Anda di halaman 1dari 14

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Strategi Pengembangan SIA

Dosen Pengampu :

Della Hilia Anriva, SE.,M.,AK.,CA

Disusun oleh :

Desi Swastika (180301160)

Ira Irna (180301176)

Ningrum Putri Herinda (180301180)

Talitha Salsabila (180301197)

Ratih widyastuti (180301201)

Diki Rikardo (180301190)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam kita curahkan kepada
baginda kita yakni Nabi Muhammad SAW dengan melafaskan Allauhuma sholli ala
sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan
makalah dari mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi dengan judul Strategi Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi.

Tentunya Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini dapat memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Pekanbaru, 10 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI …………………………………………………................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………..………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah .………………………………………………... 1

1.3 Tujuan Masalah .…………………………………………………... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Membeli Perangkat Lunak …......…………………………………. 2

2.2 Pengembangan Oleh Departemen Sistem Informasi Akuntansi .…. 3

2.3 Pengalihdayakan Sistem…….............……………………………. 5

2.4 Manajemen Proses …….....…………………………….………... 6

2.5 Prototyping ……...............………………….…………………... 7

BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan …………………………….…………..……………. 11

3.2 Kritik dan Saran ………………………………………..………... 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….……..………. 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.Suatu
sistem informasi yang baik tidak terlepas dari teknik dan langkah dalam membangunnya agar
mampu memberikan kepuasan optimal kepada para penggunanya.Banyak teknik dan cara
yang digunakan untuk membuat suatu sistem informasi. Untuk memahami dan mengetahui
teknik dan langkah-langkah dalam membangun sebuah sistem informasi, diperlukan
penjelesan lebih lanjut terhadap hal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana siklus membeli perangkat lunak ?


 Apa yang dimaksud pengembangan oleh departemen sistem informasi akuntansi ?
 Apa itu pengalihdayakan sistem?
 Apa itu manajemen proses?
 Apa itu prototyping ?

1.3 Tujuan Masalah

 Untuk mengetahui cara membeli perangkat lunak


 Untuk mengetahui Pengembangan Oleh Departemen Sistem Informasi Akuntansi
 Untuk mengetahui Pengalihdayakan Sistem
 Untuk mengetahui Manajemen Proses
 Untuk mengetahui Prototyping
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Membeli Perangkat Lunak

Perangkat lunak kalengan (canned software): program yang dijual pada pasar terbuka
untuk jangkauan luas pengguna dengan kebutuhan yang serupa.

Sistem turnkey (turnkey system) : perangkat lunak dan perangkat keras yang dijual
dalam bentuk paket dengan vendor memasang sistem tersebut dan pengguna "memutar kunci,
sering dibuat oleh vendor yang berspesialisasi dalam sebuah industri tertentu.

Penyedia jasa aplikasi (application service providers-ASP): perusahaan yang


mengantarkan perangkat lunak melalui internet; ASP memiliki dan menampung perangkat
lunak tersebut, pengguna mengakses perangkat lunak dari jarak jauh melalui internet.

Perusahaan yang membeli perangkat lunak SIA mengikuti siklus hidup pengembangan sistem
(system development life cycle-SDLC) normal kecuali untuk hal berikut:

 Selama desain sistem konseptual, perusahaan menentukan apakah perangkat lunak


yang memenuhi persyaratan SIA tersedia dan apabila tersedia apakah membelinya
atau membuat sendiri.
 Beberapa langkah desain fisik, implementasi, dan konversi dapat diabaikan.

 MEMILIH VENDOR

Vendor dipilih berdasarkan masukan, dan konferensi, majalah industri, internet, atau
dari buku telepon.

 MEMPEROLEH PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK

Permintaan untuk proposal (request for proposal-RFP): sebuah permintaan bagi para
vendor agar menawarkan sebuah sistem untuk memenuhi kebutuhan khusus sebuah
perusahan.

Penggunaan RFP penting karena:

 Menghemat waktu. Informasi yang sama disediakan bagi seluruh vendor,


mengeliminasi wawancara dan pernyataan berulang.
 Menyederhanakan proses pembuatan keputusan. Seluruh respons ada dalam format
yang sama dan didasarkan pada informasi yang sama.
 Mengurangi kesalahan. Kesempatan mengabaikan faktor-faktor penting dikurangi.
 Menghindari potensi untuk ketidaksepakatan. Kedua pihak memiliki ekspektasi yang
sama dan informasi yang terkait dicatat.

 MENGEVALUASI PROPOSAL DAN MEMILIH SEBUAH SISTEM

Masalah benchmark (benchmark problem) : membandingkan sistem dengan


menjalankan sebuah tugas masukan, pemrosesan, dan keluaran, pada sistem komputer yang
berbeda dan mengevaluasi hasilnya.

Penskoran poin (point scoring): mengevaluasi seluruh manfaat proposal vendor


dengan menugaskan sebuah bobot untuk tiap kriteria evaluasi berdasarkan pentingnya.

Penentuan biaya persyaratan (requirement costing): membandingkan sistem


berdasarkan biaya seluruh fitur yang diperlukan, ketika perangkat lunak tidak memenuhi
seluruh persyaratan, biaya mengembangkan fitur-fitur yang tidak tersedia diestimasikan dan
ditambahkan ke biayanya.

2.2 Pengembangan Oleh Departemen Sistem Informasi in house

Perangkat lunak yang dibuat khusus (custom software): perangkat lunak yang


dikembangkan dan ditulis di dalam untuk memenuhi kebutuhan unik sebuah perusahaan
tertentu.

Ketika memanfaatkan pengembang luar, perusahaan harus menjaga pengendalian


terhadap proses pengembangan seperti berikut:

 Dengan cermat memilih pengembang yang memiliki pengalaman dalam industri


perusahaan dan pemahaman mendalam bagaimana perusahaan menjalankan
bisnisnya.
 Menandatangani sebuah kontrak yang menegaskan dengan kuat hubungan antara
perusahaan dan pengembang, memberikan tanggung jawab untuk memenuhi
persyaratan sistem pada pengembang, dan mengizinkan produk dihentikan jika
kondisi-kondisi utama tidak dipenuhi.
 Merencanakan proyek secara detail dan secara berkala mengawasi tiap langkah dalam
proses pengembangan.
 Berkomunikasi secaraefektif dan berkala.
 Mengendalikan seluruh biaya dan meminimalkan aliran pengeluaran kas (cash
outflow) sampai proyek tersebut diterima.
 PERANGKAT LUNAK YANG DIKEMBANGKAN PENGGUNAAN AKHIR

Komputasi pengguna akhir  (end-user computing-EUC): pengembangan,


penggunaan, dan pengendalian terus-menerus atas sistem informasi berbasis komputer
oleh para pengguna.
Berikut contoh pengembangan penggunaan akhir yang sesuai:
 Memuat informasi dari database perusahaan untuk menghasilkan laporan
sederhana atau untuk menjawab query dalam satu waktu.
 Menjalankan analisis sensitivitas "bagaimana-jika" atau analisis tersebut.
 Mengembangkan aplikasi menggunakan perangkat lunak seperti spreadsheet atau
sistem database.
 Menyiapkan jadwal, seperti jadwal depresiasi dan amortisasi pinjaman.

 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KOMPUTASI AKHIR

EUC menawarkan keuntungan sebagai berikut:


 Penciptaan, pengendalian, dan implementasi pengguna. Dibandingkan departemen SI,
para pengguna lebih mengendalian proses pengembangan.
 Sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna. Sistem yang dikembangkan oleh para
pengguna akhir cenderung memenuhi kebutuhan pengguna.
 Ketepatan waktu.
 Membebaskan sumber data sistem. Lebih banyak kebutuhan informasi yang dapat
dicapai para pengguna, lebih banyak waktu yang dapat dimanfaatkan departemen SI
untuk aktivitas pengembangan dan pemeliharaan.
 Fleksibilitas dan kemudahan penggunaan. Sebagian besar perangkat lunak EUC
mudah dipahami dan digunakan.

Kekurangan yang signifikan untuk EUC dan untuk mengeliminasi keterlibatan para
analis dan pemrogram dalam proses pengembangan:

 Kesalahan logika dan pengembangan. Dengan sedikit pengalaman dalam


pengembangan sistem, para pengguna akhir cenderung membuat kesalahan dan
kurangnya kemungkinan untuk menyadari ketika kesalahan telah terjadi.
 Aplikasi yang diuji dengan tidak layak. Para pengguna kecenderungannya kurang
menguji aplikasi mereka dengan seksama.
 Sistem yang tidak efisien. Sebagian besar pengguna akhir bukanlah pemrogram
ataupun seorang yang telatih dalam pengembangan sistem.
 Sistem yang dikendalian dan didokumentasikan dengan buruk. Banyak pengguna
akhir yang tidak mengimplementasikan pengendalian untuk melindungi sistem
mereka.
 Sistem yang tidak kompatibel.
 Duplikasi sistem dan data; sumber daya yang terbuang.
 Peningkatan biaya.

 MENGELOLA DAN MENGENDALIKAN KOMPUTASI PENGGUNA AKHIR


Help desk : Para analisis dan teknisi yang menjawab pertanyaan pegawai dengan
tujuan mendorong, mendukung, mengarahkan, dan mengendalikan aktivitas penggunaan
akhir.

2.3 Mengalihdayakan Sistem

Pengalihdayaan (outsourcing): mempekerjakan sebuah perusahaan luar untuk


menangani seluruh atau sebagian aktivitas pengelolahan data organisasi.

a) Beberapa keuntungan signifikan atas pengalihdayaan:

 Sebuah solusi bisnis. Pengalihdayaan merupakan solusi yang memungkinkan


perusahaan untuk berkonsentrasi pada kompetensi inti.
 Pemanfaatan aset. Organisasi meningkatkan posisi kasnya dan mengurangi
biaya dengan menjual aset kepada pengalihdaya.
 Akses pada keahlian yang lebih besar dan teknologi yang lebih baik. Del
Monte Foods beralih ke pengalihdayaan karena biaya  dan waktu yang
dimanfaatkan tetap terjangkau dapat terus meningkatkan teknologi secara
signifikan.
 Biaya yang lebih rendah. Para pengalihdayaan menurunkan biaya dengan
menstandarisasi aplikasi pengguna, membeli perangkat lunak dengan harga
lama, memisahkan biaya pengembangan dan pemeliharaan antar proyek, dan
beroperasi dengan volume yang lebih tinggi.
 Lebih sedikit waktu pengembangan. Industri spesialis yang berpengalaman
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem dengan lebih cepat dan
efisien daripada staf in-house.
 Eliminasi penggunaan maksimal dan rendah (peak-and-valley). Bisnis
musiman memerlukan sumber daya komputer yang signifikan selama
beberapa waktu dalam setahun dan sedikit pada sisa tahun berikutnya.
 Memfasilitasi perampingan. Perusahaan yang memerlukan downsizing sering
memiliki sebuah fungsi SIA besar yang sebenarnya tidak perlu.

b) Beberapa kerugian signifikan atas pengalihandaya:

 Ketidakfleksibilitas (inflexibility).
 Hilangnya pengendalian (loss of control). Sebuah perusahaan menjalankan
risiko kehilangan pengendalian atas sistem dan datanya.
 Mengurangi keuntungan kompetitif (reduced competitive advantage).
Perusahaan mungkin kehilangan pengamatan tentang cara SIA-nya
menghasilkan keuntungan kompetitif.
 Sistem yang tidak valid (locked-in system). Mahal dan sulit untuk
membatalkan pengalihdayaan.
 Tujuan yang tidak terpenuhi (unfulfilked goal). Kritik dapat mengklaim
beberapa manfaat pengalihdayaan, seperti peningkatan efisien, itu adalah
mitos.
 Layanan yang buruk (poor service).
 Peningkatan risiko. Proses bisnis pengalihdayaan dapat mengarahkan sebuah
perusahaan pada risiko operasional, keuangan, teknologi, strategi, personel,
hukum, dan peraturan yang signifikan.

2.4 Manajemen Proses

Rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering – BPR) : analisi dan
desain ulang menyeluruh atas proses bisnis dan sistem informasi untuk mencapai peningkatan
kinerja dramatis;seringnya sebuah peristiwa yang drastis dan satu kali.

Manajemen proses (business process management - BPM): sebuah pendekatan


sistematis untuk secara berkelanjutan meningkatkan dan mengoptimalkan proses bisnis;
sebuah peningkatan yang lebih bertahap yang difasilitasi oleh teknologi.

Beberapa prinsip penting yang mendasari BPM adalah sebagai berikut:

 Proses bisnis dapat menghasilkan keuntungan kompetitif. Proses inovatif yang


membantu bisnis merespons konsumen, pasar, dan peraturan yang berubah lebih cepat
daripada kompetitor menciptakan keuntungan kompetitif.
 Proses bisnis harus dikelola dari ujung ke ujung. Manajemen proses bisnis (business
process management - BPM) memandang proses bisnis sebagai aset keorganisasian
strategis yang harus dipahami, dikelola, dan ditingkatkan.
 Proses bisnis haruslah cekatan. Organisasi harus secara berkelanjutan meningkatkan
dan mengatur proses bisnisnya agar dapat bersaing.
 Proses bisnis haruslah selaras dengan strategi dan kebutuhan keorganisasian. Untuk
menjadi efektif dan efisien, sebuah perusahaan harus menyelarasakan proses bisnis
dengan strategi bisnisnya.

Sistem manajemen proses bisnis (business process management system - BPMS):


sistem yang mengotomatiskan dan memfasilitasi peningkatan proses bisnis di seluruh SDLC.
Sistem manajemen proses bisnis-BPMS memiliki empat komponen utama berikut:

 Sebuah mesin proses untuk memodelkan dan menjalankan aplikasi, termasuk aturan
bisnis.
 Analisis bisnis untuk membantu mengidentifikasi dan bereaksi terhadap isu-isu, tren,
dan peluang bisnis.
 Alat-alat kolaborasi untuk menghapus penghalang komunikasi.
 Pengelolaisi untuk menyimpan dan mengamankan dokumen, gambar, dan file
elektronik lain.

 PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SEBUAH SISTEM MANAJEMEN PROSES


BISNIS
Sebuah BPMS dapat meningkatkan pengendalian internal. Dalam sistem berbasis
peristiwa (kebalikan dari berbasis proses), para pengguna diberi akses hanya untuk jenis-jenis
aktivitas tertentu. Pemisahan tugas dapat juga ditingkatkan dalam sebuah BPMS.
Pengendalian aplikasi juga diperkuat oleh BPMS. Manfaat pengendalian BPMS lain adalah
jejak audit melekatnya.

2.5 Prototyping

Prototyping: sebuah pendekatan terhadap desain sistem yang model kerjanya


yangdisederhanakan, atau ptototipe, sebuah SI dikembangkan.

Berikut langkah-langkah untuk mengembangkan sistem dari prototipe:


Prototipe operasional (operational prototype): prototipe yang dikembangkan lebih
jauh ke dalam sistem yang sepenuhnya fungsional.

Prototipe (dibuang) non-operasional (nonoperational (throwaway) prototypes:


prototipe yang dibuang, tetapi persyaratan sistem yang diidentifikasi dari prototipe digunakan
untuk mengembangkan sebuah sistem baru.

 KAPAN MENGGUNAKAN PROTOTYPING


Prototyping sesuai ketika ada tingkat ketidakpastian yang tinggi, tidak jelas
pertanyaan apa yang ditanyakan, SIA tidak dapat dengan jelas divisualisasikan, atau ada
kemungkinan tinggi untuk gagal.
Berikut kondisi yang mendorong penggunaan prototyping:

 KEUNTUNGAN PROTOTYPING
Prototyping memiliki keuntungan sebagai berikut:

 Definisi yang lebih baik atas kebutuhan pengguna. Prototyping secara umum
memerlukan keterlibatan intensif dari para pengguna akhir, menghasilkan kebutuhan
pengguna yang didefinisikan dengan baik.
 Keterlibatan dan kepuasan pengguna yang lebih tinggi.
 Waktu pengembangan yang lebih cepat.
 Lebih sedikit kesalahan.
 Lebih banyak peluang bagi perubahan.
 Lebih murah.

 KERUGIAN PROTOTYPING
Prototyping memiliki kerugian sebagai berikut:

 Waktu pengguna yang signifikan.


 Penggunaan yang kurang efisien atas sumber daya sistem.
 Pengujian dan dokumentasi yang tidak cukup.
 Reaksi perilaku yang negatig.
REKAYASA PERANGKAT LUNAK DIBANTU KOMPUTER
Rekayasa (atau sistem) perangkat lunak dibantu komputer (computer-aided software
(or systems) engineering - CASE): paket alat-alat terintegrasi yang pada pendesain ahli
gunakan untuk membantu merencanakan, menganalisis, mendesain, memprogram, dan
memelihara sebuah SI.
Alat-alat CASE menyediakan sejumlah keuntungan penting:

 Peningkatan produktivitas.
 Peningkatan kualitas program.
 Penghematan biaya.
 Peningkatan prosedur pengendalian.
 Dokumentasi yang disederhanakan.

Beberapa masalah yang lebih serius dengan teknologi CASE meliputi:

 Inkompatibilitas.
 Biaya.
 Ekspektasi yang tidak terpenuhi.
BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Perusahaan yang membeli perangkat lunak SIA mengikuti siklus hidup
pengembangan sistem (system development life cycle-SDLC) normal kecuali untuk hal
berikut:

 Selama desain sistem konseptual, perusahaan menentukan apakah perangkat lunak


yang memenuhi persyaratan SIA tersedia dan apabila tersedia apakah membelinya
atau membuat sendiri.
 Beberapa langkah desain fisik, implementasi, dan konversi dapat diabaikan.

Komputasi pengguna akhir (end-user computing-EUC): pengembangan, penggunaan,


dan pengendalian terus-menerus atas sistem informasi berbasis komputer oleh para pengguna.

Pengalihdayaan (outsourcing): mempekerjakan sebuah perusahaan luar untuk


menangani seluruh atau sebagian aktivitas pengolahan data organisasi.
Manajemen proses (business process management - BPM): sebuah pendekatan
sistematis untuk secara berkelanjutan meningkatkan dan mengoptimalkan proses bisnis;
sebuah peningkatan yang lebih bertahap yang difasilitasi oleh teknologi.

Prototyping: sebuah pendekatan terhadap desain sistem yang model kerjanya


yangdisederhanakan, atau ptototipe, sebuah SI dikembangkan.

3.2 Kritik & Saran

Kami menyadari tulisan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik dan saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Romney,Marshall B dan Paul John Steinbart.2017.Sistem Informasi Akuntansi.Jakarta:


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai