Anda di halaman 1dari 19

KOEFISIEN GESEKAN (M4)

ANDI SULTHAN PABABBARI

5020201032 / M4 / 30 November 2020

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.
Salah satu yang kita pelajari dalam fisika adalah gaya. Dalam kehidupan sehari-hari sering
kali kita melakukan kegiatan dengan menerapkan prinsip ilmu fisika. Ilmu fisika yang satu
ini juga banyak ditemuakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu konsep koefisien gesekan.
Apa itu gaya gesekan atau koefisien gesekan. Gaya gesekan atau koefisien gesekan adalah
gaya yang berlawan dengan arah gerak benda. Gaya gesek juga muncul saat dua buah
benda bersentuhan. Bend yang dimaksud tidak hanya benda berbentuk padat ,tetapi juga
benda yang berbentuk cair maupun gas. Salah satu contohnya yaitu seorang sedang
menggunakan parasut, saat parasut akan dikembangkan parasut tersebut akan bergesekan
dengan udara. Sehingga parasut melambat sampai akhirnya mendarat.

Akan tetapi pada praktikum kali ini yang akan dibahas adalah gaya gesek pada
benda padat yang terbagi menjadi dua yaitu gesekan statis dan gesekan kenesis.Gesekan
statis adalah gesekan antara dua buah benda yang tidak bergerak satu sama lain, contohnya
balok kayu yang diletakan pada bidang miring. Sedangkan gesekan kenesis adalah gaya
yang terjadi ketika dua buah benda bergerak dan saling bergesekan.

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan yang muncul dari praktikum ini adalah bagaimana


menentukan koefisien gesekan statis dan gesekan kinesis.

1.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahannya maka tujuan dari praktikum ini adalah


menentukan koefisien gesekan statis dan gesekan kinesis.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Hukum I Newton

Pada dasarnya benda cenderung mempertahankan kedudukannya (bersifat


lemban). Apabila dalam keadaan diam, benda akan tetap diam. Apabila benda bergerak,
benda akan tetap bergerak. Benda akan tetap pada kedudukannya apabila tidak ada gaya
luar yang bekerja pada benda itu. Hukum I Newton berbunyi “Jika resultan gaya pada suatu
benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak
akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap selama tidak ada gaya eksternal yang
mengenainya”. Persamaan Hukum I Newton dituliskan.

∑F = 0 . . . . . (1)
(Makrajuddin , 2007 , 50)

2.2 Hukum II Newton

Hukum II Newton menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum ini


menyatakan bahwa benda dapat diubah keadaan geraknya jika pada benda bekerja gaya.
Gaya yang bekerja berkaitan langsung dengan perubahan keadaan gerak benda. Besarnya
perubahan keadaan gerak sama dengan gaya yang diberikan kepada benda, atau

∆(keadaan gerak )
=gaya . . . . . (2)
∆t

Berdasarkan hukum II Newton maka gaya total yang bekerja pada benda sama
dengan perubahan momentum per satuan waktu (laju perubahan momentum). Perubahan
kecepatan atau kelajuaan merupakan percepatan. Maka dapat disimpulkan bahwa gaya total
yang diberikan pada benda dapat menyebabkan percepatan. Persamaan hukum II Newton
dapat dituliskan sebagai berikut :
∑ f =m a . . . . . (3)
(Makrujuddin , 2016 ,236-238)

2.3 Hukum III Newton

Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama besar dengan
gaya aksi, tetapi berlawanan arah. Jika benda pertama melakukan gaya pada benda kedua
(gaya aksi), maka benda kedua berlawanan (gaya reaksi). Persamaan hukum III Newton
biasa dituliskan sebagai berikut :

f aksi=f reaksi . . . . . (4)

Hukum III Newton Berbunyi "Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B,
maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda A, yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan”. Konsep dari hukum ini yaitu, gaya aksi dan reaksi sama besar tetapi
berlawana arah dan gaya aksi dan reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.

(Makrujuddin , 2016 , 238 dan 239)

2.4 Gaya Gesekan

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat, tetapi dapat
pula berbentuk cair, atau pun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah
gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat, cairan, dan gas adalah
gaya Stokes. ”Gaya gesek pada benda mempunyai arah yang selalu berlawanan dengan
kecenderungan arah gerak benda”.

Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik terhadap
udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara, permukaan benda
tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut
dengan udara, demikian juga ketika bergerak di dalam air. Persamaan gaya gesek dapat
dituliskan sebagai berikut

f =μ . N . . . . . (5)
(Suyanto . 2011 . 8-10)

2.5 Koefisien Gesekan Statis

Gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis adalah gaya gesekan yang terjadi
antara dua permukaan benda yang diam atau tidak ada gerak relatif satu terhadap yang lain.
Tidak bergeraknya suatu benda meskipun ada gaya yang bekerja pada benda tersebut
menandakan baha resultan gaya yang bekerja padanya bernilai nol.

