Anda di halaman 1dari 1

Oleh karena itu ketika keluar meninggalkan Makkah beliau bersabda:

"Demi Allah, sungguh kamu (Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi Allah yang paling dicintai
Allah, seandainya aku tidak dikeluarkan dari mu (Makkah) maka tiadalah aku keluar dari mu. (HR at
Tirmidzi, an nasa'i, Ibnu Majah, dll, dari Abdullah bin 'Addi bin Hamra R.A)

Ini menunjukkan betapa kecintaan beliau kepada Makkah dan penduduknya. Sebagaimana makalah
populer menyatakan hubbul Wathon minal iman, cinta tanah air adalah ekspresi kesempurnaan iman.

Dan satu hal yang penting dalam hijrah adalah bahwa itu adalah bermakna luas, sebagaimana
disebutkan dalam hadits:" orang yang berhijrah itu adalah orang yang berhijrah, meninggalkan apa-apa
yang dilarang oleh Allah." (HR Al Bukhari)

Hijrah di sini bermakna luas, meninggalkan adat atau tradisi fanatisme kesukuan, dan menegaskan
bahwa hijrah itu meninggalkan dari segala yang yang dilarang Allah dan yang didalamnya
membahayakan manusia.

Ma'asyiral muslimin hafidzul kumullah

Berdasarkan keterangan tersebut, dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan memuliakan bulan
Muharram dan memperingati tahun baru Hijriyah. Bahwa dalam memuliakan dan memperingati tahun
baru Hijriyah harus memperhatikan hikmah atau pelajaran yang berharga dari peristiwa hijrahnya nabi
SAW dan para sahabat.

Sebagai penutup khutbah ini, marilah kita renungkan firman Allah dalam surat Al Anfal 8 ayat 74: "dan
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dijalan Allah, dan orang-orang yang memberi
tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang yang benar-
benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia."

Anda mungkin juga menyukai