Anda di halaman 1dari 12

 Bab 3.

Komunikasi Sebagai Ilmu yang Multidisiplin

Komunikasi sebagai ilmu yang dapat diterapkan dalam hidup bermasyarakat, komunikasi
telah lama menarik perhatian para iimuwan dari luar bidang komunikasi sendiri. Mereka
umumnya adalah pakar yang punya nama dalam bidangnva, kemudian tertarik mempelajari
aspek-aspek komunikasi. Hasil studi yang mereka lakukan, selain mendukung bidang
kepakarannya, juga telah memberi sumbangan yang tidak kecil terhadap kelahiran ilmu
komunikasi sebagai kajian ilmiah.
Sebelumnya, komunikasi dalam proses pertumbuhannya merupakan studi retorika dan
jurnalistik yang banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum (opini publik). Oleh
karena itu, dalam peta ilmu pengetahuan, komunikasi dinilai oleh banyak pihak sebagai ilmu
yang monodisiplin yang berinduk pada ilmu politik. Pengertian monodisiplin di sini melihat
kedudukan ilmu itu berdiri sendiri dengan cirinya sendiri, seperti halnya ilmu teknik, ilmu kimia,
ilmu sastra, ilmu pertanian. Namun dengan perkembangan masyarakat yang begitu cepat,
terutama kemajuan di bidang genetika dan teknologi komunikasi, maupun di bidang-bidang
lainnya telah membawa dampak makin kaburnya batas-batas kewenangan dan fungsi beberapa
ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang tadinya, monodisiplin cenderung multidisiplin.

Perkembangan ini tidak saja dikarenakan terjadinya proses akumulasi dalam lingkungan
ilmu itu sendiri, tetapi juga karena makin integratifnya antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lain, yang akhirnya melahirkan ilmu baru di bidang ilmu pengetahuan. Dalam kondisi seperti ini,
ilmu komunikasi yang tadinya diidentikkan sama dengan ilmu pers sebagai bagian dari ilmu
politik (monodisiplin) mengalami perkembangan sebagai ilmu yang tidak saja memfokuskan diri
pada aspek-aspek kekuasaan (power) di bidang politik dan pemerintahan, tetapi komunikasi
dalam arti luas makin dirasakan menyentuh semua aspek kehidupan umat manusia dalam
bermasyarakat, apakah itu dalam bentuk ekonomi (marketing), hubungan antarbangsa, kekuasaan
(politik), organisasi dan perencanaan, penerangan dan penyuluhan, maupun dalam tata hubungan
antarmanusia itu sendiri (human relations).

Dengan kemajuan seperti ini, ilmu komunikasi yang tadinya hanya dipelajari di lembaga-
lembaga pendidikan ilmu sosial politik, tumbuh dan diajarkan hampir di semua disiplin ilmu,
apakah itu kedokteran, ekonomi, pertanian, hukum dan ilmu-ilmu sosial itu sendiri. Dengan
realita seperti ini, ilmu komunikasi makin disadari bukan lagi sebagai imu yang monodisiplin
yang berinduk pada ilmu politik, namun cenderung makin diakui sebagai ilmu yang multidisiplin
yang terbuka dan dibina oleh banyak disiplin ilmu. Oleh karena itd pula, terdapat banyak definisi
komunikasi yang dibuat oleh para pakar yang memiliki latar belakang keahlian yang berbeda
satu sama lain, namun nuansa ilmu komunikasi itu tetap berfokus pada hubungan antarmanusia
dalam konteks pertukaran pesan yang memiliki makna.
Untuk memahami komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin, ada baiknya lebih dahulu
dilihat bagaimana kedudukan ilmu komunikasi dalam konteks ilmu pengetahuan.

Komunikasi memiliki filsafat bahwa kehidupan manusia sesungguhnya ditentukan oleh


tiga unsur, yakni unsur biologis, unsur fisik, dan unsur sosial. Dengan unsur biologis
dimaksudkan bahwa manusia untuk mempertahankan hidupnya di atas bumi ini memerlukan
makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewani (biologi). Selain unsur biologis, manusia juga
memerlukan udara, air, dan tanah (fisik), serta kerja sama dengan manusia lainnya untuk dan
mencapai tujuan hidupnya (sosial). Jika ketiga unsur ini digambarkan dalam suatu diagram.
keterikatan antara ketiga unsur itu dapat dilihat pada Gambar 7.

Ilmu pengetahuan dalam proses perkembangannya mengakui bahwa segala kegiatan yang
mempelajari tumbuhan dan hewani, termasuk manusia digolongkan sebagai studi makhluk hidup
(biology). Ilmu yang mempelajari keadaan udara, tanah, dan air digolongkan sebagai ilmu alam
(physics atau biasa disebut fisika), sementara ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungannya dengan manusia lainnya digolongkan sebagai ilmu kemasyarakatan atau ilmu
sosial (social science).

