Bab 3 Ilkom
Bab 3 Ilkom
Komunikasi sebagai ilmu yang dapat diterapkan dalam hidup bermasyarakat, komunikasi
telah lama menarik perhatian para iimuwan dari luar bidang komunikasi sendiri. Mereka
umumnya adalah pakar yang punya nama dalam bidangnva, kemudian tertarik mempelajari
aspek-aspek komunikasi. Hasil studi yang mereka lakukan, selain mendukung bidang
kepakarannya, juga telah memberi sumbangan yang tidak kecil terhadap kelahiran ilmu
komunikasi sebagai kajian ilmiah.
Sebelumnya, komunikasi dalam proses pertumbuhannya merupakan studi retorika dan
jurnalistik yang banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum (opini publik). Oleh
karena itu, dalam peta ilmu pengetahuan, komunikasi dinilai oleh banyak pihak sebagai ilmu
yang monodisiplin yang berinduk pada ilmu politik. Pengertian monodisiplin di sini melihat
kedudukan ilmu itu berdiri sendiri dengan cirinya sendiri, seperti halnya ilmu teknik, ilmu kimia,
ilmu sastra, ilmu pertanian. Namun dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat,
terutama kemajuan di bidang genetika dan teknologi komunikasi, maupun di bidang-bidang
lainnya telah membawa dampak makin kaburnya batas-batas kewenangan dan fungsi beberapa
ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang tadinya, monodisiplin cenderung multidisiplin.
Perkembangan ini tidak saja dikarenakan terjadinya proses akumulasi dalam lingkungan
ilmu itu sendiri, tetapi juga karena makin integratifnya antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lain, yang akhirnya melahirkan ilmu baru di bidang ilmu pengetahuan. Dalam kondisi seperti ini,
ilmu komunikasi yang tadinya diidentikkan sama dengan ilmu pers sebagai bagian dari ilmu
politik (monodisiplin) mengalami perkembangan sebagai ilmu yang tidak saja memfokuskan diri
pada aspek-aspek kekuasaan (power) di bidang politik dan pemerintahan, tetapi komunikasi
dalam arti luas makin dirasakan menyentuh semua aspek kehidupan umat manusia dalam
bermasyarakat, apakah itu dalam bentuk ekonomi (marketing), hubungan antarbangsa, kekuasaan
(politik), organisasi dan perencanaan, penerangan dan penyuluhan, maupun dalam tata hubungan
antarmanusia itu sendiri (human relations).
Dengan kemajuan seperti ini, ilmu komunikasi yang tadinya hanya dipelajari di lembaga-
lembaga pendidikan ilmu sosial politik, tumbuh dan diajarkan hampir di semua disiplin ilmu,
apakah itu kedokteran, ekonomi, pertanian, hukum dan ilmu-ilmu sosial itu sendiri. Dengan
realita seperti ini, ilmu komunikasi makin disadari bukan lagi sebagai imu yang monodisiplin
yang berinduk pada ilmu politik, namun cenderung makin diakui sebagai ilmu yang multidisiplin
yang terbuka dan dibina oleh banyak disiplin ilmu. Oleh karena itd pula, terdapat banyak definisi
komunikasi yang dibuat oleh para pakar yang memiliki latar belakang keahlian yang berbeda
satu sama lain, namun nuansa ilmu komunikasi itu tetap berfokus pada hubungan antarmanusia
dalam konteks pertukaran pesan yang memiliki makna.
Untuk memahami komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin, ada baiknya lebih dahulu
dilihat bagaimana kedudukan ilmu komunikasi dalam konteks ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dalam proses perkembangannya mengakui bahwa segala kegiatan yang
mempelajari tumbuhan dan hewani, termasuk manusia digolongkan sebagai studi makhluk hidup
(biology). Ilmu yang mempelajari keadaan udara, tanah, dan air digolongkan sebagai ilmu alam
(physics atau biasa disebut fisika), sementara ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungannya dengan manusia lainnya digolongkan sebagai ilmu kemasyarakatan atau ilmu
sosial (social science).
