Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt. Serta asisten laboratorium yang
sudah membimbing saya sehingga Akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan
tentang sterilisasi yang digunakan sebagai salah satu syarat yang harus penuhi untuk
menunjang mata kuliah Mikrobiologi umum tepat pada waktunya.
Saya harap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca karena didalanya
terdapat pengetahuan mengenai sterilisai . Saya sebagai penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini. Dikarenakan kurangnya
pengetahuan serta sumber buku yang didapatkan. Untuk itu, saya harapkan kritik
yang membangun untuk lebih meningkatkan kualitas laporan ini.

Serang, Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................1

1.2. Tujuan...........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sterilisasi…………………………………………….2

2.2. Macam – Macam Sterilisasi...........................................................3

2.3. Metode Sterilisasi...........................................................................4

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat.........................................................................6

3.2. Alat dan Bahan...............................................................................6

3.3. Cara kerja.......................................................................................6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil...............................................................................................7

4.2. Pembahasan....................................................................................9

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan.......................................................................................18

5.2. Saran.............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

LAMPIRA...................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.
Latar Belakang
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang
praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan
harus dalam keadaan steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu
benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent  atau proses fisik dengan
tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik
fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya sterilisasi.
Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar
aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril.
Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Sterilisasi dilakukan pada
suhu 121 oC selama 30 menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan.
Spora adalah sel istirahat yang resisitan terhadap panas dan lingkungan yang
berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak selanjutnya. Udara tekan yang
digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang berisi nutrien tidak peka
terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan pada 138 oC selama 5
menit. Pada substrat yang berisi nutrien tetapi peka terhadap suhu, maka sterilisasi
media substrat dilakukan dengan penyaringan bertekanan melalui saringan
milipore diameter 0,22 µm

1.2. Tuju
an
Adapun tujuan dilakukannya praktikum sterilisasi ini yaitu

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikansemua


mikroorganisme pada bahan makanan. Sterilisasi biasanya dikombinasidengan
pengemasan   hermetic untuk mencegah kontaminasi ulang.
Yang dimaksud pengemasan hermetis adalah pengemasan yang sangat
rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik
yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.  Sterilisasi adalah suatu proses
perlakuan terhadap bahan atau barang dimana pada akhir proses tidak terdapat
mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut (Diana Arisanti, 2004).
Sterilisasi adalah setiap proses kimia , fisika dan mekanik yang membunuh
semua.  Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat
bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens.
Pada waktu itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan
tubuh, air, ekstrak lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka
peluang unttuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi
dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992). bentuk kehidupan ,
terutama mikroorganisme ( waluyo,2005).
Sterilisasi ada beberapa cara diantaranya sterilisasi secara fisik (pemanasan,
penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia
yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau
tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas”
(oven dengan temperatur 170-1800C  dan waktu yang digunakan adalah 2 jam
yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan

2
penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara
makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau
tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan
saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan adalah melakukan seleksi
terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (suriawiria,
2005).

2.2. Macam - Macam Sterilisasi


Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia.
Metodefisik didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi
ternalkering atau sterilisasi ternal basah), iradiasi (irradiasi-ƴ), atau pada
pemisahansecara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas
dengan etilenoksida atau gas lainnya dan menyampurkan agens pensteril
(misalnyaglutalardehid) pada larutan desinfektan

a.       Sterilisasi secara fisik


Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengtan bahan kimia
tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara membunuh
mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering membunuh bakteri
karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik
panas basah. Pemanasan basah dapat memakai otoklaf, tyndalisasi dan
pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap
air. Tyndalisasi merupakan metode dengan mendidihkan medium dengan uap
beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan
untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik suatu bahan.
Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu dapat
dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek (Waluyo, 2005).
b.      Sterilisasi secara kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan
antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek
yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat
iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai

3
untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol,
hidrogen peroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosalin, deterjen,
logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton
c.       Sterilisasi secara mekanik.
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.
Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring

2.3. Metode Sterilisasi


 Pemanasan basah
      Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama
dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau
aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit . Cara pemanasan basah dapat
membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah dapat
menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel (Fardiaz,
1992).
 Pemanasan kering
      Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang efisien dan
membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal ini
disebabkan karena tanpa kelembaban maka tidak ada panas laten. Pemanasan
kering dapat menyebabkan dehidrasi sel dan oksidasi komponen-komponen di
dalam sel. Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang
membasahi bahan atau alat yang disterilkan, selain itu peralatan yang
digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih murah dibandingkan uap basah
Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di
laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-1800C selama 1,5-2
jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).
 Pemanasan bertahap
      Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap
uap 1000C. Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan cara
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam setiap
hari untuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses

4
pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel
vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya (Fardiaz, 1992).
 Perebusan
      Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu
1000C selama beberapa menit. Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang
spora belum dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992).
 Penyaringan
      Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu kamar.
Sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang peka terhadap
panas misalnya serum, urea dan enzim. Dengan cara penyaringan larutan atau
suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara melakukannya
lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya sehingga bakteri
dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung
didalam wadah yang steril (Hadioetomo,1985).
 Radiasi ionisasi
      Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih
tinggi daripada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan
yang lebih kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang
dipancarkan dari kobalt-10. Radiasi dengan sinar gama dapat menyebabkan ion
bersifat hiperaktif (Lay dan Hastowo, 1992).
 Radiasi sinar ultra violet
       Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya
antimikrobial yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam
nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan tersebut
dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas yang mempunyai gelombang yang
lebih panjang (Lay dan Hastowo, 1992).

5
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Pada praktikum pengenalan alat alat laboratorium, dilaksanakan pada hari


Senin, 27 Febuari 2018 pada jam 09.10 – 11.00 WIB. Bertempat di Laboratorium
Bioteknologi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Autoklaf elektrik,
laminar air flow laf 1, laminar air flow laf 2 , laminar air flow laf 3 alcohol,
autoklaf manual, botol semprot, pembakar Bunsen, syinge filter.

3.3. Cara kerja


Adapun cara kerja dari praktikum sterilisasi ini adalah:
1. Disiapkan alat-alat laboratorium
2. Nama dan Fungsi alat-alat laboratorium dijelaskan oleh asisten laboratorium

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Alat Sterilisasi


No. Gambar Keterangan
1. Bagian-bagian laf terdiri :
- Tombol on/off
- Tombol lampu neon
- Tombol sinar UV
- Tombol HEPA
- Blower

Laminar Air Flow 1


2. Bagian-bagian laf terdiri :
- Tombol on/off
- Tombol lampu neon
- Tombol sinar UV
- Tombol HEPA

Laminar Air Flow 2


3. Bagian-bagian laf terdiri :
- Tombol on/off
- Tombol lampu neon
- Tombol sinar UV
- Tombol HEPA

Laminar Air Flow 3

7
4. Bagian-bagian autoclaf terdiri :
- Pengatur waktu
- Pengatur suhu
- Katup uap
- Pengukur tekanan
- Katup pengaman
- Skrup pengaman
- Lempeng sumber panas
- Angsa
Autoclaf Electric
5. Bagian-bagian autoclaf terdiri :
- Pengatur suhu
- Katup uap
- Pengukur tekanan
- Katup pengaman
- Skrup pengaman
- Lempeng sumber panas

Autoclaf Manual
6. Bagian-bagian botol semprot
terdiri :
- Tabung penyimpan air
- Selang pompa botol
- Pompa pegas

Botol Semprot

8
7. Bagian-bagian alkohol terdiri :
- Wadah penyimpanan alkohol
- Cairan Alkohol 70%

Alkohol
8. Bagian-bagian pembakar Bunsen
terdiri :
- Tabung kaca
- Sumbu bakaran
- Penutup tabung

Pembakar Bunsen
9. Bagian-bagian Syinge filter
terdiri :
- Membrane
- female connector
- Distribution ring
- Male connector

Syinge Filter

4.2 Pembahasan
Dari praktikum tersebut setiap praktikan harus mampu mengetahui nama,
memahami fungsi dari masing-masing alat-alat laboratorium tersebut dan
mengetahui bagian-bagian dari mikroskop cahaya. Alat laboratorium yang
dikenalkan pada praktikum pertama yang meliputi mikroskop cahaya, mikroskop
stereo, autoklaf, inkubator, hot plate dan stirrer, colony counter, biological safety
cabinet, laminator airflow, mikropipet, oven, jarum ose, bunsen, cawan petri,
gelas ukur, kaca preparat, spatula, corong kaca, tabung reaksi, pipet tetes, mortal