Jika diagram di atas kita amati, tampak bahwa semua ilmu yang mempelajari tentang
perilaku manusia dalam bermasyarakat, seperti sosiologi, ekonomi, politik, hukum, manajemen,
psikologi dan komunikasi berada dalam satu lingkaran social.

Gambar 7. Diagram kedudukan ilmu pengetahuan

Ini berarti semua ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam masyarakat memiliki
keterikatan yang sangat erat satu sama lainya. Persamaannya bukan saja karna ia berada dalam
satu lingkaran yang sama (sosial), tetapi juga karna ia memiliki objek material yang sama, yakni
mempelajari prilaku manusia dalam bermasyarakat, apakah itu dalam hubungannya dengan
manusia disektor ekonomi, pemerintahan atau peraturan (hukum).
Jika ilmu-ilmu sosial menujukkan kesamaannya pada objek materialnya, yakni prilaku
manusia dalam bermasyarakat, perbedaannya terletak pada objek formalnya, yakni komunikasi
mempelajari pernyataan manusia dalam situasi berkomunikasi.

Objek formal inilah yang menunjukan jati diri suatu ilmu serta membedakan suatu ilmu
dengan geologi, keduanya memiliki objek material yang sama, yakni mempelajari tentang bumi,
tetapi keduanya memiliki objek formal yang berbeda dimana geografi mempelajari tentang
permukaan bumi sedangkan geologi, seangkan geologi mempelajari tentang isi bumi demikian
juga halnya dengan ilmu komunikasi dengan ilmu ekonomi, dimana objek meterialnya
mempelajari prilaku manusia dalam bermasyarakat, namun objek formal menunjukan perbedaan
bahwa ilmu ekonomi mempelajari manusia bermasyarakat dalam konteks pertukaran barang dan
uang,sedangkan komunikasi mempelajari prilaku manusia bermasyarakat dalam konteks
berkomunikasi lewat pernyataan.

Atas dasar pemikiran seperti ini, kita dapat menyimpulkan bahwa antara ilmu komunikasi
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya menunjukan hubungan yang erat satu sama lainya. Jangankan
dengan ilmu-ilmu sosial yang memiliki persamaan pada objek materialnya, bahkan ilmu yang
mempeljari tentang alam (fisika) dan kehidupan mahluk hidup (biologi) memiliki ikatan (lihat
diagram). Sebab karena saling membutuhkan satu sama lain, tetapi sifat normatifnya sebagaia
ilmu pengetahuan yang ditunjukan untuk kepentingan kebahagiaan umat manusia. Dengan
demikian, tidak ada ilmu yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan ilmu lainya, termasuk ilmu
komuikasi.

Gambaran keterkaitan ilmu komunikasi dengan ilmu-ilmu lain telah dijelaskan dalam
bagian awal buku ini, bagaimana kebutuhan ilmu-ilmu lainya seperti pertnian, kedokteran,
ekonomi, dan elektronika terhadap ilmu komunikasi. Hubungan antara ilmu komunikasi dan
ilmu-ilmu lainnya, dapat dilihat betapa besar perhatian ilmuwan yang berasal dari berapa disiplin
ilmu terhadap komunikasi.

Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin sejak dulu telah dikembangkan oleh banyak
ilmuwan yang berasal dari luar bidang komunikasi. Beberapa diantaranya dapat disebutkan yakni
JOHN DEWEY, CHARLES HARTON COOLEY, ROBERT PARK, GEORGE H. MEAD,
KURT LEWIN, NOBERT WEINER, LASAWELL, HOVLAND, LAZAR-SFELD,
SCHRAMM, dan ROGERS. Para ahli ini telahmenyumbangkan pemikiran dari beberapa hasil
penelitian dan kajian dalam bentuk konsep, model dan teori yang nantinya banyak memberi
kontribusi dalam pengembangan ilmu komunikasi. Siapa dia dan bagaimana penggambarannya
dalam dunia ilmu sehingga memasuki atau menyentuh studi komunikasi, diuraikan seperti
berikut.

 Jhon dewey (psikologi dan filsafat)


Dewey adalah seorang ahli pesikologi dan filsafat yang beraliran liberal. Selama ia
menjadi pengajar filsafat di university of michigan (1884-1894) dewey banyak memberi
pengaruh terhadap cooley dan prak yang menjadi muridnya.
Sebagai pengajar dan peneliti. Dewey menginginkan adanya surat kabar yang
mempublikasikan hasil-hasil riset ilmu pengetahuan serta memperbaiki masalah-masalah sosial.
Meskippun surat kabar yang diinginkan dewey tidak pernah terwujud selama hidupnya. Namun
dewey tidak sangsi akan potensi surat kabar untuk membawa reformasi sosial, terutama
perhatiannya pada surat kabar sebagai alat perubahan. Oleh karna itu, ada yang memandang
dewey sebagai ahli filsafat pertama tentang ilmu komunikasi.
Ketika dewey pidah mengajar di unversity of chicago (1894-1904), ia manangani
laboraturium schoolnof education. Akan tetapi, laboraturium pengajarannya dinilai terlalu
radikal oleh rektor. Dewey diberhentikan dan pidah ke university of columbia.