Jika diagram di atas kita amati, tampak bahwa semua ilmu yang mempelajari tentang
perilaku manusia dalam bermasyarakat, seperti sosiologi, ekonomi, politik, hukum, manajemen,
psikologi dan komunikasi berada dalam satu lingkaran social.
Ini berarti semua ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam masyarakat memiliki
keterikatan yang sangat erat satu sama lainya. Persamaannya bukan saja karna ia berada dalam
satu lingkaran yang sama (sosial), tetapi juga karna ia memiliki objek material yang sama, yakni
mempelajari prilaku manusia dalam bermasyarakat, apakah itu dalam hubungannya dengan
manusia disektor ekonomi, pemerintahan atau peraturan (hukum).
Jika ilmu-ilmu sosial menujukkan kesamaannya pada objek materialnya, yakni prilaku
manusia dalam bermasyarakat, perbedaannya terletak pada objek formalnya, yakni komunikasi
mempelajari pernyataan manusia dalam situasi berkomunikasi.
Objek formal inilah yang menunjukan jati diri suatu ilmu serta membedakan suatu ilmu
dengan geologi, keduanya memiliki objek material yang sama, yakni mempelajari tentang bumi,
tetapi keduanya memiliki objek formal yang berbeda dimana geografi mempelajari tentang
permukaan bumi sedangkan geologi, seangkan geologi mempelajari tentang isi bumi demikian
juga halnya dengan ilmu komunikasi dengan ilmu ekonomi, dimana objek meterialnya
mempelajari prilaku manusia dalam bermasyarakat, namun objek formal menunjukan perbedaan
bahwa ilmu ekonomi mempelajari manusia bermasyarakat dalam konteks pertukaran barang dan
uang,sedangkan komunikasi mempelajari prilaku manusia bermasyarakat dalam konteks
berkomunikasi lewat pernyataan.
Atas dasar pemikiran seperti ini, kita dapat menyimpulkan bahwa antara ilmu komunikasi
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya menunjukan hubungan yang erat satu sama lainya. Jangankan
dengan ilmu-ilmu sosial yang memiliki persamaan pada objek materialnya, bahkan ilmu yang
mempeljari tentang alam (fisika) dan kehidupan mahluk hidup (biologi) memiliki ikatan (lihat
diagram). Sebab karena saling membutuhkan satu sama lain, tetapi sifat normatifnya sebagaia
ilmu pengetahuan yang ditunjukan untuk kepentingan kebahagiaan umat manusia. Dengan
demikian, tidak ada ilmu yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan ilmu lainya, termasuk ilmu
komuikasi.
Gambaran keterkaitan ilmu komunikasi dengan ilmu-ilmu lain telah dijelaskan dalam
bagian awal buku ini, bagaimana kebutuhan ilmu-ilmu lainya seperti pertnian, kedokteran,
ekonomi, dan elektronika terhadap ilmu komunikasi. Hubungan antara ilmu komunikasi dan
ilmu-ilmu lainnya, dapat dilihat betapa besar perhatian ilmuwan yang berasal dari berapa disiplin
ilmu terhadap komunikasi.
Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin sejak dulu telah dikembangkan oleh banyak
ilmuwan yang berasal dari luar bidang komunikasi. Beberapa diantaranya dapat disebutkan yakni
JOHN DEWEY, CHARLES HARTON COOLEY, ROBERT PARK, GEORGE H. MEAD,
KURT LEWIN, NOBERT WEINER, LASAWELL, HOVLAND, LAZAR-SFELD,
SCHRAMM, dan ROGERS. Para ahli ini telahmenyumbangkan pemikiran dari beberapa hasil
penelitian dan kajian dalam bentuk konsep, model dan teori yang nantinya banyak memberi
kontribusi dalam pengembangan ilmu komunikasi. Siapa dia dan bagaimana penggambarannya
dalam dunia ilmu sehingga memasuki atau menyentuh studi komunikasi, diuraikan seperti
berikut.
Lahir di Missouri, Amerika Serikat dalam tahun 1894. Putra seorang Profesor bahasa
slavic di Harvard University. Sang profesor mengharapkan putranya menjadi intelektual dan
ternyata harapannya itu terkabul dengan keberhasilan Weiner meraih gelar doktor di Harvard
University Dalam usia 19 tahun. Disertasinya tentang hubungan antara manusia dan filsafat.
Sesudah itu Weiner mengambil post doctoral di universty cambridge di bawah bimbingan
Bertrand Russel, kemudian bekerja di gottingen dan kopenhagen.
Tahun 1919, Weiner menjadi profesor matematika di MIT, sebuah universitas teknik
terkenal di Amerika. Weiner banyak mengunjungi universitas di berbagai negara sebagai tenaga
pengajar, antara lain University of Maine dan Tsing Hua University di Beijing tahun 1935.
Sebagai seorang ahli matematika, Weiner juga tertarik mempelajari fisika, jaringan saraf dan
kedokteran jiwa.
Ketika Perang Dunia ke-2 pecah, Weiner menjadi ahli riset dalam pembuatan peluru
kendali antipesawat sebagai pengembangan dari teori Cybernetic yang dikembangkan
sebelumnya. Proyek ini dibiayai oleh Departemen Pertahanan Amerika dengan kerja sama MIT
yang dipimpin oleh Warren Weaver.
Selama bekerja dalam proyek ini, Weiner banyak melakukan tukar pikiran dengan ahli
matematik Amerika keturunan Yahudi, John Von Neuman dari Princeton University. Von
Neuman yang nantinya dikenal sebagai pencetus ide dari penemuan komputer pertama ENIAC.
Tetapi Neuman mengakui tidak pernah merasa dipengaruhi oleh pikiran-pikiran Weiner dalam
konsep umpan balik yang dikembangkannya. Hal ini diduga adanya sikap kecemburuan dan
persaingan di antara mereka.
Salah satu kontribusi Weiner dalam studi komunikasi ialah teori Cybernetic yang
membahas tentang kelanjutan arus informasi dilihat dari segi recording, encoding, storage,
transmisi dan diseminasi antara satu sistem dengan sistem lainnya. Weiner adalah salah satu
ahli matematika yang terbaik yang pernah dihasilkan oleh Amerika dalam abad ini.
Dalam berbagai seminar ilmiah, Weiner senantiasa menjadi bintang di antara bintang lainnya
seperti Kurt Lewin, George Herbert Mead dan ahli ilmu sosial lainnya. Sayang dalam
penampilannya, Weiner digambarkan sebagai profil yang kurang menarik, badannya pendek
dan gendut, memakai sedikit janggut putih, jalannya agak miring dan di tangannya Selalu
terdapat cerutu.
Tetapi sesungguhnya, Weiner adalah seorang humanis yang baik. Sebab ketika perang
telah selesai, ia sangat menyesali dirinya telah berbuat salah dengan mengembangkan riset
militer yang menghasilkan teknologi senjata yang justru digunakan untuk menghancurkan
manusia. Weiner menghabiskan usianya kurang lebih 45 tahun di departemen matematika MIT,
sampai ia meninggal pada 1964 dalam usia 70 tahun.
Di departemen ini Hovland merancang berbagai percobaan terhadap film-film latihan perang dari
segi kredibilitas sumber, penyajian dalam bentuk satu dan dua sisi, aspek kekuatan dan Efeknya
terhadap tentara.eksperimen hovland ini nantinya banyak digunakan dalam studi komunikasi
persuasif.
Ketika perang terakhir, hovland kembali ke universitas yale dan mendirikan program
komunikasi dan perubahan sikap. Dari pengalamanya baik ketika ia bekerja di departemen
pertahanan maupun ketika ia menjadi pengajar , hovland dapat menghimpun catatan-catatanya
kemudian disusun menjadi buku yang berjudul experiments on mass communication (1949) dan
communication and persuasion (1953).
Dalam tahun 1939, lazarsfeld pindah ke columbia university di new yorkdan menjadi
profesor sosiologi. Ia juga menjabat sebagai direktur biro riset aplikasi sosial bersama robert K.
merton. Ketika radio menjadi media yang menguasai kehidupan orang-orang amerika di tahun
1930-an, lazarsfeld aktif melakukan riset dibidang khalayak dan efek dengan memakai metode
sirvai dan wawancara. Kegiatanya ini tidak hanya menberi kontribusi terhadap ilmu komunikasi
tetapi juga menjadikan kegiatan-kegiatan riset dibidang komunikasi sebagai suatu usaha yang
melembaga dan berkembang di kemudian hari.
Melalui suatu penelitian yng pernah dilakukan bersama elihu katz tentang pengaruh
media massa terhadap perilaku pemilihan presiden di erie county, ohio (1944), lazarsfld
memformulsi teori komunikasi dua langkah bahwa media massa sangat kecil pengaruhnya
terhadap perilaku pemilihan dibandingkan dengan perbandingan dengan saluran-saluran
antarpersona yang mengandalkan peranan pemuka pendapat. Temuanya ini kemudian menyebar
dan diterima di negara-negara sedang berkembang, dimana peranan toko masyarakat masih
dominan dalam setiap pengambilan keputusan.
Claude E.shannon
Claude E.shannon lahir pada tahun 1916 disebuah kota kecil petrosky michigan. Ia memperoleh
gelar sarjana muda di kampusnya michigan, lalu melanjutkan pelajaranya sampai memperoleh
gelar dokter di MIT. Di universitas ini dia pernah menjadi salah seorang murid dan nobertweiner
pada awal 1930-an.
Tetapi wainer sendiri mengakui bahwa meskipun shanon pernah menjadi muridnya , namun ia
tidak begitu banyak berhubungan dengan shanon selama ia berada di MIT. Shanon sebagai
sarjana elektronika lebih banayak menghabiskan waktunya di laboratorium elektronik bell
hingga 1956. Ia adalah seorang pekerja yang senantiasa menginginkan kesempurnaan dan tidak
suka di publikasikan . shanon senantiasa menghindari pengakuan terhadap apa yang telah
dilakukanya, tidak suka menjawab surat-surat yang ditujukan kepadanya dan tidak suka
mengajar sekalipun kantornya berada di kampus MIT.
Kontribusi shanon yang berarti untuk ilmu komunikasi berasal dari dua buah tulisanya yang
membicarakan teori informasi. Kedua tulisanya itu dimuat dalam bell system technical journal
yang terbit pada bulan juli dan oktober 1948. Louis ridenous, seorang ahli fisika yang menjabat
dekan fakultas pasca sarjana illinois tertarik membaca pikiran-pikiran shanon lalu
memperlihatkan kepada willbur schramm yang ketika itu menjadi editor pada univercity of
illinois ress.
Melalui louis ridenouf itulah schramm meminta kepasa shanon untuk memperkenalkan
kedua tulisanya itu lewat bahasa populer dengan judul the mathematical theory of
communicasion dari buku ini shanon memperkenalkan suatu model komunikasi yang disebutnya
model komunikasi matematik. Modal ini dikemudian hari banyak dikutip oleh sarjana
komunikasi dan dipandang sebagai model komunikasi pertama yang dilukiskan secara visual.
Sampai 1985, buku themathematical of communication telah dijual di atas 32000 exsemplar.
Berbeda dengan toko-toko pendahulu lainya seperti lasswell hoplend, lazzard sfled dan shanon
yang datang dari luar komuniksi lalu kembali menekuni kebidangnya semula, Schramm yang
tadi berasal dari studi kesusatraan tetap mengabdi pada bidang komunikasi hingga akhir
hayatnya pada tanggal 27 desember 1987.
Bagi negara-negara yang sedang berkembang, schramm memprakasi pengkajian komunikasi
pembangunan dan kebijaksanaan komunikasi yang melahirkan gagasan kelompok pendengar
radio siaran di India tahun 1960-an. Gagasan ini nantinya berkembang ke berbagai negara
terutama di asia dan amerika latin. Doktor schramm adalah orang yang pertama yang berbicara
mengenai kesenjangan arus informasi utara -selatan jauh sebelum masalah itu mendapatkan
perhatian insternasional. Karya-karya schramm menjadi rujukan buku pelajaran di lembaga-
lembaga pendidikan komunikasi hampir di semua negara di dunia, termasuk Indonesia.
Schraam merupakan orang pertama yang menjalin kajian dari bidang-bidang ilmu lain seperti
psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, ekonomi untuk pengembangan studi komunikasi
antarmanusia.