9
dan alu, labu erlenmeyer, semprotan, pinset, pH meter universal, filer, gelas beker,
tabung durham, hensprey, tumb knob, tip ejector buttom, soft tip holder dan
nozzle. Berikut pembahasan lebih lanjut mengenai alat laboratorium mikrobiologi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa masing-masing alat
mempunyai fungsi. Dengan mengetahui fungsinya, maka memudahan praktikan
untuk mengenal alat, karena pengalaman alat merupakan dasar dari melakukan
suatu percobaan atau penelitian. Hal ini sesuai dengan Tendra (2013), yang
menyatakan bahwa pengenalan alat-alat laboratorium merupakan hal yang sangat
penting sebelum melakukan percobaaan karena dapat memper lancar kegiatan
praktiku.
Alat-alat laboratorium yang akan dipakai dipraktikum mikrobiologi terbagi
menjadi tiga macam antaralain alat elektrik yaitu alat-alat yang menggunakan
listrik contohnya mikroskop cahaya, autoklaf, inkubator danlainnya. Yang kedua
alat yang tergolong dalam alat gelas keramik yaitu alat-alat yang mudah pecah
contohnya gelas ukur, erlenmeyer, tabung reaksi dan masih bnayak lagi. Dan yang
terakhir alat yang tergolong dalam alat-alat non gelas contohnya semprotan,
pinset, pH meter universal, filter dan sebagainya.
Mikroskop cahaya adalah salah satu jenis mikroskop yang menggunakan
sumber cahaya sebagai media untuk mengirimkan gambar ke mata. Menurut
Leeson, C. Ronald dalam bukunya berjudul Buku Ajar Histologi menyatakan
bahwa mikroskop cahaya bekerja sebagai alat pembesar tingkat dua. Mikroskop
cahaya memiliki dua lensa yakni lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif
bertindak sebagai pembesar awal dan lensa okuler yang ditempatkan sedemikian
rupa beertindak sebagai pembesar bayangan pertama untuk kedua kalinya.
Sedangkan untuk mendapatkan pembesaran yang menyeluruh cukup mengalihkan
kekuatan dari lensa objektif dan okuler. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah
dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa
objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan
diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak,
nyata dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang
dipantulkan melalui cermin, maka akan semakin terang juga mikroorganisme

10
yang dilihat. Mikroskop memiliki pembesaran objektif (4x, 10x, 40x, dan 100x)
sertapembesaran okuler (10x).
Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganismeyang
tak dapat terlihat oleh mata telanjang. Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya
masing-masing bagian-bagian mikroskop: Lensa okuler: untuk memperbesar
bayangan yang dibentuk. Revolver (pemutar lensa objektif): untuk memutar lensa
objektif sehingga mengubah pembesaran.  Tabung pengamatan (tabung okuler):
untuk mengamati bayangan. Meja objek: tempat meletakan benda / spesimen.
Kondensor: untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif. Lensa
objektif: memperbesar bayangan specimen. Pengatur kekuatan lampu: untuk
memperbesar dan memperkecil itensitascahaya lampu. Tombol on-off:
menghidupkan dan mematikan lampu. Cincin pengatur diopter: untuk
menyamakan fokus antara mata kanan dan kiri(pada mikroskop binokuler.
Pengatur jarak interpupillar: untuk mengatur kejelasan bayangan pada
lensaokuler. Penjepis spesimen: untuk menjepit spesimen yang diamati agar tidak
bergeser. Sumber cahaya: untuk sumber cahaya yang dipantulkan oleh cermin.
(pada mikroskop cahaya biasa). Sekrup pengatur vertikal: untuk menaikan atau
menurunkan kaca objek. Sekrup pengatur horizontal : untuk menggeser ke kanan /
ke kiri kaca objek. Sekrup fokus kasar (makrometer) : menaikan dan menurunkan
meja preparat secara kasar dan cepat. Sekrup fokus halus (mikrometer) : menaik
turunkan meja objek secara halusdan lembut. Sekrup pengencang tabung okuler.
Sekrup untuk mengatur konsensor : untuk menaik-turunkan konsensor.
Cara Kerja (Prosedur Operasi) yaitu menyalakan lampu, tekan tombol on pada
tombol on-off, atur kekuatan cahaya lampu dengan memutar bagian pengatur
itensitas keterangan cahaya, menempatkan spesimen pada meja benda, letakan objek glass
diatas meja benda kemudian jepit dengan penjepit spesimen. Jika meja benda
belum turun maka turunkan dengan sekrup kasar (makrometer), cari bagian objek
glass yang terdapat preparat ulas (dicari dan diperkirakan memiliki gambar yang
jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan horozontal (penggeser), putar revolver
pada pembesaran objektif yang diperlukan, misalnya 40xlalu putar sekrup kasar
(makrometer) sehingga meja benda bergerak keatas untuk mencari fokus setelah