 Charles harton cooley (sosiologi)


Lahir di ann michigan pada tahun 1864. Dalam hidupnya cooley memiliki sifat pemalu
dan mempunyai hambatan dalam berbicara didepan orang banyak. Ketika ia menjadi mahasiswa
di university of michigan. Ia lebih banyak diam dan tampaknya sangat mementingkan diri
sendiri. Sesudah studinya selesai cooley mengabdikan diri kepada almamaternya samapai ia
pensiun dan meninggal pada 1920.
Cooley tertarik terhadap sosiologi melalui karya-karya herbert spencer. Oleh karna itu,
cooley melihat bahwa komunikasi antar pribadi (personal) dengan orang tua dan kelompok
masyarakat, sebagai basis dari sosialisasi dari studi sosiologi. Cooley membuktikan hal itu
melalui observasinya yang ketat terhadap pertumbuhan ke dua orang anaknya.\

 Robert E. Park (filsafat dan sosiologi)


Menyelesaikan sarjana muda di university of michigan pada tahun 1887, kemudian
menjadi wartawan selama 11 tahun di mineapolis, detroit, Chicago dan New york. Selama iya
menjadi wartawan, park mengembangkan kemampuan analisisnya untuk mengamati prilaku
manusia, khususnya prilaku menyimpang pada masyarakat kota yang miskin ia juga mencoba
bagaimana tipe jurnalistik yang memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial di
Amerika serikat.
Perhatiannya yang begitu besar terhadap peranan berita dalam membentuk pendapat
umum, telah mendorong Park mengambil program master dalam bidang filsafat di Harvard
University, kemudian melanjtukan program doktornya di University off Berlin Jerman. Di
universitas ini Park bertemu dengan George Simmel yang banyak memberi pengaruh dalam studi
sosiologi, sehingga ia menulis disertasi The Crowd and the Public pada 1904.
Ketika ia kembali ke Amerika, Park bekerja sebagai seorang petugas Public Relations
untuk Congo Reform Association. Pada 1914, Ketika usianya mencapai 50 tahun ia masuk
menjadi staf pengajar di jurusan Sosiologi di University of Chicago. Di universitas inilah Park
mulai memberi perhatian dalam bidang riset terhadap isu-isu yang menjadi prioritas penerbitan
Park mempraktikkan lebih jauh bagaimana surat kabar mengontrol pendapat umum dan cara-cara
yang dapat digunakan dalam pengukuran pendapat umum. Jauh sebelum George Gallup dan Paul
F. Lazarsfeld mengembangkan riset jajak pendapat.

 George Herbert Mead (Filsafat dan Psikologi)


Belajar filsafat di Harvard University kemudian menyelesaikan studi di Jerman. Mead
mendapat banyak pengaruh dari John Dewey, yang kemudian mengajaknya pindah ke University
of Chicago pada 1894. Meskipun Mead mengajar di jurusan filsafat, namun semua calon doktor
dalam bidang sosiologi di universitas ini mengambil mata pelajaran Advanced social Psychology
yang diajarkannya. Selama kurang lebih tiga puluh tujuh tahun mengajar di Chicago, Mead tidak
pernah menerbitkan buku kecuali melalui murid-muridnya diterbitkan catatan-catatan kuliah
yang pernah diajarkan dikelas dan diberi judul Mind, Self, and Society (1934).
Dari catatan kuliahnya itu, terlihat bahwa Mead banyak mendapat pengaruh dari John
Dewey dan Cooley yang menempatkan komunikasi sebagai basis dari sosialisasi. Melalui
pendekatan ilmu jiwa sosial, Mead mengakui komunikasi sebagai hal yang paling mendasar bagi
hubungan antarmanusia.
Tahun  1931, disaat Amerika mengalami depresi ekonomi, serta munculnya
perkembangan baru di Eropa,  dimana Hitler mengambil alih kekuasaan di Jerman kemudian
menduduki negara-negara di sekitarnya seperti austria.  Pada masa ini, sejumlah ilmuwan besar
Eropa keturunan Yahudi seperti Albert Einstein, Erik Erikson, John Von neumann, Sigmund
Freud,  kurt lewin,   Paul F,  lazarsfeld  melakukan migrasi ke Amerika Serikat antara 1920-an
hingga 1930-an, kemudian membantu Amerika pada berbagai proyek perang dunia ke-2 untuk
melawan Jerman.
karena para ilmuwan Eropa Ini tadinya banyak yang bekerja di universitas-universitas
terkenal di Berlin dan Austria, maka migrasi para ilmuwan Eropa yang keturunan Yahudi ini,
nantinya akan memberi warna tersendiri pada dunia ilmu pengetahuan Amerika, terutama dalam
bidang fisika , matematika, psikologi, sosiologi, dan juga dalam bidang komunikasi.

 Kurt Lewin (Psikologi)


Lewin  adalah seorang ilmuwan Jerman keturunan Yahudi, mengajar di Universitas
Berlin dalam bidang psikologi. Ia sebagai korban anti-yahudi dari Nazi Hitler dan melarikan diri
ke Amerika Serikat  pada tahun 1933, kemudian masuk di University of  lowa. Di Universitas
ini, Lewin menjadi profesor yang menarik perhatian mahasiswa tingkat doktoral. Ia adalah
seorang guru yang ceria dengan kepribadian yang menarik, sehingga menjadi idola
mahasiswanya. Wilbur Schramm  yang waktu itu juga ada di University of lowa mengingatnya
kalau Lewin  berdiri di muka papan tulis dengan wajah menantang mahasiswanya. Di kampus
itu, Lewin memimpin diskusi mingguan yang diberi nama guasselstrippe (the hot-air club).
Dalam diskusi ini setiap orang dapat menyajikan teori atau rancangan penelitian untuk
diperdebatkan. Lewin  telah memberi sesuatu yang berarti dalam pengembangan intelektual
seseorang,  seperti dikatakan Margareth Mead  yang pernah bekerjasama dengannya. Lewin
seperti api yang memanasi orang, di mana orang yang berada di sekelilingnya bisa membaca
pikiran-pikirannya secara jelas.
Salah satu kontribusi Lewin yang sangat penting dalam studi komunikasi, ialah
perhatiannya untuk mempelajari dinamika kelompok dalam hubungannya dengan komunikasi.
Bagaimana individu dipengaruhi oleh kelompok yang mereka masuki, bagaimana tipe
kepemimpinan otoriter dan demokrasi dalam mempengaruhi produktivitas kelompok. Ia juga
mengamati Bagaimana seseorang yang terikat pada kelompok dapat memengaruhi seseorang,
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok.  Studi Lewin  ini banyak
dilakukan dengan menggunakan eksperimen.
Lewin  juga memberikan kontribusi yang tidak kecil terhadap studi gatekeeping  tentang
pengendalian arus informasi lewat saluran komunikasi. Studi ini kemudian menarik perhatian
banyak pengkaji komunikasi setelah Lewin  meninggal dunia pada 1947 dalam usia 57 Tahun
karena serangan jantung.

 Nobert Weiner (Matematika)

Lahir di Missouri, Amerika Serikat dalam tahun 1894. Putra seorang Profesor bahasa
slavic di Harvard University. Sang profesor mengharapkan putranya  menjadi intelektual dan
ternyata harapannya itu terkabul dengan keberhasilan Weiner  meraih gelar doktor di Harvard
University Dalam usia 19 tahun.  Disertasinya tentang hubungan antara manusia dan filsafat.
Sesudah itu Weiner  mengambil post doctoral di universty cambridge  di bawah bimbingan
Bertrand Russel, kemudian bekerja di gottingen dan kopenhagen.

Tahun 1919, Weiner menjadi profesor matematika di MIT, sebuah universitas teknik
terkenal di Amerika. Weiner banyak mengunjungi universitas di berbagai negara sebagai tenaga
pengajar, antara lain University of Maine dan Tsing Hua University di Beijing tahun 1935.
Sebagai seorang ahli matematika, Weiner juga tertarik mempelajari fisika, jaringan saraf dan
kedokteran jiwa.
Ketika Perang Dunia ke-2 pecah, Weiner menjadi ahli riset dalam pembuatan peluru
kendali antipesawat sebagai pengembangan dari teori Cybernetic yang dikembangkan
sebelumnya. Proyek ini dibiayai oleh Departemen Pertahanan Amerika dengan kerja sama MIT
yang dipimpin oleh Warren Weaver.
Selama bekerja dalam proyek ini, Weiner banyak melakukan tukar pikiran dengan ahli
matematik Amerika keturunan Yahudi, John Von Neuman dari Princeton University. Von
Neuman yang nantinya dikenal sebagai pencetus ide dari penemuan komputer pertama ENIAC.
Tetapi Neuman mengakui tidak pernah merasa dipengaruhi oleh pikiran-pikiran Weiner dalam
konsep umpan balik yang dikembangkannya. Hal ini diduga adanya sikap kecemburuan dan
persaingan di antara mereka.
Salah satu kontribusi Weiner dalam studi komunikasi ialah teori Cybernetic yang
membahas tentang kelanjutan arus informasi dilihat dari segi recording, encoding, storage,
transmisi dan diseminasi antara satu sistem dengan sistem lainnya. Weiner adalah salah satu
ahli matematika yang terbaik yang pernah dihasilkan oleh Amerika dalam abad ini.
Dalam berbagai seminar ilmiah, Weiner senantiasa menjadi bintang di antara bintang lainnya
seperti Kurt Lewin, George Herbert Mead dan ahli ilmu sosial lainnya. Sayang dalam
penampilannya, Weiner digambarkan sebagai profil yang kurang menarik, badannya pendek
dan gendut, memakai sedikit janggut putih, jalannya agak miring dan di tangannya Selalu
terdapat cerutu.
Tetapi sesungguhnya, Weiner adalah seorang humanis yang baik. Sebab ketika perang
telah selesai, ia sangat menyesali dirinya telah berbuat salah dengan mengembangkan riset
militer yang menghasilkan teknologi senjata yang justru digunakan untuk menghancurkan
manusia. Weiner menghabiskan usianya kurang lebih 45 tahun di departemen matematika MIT,
sampai ia meninggal pada 1964 dalam usia 70 tahun.

