Anda di halaman 1dari 7

J U R N A L C I T R A K E P E R A W A T A N | 19

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP TERAPI


KOMPLEMENTER DALAM PENANGANAN DEMAM PADA
BALITA DI DESA TABUDARAT HILIR KEC. LAS KAB. HST

Sitti Aulia Dina Resmi*, Evi Risa Mariana**, Bahrul Ilmi***


*Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan Jl. HM Cokrokusumo No 3A Kelurahan Sei Besar
Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
Email : auliaresmi@gmail.com

ABSTRAK
Orang tua yang cemas akan menimbulkan beberapa tindakan yang berlebihan dalam
penanganan demam secara medis. Orang tua juga tidak jarang membawa anaknya ke tukang pijat
tradisional saat anaknya demam. Pijat tradisional adalah salah satu terapi komplementer yang
sering digunakan untuk meredakan demam.
Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi orang tua, jenis terapi komplementer dan
terapi lainnya yang sering digunakan orang tua dalam penanganan demam di Desa Tabudarat
Hilir Kec. LAS Kab. HST. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian
deskriftif. Sampel penelitian ini adalah orang tua yang memiliki balita dengan jumlah 58 orang
tua menggunakan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian terlihat bahwa seluruh orang tua menyatakan bahwa persepsi terhadap
terapi komplementer positif dan jenis terapi komplementer yang sering dilakukan adalah pijat
tradisional sebanyak 58 orang (100%). Disamping terapi komplementer, orang tua juga
menggunakan terapi lainnya dalam penanganan demam seperti membeli obat sendiri diwarung
sebanyak 51 orang (87,9%).
Peran orang tua sangat berpengaruh termasuk dalam penanganan demam yang dialami
balitanya dengan tepat, menggunakan terapi komplementer yang berdampak baik untuk balita
dan tidak menimbulkan resiko yang berbahaya.

Kata Kunci : Persepsi, Komplementer, Demam

Demam merupakan bagian dari proses Kecemasan yang dialami oleh orang tua
tumbuh kembang anak. Balita khususnya, akan menimbulkan beberapa tindakan yang
kerap mengalami demam karena pada berlebihan dalam penanganan demam dan
dasarnya, balita memamng rentan terhadap langsung membawanya ke dokter atau
infeksi virus seperti saluran pernapasan atas/ kerumah sakit, meskipun dengan tidak
ISPA (common cold/ flu). Demam penanganan secara medis demam itu bisa
merupakan alasan terbanyak dari orang tua diatasi. Ada juga beberapa orang tua
untuk membawa anaknya ke dokter. menganggap demam adalah hal yang biasa
Kebanyakan orang tua memiliki sudut dialami oleh anak, sehingga orang tua
pandang yang berbeda untuk mengatasi dengan lingkungan dan kebiasaan dalam
demam anak. Beberapa orang tua sering kali penanganan turun temurun yang dilakukan
kebingungan ketika mendapati anaknya hanya akan membawa anaknya ke tukang
mengalami peningkatan suhu tubuh. pijat tradisional. Orang tua memang tidak
Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan http://ejurnal-citrakeperawatan.com
Contact : Telp (0511) 4772517 / 4777547
J U R N A L C I T R A K E P E R A W A T A N | 20