11
terlihat bayangan benda lalu fokuskan dengan menggunakansekrup halus
(mikrometer) untuk mendapatkan bayangan yang lebihbersih dan jelas.
Mikroskop Stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda yang relatif besar dengan perbesaran 7-30 kali. Benda yang diamati
dapat terlihat tiga dimesi. Komponen yang terdapat di mikroskop stereo hampir
sama dengan mikroskop cahaya, yang membedakannya yaitu pada ruang
ketajaman lensa mikroskop stereo lebih tinggi. Mikroskop stereo berfungsi untuk
melihat objek yang membutuhkan pembesaran tidak terlalu besar. Mikroskop ini
biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.
Bagian-bagian mikroskop stereo yaitu lensa okuler, cincin pengatur diopter,
sekrup pengatur pembesaran, sekrup pengatur focus, pelat tempat spesimen
diletakan, penjepit preparat, prosedur operasi. Cara kerjanya yaitu letakan
spesimen di plat preparat, jepit jika perlu, atur pembesaran pada pembesaran
terkecil dengan memutar sekruppengatur pembesaran kemudian dicari fokusnya
dengan memutar sekruppengatur fokus. jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih
besar, putar sekrup pengaturpembesaran ke pembesaran yang lebih tinggi kemudian
dicari fokusnya.
Sterilisasi kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak rusak, menyala,
hangus, dan menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan
dengan cara ini antara lain alat-alat gelas (botol, tabung reaksi, cawan petri, dan
lain-lain) dan bahan-bahan ceperti kertas, kain, dan kapas. Sterilisasi kering
menggunakan oven pada suhu 70-80 derajat celcius selama 2 jam. Bahan-bahan
yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menyumbat atau
menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven.
Autoklaf, prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas
bertekanan untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba
yangterdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum
ataupercobaan. Fungsi mensterilkan alat atau bahan yang akan digunakan pada
percobaan atau prkatikum mikrobiologi untuk menghindari kontaminasi.

12
Bagian-bagian autoklaf yaitu  tombol pengatur waktu mundur (timer), tatup
pengeluaran uap, pengukur tekanan, klep pengaman, tombol on-off, thermometer,
lempeng sumber panas, squadest, sekrup pengama, batas penambahan air.
  Inkubator prinsi kerja alat ini yaitu dengan memasukan atau menyimpan
biakan murni mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya
dapat diatur siatas suhu tertentu. Fungsi inkubator adalah untuk menginkubasi
atau memeram mikrobapada suhu tertentu yang terkontrol.
Stirrer prinsip kerjanya menyimpan beaker glass atau labu erlenmeyer yang
berisi cairan ataularutan yang akan dihomogenkan diatas plat alat ini. Didalam
alat ini jugaterdapat plat yang dapat dipanaskan sehingga mempercepat proses
homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet, Hot platedanmagnetic
stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya. Fungsi dari alat ini adalah untuk
menghomogenkan larutan atau cairandengan pengadukan.
   Colony Counter prinsip kerja alat ini yaitu setelah di on kan, kita
menyimpan cawan petri berisikan bakteri atau jamur dalam kamar hitung,
kemudian mengaturalat penghitung pada posisi (000) dan mulailah menghitung
dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
Biological Safety Cabinet (BSC) / Laminar Air Flow prinsip kerja dari alat ini
yaitu membunuh dan menghilangkan bakteriyang terbawa atau terapung diudara
pada suatu ruangan untuk menciptakansuasana ruangan yang steril. Fungsi alat ini
berfungsi untuk mensterilkan suatu ruangan yang akan digunakan untuk
percobaan. Mikrobiologi agar tidak ada kontaminasi bakteri yang terdapat
diudara. Cara pengoperasian alat ini, misalnya pada alat Purifier TM Biological
Safety Cabinet.
Mikropipet dan Tip fungsi alat ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil
larutan ataucairan dalam volume yang cukup kecil.
  Cawan Petri, prinsip kerj acawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil
sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Prinsip kerjanya yaitu
medium dapat dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atassebagai
penutup. FungsiFungsi dari cawan petri ini yaitu sebagai tempat pertumbuhan
mikrobasecara kuantitatif dan sebagai temapt pengujian sampel.