 Harold D. Lasswell (Ilmu Politik)


Ia lahir di Donnelson-Illinois (AS) pada 1902. Pada usia 16 tahun Lasswell menjadi
mahasiswa di University of Chicago, di mana pikiran-pikirannya banyak dipengaruhi oleh John
Dewey, George Herbert Mead, dan Robert ParkBanyak orang mengakui Lasswell adalah sarjana
politik. Tetapi pengakuan itu agaknya kurang tepat, sebab Lasswell tidak hanya menguasai ilmu
politik, melainkan lebih dari itu. Ia dikenal sebagai ahli ilmu sosial Amerika pertama yang
tertarik pada bidang psikoanalisis, serta belajar ilmu pengobatan dari Theodre Reikdi Berlin.
Lasswell adalah seorang yang sangat antusias untuk belajar. Ia tertarik untuk mempelajari
segala masalah Ia tertarik untuk mempelajari segala masalah yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang kedokteran jiwa. Terakhir Lasswell menjadi
seorang sarjana Amerika yang banyak memperkenalkan teori Freud ke dalam ilmu politik dan
ilmu-ilmu sosial lainnya.
Ketika ia menjadi mahasiswa Pascasarjana, Lasswell banyak menulis artikel dan buku
dalam bidang ekonomi, sosiologi, politik, dan disiplin lainnya. Ia pernah digambarkan sebagai
Leonardo de Vinci dari ilmu-ilmu perilaku oleh seorang penulis biografinya. Lasswell sangat
produktif menulis ketika ia menjadi staf pengajar di University of Chicago. Begitu hebatnya
Lasswell, sehingga Robert Maynard Hutchin yang menjabat rektor pada masa itu merasa curiga
kepadanya dan menekan usaha-usaha Lasswell dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial,
khususnya ilmu sosial empirik. Sikap Hutchin inilah yang menyebabkan mundurnya Chicago
School of Sociology sesudah tahun 1935. Bahkan ia memveto promosi Lasswell menjadi
profesor penuh pada 1938.
Sesudah 12 tahun mengabdi di Chicago, di mana ia berhasil mencetak ilmuwan politik
seperti Ithiel de Sola Pool dan Nobel Herbert Simon, Lasswell memutuskan meninggalkan
Universitas Chicago dengan membawa semua buku-buku dan catatan-catatan kuliahnya ke New
York. Dalam perjalanan, truk yang membawa barang-barangnya terbakar dan menghabiskan
semua buku-bukunya, termasuk catatan-catatan selama 15 tahun di Yale Law School. Akhirnya
Lasswell tidak bisa bekerja dan menganggur untuk jangka waktu yang lama sebelum ia bekerja
kembali.
Kontribusi Lasswell terhadap perkembangan ilmu komunikasi, banyak ditemukan dalam
bukunya Propaganda and Communication in World History yang terdiri atas 3 Volume. Dalam
buku itu Lasswell membuat suatu formulasi yang nantinya banyak digunakan dalam riset
komunikasi massa, yakni Who says what in which channel to whom with what effects.

 Carl Hovland (Psikologi Eksperimen)


Berbeda dengan pelopor-pelopor komunikasi lainnya yang banyak mendapat pengaruh
dari Eropa, Carl Hovland dapat dikatakan murni Amerika. La meraih gelar doktor dalam bidang
psikologi eksperimen di Yale University, di mana ia menjadi anak didik dari Clark Hull.
Dalam usia 31 tahun, Hovland telah banyak menulis artikel yang dimuat dalam jurnal-
jurnal psikologi yang terkenal. Namun kariernya jadi lain ketika Perang Dunia II meletus,
Hovland dipanggil bekerja pada kantor penerangan angkatan perang Amerika di Washington
dengan tugas mempelajari pengaruh film terhadap moral tentara.