Anda berusaha meluncurkan kotak berisi buku pada permukaan lantai, tetapi
kotak itu tidak bergerak sama sekali. Hal itu disebabkan tarikan atau dorongan dari anda
sama besar atau lebih kecil dari pada gaya lain yang bekerja pada benda itu, tetapi dalam
arah berlawanan. Gaya itu dinamakan gaya gesekan statis dengan simbol fs. Gaya gesekan
statis mempunyai nilai yang terletak antara 0 sampai dengan nilaik maksimum sebesar µs
N.

Fs , maks=µs N . . . . . (6)

( Suyanto . 2011, 9 )

2.6 Koefisien Gesekan Kinesis

Gaya gesekan kinetis, gaya yang diperlukkan untuk mempertahankan gerak


suatu benda lebih kecil dari pada gaya yang diperlukan untuk mulai menggerakkan benda
tersebut. Untuk mulai menggerakkan suatu benda, gaya mula-mula digunakan untuk
mengatasi gaya gesekkan statis benda itu dengan permukaan lain yang menyentuhnya.
Setelah bergerak, sebagian gaya luar yang mempertahankan gerak benda itu digunakan
untuk mengatasi gaya gesekkan kinetiknya, yaitu fk. Besar gaya gesekkan kinetiknya lebih
kecil dari pada gaya gesekkan statis maksimum, dimana fk < fs maks. Gaya gesekkan
kinetik menceminkan hubungan relatif antara dua permukaan yang melakukan kontak.
Besarnya gaya gesekkan kinetik tersebut adalah :

fk=μk N . . . . . (7)

Dengan µk disebut koefisien gesekan kinetis.


(Suyanto . 2011 . 10).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Pada praktikum ini diperlukan alat dan bahan untuk menunjang praktikum ini.
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 2 buah penghapus besar
sebagai beban atau objek, 10 butir kelereng sebagai objek kedua atau beban kedua, 1 buah
mistar atau roll meter sebagai acuan untuk mengatur posisi benda pada variasi jarak, 1
buah timer atau stopwatch untuk menghitung waktu yang dibutuhkan benda, 4 meter
benang nilon sebagai penghubung antara beban A dan beban B, 1 buah meja yang berfungsi
sebagai Alas untuk melakukan percobaan, 1 buah kantong plastik untuk menempatkan
beban B atau 10 butir kelereng, dan 1 buah neraca untuk menimbang atau mengetahui
massa benda yang ada di A dan B.

3.2 Skema Alat

Berikut ini skema alat yang digunakan dan pada praktikum koefisien gesekan.

Tabel 3.1 Rangkaian alat percobaan koefisien gesekan.


3.3 Langkah Kerja

Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa langkah kerja yang dilaksanakan
sesuai dengan prosedurnya adapun dalam percobaannya ini dibagi menjadi dua cara yaitu
koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinesis . berikut ini langkah kerjanya.

3.3.1 Koefisien Gesekan Statis

Pertama alat disusun seperti pada gambar 3.1 kemudian Letakkan pengangkut
besar sebagai beban a pada. 0 arah horizontal kemudian beban B pada posisi vertikal,
beban ditambahkan pada kedua beben tepat sistem akan bergerak. kemudian timbang massa
benda di a dan b dan terakhir lakukan percobaan tersebut sebanyak 10 kali.

3.3.2 Koefisien Gesekan Kinesis

Pertama alat dan bahan disusun seperti pada gambar 3.1. lalu letakan benda A
di posisi 0 (arah horizontal), kemudian beban A dan B ditambahkan , selanjutnya ukur
kecepatandan pergerakan benda sejauh 80 cm dan ulangi percobaan tersebut untuk jarak
100, 120, dan 150 cm. lakukan dengan variasi beban dengan massa ang berbeda dan
terakhir lakukan ercobaan tersebut sebanyak 10 kali pada setiap variasi jaraknya.
DAFTAR PUSTAKA

 Abdullah, Mikrajuddin . 2007.”Fisika Dasar 1”.Bandung : Institut Teknologi


Bandung
 Abdullah, Mikrajuddin .2016.”Fisika Dasar 1”. Bandung : Institut Teknologi
Bandung
 Suyanton . 2011 .” Fisika 1”. Samarinda : Dinas Pendidikan Kota Samarinda

Anda mungkin juga menyukai