13
Pipet Ukur, prinsip kerja pipet ukur dapat digunakan dengan bantuan filler 
sebagai penyedotnya. Pada pipet ini terdapat skala yang dapat digunakan sebagai
takaran atauukuran volume larutan atau cairan yang akan di ambil. Fungsi dari
pipet ukur adalah untuk memindahkan atau mengambilcairan atau larutan yang
volumenya dapat diketahui (melalui skala yang terdapat pada pipet)
Pipet Tetes, prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan bagian karet yang
beradapada pangkal pipet ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan
kedalamcairan atau larutan yang akan diambil dan melepaskan tekanan pada
karettersebut. Pipet ini hampir sama dengan pipet ukur hanya saja volume
padapipet ini tidak dapat diketahui (karena tak terdapat skala pada pipet ini).
Fungsi dari pipet ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil larutan atau cairan
dengan volume yang tak diketahui.
 Tabung Reaksi, prinsip  kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada
didalam tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas
nyala api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang
lain. Tabug reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutupdengan kapas
atau alumunium foil. Fungsinya adalah untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba.
Labu Erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau zat
kimia secaralangsung atau menggunakan corong dengan hati-hati. Labu ini
memilikibagian yang lebar di bawah dan bagian yang agak sempit (menyempit) padabagian
atasnya. Fungsi untuk menampung larutan, bahan, atau cairan. Labu Erlenmeyer
dapat digunakan juga untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan,
komposisi media, menampung aquadest, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan
lain-lain.
Gelas Ukur, prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan zat
kimiasecara langsung dengan berhati-hati. Fungsi dari Gelas Ukur adalah untuk
mengukur volume suatu cairan,seperti labu erlenmeyer, memiliki beberapa pilihan
berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya
volume tersebut ditentuk.
Mortar dan Pestle, prinsipnya adalah menggerus atau menumbuk bahan yang akan
digunakan yang berbentuk padatan agar menjadi halus dan berbentuk serbuk. Alat

14
ini terdiri dari Lumpang dan Alu (kalo dalam keseharian, prinsipnya sama dengan
ulekan). Fungsi alat ini adalah untuk menumbuk atau menghancurkan bahanyang
akan digunakan agar  halus.
Beaker Glass, prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan
kedalamBeaker glass ini. Fungsi dari Beaker glass ini banyak. Didalam
mikrobiologi alat inidapat digunakan untuk preparasi media, menampung
aquadest dan lain-lain.
Pembakar Bunsen/ Pembakar Spirtus, prinsip kerjanya yaitu dengan
menyalakannya dengan membakar bagian sumbu (pada pembakar spirtus) dengan
korek api atau dengan memberi api pada bagian atas (dari pembakar bunsen yang
berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang berbahan bakar gas atau methanol.
Fungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat
aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan
ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat digunakan untuk
mensterilkan jarum ose atau yang lain.
 Tabung Durham, prinsip kerjanya yaitu tabung durham dicuci, kemudian diisi
denganmedium yang terdapat pada tabung reaksi dengan mikropipet, atau dapat
jugadi tancapkan (secara terbalik) ke medium yang mengandung mikrobam.
Fungsinya adalah untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat
dari metabolisme pada bakteri yang diujikan.
Jarum Inokulum (ose), prinsip kerjanya ialah sebelum alat ini digunakan,
terlebih dahulu disterilkan dengan membakar ujungnya pada pembakar bunsen
sampai berpijar, kemudian biarkan ujung jarum ini dingin sebelum digunakan
untuk mencegah matinya bakteri atau mikroba yang akan dipindahkan atau
ditanam. Jarum ini memiliki 2 jenis ujung, ada yang lurus dan ada juga yang
ujungnya berbentuk lingkaran. Fungsi untuk menginokulasi kultur mikroba
khususnya mikroba aerob dengan metode streak, juga digunakan untuk
mengambil mikroorganisme untuk diinokulasi/ ditanam pada media.
Pinset, prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang akan diambil atau
dipindahkan. Fungsi untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat
memindahkan cakram antibiotik.

15
pH indikator universal, prinsip kerjanya yaitu dengan menempelkan kertas
pH indikator ini kebenda yang akan di uji pH-nya, ada tingkatan warna tertentu
yang menyatakan nilai atau tingkatan pH-nya. Fungsi untuk mengukur tingkatan
pH pada suatu larutan atau benda yang sedang diujikan.
Pipet Filler / Rubber Bulb, prinsip kerjanya adalah dengan menempelkan atau
memasang alat ini pada pangkal pipet ukur, untuk mengambil larutan tekan bagian
bundar padaalat ini. Pada alat ini terdapat 3 saluran yang masing-masing saluran
memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan
udara dari gelembung. Bersimbol S (suction) merupakan katup yang juka ditekan
maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian bersimbol
E(exhaust ) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari dalam pipet ukur. Fungsi
dari alat ini adalah untuk menyedot larutan pada pipet ukur(seebagai alat sedot
pada pipet ukur).
Gelas ukur Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya,
terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur
volume larutan tidak memerlukan  tingkat  ketelitian yang tinggi dalam jumlah
tertentu. Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur.
Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan
melihat meniscus ke bawah.
Labu ukur dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan
tidak boleh terkena panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakannya
yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kain  lap. Kemudian
dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan
kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu
dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah.
Tutup lalu homogenkan.
Rak tabung reaksi adalah tepat untuk menyimpan/meletakan tabung reaksi,
dengan cara tabung reaksi diletakkan di lubang yang telah dibuat untuk
menaruhnya.

Botol semprot merupakan peralatan yang terbuat dari plastik berbentuk botol
dengan penutup yang dilengkapi dengan pipa / slang plastik. Prinsip kerja alat ini

16
sangat sederhana, yaitu dengan memberikan tekanan pada badang botol dan
selanjutnya cairan akan terdesak dan keluar melalui selang plastik yang ada pada
penutupnya. Berfungsi untuk menyimpan aquades dan untuk membersihkan alat

17
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa alat-alat pada
laboratorium mikrobiologi terbagi atas alat-alat elektrik, gelas & keramik, dan non
gelas. Yang termasuk alat-alat elektrik yaitu mikroskop cahaya, mikroskop stereo,
autoklaf, inkubator, hot plate dan alat-alat lainnya yang menggunakan listrik
tergolong dalam alat elektrik. Yang ke dua yaitu gelas & keramik seperti gelas
ukur, tabung ukur, erlenmeyer, gelas beker, mortal dan alu dan alat-alat
laboratorium yang mudah pecah termasuk kedalam alat gelas & keramik. Dan
yang terakhir yaitu non gelas seperti pH meter univversal, pinset, botol semprot,
rak tabung reaksi, jarum inokulum (ose), filer, dan sebagainya.

5.2. Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini, praktikan memperhatikan betul-
betul alat-alat yang digukakan mikrobiologi agar dapat mengetahui nama, fungsi
serta prinsip masing-masing alat laboratorium tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Iman, M. S. 2010. Sterilisasi Dan Pembuatan Media Mikroba.Program Studi


Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Lay, B. W. dan Hastowo. 1982.Mikrobiologi. Rajawali Press Jakarta..
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Ferdias.1992.Sterilisasi.
(onlin).http://www.academia.edu/directory/educationnad_training/secondary.
(diakses pada tanggal 17 september 2014)

Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T.


Gramedia Pustaka Utama

Indra. 2008.Mikrobiologi dan ParasitologiI. PT. Citra AdityaBakti; Bandung.

Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi.

Nursina.2012.Sterilisasi.
(online).https://www.academia.edu/7236446/Laporan_Sterilisasi_Alat
-alat_mikrobiologi. (diakses pada tanggal 17 september 2014).

Riantini. (2001). Sterilisasi secara fisik. (onlin). http:/ /


www.ed.uiuc.edu./mikroorganisme/ste rili-sasi-secara-fisik/Html. (diakses pada
tanggal 17 september 2014)

Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Angkasa.Bandung.

Yusriani, dr. 2008.Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT;Makassar

Lay dan Hatowo, 1992. “Mikroorganisme; Sterilisasi Alat Kimia”. Perlakuan


perlepasan mikroorganisme. 28 (2), 30-34.

19

Anda mungkin juga menyukai