Di departemen ini Hovland merancang berbagai percobaan terhadap film-film latihan perang dari
segi kredibilitas sumber, penyajian dalam bentuk satu dan dua sisi, aspek kekuatan dan Efeknya
terhadap tentara.eksperimen hovland ini nantinya banyak digunakan dalam studi komunikasi
persuasif.

Ketika perang terakhir, hovland kembali ke universitas yale dan mendirikan program
komunikasi dan perubahan sikap. Dari pengalamanya baik ketika ia bekerja di departemen
pertahanan maupun ketika ia menjadi pengajar , hovland dapat menghimpun catatan-catatanya
kemudian disusun menjadi buku yang berjudul experiments on mass communication (1949) dan
communication and persuasion (1953).

 Paul F. Lazarsfeld (Matematika dan sosiologi)

Dalam tahun 1939, lazarsfeld pindah ke columbia university di new yorkdan menjadi
profesor sosiologi. Ia juga menjabat sebagai direktur biro riset aplikasi sosial bersama robert K.
merton. Ketika radio menjadi media yang menguasai kehidupan orang-orang amerika di tahun
1930-an, lazarsfeld aktif melakukan riset dibidang khalayak dan efek dengan memakai metode
sirvai dan wawancara. Kegiatanya ini tidak hanya menberi kontribusi terhadap ilmu komunikasi
tetapi juga menjadikan kegiatan-kegiatan riset dibidang komunikasi sebagai suatu usaha yang
melembaga dan berkembang di kemudian hari.

Melalui suatu penelitian yng pernah dilakukan bersama elihu katz tentang pengaruh
media massa terhadap perilaku pemilihan presiden di erie county, ohio (1944), lazarsfld
memformulsi teori komunikasi dua langkah bahwa media massa sangat kecil pengaruhnya
terhadap perilaku pemilihan dibandingkan dengan perbandingan dengan saluran-saluran
antarpersona yang mengandalkan peranan pemuka pendapat. Temuanya ini kemudian menyebar
dan diterima di negara-negara sedang berkembang, dimana peranan toko masyarakat masih
dominan dalam setiap pengambilan keputusan.

 Claude E.shannon

Claude E.shannon lahir pada tahun 1916 disebuah kota kecil petrosky michigan. Ia memperoleh
gelar sarjana muda di kampusnya michigan, lalu melanjutkan pelajaranya sampai memperoleh
gelar dokter di MIT. Di universitas ini dia pernah menjadi salah seorang murid dan nobertweiner
pada awal 1930-an.

Tetapi wainer sendiri mengakui bahwa meskipun shanon pernah menjadi muridnya , namun ia
tidak begitu banyak berhubungan dengan shanon selama ia berada di MIT. Shanon sebagai
sarjana elektronika lebih banayak menghabiskan waktunya di laboratorium elektronik bell
hingga 1956. Ia adalah seorang pekerja yang senantiasa menginginkan kesempurnaan dan tidak
suka di publikasikan . shanon senantiasa menghindari pengakuan terhadap apa yang telah
dilakukanya, tidak suka menjawab surat-surat yang ditujukan kepadanya dan tidak suka
mengajar sekalipun kantornya berada di kampus MIT.

Kontribusi shanon yang berarti untuk ilmu komunikasi berasal dari dua buah tulisanya yang
membicarakan teori informasi. Kedua tulisanya itu dimuat dalam bell system technical journal
yang terbit pada bulan juli dan oktober 1948. Louis ridenous, seorang ahli fisika yang menjabat
dekan fakultas pasca sarjana illinois tertarik membaca pikiran-pikiran shanon lalu
memperlihatkan kepada willbur schramm yang ketika itu menjadi editor pada univercity of
illinois ress.

Melalui louis ridenouf itulah schramm meminta kepasa shanon untuk memperkenalkan
kedua tulisanya itu lewat bahasa populer dengan judul the mathematical theory of
communicasion dari buku ini shanon memperkenalkan suatu model komunikasi yang disebutnya
model komunikasi matematik. Modal ini dikemudian hari banyak dikutip oleh sarjana
komunikasi dan dipandang sebagai model komunikasi pertama yang dilukiskan secara visual.
Sampai 1985, buku themathematical of communication telah dijual di atas 32000 exsemplar.

 Willbur Schramm (Kesusastraan)

Berbeda dengan toko-toko pendahulu lainya seperti lasswell hoplend, lazzard sfled dan shanon
yang datang dari luar komuniksi lalu kembali menekuni kebidangnya semula, Schramm yang
tadi berasal dari studi kesusatraan tetap mengabdi pada bidang komunikasi hingga akhir
hayatnya pada tanggal 27 desember 1987.
Bagi negara-negara yang sedang berkembang, schramm memprakasi pengkajian komunikasi
pembangunan dan kebijaksanaan komunikasi yang melahirkan gagasan kelompok pendengar
radio siaran di India tahun 1960-an. Gagasan ini nantinya berkembang ke berbagai negara
terutama di asia dan amerika latin. Doktor schramm adalah orang yang pertama yang berbicara
mengenai kesenjangan arus informasi utara -selatan jauh sebelum masalah itu mendapatkan
perhatian insternasional. Karya-karya schramm menjadi rujukan buku pelajaran di lembaga-
lembaga pendidikan komunikasi hampir di semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

Schraam merupakan orang pertama yang menjalin kajian dari bidang-bidang ilmu lain seperti
psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, ekonomi untuk pengembangan studi komunikasi
antarmanusia.

 Everett M. Rogers (Sosiologi Perdesaan)


Ia datang dari disiplin lalu tertarik pada bidang komunikasi dan menetap bekerja di
bidang ini seperti halnya Wilbur Schramm. Rogers meraih gelar master di Lowa State
University. Lalu merencanakan untuk melanjutkan kuliah dibidang komunikasi di University of
Illinois, tetapi karena sesuatu hal, akhirnya Rogers memutuskan untuk tetap tinggal di Ames dan
melanjutkan studinya di bidang sosiologi dengan minor statistic. Rogers berhasil meraih
doktornya dalam tahun 1957. Pada saat yang sama schramm menamatkan doctor pertama dalam
bidang komunikasi di University of Illions. Disertai Rogers membicarakan tentang difusi inovasi
pertanian diantara para petani di sebuah masyarakat perdesaan di Lowa.
Sesudah ia meraih doctor, Rogers pindah ke Ohio State University sebagi asisten
professor dalam mata pelajaran sosiologi perdesaan dengan spesialisasi di fusi inovasi. Di tempat
inilah Rogers terlibat dalam berbagai riset komunikasi yang banyak dilakukan secara lintas
departemen. Tahun 1964, Rogers kemudian pindah ke Michigan State University dimana ia
Bersama sama David K. Berlo membina jurusan komunikasi. Berlo adalah doctor komunikasi
Angkatan pertama yang ditamatkan Schramm di Illions dalam tahun 1957.
Sampai tahun 1972 Roges mengabdikan diri di Michigan State University, kemudian
pindah ke Standford University di mana ia menggantikan Schramm sebagai ketua departemen
komunikasi. Di universitas ini, Schramm menjadi pengajar lebih satu decade (1985), lalu pindah
ke University of Southern California. Terakhir Rogers memimpin departemen komunikasi di
university of New Mexico di negara bagian selatan Amerika, sampai akhir hayatnya pada 2004.
Meski secara formal, Rogers berasal dari sosiologi, namun dapat dikatakan perhatiannya
sudah lebih banyak di bidang komunikasi. Ia telah menulis sekitar 25 buku komunikasi dalam
berbagai aspek. Buku dan karya karyanya yang lain banyak dijadikan sebagai bahan rujukan para
mahasiswa tingkat doctoral di berbagai perguruan tinggi yang membina ilmu komunikasi.
Tulisannya jernih dan jelas sehingga pola pikirnya mudah diikuti.
Dengan selesainya pembahasan kita tentang perkembangan komunikasi di amerika
serikat. Maka rasanya tidak lengkap jika ditampilkan para tokoh komunikasi di asia termaksud
indonesai yang telah banyak memberikan sumbangsihnya dalam kemajuan ilmu komunikasi di
benua ini.
 Nora C Quebral (komunikasi)
Dr. Nora. C. Querbal adalah seorang perintis pendidikan.komunikasi pembangunan untuk
negara negara sedang berkembang di universitas of filiipines Los Blancos. Ia tergolong sebagai
pakar yang cukup banyak memberikan pikiran dalam pengembangan ilmu komunikasi. Tahun
2007 ia menjadi salah satu penerimaan hadiah tertinggi di bidang media dan komunikasi untuk
perempuan. Dr. Querbal pada mulanya memperoleh gelar sarjana bahasa inggris di universitas of
the piliipines (1950) master of science (M. Sc,) dalam bidang jurnalistik di universitas of
Wisconsin -Madison (USA) 1956-57 dan doktor dalam bidang komunikasi di universitas of
ilinois (USA) atas sponsor Rockefeler Foundation (1966).kembali ke filipina ia lalu mengajar
dan mengembangkan institue of development communication Universitas of thr Filipines dan
menjadi profesor emeritus setelah mengabdi 27 tahun beberapa di antara murid nya belajar
komunikasi dari Dr. Qoebal adalah Dr. Alexsander.G flor (filipines) Diosnel centurion
(paraguay) hafied cangara (indonesia) chan ho choi (korea) .Kini Dr Nora memimpin suatu
lembaga konsultan komunikasi yang di beri nama Nora C Querbal Development
Communication Center Inc, yang bergerak dalam berbagai proyek di bidang komunikasi
kesehatan, komunikasi lingkungan, dan komunikasi pertanian.

 Astrid Sunarti Susanto ( Sosiologi Komunikasi)


Dikenal dengan nama Astrid Susanto Sunario ,putri kedua mantan menteri luar negeri
RI.PROF.Mr.sunario,S.H. dan lahir di Makassar,4 Januari 1936 dan meninggal 13 april 2006 di
Jakarta, beliau memperoleh gelar M.Phill di University Munchen Jerman (1960) dan P.h.D
dalam bidang sosiologi komunikasi di free University Of Berlin (1964). Dalam karier nya
beliau pernah menjadi:
 Dekan fakultas publistik (Komunikasi),Padjajaran University Bandung (1971-1975)
 Guru besar sosiologi komunikasi di University Indonesia (1976-2006)
 Kepala biro penerangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Bappenar (1974-1983)
 Asisten menteri negara perencanaan pembangunan negara (1983-1988)
 Anggota DPR RI (2002-2004)
 Era 1960-1970 beliau mulai menulis buku buku tentang komunikasi di Indonesia
antara nya: teori dan praktek,
filsafat komunikasi,dan pendapat umum dan ketika Beliau menjabat menjadi DPR ia
sempat menulis beberapa buku di antaranya: The Mass Communication System In Indonesia
(1974), kebudayaan Jayawijaya dalam pembangunan bangsa (culture of kabupaten Jayawijaya
with modernization process and traditional value system (1993). Pembangunan masyarakat
pedesaan: suatu telah analitis masyarakat wamena,Irian Jaya (study on sucio-culture of danu
and baliem ethnic groups in the context of rural community development in wamena, irian jaya
province) (1994) masyarakat Indonesia memasuki abad ke dua puluh satu ( social,poltical,and
cultural conditions of indonesia in the 21 st century) (1999).
 Muhammad Alwi Dahlan (Komunikasi)
Beliau lahir di Padang,Sumatera Barat,15 mei 1933 dan beliau menyelesaikan
pendidikan dasarnya di Padang, lalu melanjutkan ke Bukit Tinggi,setelah menyelesaikan
sekolah menengah atasnya,beliau masuk ke fakultas ekonomi UI,Jakarta dan beliau
menggembangkan kegiatan penulisannya dalam penerbitan kampus ia menjadi pemimpin
redaksi majalah “forum” dan “mahasiswa” dan pada 1958 beliau dan temannnya mendirikan
ikatan permahasiswa Indonesia. Pada usia 16 tahun ia sudah aktif mengarang antara lain:
1. Cerita pendek di mingguan nasional “mimbar Indonesia” dan majalah “kisah’terbitan
Jakarta
2. Dibangku SMP beliau menerbitkan Koran sekolahnya. Dan menjadi korespoden untuk
majalah “siasat” dan mengisi rubric kebudayaan “gelanggang” di majalah tersebut.
3. Dibangku SMA beliau menulis rangkaian reportase perjalanan kaki menjalajahi
pedalaman alas,gayo dan aceh untuk “siasat”.
4. Beliau pun aktif menulis dalam “zenith” sebuah majalah kebudayaan yang diterbitkan
oleh “mimbar Indonesia”
5. Sempat menulis Sembilan scenario film dan memperoleh penghargaan dari festival film
asia pasifik untuk balada pengiring yang memakai teknik randai minang untuk film
usmar “tamu agung” Pada tahun 1958 beliau berankat ke AS sebelum sempat
menyelesaikan studinya di fakultas ekonomi,karena ia diundang oleh organisasi
nasional
mahasiswa AS (US National student assosication) dalam posisinya sebagai aktivis
ikatan pers mahasiswa Indonesia (IPMI) dan tahun 1961 beliau menyelesaikan studi S1 nya di
America University,Washington,DC dan memperoleh gelar B.A. dan beliau perna berjuang
keras untuk kebutuhan keuangannya beliau bekerja menjadi penjaga malam digedung kedutaan
besar RI (KBRI) di Washington DC dan melanjutkan studinya ke Universitas Stanford dan
mengambil gelar master of arts (M.A.) Dalam bidang ilmu komunikasi pada 1962 dan tahun
1967 beliau meraih gelar doctor dalam ilmu komunikasi dari universitas Illinois di kota
urbana,amerika serikat dan menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi gelar doctor dalam
bidang tersebut.
Sesudah Astrid S.Susanto dan Alwi Dahlan berperan dalam mengembangkan
pendidikan komunikasi di Indonesia beberapa tokoh yang tidak bisa dilupakan namanya dalam
perjalanan sejarah pendidikan komunikasi di Indonesia antara lain: Onong Uhyana Effendi dan
Nia Winangsih Syam dari Universtitas Hasannudim,Dedy Nur Hidayat,Sasa Djuarsa
Senjaya,Harnoso Suwardi dari Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai