktor yang memperngaruhi produktivitas


Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang
sebagai sub sistem untuk menunjukkan dimana potensi
produktivitas dan cadangannya disimpan.
Faktor – faktor tersebut antara lain:
Faktor yang mempengaruhi produktivitas proyek diklasifikasikan
menjadi empat kategori utama, yaitu:
1. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa,
metode konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja.

12
2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan
penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan,
manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga
kerja.
3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor : keselamatan kerja,
lingkungan fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan
kerja, partisipasi.
4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja,
pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor - pekerja.

Variabel – variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga


kerja lapangan dapat dikelompokan menjadi:

1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu


Kondisi fisik ini berupa iklim, musim, atau keadan
cuaca. Misalnya adalah temperatur udara panas dan dingin,
serta hujan dan salju. Pada daerah tropis dengan kelembaban
udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tanaga kerja,
sebaliknya di daerah dingin, bila musim salju tiba,
produktivitas tanaga kerja lapangan akan menurun. Untuk
kondisi fisik lapangan kerja seperti rawa – rawa, padang pasir
atau tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap
produktivitas. Hal ini sama akan dialami di tempat kerja
dengan keadaan khusus seperti dekat dengan unit yang sedang
beroperasi, yang biasanya terjadi pada proyek perluasan
instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oleh
bermacam – macam peraturan keselamatan dan terbatasnya
ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatan. Sedangkan
untuk kekurang lengkapnya sarana bantu seperti peralatan akan
menaikkan jam orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Sarana bantu diusahakan siap pakai dengan jadwal
pemeliharaan yang tepat.
2. Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi

13
Yang dimaksud dengan supervisi atau penyelia adalah
segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan tugas
pengelolaan para tenaga kerja, memimpin para pekerja dalam
pelaksanaan tugas, termasuk menjabarkan perencanaan dan
pengendalian menjadi langkah – langkah pelaksanaan jangka
pendek, serta mengkoordinasikan dengan rekan atau penyelia
lain yang terkait. Keharusan memiliki kecakapan memimpin
anak buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal yang perlu
dipersoalkan lagi. Melihat lingkup tugas dan tanggung
jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan dan penggunaan
tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya
terhadap produktivitas secara menyeluruh.
3. Komposisi kelompok kerja
Pada kegiatan konstruksi seorang penyelia lapangan memimpin
satu kelompok kerja yang terdiri dari bermacam – macam
pekerja lapangan (labor craft), seperti tukang batu, tukang besi,
tukang pipa, tukang kayu, pembantu (helper) dan lain – lain.
Komposisi kelompok kerja berpengaruh terhadap produktivitas
tenaga kerja secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan
komposisi kelompok kerja adalah:
a. Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang
dipimpinnya.
b. Perbandingan jam-orang untuk disiplin kerja.

Perbandingan jam-orang penyelia terhadap total jam-orang


kelompok kerja yang dipimpinnya, menunjukkan indikasi
besarnya rentang kendali yang dimiliki. Untuk proyek
pembangunan industri yang tidak terlalu besar kompleks dan
berukuran sedang ke atas, perbandingan yang menghasilkan
efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar antara 1:10- 15.
jam-orang yang berlabihan akan menaikkan biaya, sedangkan
bila kurang akan menurunkan produtivitas.

14
4. Kerja lembur
Sering kali kerja lembur atau jam kerja yang panjang
lebih dari 40 jam per minggu tidak dapat dihindari, misalnya
untuk mengejar sasaran jadwal, meskipun hal ini akan
menurunkan efisiensi kerja.
5. Ukuran besar proyek
Penelitian menunjukan bahwa besar proyek (dinyatakan
dalam jam/orang) juga mempengaruhi produktivitas tenaga
kerja lapangan, dalam arti semakin besar ukuran proyek
produktivitas menurun.
6. Pekerja langsung versus kontraktor
Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan yaitu dengan merekrut
langsung tenaga kerja dan memberikan direct hire
(kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja tertentu kepada
subkontraktor. Dari segi produktivitas umumnya subkontraktor
lebih tinggi 5-10% dibanding pekerja langsung. Hal ini
disebabkan tenaga kerja sub kontraktor telah terbiasa dalam
pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah
lagi prosedur kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara
pekerja maupun dengan penyelia. Meskipun produktivitas lebih
tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan potensial dapat lebih
singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah
dibanding memakai pekerja langsung, karena adanya biaya
overhead (lebih) dari perusahaan subkontraktor.
7. Kurva pengalaman
Kurva pengalaman atau yang sering dikenal dengan
learning curve didasarkan atas asumsi bahwa seseorang atau
sekelompok orang yang mengerjakan pekerjaan relatif sama
dan berulang – ulang, maka akan memperoleh pengalaman dan
peningkatan keterampilan.
8. Kepadatan tenaga kerja

15
Di dalam batas pagar lokasi yang nantinya akan
dibangun instalasi proyek, yang disebut juga dengan battery
limit, ada korelasi antara jumlah tenaga kerja konstruksi, luas
area tempat kerja, dan produktivitas. Korelasi ini dinyatakan
sebagai kepadatan tenaga kerja (labor density), yaitu jumlah
luas tempat kerja bagi setiap tenaga kerja. Jika kepadatan ini
melewati tingkat jenuh, maka produktivitas tenaga kerja
menunjukkan tanda – tanda menurun. Hal ini disebabkan
karena dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada
kesibukan manusia, gerakan peralatan serta kebisingan yang
menyertai. Semakin tinggi jumlah pekerja per area atau
semakin turun luas area per pekerja, maka semakin sibuk
kegiatan per area, akhirnya akan mencapai titik dimana
kelancaran pekerjaan terganggu dan mengakibatkan penurunan
produktivitas. (Soeharto, 1995).

2.3 METODE YANG DIGUNAKAN


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.3.1 work Sampling
Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan
sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas kerja dari mesin,
proses atau operator (Sritomo,1992).
Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja ini sama
halnya dengan pengukuran kerja menggunakan jam henti, yaitu
diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Teknik
sampling kerja ini pertama kali digunakan oleh seorang sarjana
Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam aktifitas penelitiannya di
industri tekstil.
Work Sampling merupakan teknik pengukuran kerja
langsung untu mengamati aktivitas mesin operator atau proses
dimana pengamatan dilakukan secara acak menurut hokum
probabilitas (Wignjosoebrto, 2000).

16
Work Sampling merupakan sebuah teknik yang digunakan
untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya, work sampling dilakukan secara acak
dan berdasarkan hokum probabilitas. Work sampling adalah salah
satucara untuk mengetahui waktu standard, jumlah operator
standard dan juga untuk mengetahui kinerja dari karyawan.
Sampling Pekerjaan (work sampling) adalah suatu tenik
untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas
kinerja dari mesin, proses atau operator.
Perbedaan metode jam henti dengan work sampling adalah
pada cara work sampling pengamat tidak terus menerus berada
ditempat pekerjaan melainkan mengemati hana pada waktu-waktu
tertentu yang ditentukan secara acak. Perbedaan yang lainnya dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 2.1 Perbandingan Stopwatch dan Work Sampling

No stopwatch Work sampling

1 Pekerjaan rutin dan monoton Pekerjaan bervariasi dan


tidak rutin

2 Umumnya mengamati 1 Dapat mengamati beberapa


orang orang

3 Perhitungan berdasaran Berdasarkan proporsi


waktu

4 Siklus pekerjaan pendek dan Siklus tidak jelas


jelas

5 Pengamatan kontinu Pengamatan diskrit

Cara work sampling pekerjaan ini dikembangan di Inggris


oleh L.H.C. Tippet di pabrik-pabrik tekstil di Inggris, dengan
menggunakan prinsip-prinsip dari ilmu statistika.

17
Beberapa kelebihan dari metode work sampling untuk
pendekatan produktivitas adalah
1. tidak menggunakan biaya yang besar disbanding pengamatan
yang kontinu
2. tidak memerlukan pelatihan dan keahlian khusus dari
pengamatan
3. memberikan tingkat akurasi yang memadai secara statistic
4. memberikan lebih sediit gangguan kepada pekerja daripada
pengamatan langsung yang kontinu
5. memberikan indikasi seberapa efektif pekerja pada proyek
secara keseluruhan.

Adapun prinsip-prinsip tertentu dalam menjalankannya, yaitu:

1. pengamatan harus dapat dengan cepat mengidentifikasikan


individu dari sample untuk dapat digolongkan
2. sample yang diamati tidak boleh kurang dari 384
pengamatan
3. sample terkumpul dari bermacam-macam bagian siklus
tenaga kerja untuk memastikan setiap unit mempunyai
kesempatan yang sama untuk diamati.
4. Di kelompok besar manapun, sebuah sample diambil secara
acak yang akan mewakili sebagian atau seluruh
karakteristik dari kelompok tersebut. Dengan kata lain,
sebuah sample tidak boleh menunjukan kondisi atau situasi
khusus yang akan memberikan dampak bagi yang akan
diamati.
5. Untuk menghindari prasangka, pencatatan harus dilakukan
secara capat tanpa ragu-ragu seperti yang dilihat pertama
kali.
a. fungsi sampling
Sampling pekerjaan banyak fungsinya dalam dunia kerja.
Berikut ini adalah fungsi dari sampling pekerjaan antara lain:

18
1. Mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja
2. Mengukur ratio delay dari sejumlah mesin,operator.
Misal: menentukan persentase dari jam atau hari ketika mesin
atau orang yg terlibat pekerjaan dan persentase ketika sama
sekali tidak ada aktivitas kerja yg dilakukan atau idle.
3. Menetapkan waktu baku untuk suatu proses operasi.
Sampling pekerjaan mempunyai banyak manfaat di bidang
proporsi yaitu:
a. Untuk mengetahui distribusi pemanfaatan waktu oleh
seorang atau sekelompok kerja selama selang waktu
kerjanya.
b. Untuk mengetahui besar tingkat penggunaan fasilitas,
misalnya mesinmesin, ruangan dok kapal pada suatu
pelabuhan dll.
c. Untuk menentukan waktu baku baik pekerjaan-pekerjaan
tidak langsung maupun yang langsung.
d. Untuk menaksir faktor kelonggaran suatu pekerjaan,
terutama kelonggaran pribadi dan kelonggaran untuk
hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

19
20
Tabel besar kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

Faktor Contoh pekerjaan Ekivalen Beban Kelonggaran (%)

A. Tenaga yang dikeluarkan Pria


1. Dapat di abaikan Bekerja dimeja, duduk Tanpa beban 0.00-6.0 0.00-6.0
2. Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0.00-2.25 kg 6.0-7.5 6.0-7.5
3. Ringan Menyekop, ringan 2.25-9.00 kg 7.5-12.0 7.5-16.0
16.0-
4. Sedang Mencangkul 9.00-18.00 kg 12.0-19.0
30.0
5. Berat Mengayuh palu yang berat 18.00-27.00 kg 19.0-30.0
6. Sangat berat Memanggul beban 27.00-50.00 kg 30.0-50.0
7. Luar biasa berat Memanggul karung berat Di atas 50 kg

B. Sikap kerja
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0.00-1.0
2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1.0-2.5
3. Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat control 2.5-4.0
4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2.5-4.0

20
5. membungkuk Badan dibukukkan bertumpu pada kedua kaki 4.0-10.0

C. Gerakan kerja
1. normal Ayunan bebas dari palu 0
2. agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0-5
3. sulit Membawa badan bera dengan satu tangan 0-5
4. pada anggota-anggota badan terbatas Bekerja dengan tangan diatas kepala 5-10
5. seluruh anggota badan terbatas Bekerja di lorong pertambangan yang sempit 10-15

D. Kelelahan mata *) Pencahayaan baik buruk


1. pandangan yang terputus-putus Membawa alat ukur 0.0-6.0 0.0-6.0
2. pandangan yan hamper terus menerus Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 6.0-7.5 6.0-7.5
3. Pandangan yang terus menerus dengan
Pemeriksaan yang sangat teliti 7.5-12.0 7.5-16.0
focus tetap
4. Pandangan terus menerus dengan fokus
Memeriksa cacat-cacat pada kain 12.0-19.0 16.0-30.0
berubah- ubah
5. Pandangan terus-menerus dengan
19.0-30.0
konsentrasi tinggi dan fokus tetap
6. Pandangan terus menerus dengan 30.0-50.0
konsentrasi tinggi dan fokus berubah-

21
ubah
E. Keadaan suhu tempat kerja**) Suhu(oc) Kelelahan normal berlebihan
1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12
2. Rendah 0-13 10-0 12-5
3. Sedang 13-22 5-0 8-0
4. normal 22-28 0-5 0-8
5. tinggi 28-38 5-40 8-100
6. sangat tinggi Diatas 38 Diatas 40 Diatas 100

F. keadaan atmosfer***)
1. baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar 0
2. cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya) 0-5
3. kurang baik Adanya debu-debuan beracun atau tidak beracun tetapi banyak 5-10
4. buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan ala pernapasan 10-20
G. keadaan lingkungan yang baik
1. bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0
2. siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 0-1
3. siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 1-3
4. sangat bising 0-5

22
5. jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 1-5
6. terasa adanya getaran lantai 5-10
7. keadan-keadan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll) 5-15

*) kontras antara warna hendaknya diperhatikan


**) tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan iklim
Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi: pria = 0-2.5 % wanita = 2-5%

Tabel 2.2 : besar kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh

23
b. langkah-langkah melakukan work sampling
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan
Sampling Pekerjaan antara lain :
1. Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling
dilakukan, menentukan besarnya tingkat ketelitian dan
keyakinan.
2. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada
tidaknya sistem kerja yang baik.
3. Mengamati Tenaga kerja pada pekerjaan pemsangan atap.
4. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.
5. Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa, alat tulis dn
lain-lain.

2.3.2 Studi Kerja (Work Stuty)


Studi kerja (work study) adalah pemeriksaan sistematis dari
metode pelaksanaan aktivitas sehingga dapat memperbaiki
efektivitas penggunaan sumber daya dan menyiapkan standar
performansi untuk aktivitas yang dilaksanakan. Work Study
kemudian bertujuan memeriksa cara suatu aktivitas dilaksanakan,
simplifikasi atau modifikasi dari metode operasi untuk mengurangi
pekerjaan yang tidak perlu atau pekerjaan yang berlebihan, atau
pemborosan penggunaan sumber daya, dan menyiapkan waktu
standar untuk aktivitas yang ada. Hubungan antara produktivitas
dan Work Study sangat jelas. Jika Work Study dapat mengurangi
waktu aktivitas sampai 20%, hanya dengan menata ulang urutan
atau penyederhanaan metode operasi dan tanpa pengeluaran
tambahan, kemudian produktivitas akan meningkat dengan nilai
yang sesuai. Untuk mengapresiasi bagaimana Work Study
bertindak mengurangi biaya dan mengurangi waktu beberapa
aktivitas, tindakan penting untuk menguji secara lebih dekat apa
detail waktunya. Work Study sukses karena sistematis antara 32

24
penyelidikan masalah dipertimbangkan dan dalam pengembangan
solusinya (Kunawaty, 1992).
Alasan Work Study manjadi alat yang bernilai bagi management:
1. Work Study berarti mencapai produktivitas perusahaan atau
unit operasi melalui reorganosasi kerja, suatu metode yang
secara normal melibatkan sedikit modal tambahan atau tidak
ada modal tambahan pada fasilitas dan peralatan.
2. Work Study adalah sistematis. Ini memastikan bahwa tidak ada
faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu operasi diabaikan,
walaupun dalam analisis praktek dasar atau dalam
pengembangan yang baru, dan bahwa semua fakta tentang
operasi tersedia.
3. Work Study adalah cara yang paling akurat saai ini menyusun
pengaturan standar performansi, dimana efektivitas
perencanaan dan pengendalian produksi diandalkan.
4. Work Study dapat berkontribusi untuk memperbaiki keamanan
dan kondisi pekerjaan di area kerja dengan mengekspose
operasi-operasi yang berbahaya dan mengembangkan metode
yang lebih aman suatu operasi.
5. Penghematan yang dihasilkan dari penerapan Work Study yang
benar dimulai sejak pertama kali dan kontinu sepanjang
kebersinambungan operasi diperbaiki.
6. Work Study adalah tool yang dapat dipakai dimana-mana. Work
Study dapat digunakan dengan baik meskipun pekerjaan selesai
atau pabrik beroperasi, tidak hanya dalam perusahaan
manufaktur tetapi juga bisa digunakan di kantor, toko,
laboratorium dan industri-industri pelayanan seperti distribusi
pengecer, restoran dan dikebun.
7. Work Study relatif murah dan mudah dipakai.
8. Work Study adalah satu-satunya tool yang paling tajam untuk
penyelidikan keberadaan manajemen.
a. teknik work study dan keterkaitannya

25
Istilah Work Study mencakup beberapa teknik,
khususnya method study dan work measurement. Method study
adalah catatan sistematis dan pemeriksaan kritis terhadap cara
pengerjaan sesuatu agar terjadi perbaikan. Work measurement
adalah aplikasi teknik-teknik desain untuk untuk menetapkan
waktu pekerja yang qualified untuk menjalankan pekerjaan
pada rata-rata pekerjaan yang didefinisikan. Kedua method
study dan work measurement terdiri dari sejumlah teknik yang
berbeda.

Walaupun methods study sangat menekankan


penggunaan work measurement ketika waktu standar untuk
output diatur, method study biasanya perlu menggunakan salah
satu teknik dari work measurement, seperti Work Sampling,
dalam menentukan mengapa waktu tidak efektif terjadi dan apa
kelanjutannya, sehingga manajemen dapat mengambil tindakan
untuk menguranginya. Sebaliknya, time study mungkin
digunakan untuk membandingkan keefektifan dari alternatif
metode kerja sebelum memutuskan metode terbaik diterapkan.

Menurut Wignjosoebroto (2003), penelitian kerja dan


metode dan metode kerja pada dasarnya akan memusatkan
perhatiannya pada bagaimana (how) suatu macam pekerjaan
akan diselesaikan. Dengan mengaplikasikan prinsip dan teknik
pengaturan kerja yamg optimal dalam sistem kerja tersebut,
maka akan diperoleh alternative metode pelaksanaan kerja
yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif dan
efisien.

Suatu pekerjaan akan diselesaikan secara efisien apabila


waktu penyelesaiannya dikerjakan paling singkat. Untuk
menghitung waktu baku (standart time) penyelesaian pekerjaan
guna memilih alternatif metode kerja yang terbaik, maka perlu

26
diterapkan prinsip-prinsip dan teknik pengukuran kerja (work
measurement atau time study).

Pengukuran waktu kerja ini akan akan berhubungan


dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang
dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara
singkat pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan
keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan
dengan unit output yang dihasilkan. Waktu baku sangat
berguna untuk :
1. Perancangan kebutuhan tenaga kerja (Man Power
Planning).
2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/ pekerja.
3. Penjadwalan produksi dan penganggaran.
4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi
karyawan atau pekerja yang berprestasi.
5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh
pekerja.
b. Langkah – langkah work study
Langkah-langkah dalam work study adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Metode Kerja (Method Design)
2. Analisis Proses (Process Charting) Man-Machine
Process/Chart Operations Analysis.
3. Standardisasi Proses, Setelah ditemukan metode yang
paling baik, sebagai hasil dari analisis proses, selanjutnya
dibuat standardisasi proses pengerjaan.
4. Perhitungan Waktu Standar Langkah, menghitung waktu
yang digunakan dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
tersebut (time study).
2.4 Atap
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya
berada dibagian yang paling atas. Pada umumnya terdapat 3 bagian utama

27
pada struktur atap yaitu penutup atap, gording, dan kerangka kuda-kuda.
(pangestu dkk,2018).
Atap memiliki beberapa tipe yaitu atap datar, atap standar, atap pelana,
atap perisai, atap tenda, atap gergaji, atap setengah bola, atap joglo, dan
atap piramida. Selain itu pada penutup atap juga memiliki beberapa
macam yaitu sirap, genteng, dan seng.
Pada penelitian ini, sktuktur atap yang digunakan adalah struktur
rangka atap kayu, tipe atap yang digunakan adalah atap spandek.

2.4.1 tahap pemasangan struktur atap


ada beberapa tahapan dalam pemasangan struktur atap,
yaitu :
1. proses pekerjaan rangka atap dimulai pada saat pemasangan
diding atau kolom telah selesai.
2. selanjutnya pemasangan gording.
3. apabila gording telah terpasang, selanjutnya dilakukan
pemasanan kasau.
4. Pemasangan reng didapat dilakukan setelah kasau sudah
terpasan diatas gording.
5. Selanjutnya pemasangan penutup atap dilakukan setelah
pekerjaan rangka atap selesai.

28
2.5 PENELITIAN TERDAHULU

PENELITI JUDUL HASIL PENELITIAN PERBEDAAN

Nico Analisis produktivitas Obyek penelitian ini adalah proyek pembangunan rumah Perbedaan penelitian ini
Hartono jumlah tenaga kerja sederhana di Nurasa Regency Nganjuk. Perhitungan dengan dari penelitian
dkk (2016) pada pekerjaan metode SNI dan metode Work Study, SNI yang digunakan sebelumnya adalah
pasangan bata dengan 6897-2008 dengan nomor analisa6.9 untuk pekerjaan 1 m2 peneliti menganalisis
metode Work Study pasangan bata merah ukuran (5 x 11 x 22) cm tebal ⅟ 2 jumlah tenaga kerja
bata,campuran spesi 1 PC : 4 PP.Hasil penelitian tersebut dengan objek,
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara SNI dan tempat,metode dan waktu
dilapangan, metode pelaksanaan di lapangan dihunakan penelitian yang berbeda.
beberapa kelompok kerja yang berbeda. Hal itu tentu
mempengaruhi biaya pada pelaksanaan dimana jumlah tukang
atau pekerja yang berbeda mengakibatkan perbedaan biaya
yang cukup besar pula.

Josua Analisis produktivitas Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hasil Perbedaan penelitian ini
Parulian tenaga kerja konstruksi perhitungan didapat waktu baku untuk menyelesaikan 1m2 dari penelitian
Hutasoit pada pekerjaan pasangan lantai keramik adalah 7.339 menit. Sedangkan untuk sebelumnya adalah
dkk pasangan lantai keramik pekerjaan plesteran dinding waktu baku adalah 5.044 menit. peneliti menganalisis

29
(2017) dan plesteran dinding Alokasi pemanfaatan waktu oleh tenaga kerja selama waktu jumlah tenaga kerja
menggunakan metode kerjanya pada kegiatan penyusunan pasangan lantai keramik dengan objek,
work sampling adalah 114.29 %.Sedangkan untuk kegiatan pekerjaan plesteran tempat,metode dan waktu
dinding adalah 88.381 %.Setelah menganalisis produktivitas penelitian yang berbeda.
tenaga kerja yang didapat pekerjaan pasangan lantai keramik
adalah 0.028 OH tukang dan 0.047 OH Pekerja.Sedangkan
untuk pekerjaan plesteran dinding adalah 0.020 OH tukang dan
0.040 OH Pekerja.Sedangkan biaya upah per hari pekerjaan
pasangan keramik 1 m 2 adalah Rp 24.019 m 2 /
hari.Sedangkan biaya upah per hari pekerjaan plesteran dinding
1 m 2 adalah Rp 27.402 m 2 / hari.

Ayu Afriani Produktivitas tenaga Berdasarkan pengamatan 21 tukang genteng yang di lakukan di Perbedaan penelitian ini
(2018) kerja pada pemasangan lapangan, untuk produktivitas tukang genteng, produktivitas dari penelitian
penutup atap genteng di tersebsar di peroleh tukang 21 (Pak Yoyo) yang berusia 40 sebelumnya adalah
lapangan tahun dengan pengalaman kerja 10 tahun yaitu 30,85 m peneliti menganalisis
2 /jam, dengan jumlah siklus yang terjadi yaitu 3 siklus. Rata- pemasangan atap, tempat
rata produktivitas keseluruhan tukang genteng adalah 21.1 dan waktu penelitian
m2/jam. Produktivitas ideal terbesar tukang genteng dicapai yang berbeda.
oleh tukang 21 (Pak Yoyo) yaitu 30.85 m2/jam dengan jumlah

30
siklus yang terjadi 3 siklus. Rata-rata produktivitas ideal tukang
genteng adalah 22,18 m2/jam. Untuk waktu produksi
pemasangan genteng yang paling cepat di peroleh tukang 21
(Yoyo) yaitu 350 detik, dengan jumlah siklus yang terjadi yaitu
3 siklus. Untuk waktu produksi pemasangan genteng yang
paling lama di peroleh tukang 17 (Eko ) yang berusia 60 tahun
dengan pengalaman kerja 4 tahun yaitu 721 detik, dengan
jumlah siklus yang terjadi yaitu 3 siklus. Dari hasil analisis
produktivitas tukang pada pemasangan penutup atap genteng di
dapatkan bahwa tukang dengan produktivitas diatas 20 m2 /jam
adalah tukang yang berusia dibawah 50 tahun dengan
pengalaman kerja rata-rata diatas 5 tahun. Data hasil analisis
didapat indeks tukang genteng maksimum adalah 0,0065 OH,
minimum 0,0133 OH dan indeks rata-rata 0,0101 OH.
Produktivitas rata-rata tukang genteng dengan SNI

Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu

31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 URAIAN UMUM


Dalam Penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Work
Sampling dan Work Study. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
serta data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama baik perseorangan
atau individu, dan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi
terkait yang berguna menunjang dalam penelitian seperti jumlah tenaga kerja
dan harga satuan pekerja (OH) untuk pekerjaan atap. Studi ini dilakukan
dengan mengumpulkan literatur dan data sekunder yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan, kemudian menentukan teknik survey yang
digunaan , dan diperjelas dengan analisis.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Gambar 3.1 Gambar Lokasi (sumber: Google Maps)


Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Proyek pembangunan rumah
tinggal yaitu perumahan Putri Tunggal Mandiri yang merupakan proyek
rumah tinggal lantai 1 dengan tipe 51 Jalan Sabanar Lama Kelurahan Tanjung
Selor Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Pengamatan dilakukan pada 2
orang tukang selama 3 hari yang dimulai pada pukul 08:00-16:00 Wita dengan
waktu istirahat selama 1 jam yaitu pada pukul 12:00-13:00 Wita. Penelitian ini
tidak menutup kemungkinan akan dilakukan pada jam lembur.

32
3.3 TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN
Tapan dan prosedur penelitian dilakukan secara sistematis. Adapun
tahap dan prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1 persiapan. Langkah yang dilakukan yaitu merumuskan masalah
penelitian
2. Tahap 2 survei lapangan dan pengumpulan data. Langah yang dilakukan
dalam tahap ini adalah :
a. Survei lapangan untuk melihat apakah proyek yang ada memenuhui
syarat untuk dijadikan lokasi penelitian serta melakukan proses
perijinan kepada pelaksana atau pemilik proyek.
b. Menentukan zona yang akan diamati, pengumpulan data tentang
tukang pada pekerjaan atap yang diperlukan untuk mendukung
penelitian dengan wawancara langsung.
c. Pengumpulan data efektifitas pada pekerjaan atap yaitu dengan
mengamati pekerjaan yang dilakukan dalam kurun waktu 3 hari
penelitian.

3.4 ANALISIS STATISTIK


Analisis statistic dalam teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Data dalam penelitian ini adalah
data primer yang bersumber dari tenaga kerja konstruksi secara langsung.
Untuk memperoleh data penelitian jenis ini digunakan dua jenis meode yaitu :
1. Studi pustaka yaitu dengan membaca materi kuliah, buku-buku tugas
akhir, buku-buku referensi, jurnal, dan majalah yang berhubungan dengan
pembuatan laporan penelitian.
2. Observasi (pengamatan), dilakukan dengan pengamatan dilapangan untuk
mendapatkan data masukan untuk menghitung berapa banyak atap dan
barapa waktu rata-rata yang digunakan pada 1m2. Observasi tersebut
digunakan untuk mengetahui seberapa efektif atau produktif tenaga kerja
konstruksi.

3.5 ALAT PENGUMPULAN DATA


Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa alat bantu yang
dibutuhkan untuk mendukung pengumpulan data yang sistematis yaitu alat
33
tulis, lembar pengamatan, dan komputer untuk mengelolah data yang telah
didapatkan dilapangan.

3.6 PROSEDUR PELAKSAAN SAMPLING


Prosedur-prosedur yang dilakukan pada metode ini adalah mengamati
berapa m2 yang dapat diselesaikan perhari oleh setiap tukang,baik tukang 1
dan tukang 2. Setelah mendapat data yang dibutuhkan, peneliti dapat
mengelolah data dengan menggunakan metode Work Study dengan langkah-
langah sabagai berikut :
a. Menyusun metode kerja (method design)
b. Analisis proses (process charting) man-machine proses / chart operations
analysis.
c. Standar proses, setelah ditemukan metode yang paling baik, sebagai hasil
dari analisis proses, selanjutnya dibuat standardisasi proses pengerjaan.
d. Perhitungan waktu standar, langkah berikutnya yaitu menghitung waktu
yang digunakan dalam mengerjaan pekerjaan-pekerjaan tersebut (time
study).
Tabel 3.1 form pengamatan
Frekuensi teramati pada hari ke
Kegiatan jumlah
1 2 3

Sampling pendahuluan ini dilakukan dengan pengamatan yang telah


dilakukan selama 3 hari berturut-turut, untuk mendapatkan :

3.7 PERHITUNGAN WAKTU KUNJUNGAN


Setelah menentukan waktu kunjungan kita harus menentukan jumlah
kunjungan yang akan dilakukan, untuk perhitungan dan ketentuannya adalah
sabagai berikut :
1. Perhitungan jumlah kunjungan
waktu kerja pukul 08:00-16:00 dengann waktu istirahat pukul 12:00-
13:00, lama waktu kerja 8 jam-1 jam = 7 jam. maka :

34
Wt
n kunjungan = …………………….(3.1)
s
Keterangan :
W = waktu efektif kerja
T = satuan waktu dalam setiap menit
S = Lama tiap kunjungan

2. Menghitung waktu baku


Untuk mendapatkan waktu baku prduktif tukang 1 dan tukang 2 hasil
pengamatan yang telah dilakukan dalam perhitungan agar mendapatkan
waktu baku setiap tukang dengan perhitungan sebagai berikut :
Jumlah
Prosentase
produktif
1. produktif = X 100 % ……….(3.2)
Jumlah
(PP)
pengamatan
Jumlah
menit PP x jumlah menit
2. = ……….(3.3)
produktif pengamatan
(JMP)
Waktu yang JMP
3. diperlukan / = Jumlah unit yang ……….(3.4)
unit dihasilkan
Waktu
Waktu yang diperlukan X
4. normal = ……….(3.5)
faktor penyesuaian
(WN)
Wn + (kelonggaran x Wn)
atau
Waktu baku
5. = 100% ……….(3.6)
(WB)
Wn x 100%-
kelonggaran

3.8 ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE


WORK STUDY
Analisa dimisalkan data pengamatan lapangan dengan waktu
kunjungan yang telah didapatkan, maka dengan memakai kelompok kerja
yang terdiri dari 2 tukang dapat dirata-rata kanberapa volume m 2 yang
dihasilkan setiap harinya.
1. Pekerja = (harga satuan pekerja menurut SNI)
1 hari kerja = 1/ harga satuan pekerja menurut SNI = (maka
didapat 1 pekerja dapat menghasilkan berapa m2

35
pekerjaan atap)
Maka didapatkan rumus :

1
Produktivitas
= Analisa satuan pekerja ……….(3.7)
pekerja
SNI (OH)

2. Tukang = (harga satuan pekerja menurut SNI)


1 hari kerja = 1 / harga satuan pekerja menurut SNI = maka
didapat 1 tukang yang dapat menghasilkan
berapa m2 pekerjaan atap).
Maka didapatkan rumus :

1
Produktivitas
= Analisa satuan tukang ……….(3.8)
tukang
SNI (OH)

keteragan :
1 = 1 hari kerja
OH = Analisa satuan pekerja dan tukang SNI

3.9 DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Mulai

Survey Lokasi
36
Persiapan Alat dan Bahan

Pengumpulan Data

Data Primer Data sekunder


Data pengamatan untuk jumlah Harga satuan pekerja (OH)
produktivitas pemasangan atap menurut standar SNI

Pengelolahan dan Analisa data

Work Sampling :
1. Penentuan waktu kunjungan
2. Melakukan pengamatan dengan
form watu kunjungan
3. Menghitung waktu baku
4.

Work Study:
1. Form pengamatan
produktivitas
2. Perhitungan produktivitas

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinjauan Umum
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengaatan pada 2 tenaga kerja
pekerjaan atap guna mendapatkan nilai produktivitas pekerjaan atap. Yang
dilakukan selama kurang lebih 3 (tiga) hari, yaitu dimulai tanggal 03 Juli
2020dan berakhir pada tanggal 06 Juli 2020 pada proyek perumahan rumah
tinggal laintai 1 dengan tipe 51 yang berlokasikan di jalan Sabanar Lama
Kelurahan Tajung Selor Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. Dan pada
bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan, kemudian untuk
mengelola data yang telah didapat peneliti menggunakan Microsoft Excel
untuk pengelolaan data

4.2 Pengumpulan data sampling kerja


4.2.1 penentuan waktu kunjungan
siklus dalam penentuan 1m2 lama waktu yang dibutuhkan dalam
pekerajan atap dengan memperhatikan jumlah kunjungan atau
pengambilan data yang dilakukan, berikut perhitungan dan
ketentuannya :
waktu kerja pukul 08:00-16:00 dengann waktu istirahat pukul 12:00-
13:00 dan lama waktu kerja 8 jam-1 jam = 7 jam. Dapat dihitung waktu
kunjungan:
Wxt 7 x 60
n kunjungan = = = 70 kali kunjungan
s 6
Keterangan :
W = waktu efektif kerja
T = satuan waktu dalam setiap menit
S = Lama tiap kunjungan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, peneliti melakukan
kunjungan tiap 6 menit dan 70 kali kujungan atau pengambilan data
karena pada dasarnya untuk jumlah pengambilan data dilapangan
memilii standar, semakin tinggi jumlah kunjungan atau pengambilan
data semakin valid data yang kita ambil. Pengambilan data dilakukan
tiap 6 menit sekali karena menyesuaikan dengan berapa kali
kunjungan yang kita laukan, 7 dikali 60 menit selama 1 jam kemudian
di bagi 6 menit disetiap kunjungan maka didapatkan hasil 70
kunjungan atau pengambilan data.

4.2.2 form pengamatan waktu kunjungan


dalam unjungan atau pengambilan data, memerlukan table
kunjungan berikut form hasil pengamatan pekerjaan atap pada rumah
tinggal lantai 1.
Tabel 4.1 form pengamatan waktu pekerjaan atap hari ke-1
HARI KE 1
WAKTU TUKANG 1 TUKANG 2
PENGA
PENGAMBI
MATAN TIDAK TIDAK
LAN DATA/ PRODUKTIF PRODUKTIF
7 MENIT KE- PRODUKTIF PRODUKTIF
08:00 1  
08:06 2  
08:12 3  
08:18 4  
08:24 5  
08:30 6  
08:36 7  
08:42 8  
08:48 9  
08:54 10  
09:00 11  
09:06 12  
09:12 13  
09:18 14  
09:24 15  
09:30 16  
09:36 17  
09:42 18  
09:48 19  
09:54 20  
10:00 21  
10:06 22  
10:12 23  
10:18 24  
10:24 25  

39
10:30 26  
10:36 27  
10:42 28  
10:48 29    
10:54 30  
11:00 31  
11:06 32  
11:12 33  
11:18 34  
11:24 35  
11:30 36  
11:36 37  
11:42 38  
11:48 39  
11:54 40  
12:00-13:00 ISTIRAHAT
13:06 41  
13:12 42  
13:18 43  
13:24 44  
13:30 45  
13:36 46  
13:42 47  
13:48 48  
13:54 49  
14:00 50  
14:06 51  
14:12 52  
14:18 53  
14:24 54  
14:30 55  
14:36 56  
14:42 57  
14:48 58  
14:54 59  
15:00 60  
15:06 61  
15:12 62  
15:18 63  
15:24 64  
15:30 65  
15:36 66  

40
15:42 67  
15:48 68  
15:54 69  
16:00 70  
JUMLAH 60 10 56 14
Sumber : Pengamatan Lapangan (2020)

Pada tabel 4.1 form pengamatan waktu pekerjaan atap hari ke-1dapat
dilihat Produktif dan Tidak Produktif pada tukang 1 dan tukang 2. Untuk
pengamatan pada hari pertama tingkat produktif tukang 1 tidak berbeda jauh
dengan tingkat produktif tukang 2, dapat dilihat tukang 1 dalam 1 hari pekerjaan
yaitu 7 jam kerja atau 8 jam kerja dikurangi 1 jam istirahat tingkat produktifnya
60 dari 70 kali pengamatan dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu pemasangan
balik tarik, balok nok dan kuda-kuda dan tidak produktif 10 dari 70 kali
pengamatan, kegiatan yang dilakukan pada saat tidak produktif adalah istirahat
sejenak,
Pada untuk tukang 2 tingkat produktifnya hanya 56 dari 70 kali
pengamatan dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu pemasangan balik tarik, balok
nok dan kuda-kuda yang dilakukan selama 7 jam kerja atau 8 jam kerja dikurangi
1 jam istirahat dan tidak produktif 14 dari 70 kali pengamatan, kegiatan yang
dilakukan pada saat tidak produktif adalah istirahat sejenak. Berikut adalah
dokumentasi dari tahapan pekerjaan pada hari pertama :

Gambar 4.1 : dokumentasi dari tahapan pekerjaan pada hari pertama

Tabel 4.2 form pengamatan waktu pekerjaan atap hari ke-2


HARI KE 2

41
WAKTU TUKANG 1 TUKANG 2
PENGA
PENGAMBI
MATAN TIDAK TIDAK
LAN DATA/ PRODUKTIF PRODUKTIF
7 MENIT KE- PRODUKTIF PRODUKTIF
08:00 1  
08:06 2  
08:12 3  
08:18 4  
08:24 5  
08:30 6  
08:36 7  
08:42 8  
08:48 9  
08:54 10  
09:00 11  
09:06 12  
09:12 13  
09:18 14  
09:24 15  
09:30 16  
09:36 17  
09:42 18  
09:48 19  
09:54 20  
10:00 21  
10:06 22  
10:12 23  
10:18 24  
10:24 25  
10:30 26  
10:36 27  
10:42 28  
10:48 29    
10:54 30  
11:00 31  
11:06 32  
11:12 33  
11:18 34  
11:24 35  
11:30 36  
11:36 37  
11:42 38  
11:48 39  

42
11:54 40  
12:00-13:00 ISTIRAHAT
13:06 41  
13:12 42  
13:18 43  
13:24 44  
13:30 45  
13:36 46  
13:42 47  
13:48 48  
13:54 49  
14:00 50  
14:06 51  
14:12 52  
14:18 53  
14:24 54  
14:30 55  
14:36 56  
14:42 57  
14:48 58  
14:54 59  
15:00 60  
15:06 61  
15:12 62  
15:18 63  
15:24 64  
15:30 65  
15:36 66  
15:42 67  
15:48 68  
15:54 69  
16:00 70  
JUMLAH 64 6 52 18

Sumber : Pengamatan Lapangan (2020)


Pada tabel 4.2 form pengamatan waktu pekerjaan atap hari ke-2 dapat
dilihat Produktif dan Tidak Produktif pada tukang 1 dan tukang 2. Untuk
pengamatan pada hari kedua tingkat produktif tukang 1 terlihat perbedaannya
dengan tingkat produktif tukang 2, dapat dilihat tukang 1 dalam 1 hari pekerjaan
yaitu 7 jam kerja atau 8 jam kerja dikurangi 1 jam istirahat tingkat produktifnya

43
64 dari 70 kali pengamatan dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu pemasangan
kuda-kuda, tiang nok, ikatan angin dan gording dan tidak produktif 6 dari 70 kali
pengamatan, kegiatan yang dilakukan pada saat tidak produktif adalah istirahat
sejenak.
Pada tukang 2 tingkat produktifnya hanya 52 dari 70 kali pengamatan
dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu pemasangan kuda-kuda, tiang nok, ikatan
angin dan gording yang dilakukan selama 7 jam kerja atau 8 jam kerja dikurangi 1
jam istirahat dan tidak produktif 18 dari 70 kali pengamatan, kegiatan yang
dilakukan pada saat tidak produktif adalah istirahat sejenak. Berikut adalah
dokumentasi dari tahapan pekerjaan pada hari ke dua :

Gambar 4.2 : dokumentasi dari tahapan pekerjaan pada hari ke dua

Tabel 4.3 form pengamatan waktu pekerjaan atap hari ke-3


HARI KE 3
WAKTU TUKANG 1 TUKANG 2
PENGA
PENGAMBI
MATAN TIDAK TIDAK
LAN DATA/ PRODUKTIF PRODUKTIF
7 MENIT KE- PRODUKTIF PRODUKTIF
08:00 1  
08:06 2  
08:12 3  
08:18 4  
08:24 5  
08:30 6  
08:36 7  
08:42 8  
08:48 9  
08:54 10  
09:00 11  
09:06 12  
09:12 13  
09:18 14  

44
09:24 15  
09:30 16  
09:36 17  
09:42 18  
09:48 19  
09:54 20  
10:00 21  
10:06 22  
10:12 23  
10:18 24  
10:24 25  
10:30 26  
10:36 27  
10:42 28  
10:48 29    
10:54 30  
11:00 31  
11:06 32  
11:12 33  
11:18 34  
11:24 35  
11:30 36  
11:36 37  
11:42 38  
11:48 39  
11:54 40  
12:00-13:00 ISTIRAHAT
13:06 41  
13:12 42  
13:18 43  
13:24 44  
13:30 45  
13:36 46  
13:42 47  
13:48 48  
13:54 49  
14:00 50  
14:06 51  
14:12 52  
14:18 53  
14:24 54  
14:30 55  

45
14:36 56  
14:42 57  
14:48 58  
14:54 59  
15:00 60  
15:06 61  
15:12 62  
15:18 63  
15:24 64  
15:30 65  
15:36 66  
15:42 67  
15:48 68  
15:54 69  
16:00 70  
JUMLAH 59 11 46 24
Sumber : Pengamatan Lapangan (2020)

Pada tabel 4.3 form pengamatan waktu pekerjaan atap hari ke-3 dapat
dilihat Produktif dan Tidak Produktif pada tukang 1 dan tukang 2. Untuk
pengamatan pada hari ketiga tingkat produktif tukang 1 terlihat sangat berbeda
jauh dengan tingkat produktif tukang 2, dapat dilihat tukang 1 dalam 1 hari
pekerjaan yaitu 7 jam kerja atau 8 jam kerja dikurangi 1 jam istirahat tingkat
produktifnya 59 dari 70 kali pengamatan, dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu
pemasangan lis plank, atap spandek, papan bubungan dan bubungan dan tidak
produktif 11 dari 70 kali pengamatan, kegiatan yang dilakukan pada saat tidak
produktif adalah istirahat sejenak.
Pada tukang 2 tingkat produktifnya hanya 46 dari 70 kali pengamatan
dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu pemasangan lis plank, atap spandek,
papan bubungan dan bubungan yang dilakukan selama 7 jam kerja atau 8 jam
kerja dikurangi 1 jam istirahat. dan tidak produktif 24 dari 70 kali pengamatan,
kegiatan yang dilakukan pada saat tidak produktif adalah istirahat sejenak. Berikut
adalah dokumentasi dari tahapan pekerjaan pada hari ke tiga :

46
Gambar 4.3 : dokumentasi dari tahapan pekerjaan pada hari ke tiga

47
Tabel 4.4 data sampling pekerjaan atap

Frekuensi teramati
kegiatan Tenaga kerja (hari) jumlah Ket

1 2 3
Tukang I 60 64 59 183 Produktif tukang 1
Produktif
Tukang II 56 52 46 154 Produktif tukang 2
Tukang I 10 6 11 27 Non produktif tukang 1
Non produktif
Tukang II 14 18 24 56 Non produktif tukang 2
Jumlah produktif Tukang I 70 70 70 210 Jumlah kunjungan yang dilakukan pada tukang 1
(kunjungan) Tukang II 70 70 70 210 Jumlah kunjungan yang dilakukan pada tukang 2
Tukang I 85.7 91.4 84.3 87.1 Produktif tukang 1/jumlah kunjungan tukang 1 (%)
Jumlah % produktif
Tukang II 80 74.3 65.7 73.3 Produktif tukang 2/jumlah kunjungan tukang 2 (%)
Tabel 4.4 : data sampling pekerjaan atap

48
Pada tabel diatas tukang 1 kegiatan produktivitas 183 kali dan tukang 2 kegiatan
produktif 154 kali selama 3 hari total pengamatan sampling, sedangkan untuk non
produktif tukang 1 yaitu 27 kali dan tuan 2 yaitu 56 kali selama 3 hari total
pengamatan sampling yang dilakukan Dengan jumlah produktif (kunjungan) pada
tukang 1 dan tukang 2 adalah 70 kali kunjungan dan jumlah prosentase produktif yang
di dapat dari produktif di bagi 70 kali kunjuangan

TUKANG 1

TUKANG 2

///
Gambar 4.1 : Grafik Prosentase Produktif
Pada grafik diatas produktivitas tukang 1 dapat dilihat bahwa tingkat
produktivitasnya sudah baik karena selama 70 kali pengamatan tukang 1 bekerja
secara penuh yaitu 60 kali pada hari pertama, 64 pada hari ke dua dan 59 pada hari ke
tiga dan pada produktivitas tukang 2 juga sudah cukup baik namun semakin hari
semakin menurun produktivitasnya sebesar 56 pada hari pertama, 52 pada hari ke dua
dan 46 pada hari ke tiga dikarenakan banyaknya waktu produktif yang digunakan
untuk beristirahat
4.2.3 menghitung waktu baku pekerjaan dengan metode work sampling
jumlah data pengamatan yang telah dilakukan yaitu selama 3 hari
untuk 2 tenaga kerja masing-masing tenaga kerja sebesar 70 data jadi:
a. Jumlah data Sampling
= hari x tenaga kerja x data kunjungan
= 3 hari x 2 tenaga kerja x 70 data kunjungan
= 420 data

49
Jumlah data sampling yang di dapat selama 3 hari pada 2 tenaga kerja
adalah 420 data

b. Jumlah menit pengamatan selama 3 hari


= jam x menit x hari
= 7 jam x 60 menit x 3 hari
= 1.260 menit
Jumlah menit pengamatan selama 3 hari pada tukang1 dan 2 adalah
1.260 menit

c. Produktif tukang 1 dan tukang 2


= data produktif (1) + data Produktif (2)
= 183 + 154
= 337 data
Jumlah Produktif pada tukang 1 dan tukang 2 adalah 337 data

d. Presentase produktif (PP) :


= (Jumlah produktif / Jumlah pengamatan) x 100 %
= (337/1.260)x100%
= 0.27 %
Jumlah Presentase produktif (PP) pada tukang 1 dan 2 sebesar 0.27%

e. Jumlah menit produktif (JMP) :


= presentase produktif x jumlah menit pengamatan
= 0.27% x 1.260
= 337 menit
Jumlah menit produktif (JMP) pada tukang 1 dan 2 adalah 337 menit

f. Jumlah produk yang dihasilkan


1. Balok tarik 5/10 =pxlxt
= 5.88 x 0.05 x 0.1
= 0.02 M3

2. Balok nok 5/10 =pxlxt

50
= 5.88 x 0.05 x 0.1
= 0.02 M3

3. Kuda kuda 5/10 =pxlxt


= 8.38 x 0.05 x 0.1
= 0.04 M3
= 0.0419 x 2 (sisi kanan dan kiri)
= 0.08 M3
= 0.0838 x 5 ( jumlah kuda-kuda)
= 0.51 M3

4. Tiang nok 10/10 =pxlxt


= 3.34 x 0.1 x 0.1
= 0.0334 M3
= 0.0334 x 5 (jumlah tiang nok)
= 0.17 M3

5. Ikatan angin 5/10 =pxlxt


= 1.91 x 0.05 x 0.1
= 0.01 M3

6. Gording 5/7 =pxlxt


= 6 x 0.05 x 0.07
= 0.021 M3

7. Lis plank 2/10 =pxlxt


= 6 x 0.2 x 0.1
= 0.12 M3
8. Atap spandek 0.3/100 =pxlxt
= 5.45 x 0.03 x 1
=0.1635 x 12 (sisi kanan dan kiri)
=1.962 M3

9. Papan bubungan 2/10 =pxlxt


= 6 x 0.2 x 0.1
= 0.12 M3

10. Bubungan 0.3/10 =pxlxt


51
= 6 x 0.03x 0.1
= 0.018 M3

0.02 M3 + 0.02 M3 + 0.51 M3 + 0.17 M3 + 0.01 M3 + 0.21 M3 + 0.12


M3+ 1.962 M3 + 0.12 M3+ 0.018 M3 = 3.091 M3
Jumlah produk yang dihasilkan pada tukang 1 dan 2 adalah 3.091 M3

g. Waktu siklus (Ws)


= Jumlah menit produktif / Jumlah produk yang dihasilkan
=337 menit /3.091 m3
=109.03 menit/m3
Jadi wakti siklus pada tukang 1 dan tukang 2 adalah 109.03 menit/m3

h. Faktor penyesuaian (P) Cara Westinghouse


1. Skill : excellent skill (B1) =+ 0.11
2. Effort : excellent effort (B1) =+ 0.10
3. Condition : excellent (B) =+ 0.04
4. Consistency : excellent (B) =+ 0.03 +
Jumlah =+0.28 %
Faktor penyesuaian (P) Cara Westinghouse pada tukang 1 dan 2 adalah
+ 0.28 %

i. Waktu normal (Wn)


=(1-0.28)x ws
=0.72 x 109.03 = 78.50 menit/m3
jumlah waktu normal (Wn) pada tukang 1 dan 2 adalah 78.50 menit/m3

j. Kelonggaran (I) yang dipakai adalah sebagai beriut :


1. Tenaga yang dikeluarkan = 19 %
2. Sikap kerja =4%
3. Gerakan kerja =5%
4. Kelelahan mata = 19 %
5. Kelelahan suhu tempat kerja =5%
6. Keadaan atmosfer =0%
7. Keadaan lingkungan yang baik =0% +
Jumlah = 52%
52
Kelonggaran (I) yang dipakai pada tukang 1 dan 2 adalah 52%

k. Waktu baku (Wb) :


= Wn + (I x Wn)
= 78.50 + (0.52 x 78.50)
=119.32 menit/m3
Jadi untuk menyelesaikan pekerjaan atap (m3) diperlukan waktu baku
119.32 menit/m3, Artinya untuk menyelesaikan pekerjaan Atap pada
rumah tinggal lantai 1 diperlukan waktu baku sebesar 119.32 menit/m3

4.3 ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE WORK STUDY
Sesuai analisa data pengamatan dilapangan selama 3 hari, maka dengan
memakai kelompok kerja yang terdiri dari 2 tukang dihasilkan diketahui berapa
nilai produktivitas pekerja pada tukang 1 dan tukang 2. Berikut form pengamatan
produktivitas pekerja pada pekerjaan atap yang diamati selama 3 hari :
4.3.1 perhitungan nilai produktivitas pada pekerjaan Atap
a. Setelah penelitian selama 3 hari, dalam sehari kerja 2 tukang menghasilkan
= 3.091 M3

b. Rata-rata pekerjaan :
= volume / hari pekerjaan
=3.091 / 3 = 1.03 M3

c. 2 tukang dapat mengerjakan pekerjaan atap :


= tukang / rata-rata pekerjaan
= 2 / 1.03 = 1.94 M3/hari
Jadi 1 tukang dapat mengerjakan 1.94 M3/hari pekerjaan atap pada rumah
tinggal lantai 1 tipe 51. Hal ini dilakukan agar jumlah tukang dapat sesuai
dengan satuan yaitu orang/hari.
Berdasarkan data yang diperoleh dari proyek pembangunan rumah tinggal
yang mempunyai luas 8.5 x 6 m2 apabila per hari dapat diselesaikan dalam
waktu 3 hari. Untuk memperoleh koefisien 1 m adalah:
OH = Jumlah tukang / volume rata-rata

53
OH = 2 / 3.091
OH = 0.648

Tukang = 0.648 OH
1 hari kerja = 1 / 0.648
= 1.54 M3
Sehingga nilai produktivitas 1 tukang sebesar 1.54 M 3/hari, Artinya nilai
produtivitas yang dibutuhkan setiap tukang adalah 1.54 M3/hari untuk
menyelesaikan pekerjaan atap per-hari

54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data serta pengamatan dan pembahasan pada proyek
pekerjaan atap rumah tinggal lantai 1 tipe 51 di jalan Sabanar Lama Tanjung
Selor, Kalimantan utara dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk menyelesaikan pekerjaan Atap pada rumah tinggal lantai 1
diperlukan waktu baku sebesar 119.32 menit/m3
2. Nilai produtivitas yang dibutuhkan setiap tukang adalah 1.54 M3/hari
untuk menyelesaikan pekerjaan atap per-hari

5.2 SARAN
1. Sebaiknya setiap tenaga kerja tidak memperbanyak kegiatan tidak
produktif
2. untuk mendapatkan nilai produktivitas pekerja yang tinggi diharapkan
setiap tenaga kerja memaksimalkan waktu kerja

55
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Ayu (2018) Produktivitas tenaga kerja pada pemasangan penutup atap
genteng di lapangan [skripsi]. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Cooper, D R. And Emory, C W., 1995, Business Research Methods, 5th edition,
Richard D. Irwin Inc.
Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Konstruksi jilid 2. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Ervianto, Wulfram I., 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Salemba
Empat, Yogyakarta.
Husein Umar. 2001. Metode Penelitian dan Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Umum
Moh. Nazir, Ph.D.1983. Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia.
Muchdarsyah Sinungan. 1992. Produktivitas ,Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara.
Jakarta.
Muchdarsyah Sinungan, (2000), Produktivitas apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi
Askara.
Ravianto. 1990. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Lembaga Sarana
Informasi Usaha dan Produktivitas dengan Dewan Produktivitas Nasional.
Jakarta.
Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sinungan, Muchdarsyah. (2003). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bandung: Bumi
Aksara.
Soeharto I, (1995), Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Sutalaksana, Iftikar Z. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung.
MTI-ITB.
Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1992. Pengantar Teknik & Manajemen Industri. Surabaya:
Guna Widya.

56

TUKANG 2

Anda mungkin juga menyukai