jarang untuk membawa anaknya ke tukang keterampilan ramuan 43,3%, keterampilan


pijat tradisional saat anaknya mengalami dengan alat 3,5 %, keterampilan tanpa alat
demam. 90,8%, dan keterampilan pikiran 1,3%.
Dari hasil studi pendahuluan pada 2 Berdasarkan uraian diatas masalah
Januari 2016 dengan wawancara di Desa penelitiannya adalah orang tua masih banyak
Tabudarat Hilir Kec. LAS Kab. HST diambil yang melakukan terapi komplementer salah
15 kepala rumah tangga yang memiliki anak satunya pijat dalam menangani demam anak.
balita tentang penanganan demam yang Dari sudut pandang orang tua dalam
dialami anak, 6 kepala rumah tangga penanganan demam tidak salah, namun bisa
menganggap demam tidak bisa dianggap hal saja demam yang dialami anak karena
yang biasa pada anak, harus ditangani adanya infeksi yang terjadi dalam tubuh
dengan cepat untuk diberikan paracetamol, anak sehingga tidak tepat jika penanganan
dibawa ke bidan desa atau ke puskesmas demam tersebut dengan terapi komplementer
untuk mendapatkan penanganan. Dan 9 pijat tradisional. Sudut pandang orang tua
lainnya menganggap demam adalah hal yang terhadap demam anak yang berbeda maka
biasa terjadi pada anak, sehingga tidak perlu akan mempengaruhi tindakan untuk
terburu-buru membawanya ke bidan desa penanganan demam juga berbeda pula.
atau ke puskesmas, orang tua sering kali Masalah tersebut bisa menimbulkan dampak
membawa anaknya ke tukang pijat, meminta yang tidak baik bagi anak dan dapat
air ke orang pintar, atau bepidara (istilah membahayakan keselamatan jiwa anak.
dalam suku Banjar). Pemahaman-pemahaman orang tua
Pijat tradisional adalah keterampilan mengenai penanganan demam yang tepat
tanpa alat yang hanya menggunakan dan tindakan yang dilakukan pada saat
sentuhan menggunakan jari tangan dan mendapati anaknya demam seperti yang
telapak tangan saja untuk memijat. Pijat dijelaskan di atas perlu diperbaiki agar orang
tradisional adalah salah satu terapi tua dapat menentukan tindakan yang tepat
komplementer yang sering digunakan orang dan sesuai dengan penyebab demam untuk
tua di desa Tabudarat Hilir dalam mencegah bertambah parahnya demam yang
penanganan demam. Orang tua menganggap diderita oleh anak.
menggunakan pijat adalah cara cepat untuk Bahan dan Metode Penelitian
menurunkan demam anak karena pijat salah Penelitian ini adalah penelitian
satu manfaatnya melancarkan peredaran deskriptif, tujuan dari penelitian deskriptif
darah dan meredakan nyeri. Orang tua yaitu mendeskripsikan (memaparkan)
beranggapan pijat adalah alternatif yang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada
mudah dan murah untuk menurunkan masa kini. ). Penelitian ini termasuk dalam
demam anak. Orang tua mengatakan tidak jenis penelitian deskriftif karena peneliti
mengetahui pasti penyebab yang bermaksud mengetahui dari persepsi orang
menimbulkan anaknya demam, apakah tua terhadap terapi komplementer dalam
demam karena penyakit yang parah, dalam penanganan demam pada balita di Desa
bahasa banjar kepidaraan atau kepuhunan, Tabudarat Hilir Kecamatan Labuan Amas
atau karena penyebab yang lain. Dari data Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
RISKESDAS 2013 didapatkan penggunaan Populasi dalam penelitian ini adalah
pelayanan kesehatan tradisional yang subjek atau seluruh orang tua yang memilik
tertinggi di Kalimantan Selatan mencapai balita di Desa Tabudarat Hilir Kecamatan
61,3 %, diantaranya menggunakan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu
Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan http://ejurnal-citrakeperawatan.com
Contact : Telp (0511) 4772517 / 4777547
J U R N A L C I T R A K E P E R A W A T A N | 21

Sungai Tengah yang berjumlah 138 Pengobatan


(Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian spiritual (air
ini adalah sebagian orang tua yang memiliki 3. tawar dari 6 10,3
balita di Desa Tabudarat Hilir Kecamatan ustadz/ tuan
Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu guru)
Sungai Tengah yan berjumlah 58 orang. Berdasarkan tabel 4.6 dari 58
Cara pengambilan sampel dalam penelitian responden bahwa jenis terapi komplementer
ini yaitu simple random sampling. yang digunakan untuk penanganan demam
Hasil pada balita paling tinggi yaitu menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian pada satu terapi yaitu pijat 58 responden , 26
bulan Juni 2016 dengan 58 responden responden menggunakan dua terapi yaitu
didapatkan hasil sebagai berikut: pijat dan bapidara dan 6 responden
a. Persepsi orang tua terhadap terapi menggunakan tiga terapi pijat, bapidara dan
komplementer dalam penanganan demam pengobatan spiritual.
pada balita untuk kategori positif dan c. Terapi lain yang digunakan orang tua
negatif untuk penanganan demam pada balita
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jenis
Orang Tua Terhaadap Terapi Komplementer Penanganan Demam Selain Terapi
dalam Penangan Demam pada Balita di Desa Komplementer Yang Digunakan Orang Tua
Tabudat Hilir Kec. LAS Kab. HST Tahun dalam Penanganan Demam pada Balita di
2016 Desa Tabudarat Hilir Kec. LAS Kab. HST
Frekuen No. Jenis Terapi Responden (%)
No Persepsi %
si Komplementer
1. Positif 58 100 1. Membeli obat 51 87,9
2. Negatif 0 0 sendiri diwarung/
Jumlah 58 100 diapotek
Berdasarkan tabel 4.5 dari 58 2. Berobat ke dokter 11 19
responden yang dijadikan sampel, semua praktik
orang tua memiliki persepsi positif terhadap 3. Berobat ke 45 77,6
terapi komplementer dalam penanganan puskesmas/ ke
demam balita (100 %). bidan desa
b. Jenis terapi komplementer yang Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil
digunakan orang tua dalam penanganan dari 58 responden orang tua bahwa jenis
demam pada balita penanganan demam selain terapi
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis Terapi komplementer yang digunakan untuk
Komplementer Yang Digunakan Orang Tua penanganan demam pada balita paling tinggi
dalam Penanganan Demam pada Balita di yaitu membeli obat di warung/ di apotek 51
Desa Tabudarat Hilir Kec. LAS Kab. HST responden, berobat ke dokter praktik 11
Jenis Terapi responden dan, berobat ke puskesmas/ ke
No. Frekuensi %
Komplementer bidan desa sebanyak 45 responden.
Segera pergi Pembahasan
1. ketukang pijat 58 100 a. Persepsi orang tua terhadap terapi
kampung komplementer dalam penangan
2. Bapidara 26 44,8 demam balita

Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan http://ejurnal-citrakeperawatan.com


Contact : Telp (0511) 4772517 / 4777547
J U R N A L C I T R A K E P E R A W A T A N | 22

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan alat indera yang dimilikinya


seluruh responden memiliki persepsi positif kemudian menafsirkannya.
atau baik tentang persepsi terhadap terapi Persepsi positif adalah penilaian
komplementer. Salah satu alasan yang paling seseorang dengan objek atau informasi
banyak adalah menurut pandangan orang tua dengan pandangan atau anggapan yang
adalah pijat salah satu terapi tradisional positif atau baik sesuai dengan objek yang
untuk menurunkan demam, membuat rasa dipersepsikan. Sedangkan, persepsi negatif
nyaman dan tidak rewel lagi ketika dipijat merupakan persepsi seseorang dengan objek
pada saat demam. Menurut mereka terapi atau informasi dengan pandangan atau
komplementer tradisional seperti pijat, anggapan yang negatif atau buruk yang
bapidara dan spiritual memudahkan untuk berbeda atau berlawanan atau tidak sesuai
menangani demam anaknya dikarenkan dengan yang diharapkan dengan objek yang
biaya yang lebih murah dibandingkan dipersepsikan.
berobat ke dokter. Banyak orang tua yang b. Jenis terapi komplementer yang
menggunakan sarana kesehatan seperti pergi digunakan orang tua untuk
ke dokter, membawa berobat anaknya ke menangani demam pada balita
puskesmas atau bidan desa dan membeli Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui
obat sendiri di warung, tapi juga bahwa jenis terapi yang digunakan orang
menggunakan terapi komplementer seperti tua untuk menangani demam yang di alami
pijat, bapidara dan pengobatan spiritual. Hal balita tertinggi adalah terapi pijat semua
ini juga berkaitan dengan sugesti pada responden berjumlah 58 orang (100%)
masing – masing orang tua untuk menggunakannya. Menurut responden saat
kesembuhan anaknya. anaknya demam mereka lebih banyak
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan pijat karena mereka
dengan karakteristik responden orang tua menganggap pijat dapat menurunkan
yang memiliki balita seperti umur, jenis demam, membuat rasa nyaman dan anak
kelamin, pendidikan dan pekerjaan yang mereka tidak rewel lagi. Manfaat pijat yang
berbeda namun mereka memiliki persepsi dirasakan pada bayi, anak dan remaja adalah
yang baik atau positif tentang terapi mengurangi rasa stress dan menimbulkan
komplementer. Persepsi dapat rasa nyaman dan relaksasi sehingga dapat
mempengaruhi dengan tindakan seseorang meringankan rasa kelelahan jasmani dan
sesuai dengan objek tertentu yang di rohani (Kaplan, 2006)
stimulus ke dalam alat indera manusia. Jenis terapi komplementer lainnya
Seperti persepsi orang tua terhadap terapi yang digunakan orang tua untuk menangani
komplementer dalam penanganan demam demam pada anaknya dari 58 orang
balita ini. Orang tua mempersepsikan terapi responden ada 26 (44,8%) yang
komplementer dalam penanganan demam menggunakan dua terapi yaitu pijat dan
balita ini positif atau baik. Setiap orang bapidara. Menurut mereka bapidara adalah
mempunyai kecenderungan dalam melihat ritual adat kepercayaan untuk mnyembuhkan
objek yang sama dengan pemahaman yang demam yang dialami anaknya dengan
berbeda – beda. Perbedaan ini bisa penyebab makhluk gaib yang mengganggu
dipengaruhi dengan banyak faktor. Persepsi dan sudah turun temurun dilakukan. Ada
juga berkaitan dengan cara pandang beberapa orang tua juga menyebutkan bahwa
seseorang terhadap suatu objek tertentu bapidara tidak lagi digunakan karena mereka
dengan cara yang berbeda – beda dengan menganggap cara itu sudah kuno dan tidak
Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan http://ejurnal-citrakeperawatan.com
Contact : Telp (0511) 4772517 / 4777547
J U R N A L C I T R A K E P E R A W A T A N | 23

efektif, mereka menyebutkan kandungan medis. Pengobatan medis juga tidak bisa
kapur sirih dan kunyit yang dioleskan diabaikan meskipun dengan biaya yang
dibagian tubuh tertentu tidak mampu sedikit mahal dari biaya terapi
menurunkan demam yang dialami anaknya. komplementer yang sering digunakan dan
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dengan efek samping obat pada tubuh.
bahwa jenis terapi yang digunakan orang Sesuai dengan konsep demam,
tua untuk menangani demam yang di alami penanganan demam pada anak dapat
balita dari 58 orang responden ada 6 orang dilakukan dengan cara self management atau
responden (10,3%) juga menggunakan terapi penanganan demam yang dilakukan sendiri
tiga terapi yaitu pijat, bapidara dan tanpa menggunkan jasa tenaga kesehatan
pengobatan spiritual masyarakat biasa dengan terapi fisik, terapi obat maupun
menyebutnya air tawar yang diminta dari kombinasi dari keduanya. Sedangkan non
tuan guru/ ustadz. Mereka menyebutkan self management merupakan pengelolaan
bahwa air tawar mampu menurunkan demam demam menggunakan jasa tenaga kesehatan
yang dialami anak tapi perlu dengan (Plipat N, et al. 2002).
keyakinan dan kepercayaan yang kuat Saran
karena secara logika air tawar tidak mampu 1. Bagi institusi
menyembuhkan demam yang dialami anak Mengingat kurangnya pembelajaran
mereka. Pengobatan komplementer spiritual tentang terapi komplementer diharapkan
yaitu pengobatan yang dilakukan atas dasar untuk menambah bahan bacaan atau
kepecayaan agama. Cukup sulit diterima menambah materi dalam pembelajaran.
bagi akal sehat dengan pengobatan spiritual Dan diharapkan penelitian ini dapat
seperti bapidara hanya dengan mengoleskan menjadi bahan masukan untuk
kunyit dan kapur sirih, air tawar yang melakukan penelitian lebih lanjut
diminta dari tuan guru dapat menyembuhkan mengenai terapi komplementer dan
demam. Kekuatan sugesti, kepercayaan dan memperluas pengetahuan dibidang
keyakinan sangat berperan dalam pelayanan kesehatan.
menyembuhkan demam dengan pengobatan 2. Bagi masyarakat
komplementer spiritual ini (Agoes, 1992). Diharapkan pada orang tua dapat
c. Jenis terapi lain yang digunakan mengetahui tindakan yang tepat untuk
orang tua dalam menangani demam menangani demam anaknya dengan
balita tepat dalam menggunakan terapi
Selain dengan terapi komplementer, komplementer untuk mencegah demam
orang tua juga menggunakan penanganan agar tidak menimbulkan demam yang
dengan memberikan obat yang dibeli sendiri bertambah parah.
di warung sebanyak 51 responden (87,9 %) 3. Bagi peneliti
dari 58 orang responden, selain membeli Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
obat diwarung responden juga membawa bahan pembelajaran dan pengetahuan
anaknya pergi ke dokter sebanyak 11 untuk peneliti mengenai persepsi orang
responden (19 %) dan berobat ke puskesmas tua terhadap terapi komplementer dalam
atau ke bidan desa sebanyak 45 responen penanganan demam pada balita.
(77,6 %). Beberapa responden menganggap 4. Bagi peneliti lain
demam tidak bisa ditangani dengan terapi Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
komplementer saja namun juga harus dapat digunakan sebagai salah satu
didampingi dengan pengobatan secara sumber informasi yang dapat
Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan http://ejurnal-citrakeperawatan.com
Contact : Telp (0511) 4772517 / 4777547
J U R N A L C I T R A K E P E R A W A T A N | 24

dikembangkan lagi mengenai persepsi 9. Faris, 2012. Memahami Demam dengan


orang tua terhadapat terapi Lebih Baik. In : Klinik keluarga Sehat.
komplementer dalam penanganan Diakses 20 Maret 2016 di
demam pada balita. http://klinikkeluargasehat.com/2009/03/
23/demam.pdf
Daftar Pustaka 10. Fischer H, Moore K, Roaman RR. Can
1. _______. (2007) Permenkes RI, Nomor mothers of infants read thermometer?.
1109/Menkes/Per/2007 Tentang 11. Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan
Penyelenggaraan Pengobatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakara:
Komplementer-Alternatif di Fasilitas Salemba Medika
Pelayanan Kesehatan. Di akses 10 12. Ihsan. 2003. Pengaruh Pendidikan dan
Januari 2016 di Pendapatan Orang tua Tehadap Sikap
http://gizikia.depkes.go.id dan Prestasi Belajar Siswa. Di akses 28
2. Agoes. 1992. Pengertian dan Klasifikasi Maret 2016 di
Pengobatan Komplementer. Di akses 10 https://www.academia.edu k
Januari 2016 di http://gmtcenter.pdf 13. Ismoedijanto. Demam pada anak. 2000.
3. Andriana, D. 2013. Terapi Available from:
Komplementer Dalam Keperawaatan http://www.idai.or.id/saripediatri/cariisi/
Komunitas. Di akses 18 Januari 2016 di viewfulltext.asp?ID=146 Diakses pada
http://materi- 14 April 2016
keperawatankomunitas./2013/terapi-
komplementer-dalam-keperawatan.html 14. Kaplan. 2006. Pengertian Pijat Definisi
4. Anonim. (2013). RISKESDAS. Diakses Massage, Manfaat, Faktor,
tanggal 2 Januari 2016 di Pertimbangan, Kontraindikasi Terhadap
https://drive.google.com/file/pdf.html Hipertensi. Di akses 12 Januari 2016 di
kkk http://landasanteori.com/2015/09/penger
5. Barder. 2007. Pengertian, Teknik, dan tian-pijit-definisi-massage.html
Manfaat Massage “Pijat”. Di akses 16 15. Lau AS, Uba A, Lehman D. Infectious
Februari 2016 di disease. In: Rudoplh’s fundamental of
http://sawfadise.massage-pijat.html pediatrics. 2nd ed. New York: McGraw-
6. Bonadio W. Incidence of serious Hill. 2002; 312-4
bacterial infections in afebrile neonates 16. Lubis MB (2009). Demam pada Bayi
with a history of fever. Ped Inf Dis J. Baru Lahir. In : Ragam Pediatrik
1987; 6: 911-5. praktis. Diakses 20 Maret 2016 di
Clinical Pediatrics. 1985; 24: 120. http://saripediatri.emergency/viewfullte
7. Dewi, N.(2012). Manfaat pijat bagi xt.ac.id management. 2nd ed.
kesehatan anak. Di akses 18 Februari Philadelphia: Lippincott-Raven
2016 di Publisher. 1997: 351-61
http://kompasiana/drnarulitadewi/manfa 17. Miftah Toha, 2003. Perilaku Organisasi
at-luar-biasa-pijat-bagi-bayi-anak-dan- Konsep Dasar & Aplikasi. Jakarta : PT
remaja.html Raja Grafindo Persada.
8. Effendy, Nasrul. 2004. Dasar – Dasar 18. Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi
Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Jakarta : EGC Cipta kk

Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan http://ejurnal-citrakeperawatan.com


Contact : Telp (0511) 4772517 / 4777547
J U R N A L C I T R A K E P E R A W A T A N |

19. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian


ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
20. Potter & Perry. (2005). Buku ajar
fundamental keperawatan; konsep.
Proses dan praktik Edisi 4 Volume 2.
Jakarta: EGC
21. Price, S. (1997). Aromaterapi bagi
profesi kesehatan. Jakarta: EGC.
22. Riandita, 2012. Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Demam dengan Pengelolaan Demam
pada Anak. Diakses 14 April 2016 di
http://etheses.uin-malang.ac.id.pdf
23. Schmitt BD. Fever in childhood.
Pediatrics. 1984; 74: 929-36.
24. Soedjatmiko. Penanganan demam pada
anaka secara professional. In:
Pendidikan kedokteran berkelanjutang
ilmu kesehatan anak XLVII. 1st ed.
25. Sunaryo, 2014. Psikologi Keperawatan
Edisi 2. Jakarta : EGC
mm
26. Victor N, Vinci RJ, Lovejoy FH. Fever
in Children. Pediatr Rev. 1994; 15:127-
34. Waidi, 2006 The Art Of Re-
Engineering Your Mine For Success.
Jakarta: Gramedia
27. Waidi, 2006 The Art Of Re-Engineering
Yout Mine For Succes. Jakarta:
Gramedia
28. Widyatuti. (2008). Terapi
Komplementer Dalam Keperawatan.
Diakses tanggal 2 Januari 2016 di
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/vi
ew/200 kkkkkkkkkkkkkkkkkkk
29. Wong, 2004. Gambaran Perilaku Ibu
Dalam Penanganan Demam Pada Anak
Di Desa Seren Kecamatan Gerbang
Purworejo. Di akses 8 Januari 2016 di
http://opac.say.ac.id/549/1/naskah%20p
ublikasi.pdf

Poltekkes Kemenkes Jurusan Keperawatan http://ejurnal-citrakeperawatan.com


Contact : Telp (0511) 4772517 / 4777547

Anda mungkin juga menyukai