KATA PENGANTAR
1.3 Lingkup / Batasan
BAB I
Agar literatur ini lebih terarah, maka penulis membuat batasan masalah sebagai berikut:
PENDAHULUAN
1) Sistem struktur yang dianalisis adalah rigid frame dan flat slab
1.1 Latar Belakang
2) Sistem pembebanan pada bangunan tinggi dengan sistem struktur rigid frame dan flat slab
Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data 3) Sistem pembangunan pada bangunan yang dianalisis
pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian. Sebagai bagian dari salah satu tugas
4) Material yang digunakan pada bangunan yang dianalisis
mata kuliah Teknologi bangunan 4, studi kali ini akan membahas mengenai sistem teknologi pada
bangunan tinggi. Sistem teknologi yang akan dibahas meliputi sistem pembebanan, sistem
pembangunan, material, building services system.
Bangunan tingkat tinggi sangat populer pada jaman sekarang, karena dinilai lebih efektif dan efisien
dengan kondisi yang ada. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk tetapi tata guna lahan yang
semakin terbatas menjadi masalah baru dalam era modernisasi saat ini. Dalam membangun sesuatu
bangunan yang diperuntukkan untuk kapasasitas daya guna yang besar dengan kondisi lahan yang
kurang memadai luasannya, maka dipilihlah bangunan tinggi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi
masalah tersebut
Bangunan Tinggi adalah istilah untuk menyebut suatu bangunan yang memiliki struktur tinggi.
Sistem struktur berfungsi menahan dan menyalurkan beban gaya horizontal dan vertikal secara merata
pada sistem- sistem struktur inti dan struktur pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban
horizontal dan vertikal maupun gaya lateral. Sistem struktur yang dibahas dalam studi literatur ini adalah
sistem struktur rigid frame dan flat slab.
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sistem teknologi yang
digunakan pada bangunan bertingkat banyak/bertingkat tinggi, dan penerapannya pada bangunan (obyek
studi). Setelah melakukan kajian pustaka, diharapkan setiap mahasiswa memiliki wawasan/pengetahuan
tentang sistem teknologi pada bangunan tinggi dengan fungsi tertentu, selanjutnya akan digunakan pada
tugas 2 yaitu merancang bangunan tinggi 10 - 15 lantai serta mahasiswa mampu berimajinasi, berpikir
kreatif dan berinovasi dengan studi pustaka yang telah dilakukan.
BAB II
SISTEM TEKNOLOGI PADA BANGUNAN
TINGGI
2.1 Definisi High Rise Building Atau Bangunan Tinggi 4. Plat terkantilever (Cantilevered slab)
Beban horizontal: core
High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk kepada
Beban vertikal: balok
bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak.
Core dan balok homogen atau tersambung utuh
Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi 5. Plat rata (Flat slab)
1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi Beban vertikal : kolom
sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi" Beban horizontal/lateral : pelat lantai beton tanpa balok
2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang Beban utama: kolom
memiliki banyak tingkat" Beban pendukung : kepala kolom/ drop panel, untuk menahan beban lateral seperti beban angin dan
3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m) beban gempa, balok semu/integrity steel berada di anatar kolom.
4. Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi 6. Interspasial (interspatial)
sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m). Menahan beban uatama: core
7. Gantung (suspention)
Menahan beban utama : core
2.2 Sistem Struktur Bangunan Tinggi
Menahan beban vertikal : balok
Sistem struktur bangunan tinggi yang umum digunakan ada 14 macam, yaitu:
Menahan beban horizontal: kolom (kolom berfungsi setengah hanya untuk menahan kolom)
8. Rangka Selang Seling (Staggered truss)
1. Dinding pendukung sejajar (Parallel bearing wall)
Menahan beban vertikal: susuan rangka
Menahan beban vertikal: Dinding- dinding sejajar
9. Rangka Kaku (Rigid frame)
2. Inti dan dinding pendukung fasade (Core and façade bearing wall)
Beban horizontal: kolom
a. Bearing walls
Beban utama : kolom
Menahan bebab lateral: Dinding struktur diletakkan pada fasad
Sambungan kaku
b. Frame Walls
10. Rangka Kaku dan Inti (Rigid frame and core)
Menahan bebab lateral: Dinding struktur diletakkan pada fasad
Menahan beban utama: core
c. Core Walls
Beban pendukung: kolom
Menahan beban uatama: core
Menahan beban horizontal: kolom
3. Boks Berdiri sendiri (Self support box)
11. Rangka Trussed (Trussed frame)
Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding pendukung
Menahan gaya lateral: susunan batang linier yang digabung dan membentuk pola-pola segitiga
yang diletakan di suatu tempat dan di gabung dengan unit lainnya
Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal yang
mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur.
12. Rangka Belt trussed dan inti (Belt trussed frame and core)
Gabungan dari 2 sistem struktur .sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom fasade ke inti 14. Kumpulan tabung (Bundled tube)
sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti. Sistem struktur kumpulan tabung memiliki konsep struktur dimana tiap kolom interior bertindak
Menahan beban utama: core sebagai jaring internal dari struktur kantiliver untuk menghasilkan peningkatan substansial pada
13. Tabung dalam tabung (Tube in tube) kekakuan terhadap gaya geser
Menahan beban utama: kolom
Menahan beban vertikal: balok
1. Dinding pendukung sejajar (Parallel bearing wall) Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingin sebuah struktur ini. Hal ini
memungkinkan ruang interior yang terbuka. Yang bergantung pada kemampuan bentangan dari struktur
Sistem ini terdiri dari unsur-unsur vertikal yang dipraktekkan oleh berat sendiri, sehingga menyerap lantai. Inti ini memuat sistm-sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan.
gaya aksi lateral secara efisien. Sistem dinding sejajar ini terutama digunakan untuk bangunan apartment
a. Bearing walls
yang tidak memerlukan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan sistem
b. Frame Walls
inti. Pada konstruksi ini hanya dinding-dinding searah saja yang menerima beban (arah memanjang atau
c. Core Walls
melebar).
2. Inti dan dinding pendukung fasade (Core and façade bearing wall)
Core Bearing Wall
FAÇADE BEARING WALL
Dinding geser yang diletakkan didalam bangunan, misalnya mengelilingi core yang berfungsi area
service, shaft dan tangga darurat yang menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe
dari struktur. Core Bearing Wall dibuat agar semua alur sistem utilitas, lift, tangga, dll berjalur dengan
teratur pada arahnya, lebih efisien karena pada bagunan tinggi butuh suatu alur yang terarah agar
alirannya tidak mampet dan cepat sampai pada tujuannya, sehingga jikalau terjadi kerusakan tidak
Project description : 77 West Wacker Drive Chicago Illinois USA Twin 21 Osaka Japan
Majestic Building Wellington New Zealand World Trade Center Building
Facade bearing wall adalah suatu sistem dinding struktur yang diletakkan pada facade bangunan, sistem
ini digunakan untuk menahan gaya-gaya lateral, digunakan untuk mengantisipasi adanya getaran gempa
bumi, dan biasa digunakan untuk meperkecil besar kolom yang besar. Bangunan yang menggunakan
sistem ini akan benar-benar rigid dan kuat karena sekeliling fasad menggunakan sistem struktural
Project description : 77 West Wacker Drive Chicago Illinois USA Twin 21 Osaka Japan Majestic
Building Wellington New Zealan
Ini adalah gambar lapisan – lapisan Bearing wall Dinding menggunakan rangka tulangan
didalamnya Dalam pengecoran dilaksanakan bergabungan dengan Kolom karena tulangan yang berada
pada dinding ini menjadi satu kesatuan dengan system kolomny Core
Dinding geser yang diletakkan didalam bangunan, misalnya mengelilingi core yang berfungsi area
service, shaft dan tangga darurat yang menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe
dari struktur
Core dan outrigger system adalah suatu sistem yang terdiri atas core sebagai inti bangunan yang bersifat
struktural dan outrigger yang dipasang pada tiap-tiap lantai tertentu pada bangunan tinggi dan
mempunyai hubungan langsung dengan core. Selain sebagai pengaku gaya lateral, outrigger system juga
digunakan untuk memperkecil ukuran kolom sehingga biaya bangunan bisa menjadi lebih ekonomis
Gaya lateral yang bekerja pada bangunan diterima dan ditahan oleh outrigger yang kemudian disalurkan
ke core sebagai inti bangunan yang meneruskannya ke pondasi sehingga gaya lateral tersebut dapat
ditahan.
Dengan pengembangan teknologi baru penggunaan rekayasa batu bata dan panel-panel prefabrikasi
beton menyebabkan konsep ekonomis dinding pendukung memungkinkan untuk bangunan tinggi Pengaruh struktur dinding pendukung oleh pembebanannya tergantung dari jenis bahandan jenis
sampai tingkat menengah antara 10 – 20 lantai. interaksi antara bidang lantai horizontal dan bidang dinding vertikal. Pada konstruksi batu bata dan
sistem prefabrikasi beton terjadi struktur lantai yang bersendi pada dinding menerus. Sedangkan pada
Secara umum struktur dinding pendukung disusun oleh dinding-dinding linier, maka dengan penataan
bangunan cetak di tempat (cast-in-place) pelat-pelat lantai dan dinding merupakan kesatuan menerus.
posisi dinding pendukung di dapat 3 kelompok dasar yaitu:
Pada struktur dinding pendukung, beban vertikal disalurkan langsung ke struktur lantai. Rentang lantai
• Sistem dinding melintang (cross-wall)
berkisar antara 4 – 8 meter, bergantung kemampuan dukung dan kekakuan lateral dari sistem lantai.
Gaya-gaya horizontal disalurkan ke struktur lantai (sebagai diafragma horizontal) ke dinding geser
(shear wall) parallel terhadap aksi gaya. Dinding geser ini mendukung beban yang diterima oleh tinggi Sangat jarang terwujud bentuk didnding geser yang massif (bebas perlubangan) karena selalu
oleh tingginya kekakuan sebagai balok yang tebal, mewadahi beban geser dan lenturan melawan runtuh. dibutuhkan perlubangan pada bidang tersebut yang hal ini merupakan titik perlemahan. Perlubangan
tersebut digunakan sebagai jendela/pintu/koridor/jalur fasilitas-fasilitas yang bersifat mekanik dan
Pada bangunan beton cast-in-place kestabilan didukung oleh gaya portal sistem lantai dan dinding
elektrik/listrik dan lain-lain.
yang monolitik yang bekerja sebagai kotak terhadap pengaruh lentur.
3. Boks Berdiri sendiri (Self support box) Pada saat pekerjaan galian dan lantai kerja di lapangan selesai maka elemen-elemen dan segmen-
segmen box pracetak yang telah cukup umur dapat di-erection dalam waktu yang relatif lebih singkat
Struktur self supporting boxes atau yang sering disebut struktur box berdiri sendiri ini adalah dibandingkan dengan proses konstruksi tradisional. Dengan kegiatan pekerjaan yang
struktur cetakan pabrik (pra cetak) yang dibuat berdasarkan pemesanan. Ukuran penampang dan beban tidak overlapping serta cycle time erection yang relatif singkat maka proyek yang akan diselesaikan
maksimalnya dapat disesuaikan sesuai dengan pemesanan. Pemasangannya menggunakan alat berat dalam waktu yang relatif singkat.
yang dapat mengangkat box-box tersebut dan menyusunnya menjadi sebuah struktur gedung bertingkat.
Kurang lebih contoh bangunanya ada dibawah ini :
Dengan menerapkan teknologi box pracetak, pekerjaan yang harus dilaksanakan di lapangan
hanyalah pekerjaan galian tanah dan pengecoran lantai kerja, dimana proses pekerjaan tidak ART MUSEUM
overlapping dengan pekerjaan struktur pracetak yang dapat dilaksanakan di lokasi tertentu. Pengaturan
jadwal produksi elemen atau segmen-segmen beton pracetak dapat diatur sedemikian rupa sehingga
elemen-elemen atau segmen- segmen yang akan dipasang lebih awal diproduksi lebih dahulu dan pada Ady's illustration
saatnya nanti elemen tersebut telah cukup umur.
4. Plat Terkantilever ( Cantileverred Slab )
Struktur cantilever slab atau plat cantilever adalah suatu sistem struktur dimana
pemikulan sistem lantai dari pusat inti pusat bangunan tinggi (core) akan memungkinkan sebuah Cantilever Slab Structure adalah hubungan struktur antara bidang penjepit dengan yang dijepit,
ruang dalam bangunan bebas dari kolom contohnya seperti aula ataupun sebuah show room, terjadi pada salah satu pangkalnya saja, sehingga cenderung ujung yang lain menggantung sehingga
yang batas kekuatannya adalah batas terbesar ukuran bangunan dimana perhitungan dan memungkinkan ruang yang lebar dan bebas kolom. Namun demikian struktur ini mempunyai
pemilihan material yang digunakan adalah meterial yang kaku. Terutama apabila proyek si plat keterbatasan, dalam hal beban yang ditimbulkan oleh bidang yang menggantung dan berhubungan
adalah besar kekuatan dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik pra-tekan. (Lihat gambar dimensi bidang tersebut (tebal, panjang, lebar, dan lain-lain).
1).
A. Macam-Macam Bentuk Struktur Cantilever Slab kolom sudut itu hanya memikul antara 10-20% dari beban vertikal yang dipikul oleh kolom-
kolom tengah yang memikul posisi paling berat. Hal-hal diatas mendasari adanya cantilever
Yang dimaksud dengan struktur cantilever satu sisi dan struktur cantilever dua
satu sisi dan dua sisi Dari ilmu statistika, pemecahannya dengan melewatkan bagian bangunan
sisi adalah cantilever yang terdapat pada bangnan tinggi, yang berstruktur rangka. Jadi
diatas lantai atas sedemikian rupa sehingga kolom-kolom akhir mendapat pembebanan yang
cantilever bukan sebagai struktur utama tapi hanya pada tepi bangunan dimana letak
hampir sama dengan kolom-kolom ditengah. Semua kolom itu membuat kontras dengan satu
kolom lebih kedalam dari batas lantai 2 dinding.
sisi pendek bangunan yang nyatanya tanpa kolom-kolom sudut.
Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut tampak dari diagram datar bahwa
1. Cantilever satu sisi
Pada gambar dibawah menunjukkan distribusi beban pada kerangka grid lebar yang lantai-
lantainya diberi tonjolan konsol/kantilever disepanjang pendek bangunan, sedangkan kolom-
kolom disepanjang bangunan tetap berada dalam permukaan bangunan.Cantilever bersisi satu ini
juga memperkaya komposisi arsitektural sebagai hasil untuk ciri yang diperlukan untuk
membedakan berbagai tampak.
Gambar dibawah ini menunjukkan tampak kerangka dengan jarak kolom yang tepat dengan
variasi cantilever serta penyesuaian dengan momen negatif. Momen cantilever ditempat dukung harus
mempunyai hubungan yang amat tentu dengan momen lengkung pada balok bentang lain. Apabila
penonjolan cantilever amat kecil maka ekspresinya akan hilang, walaupun unsur strukturnya tidak
Cantilever satu sisi berhubungan erat dengan penyusunan kembali tampak pada sisi
terlihat. Tentunya pada keadaan tertentu cantilever yang amat kecil dengan murni meyakinkan logika
panjang dari sistem pendek bangunan. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
fungsionalnya. Pada gambar dibawah ini penonjolan cantilever ditentukan oleh tebalnya tembok
- Sebuah balok cantilever yang bebas tidaklah dengan sendirinya bentuk struktur yang dinding yang padat hal ini mampu menahan gaya angin.Cantilever sukar
diterapkan dalam konstruksi grid sempit. Dalam struktur grid lebar cantilever dapat beberapa bangunan dengan cantilever dikedua sisi. Disini kerangka diundurkan dari semua
dinyatakan dengan kuat dan fasih. tampak dan hanya dapat dibedakan dari luar, karena bidang-bidang jendela dibuat
transparan.Ekspresi tampak berasal dari dinding tirai yang geometris yang dalam perencanaan
2. Cantilever dua sisi
seorang arsitek mempunyai kebebasan yang sempurna. Dalam gambar disamping tampak
Dalam struktur rangka kecuali cantilever di satu sisi dapat pula dipasang ringan hanya seolah-olah digantung secara serampangan pada kerangka. Dalam hal ini
cantilever di kedua sisi sudut bangunan bagian atas. Gambar disamping menunjukkan tergantung dari pemeliharaan, hubungan yang baik antara kulit luar dan rangka
bagaimana cara rangka grid lebar membagi ratakan beban pada kolom-kolom berikut pendukung.Apabila dinding tirai dibuat dari rangka padat, maka akan terkesan berat dan tidak
yakni kolom sudut. Disini kolom sudut mendapat bagian beban yang sama dideretan adanya kesatuan antara bagian luar dan kerangka yang didalam. Cantilever dua sisi memberikan
kolom tengah. kesempatan yag sama dalam pemecahan masalah seperti juga pada cantilever satu sisi.
Pemberian cantilever ini pada grid sempit tidaklah cocok, karena jarak kolom ke
arah memanjang terlalu dekat untuk memenuhi keperluan didalam. Pada gambar dilihat
B. Parameter dan Pertimbangan Struktur
. Parameter
- Hal ini berlaku juga untuk struktur utama pada sebuah bangunan. Misalnya sebuah bangunan
- Struktur
menggunakan Cantilever Slab sebagai struktur utama, maka elemen struktur bergerak
- Kekuatan
sehingga menyebabkan terjadinya dari reaksi partikel-partikel struktur cantilever.
- Karena dimensi yang tidak tepat dari struktur cantilever maka elemen struktur bergerak
Sebuah bangunan haruslah mempunyai kekuatan untuk dapat berdiri. Kekuatan tegaknya
mengikuti arah beban luar yang bergerak (terjadi tekuk).
suatu bangunan sangatlah tergantung pada jenis struktur yang digunakan, sehingga beban yang
mungkin diterima oleh bangunan dapat diperkirakan dengan cara perhitungan matematis
struktur. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari terjadinya sebuah kecelakaan yang
menyebabkan keugian baik materi maupun jiwa.
- Pada kolom yang tertinggi dengan beban sentris pada sumbu balok mengakibatkan
batang kolom mengalami tekuk akibat gaya yang bekerja. Besarnya tekuk yang
terjadi sangat bergantung pada besarnya beban yang bekerja serta material yang
digunakan.
Agar elemen struktur mampu memikul beban yang terjadi, maka dimensi yang
melawan gaya tarik akibat gaya luar diperbesar sehingga elemen struktur dapat menahan
beban yang terjadi. Struktur rangka tinggi pada lantai yang tercantilever pada setiap lantai memungkinkan
adanya ruang yang fleksibel didalam dan diatas rangka. Sistem gantung memungkinkan
Struktur cantilever slap adalah hubungan struktur antara bidang penjepit dengan
memungkinkan penggunaan bahan secara efisien dengan menggunakan penggantung sebagai
bagian yang dijepit dan terjadi pada bagian pangkalnya, sehigga ujung yang lain
pengganti kolom, untuk memikul beban lantai.Kekuatan unsur tekan harus dikurangi karena
tergantung. Pemikul sistem lantai dari sebuah bangunan dengan sistem cantilever akan
adanya bahaya tekuk. Berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendayagunakan kemampuannya
memungkinkan adanya ruang yang bebas terhadap kolom dengan kekuatannya sama
secara maksimal, kabel-kabel penggantung meneruskan ke rangka dibagian atas yang
besar dengan besarnya ukuran ruang yang dimaksud. Kekakuan plat dapat ditingkatkan
tercantilever dari inti pusat.
dengan menggunakan teknik-teknik struktur pra- tekan.
eberapa contoh struktur tercantilever :
lantai.
Jenis Pembebanan
- Aksi struktur yang mengarahkan, gaya-gaya beban melalui komponen struktur ke dalam tanah
Dengan mempertimbangkan ketiga faktor ini seorang perancang struktur dapat
memperkirakan model sistem struktur, perilaku struktur dan bahan atau material yang
digunakan untuk menyelesaikan.
Flat slab merupakan salah satu metode konstruksi yang hanya mengguakan kolom dan
slab sebagai media pemikul beban dari bangunan. Flat slab yang digunakan pada pemodelan
tugas akhir ini adalah flat slab dua arah karena mendistribusikan beban yang diterimanya ke
dalam dua arah. Slab dua arah merupakan suatu bentuk konstruksi yang unik untuk
memperkuat beton. Selain itu, slab dua arah juga merupakan sistem struktur yang efisien,
ekonomis, dan sudah meluas pemakaiannya.
Ada beberapa jenis slab yaitu one way slab (pelat satu arah), two way slab (slab dua
arah), flat plate slab (lantai datar), grid slab, dan flat slab (lantai cendawan). Pada grid slab,
untuk mengurangi beban mati dari kontruksi plat penuh dibentuk rongga-rongga dengan pola
yang menyerupai garis lurus dengan jalan menyelibkan baja, kayu atau lembaran papan pada
plat tersebut. Sebagai akibatnya dihasilkan sebuah kontruksi berusuk ganda. Seringkali
didekat kolom selipan tersebut ditiadakan, sehingga terbentuk sebuah plat penuh supaya dapat
memberikan perlawanan yang lebih baik terhadap momen dan geser yang terjadi disekitar
daerah tersebut. Sedangkan untuk flat plate dan flat slab dicirikan oleh tidak adanya balok-
balok sepanjang garis kolom dalam, namun balok-balok tepi pada tepi-tepi luar lantai boleh
jadi ada atau tidak ada. Pada flat plate umumnya dipakai apabila panjang bentang tidak terlalu
besar dan beban yang bekerja bukan merupakan beban yang berat.
Secara umum sistem pelat lantai dapat dibedakan atas :
pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung, dapat ditentukan dari table 2.1. berikut :
a. Metode klasik Metode ini sebagian besar ditentukan pada teori elastis, di mana
pemakaian analisis tingkat tinggi banyak dijumpai. Metode ini didasarkan pada
fenomena fisis pelat, yaitu lenturan pelat. Lenturan dibuat model matematis dengan
menggunakan penyederhanaan-penyederhanaan
Dari hitungan momen didapatkan Mlx ( momen lapangan pada arah x), Mtx ( momen tumpuan/tepi pada
arah x), Mly ( momen lapangan pada arah y), Mty ( momen tumpuan/tepi pada arah y).Perhitungan 6. Interspasial ( Interspatial )
momen-momen tersebut harus sesuai dengan perletakan masing-masing sisi struktur pelat yang
direncanakan. Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap lantai antara untuk
memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan yang berada di dalam
1..Metode pendekatan SNI-2847-2002 Metode perencanaan langsung ( Direct Design Method ) Pada
lantai rangka di atasnya dapat di gunakan sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.
metode ini yang didapatkan adalah pendekatan momen dengan menggunakan koefisien-koefisien yang
disederhanakan. Metode portal ekivalen ( Eqivalen Frame Method ) Metode ini digunakan untuk
Contoh bangunan menggunakan strukrur interspasial :
memperoleh variasi longitudinal dari momen dan geser, maka kekakuan relative dari kolom-kolom,
berikut sistem lantai dimisalkan di dalam analisis pendahuluan dan kemudian diperiksa seperti halnya
- Louis Kahn – Salk’s Institute, California
dengan perencanaan dari struktur statis tak tentu lainnya.
7. Gantung ( Suspention )
Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan menggunakan Kelemahan :
penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai. Kekuatan unsur tekan pada Pembebanan yang berbahaya untuk struktur gantung adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan
sistem ini harus dikurangi sebab adanya bahaya tekuk, berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendaya dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh
gunakan kemampuan secara maksimal. Kabel-kabel ini dapat meneruskan beban gravitasi ke rangka di pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan
bagian atas yang terkantilever dari inti pusat. Kelebihan :
1.Elemen gantung merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas
2.Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3.Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan mengungguli semua sistem lain
4.Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5.pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi
keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan.
8. Rangka Selang Seling ( Staggered Truss )
Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap lantai bangunan
dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun di bagian bawah rangka di
atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan
ikatan angin dengan cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-
balok dan plat lantai.
9. Staggered truss 10. Rangka Kaku inti ( Rigid frame and Core)
Sistem rangka kaku pada umunya berupa grid persegi teratur terdiri dari balok horizontal dan
Konsep dasar sistem staggered trussyaitu perilaku keseluruhan kerangka (frame) sebagai balok
kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku (rigid).
kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam konteks ini, seluruh kolomsebagai balok
Prinsip rangka kaku akan ekonomis sampai 30 lantai untuk rangka baja, dan 20 lantai untuk rangka
kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam konteks ini, seluruh kolomyang terletak pada sisi
beton.
yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi sebagai sayap balok, eksterior dari gedung
berfungsi sebagai sayap balok, sementarasementaratrusstrussyang membentang dalam arah transversal Rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya penggabungan sistem struktur
pada yang membentang dalam arah transversal pada keseluruhan lebar di antara kolom keseluruhan rangka kaku (rigid frame) dengan sistem struktur ini (core). Rangka kaku akan bereaksi terhadap
lebar di antara kolom berfungsiberfungsisebagai badan dari balok sebagai badan dari balok kantilever. beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift)
lateral yang besar sehingga pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila di lengkapi
Sistem staggered truss diibaratkan sebagai kantilever vertikal. dengan struktur inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan
rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.
Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom interior
dihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar yang bebas kolom.
Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi lantai (floor-deep trusses) terletak
pada level-level alternatif garis kolom yang berdekatan, yang mengijinkan bentang pelat lantai
adalah sejarak kedua kolom yang menjadi tumpuan truss. Sehingga sistem tersebut menyediakan
kebebasan pengaturan fungsi lantai bagi arsitek.
Sumber: google.com
Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid frame and core menjadi
lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi atau puntir pada bangunan
Sistem utilitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat pengawasan dan maintenance
yang mudah, serta lebih simple, efisien dan praktis.
Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.
- Kekurangan :
Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigid frame and core termasuk baik, namun
hanya dapat digunakan pada bangunan dengan ketinggian kurang dari 50 lantai.
Dari segi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya penghalang berupa
rangka
Sumber: google.c
Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal yang mampu
Gedung dengan struktur rigid frame and
memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur. Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan
core
pada penggunaan rangka untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang
Sumber: google.com serupa dengan rangka kaku dan inti.
Meskipun sistem struktur ini terdiri dari elemen-elemen truss yang lurus, kestabilannya tetap terjaga dan
kuat karena geometri segitiganya. Beban yang ada ditumpu oleh sambungan sendi tiap rangka. Jadi
11. Rangka Batang ( Trussed Frame )
kunci utama dari struktur truss adalah sambungan sendinya.
Trussed frame atau rangka batang adalah struktur yang dibentuk dari susunan batang linier yang
digabung dan membentuk pola-pola segitiga. Sistem struktur rangka batang banyak digunakan pada
rangka jembatan, ataupun rangka kuda-kuda bangunan. Rangka batang menjadi populer karena
susunannya yang mudah dikerjakan karena terdiri dari batang-batang linier, dengan efisiennya yang
tinggi, cukup kokoh, dan stabil. Kunci dari struktur rangka batang adalah bentuknya yang segitiga
(triangulasi), dimana bentuk ini kuat untuk menahan gaya lateral dalam bangunan bertingkat tinggi.
Sistem struktur belt truss frame dan core merupakan gabungan dari 2 sistem struktur dimana
sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom fasade ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah
rangka dan inti. Pengakuan ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan
belt trussing apabila berada di bagian bawahnya.
Rangka yang diperkaku menjadi tidak efisien lagi di atas ketinggian 40 lantai karena banyak sekali akan
diperlukan bahan untuk membuat pengaku yang cukup kaku dan kuat. Efisiensi struktur bangunan
meningkat sebesar 30% dengan menggunakan rangka sabuk atau belt truss horisontal untuk mengikat Sumber: google.com Sumber: google.com
Perbandingan struktur dengan hanya menggunakan sistem core truss dengan diperkuat dengan belt
trussed frame, sehingga bangunan yang diperkuat dengan belt truss frame menjadi lebih kaku dan tahan
terhadap goncangan.
Sumber:
google.com
rangka ke inti. Rangka tersebut diikat secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom eksterior.
Apabila inti geser melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang menyalurkan tegangan-
tegangan aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya kolom-kolom ini berlaku sebagai strut untuk
melawan lendutan dari inti. Artinya, inti tersebut mengumpulkan gaya geser horisontal, dan rangka
sabuk meneruskan gaya geser vertikal dari inti ke rangka fasade. Dengan demikian bangunan akan
berlaku sebagai suatu kesatuan, serupa dengan tabung kantilever.
Jumlah tingkat bangunan yang dapat dibangun dengan rangka baja berdasar sistem strukturnya. Dapat Penempatan kolom pada sisi ruang (kolom-kolom exterior) dan kolom-kolom interior sangat
terlihat sistem belt truss mampu membuat bangunan hingga sekitar 40 lantai. menguntungkan, karena luas lantai yang dipakai akan sangat efektif, dan ruang-ruang dalam yang
terjadi sangat fleksibel, dapat dipergunakan sebagai ruang serba-guna (multi function purpose).
13. Tabung dalam Tabung (Tube in Tube System)
Penggunaan Ruang Dalam Unit dasar bangunan sistem ‘tube in tube’ yang efektif adalah jika unit
itu berbentuk simetris (bujur sangkar, lingkaran, dsb.). Bentuk-bentuk ini sangat menguntungkan
karena dengan bentuk simetris ini ruang memiliki orientasi yang netral ke segala arah.
Sistem sirkulasi dan transportasi dalam ruang yang terbentuk oleh system struktur ‘Tube iin
Tube’ ini sangat efektif, karena ruang dapat dibagi dalam luas lantai untuk pelayanan secara merata ,
sehingga tidak terjadi cross . sebagaimana terlihat pada sketsa (gambar 5) dibawah ini
14. . Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled
Tube) Pengertian Struktur Kumpulan Tabung
(Bundled Tube)
Struktur Kumpulan Tabung (Bundeled Tube) atau Struktur Tabung Majemuk adalah
struktur yang menggabungkan antara tabung individual yang satu dengan yang lain yang didesain
menjadi satu kesatuan struktur yang memiliki tabung multiuse (serbaguna) karena tabung
majemuk dapat di Determinasi (pengurangan) pada tiap ketinggian secara bebas tanpa kehilangan
kekuatan strukturnya. Sehingga seorang Arsitek dalam menerapkan struktur tabung majemuk pada
sebuah bangunan dapat dengan mudah menerapkannya dengan berbagai variasi pada pola dan
layout tiap lantai bangunan.
Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube) b. Kekurangan Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube), yaitu :
1) Pengerjaan tabung yang cukup lama, karena harus merakit tabung-tabung individu untuk
Sistem struktur kumpulan tabung memiliki konsep struktur dimana tiap kolom interior
di jadikan satu kelompok tabung.
bertindak sebagai jaring internal dari struktur kantiliver untuk menghasilkan peningkatan
2) Terdapat kolom interior, sehingga pembagian ruang cukup rumit
substansial pada kekakuan terhadap gaya geser. Kerena penerapan tabung individual di rangka
interior dapat menambah Resistansi terhadap gaya putar/momentum yang terdapat pada
bangunan.
Sehingga salah satu cara untuk mengatasi gaya putar/momentum dan meningkatkan
kekakuan struktur adalah dengan menyusun tabung individual menjadi struktur tabular dimana
hanya kolom perimeter yang menahan beban lateral yang terjadi pada bangunan.
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube)
2.3 RIGID FRAME rangka beton (Schueller, 1989). Karena sifat hubungan yang kontinuitas antara kolom dan balok,
Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier, maka mekanisme rangka kaku dalam menahan beban lateral merupakan suatu respons bersama dari
umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat balok dan kolom, terutama respons melalui lentur dari kedua jenis elemen tersebut.
mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan, dengan demikian elemen struktur
menerus pada titik hubung tersebut. Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur,
terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan
menggunakan sambungan kaku (rigid).
Sistem Rangka Kaku (Frame) atau sering disebut sebagai Struktur Portal, banyak digunakan
pada bangunan gedung. Struktur Portal sepintas memiliki konfigurasi bentuk yang sama dengan jenis
Struktur Balok-Kolom, tetapi sebenarnya mempunyai aksi struktural yang berbeda karena adanya titik
hubung atau sambungan yang kaku antara elemen balok dan elemen kolom. Adanya sambungan ini
memberikan kestabilan struktur terhadap gaya lateral.
Prinsip rangka kaku akan ekonomis sampai 30 lantai untuk rangka baja, dan 20 lantai untuk
Beban pada struktur rangka kaku (rigid frame)
a) Beban Merata
– bila penguatan pada sambungan portal, kolom bebas mengalami tekuk (b)
– penguatan pada sambungan pada kaki kolom, kolom mengalami tekuk lebih kecil (c)
– penguatan pada pondasi dengan sendi kaku, deformasi kolom lebih kecil (d)
Pondasi adalah lapisan terbawah dan pendukung suatu struktur. Pondasi pada umumnya dibagi menjadi
dua kategori, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
a. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman pondasi
didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang dari 3m. Kedalaman
Beban berlebih yang menyebabkan lenturan lateral disebut beban kritis sekaligus merupakan pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai pedoman. Pondasi dangkal
beban maksimal yang masih mampu ditopang oleh kolom. Perlu diingat bahwa beban lateral umumnya biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban
dapat mempunyai arah yang berlawanan dengan yang tergambar. yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu
Karena itu, umumnya yang terjadi adalah momen yang saling memperbesar, jarang yang saling tinggi, pondasi dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat
memperkecil. Apabila momen maksimum kritis, gaya aksial dan geser internal telah diperoleh, maka buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk
penentuan ukuran penampang elemen struktural dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito alluvial, dll. Beberapa jenis
pondasi dangkal seperti:
1) Mengidentifikasi momen dan gaya internal, maksimum yang ada di bagian elemen struktur 1) Pondasi tapak
tersebut, selanjutnya menentukan ukuran penampang di seluruh elemen tersebut berdasarkan gaya
dan momen internal tadi, sampai ukuran penampang konstan pada seluruh panjang elemen
struktur tersebut. Cara ini seringkali menghasilkan elemen struktur yang berukuran lebih (over- Pondasi tapak digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom struktural. Pondasi
size) di seluruh bagian elemen, kecuali titik kritis. Oleh karena itu, cara ini dianggap kurang pad ini dapat dibuat dalam bentuk bukatan (melingkar),
efisien dibanding cara kedua berikut ini. persegi atau rectangular. Jenis pondasi ini biasanya
2) Menentukan bentuk penampang sebagai respon terhadap variasi gaya momen kritis. Biasanya cara terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan
ini digunakan dalam desain balok menerus. yang seragam, tetapi pondasi pad dapat juga dibuat
dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini
- Kelebihan rangka kaku : dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.
1. Kemudahan konstruksi, pekerja dapat mempelajari keterampilan konstruksi dengan mudah, Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi
membangun dengan cepat dan dapat dirancang secara ekonomis. dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam.
2. Kemungkinan perencanaan dan pemasangan jendela karena pengaturan persegi panjang
terbuka.
3) Pondasi tikar
Pondasi tikar/ pondasi raft digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas,
biasanya dibuat untuk seluruh area struktur. Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau
Pondasi pile merupakan jenis pondasi yang dibuat dalam berbentuk ramping yang ditujukan untuk
beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi saling berinteraksi.
mengirimkan beban melalui jenis lapisan tanah dengan jenis daya dukung rendah hingga
tercapai jenis tanah yang lebih dalam atau lapisan batuan yang memiliki kapasitas daya dukung
yang tinggi. Pondasi pile digunakan ketika dengan pertimbangan nilai ekonomi, konstruksi
atau tanah yang diinginkan untuk mengirimkan beban diluar jangkauan praktis dibandingkan
menggunakan jenis pondasi dangkal. Selain mendukung struktur, pondasi pile juga digunakan
untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam
melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
b. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana
daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah,
pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan
2) Pondasi pier
Besar diameter dan kedalaman galian dan juga sistim penulangan beton bertulang didesain
berdasarkan daya dukung tanah dan beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga
hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan untuk menahan beban struktur melawan
Pondasi pier adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan cara
gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian
tersebut. Satu keuntungan pondasi pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah
dibandingkan dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya kerugian yang
2. Balok
dialami adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran maka
kekuatan jenis pondasi tidak menjadi normal. Pondasi pier standar dapat dibuat dari beton Balok merupakan elemen struktural kaku yang dirancang untuk membawa dan mentransfer beban
bertulang pre cast. Karena itu, aturan perencanaan pondasi pier terhadap balok beton melintasi ruang untuk diteruskan ke elemen kolom. Pada bangunan tinggi dengan struktur rigid frame,
diafragman adalah mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan. biasanya material balok yang digunakan adalah baja dan beton bertulang.
a. Balok baja
3) Pondasi Caissons (Bor Pile)
Dalam bangunan bertingkat tinggi, penggunaan rangka baja memberikan efek ekonomi yang
Pondasi Caissons (Bor Pile) adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan signifikan, terutama ketika kolom luar yang sering dipasok terletak di bidang yang sama dengan
tanah, pondasi di tempatkan sampai kedalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang dinding luar.
dengan sistem pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan b. Balok beton bertulang
kemudian pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang terhadap lobang yang
Beton bertulang (reinforced concrete) adalah beton yang dikombinasikan dengan tulangan baja
sudah di bor. Sistem pengeboran dapat dilakukan dalam berbagai jenis, baik sistem manual
dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan
maupun sistem hidrolik.
atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa batang-batang baja yang
ditanamkan didalam beton dapat memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. Beberapa alasan
yang menguatkan bahwa baja tulangan dan beton dapat bekerjasama dalam menahan beban,
yaitu:
Kekuatan lekatan (bond) antara baja dan beton dapat berinteraksi mencegah selip pada
beton keras.
Campuran beton yang baik mempunyai sifat kedap air yang dapat mencegah korosi pada
baja tulangan.
3. Kolom
Kolom merupakan bagian dari elemen atau komponen struktur suatu bangunan gedung yang berfungsi
sebagai penyalur beban yang berasal dari beban diatas pelat, berat pelat sendiri, dan balok yang
kemudian disalurkan ke pondasi. Rangka bangunan berfungsi untuk menerima atau menahan beban,
sedangkan dinding hanya berfungsi sebagai penyekat atau pengisi. Kolom portal harus menerus tidak
boleh digeser untuk penyaluran beban sampai ke pondasi dan ke tanah.
Desain bangunan pada struktur rangka kaku (rigid frame) pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
struktur lain. Mengingat sambungan-sambungan yang sangat rapat antara balok dan kolom yang
Sambungan pada material beton
membuat bangunan menjadi kokoh. Pada bangunan dengan struktur rangka kaku, sambungan antara
balok dan kolom dibuat kaku. Material yang digunakan pada struktur ini bisa berupa rangka baja atau
4. Dinding
rangka beton.
Dinding merupakan elemen vertikal yang terbuat dari batu bata atau beton bertulang. Dinding dapat
disebut bearing walls apabila fungsi utama struktur adalah untuk mendukung beban gravitasi, dan shear
walls, apabila fungsi utamanya adalah menahan beban lateral, seperti beban angin dan gempa. Pada
struktur kaku, dinding hanya berfungsi sebagai penyekat atau pengisi. Untuk itu material yang
digunakan pada dinding bisa berupa batu bata.
5. Plat lantai
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh: FLAT SLAB
1) Besar lendutan yang diinginkan. Struktur flat slab atau yang dikenal sebagai pelat cendawan atau pelat datar merupakan salah
2) Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung. satu inovasi dalam perkembangan struktur pelat. Struktur flat slab menurut (McCornac, 2000)
3) Bahan material konstruksi dan pelat lantai. adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang mentransfer beban secara langsung ke kolom
pendukung tanpa bantuan balok, flat slab termasuk pelat beton dua-arah dengan capital, drop
fungsi dari pelat lantai adalah untuk menerima beban yang akan disalurkan ke struktur lainnya. Pada
panel, atau keduanya. Kegagalan struktur yang dapat terjadi pada struktur flat slab ini adalah
pelat lantai merupakan beton bertulang yang diberi tulangan baja dengan posisi melintang dan
terjadinya keretakan pada daerah pertemuan kepala kolom dengan pelat. Hal ini terjadi karena
memanjang yang diikat menggunakan kawat bendrat, serta tidak menempel pada permukaan pelat baik
ada gaya yang disebut dengan gaya geser pons pada kolom yang menekan pelat. Untuk
bagian bawah maupun bagian atas. dapun ukuran diameter, jarak antar tulangan, posisi tulangan
mengurangi potensi kegagalan geser pons maka dilakukan penebalan atau yang biasa disebut
tambahan bergantung pada bentuk pelat, kemampuan yang diinginkan untuk pelat menerima lendutan
dengan drop panel pada daerah kepala kolom supaya menambah ketahanan pada geser pons.
yang diijinkan. Konstruksi untuk pelat lantai dapat dibuat dari berbagai material, contohnya kayu,
Struktur flat slab menurut (Asroni, 2010) memiliki beberapa keuntungan yaitu fleksibilitasnya
beton, baja dan yumen (kayu semen). Pada bangunan high rise dengan struktur rigid frame, biasanya
terhadap tata ruang; waktu pengerjaannya relatif lebih pendek; hal ini dapat dilihat dari proses
material pelat yang digunakan adalah pelat beton dan pelat baja.
pembuatan bekisting pelat yang langsung dapat dibuat merata secara keseluruhan tanpa harus
a. Pelat beton
membuat bekisting balok-baloknya terlebih dahulu; kemudahan dalam pemasangan instalasi
Pelat lantai beton ini umumnya bertulang dan di cor ditempat, bersama dengan balok penumpu dan mekanikal dan elektrikal; menghemat tinggi bangunan (tinggi ruang bebas lebih dikarenakan
kolom pendukungnya. Pelatlantai ini dipasang tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan tidak adanya pengurangan ketinggian akibat balok dan komponen pendukung struktur lainnya);
silang untuk menahan momen tarik dan juga lenturan. pemakaian tulangan pelat bisa dengan tulangan fabrikasi (welded wire mesh).
Slab (pelat) adalah sebuah elemen struktur horizontal yang berfungsi menyalurkan beban mati
maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu sistem struktur. Elemen-
elemen horizontal tersebut dapat dibuat bekerja dalam satu arah ataupun bekerja dua arah yang
saling tegak lurus (biaksial).
Menurut sistem strukturnya, pelat dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
1. Pelat tipis lendutan kecil
Pelat lendutan kecil merupakan pelat dengan perbandingan tebal terhadap panjang sisi
terpendek <= 1/20 (lebih kecil atau sama dengan) dan ukuran lendutan yang terjadi <= 0,20
Disebut pelat satu arah jika pelat memiliki perbandingan antara panjang dan lebar >= 2 (lebar
besar atau sama dengan). Pelat satu arah biasa digunakan dan dirancang sebagai balok dengan Drop Panel
ukuran lebar tertentu dan disertai tulangan susutpada arah tegak lurus tulangan lentur. Jika drop panel digunakan pada struktur flat slab untuk mengurangi jumlah tulangan momen
negatif pada kolom
2. Pelat dua arah atau tebal pelat perlu minimum, syarat drop panel ditentukan pada peraturan (SNI 2847:2013
Pasal 13:2.5)
Jika perbandingan antara panjang dan lebar <2 maka disebut pelat dua arah. Metode 1. Menjorok di bawah slab paling sedikit seperempat tebal slab di sebelahnya; dan
perancangan pada pelat dua arah dapat berbagai macam, seperti pendekatan semi elastic, 2. Menerus dalam setiap arah dari garis pusat tumpuan dengan jarak tidak kurang dari
metode garis lelah dan metode jalur seperenam panjang bentang yang diukur dari pusat ke pusat tumpuan dalam arah tersebut.
Detail kolom
Dimensi kolom 800 x 800 mm dengan menggunakan tulangan polos sengkang 4 kaki diameter 10 mm
jarak 150 mm. tulangan ulir diameter 22 mm.
Detail kolom
Dimensi kolom 400 x 400 mm dengan menggunakan tulangan polos sengkang 4 kaki diameter 10 mm
jarak 150 mm. tulangan ulir diameter 13 mm b
Kelebihan yang didapat bila menggunakan flat slab sangat banyak, adapun keuntungan flat slab
menurut Darsono (2002) yaitu fleksibilitasnya terhadap tata ruang; waktu pengerjaannya relatif lebih pendek, hal
Tampak depan drop panel
ini dapat dilihat dari proses pembuatan bekisting pelat yang langsung dapat dibuat merata secara keseluruhan
tanpa harus membuat bekisting balok baloknya terlebih dahulu; kemudahan dalam pemasangan instalasi
mekanikal dan elektrikal; menghemat tinggi bangunan (tinggi ruang bebas lebih besar dikarenakan tidak adanya
pengurangan ketinggian akibat balok dan komponen pendukung struktur lainnya); pemakaian tulangan pelat bisa
dengan tulangan fabrikasi (wire mesh). Dengan berbagai keuntungan di atas diharapkan penggunaan metode flat
slab banyak digunakan pada pembangunan infrstruktur di Indonesia.
BAB II
STUDI KASUS
Kerugian yang didapat jika menggunakan konstruksi Flat Slab antara lain, batasan kemampuan bentang
yang relatif pendek (15-25 kaki bahkan hingga 35 kaki) yang dapat digunakan pada jenis bangunan dengan
susunan partisi yang sering (padat), contohnya apartment ; selain itu rasio kedalaman bentang yang besar dapat
menyebabkan munculnya defleksi atau pembengkokan berlebihan dari platnya. 3.1 LEVER HOUSE
tampilan yang bersih dan lapang
Firma arsitek : SOM menyimpang dari Gedung Pencakar langit pada umumnya dalam hal mendistribusikan gravitasi dan
Kontraktor utama : George A. Fuller Company beban angin. Tujuan arsitek untuk menyelipkan inti core di bagian belakang di bangunan
membutuhkan dua system untuk menahan angin utara-selatan. Di sisi barat bangunan, Hubungan
Tinggi : 93,57m
momen berat antara kolom dan balok memberikan kekakuan yang dibutuhkan. Dengan demikian,
Luas lahan : 289.584 ft2
peran rangka baja menjadi ganda.Rangka baja membawa beban vertical ke tanah serta berpartisipasi
Dibangun : 1950-1952
dalam menahan gaya angin.
The Lever House adalah gedung pencakar langit yang berlokasi di 390 Park Avenue di Midtown
Manhattan, New York City. Dibangun dengan Gaya Internasional sesuai dengan prinsip desain Ludwig
Mies van der Rohe, bangunan ini dirancang oleh Gordon Bunshaft dan Natalie de Blois dari Skidmore,
Owings and Merrill. Selesai pada tahun 1952, itu adalah gedung pencakar langit dengan dinding kaca
(curtain wall) kedua di New York City setelah Gedung Sekretariat PBB. Gedung ini memiliki tinggi
307 kaki atau 93,57m. Pembangunan gedung Lever House menandai titik transisi di wilayah Park
Avenue, mengubahnya dari bulevar gedung apartemen dari batu menjadi salah satu gedung kaca
pertama ketika perusahaan ini mengadopsi Gaya modern untuk kantor pusat baru mereka.
Bangunan itu menampilkan kaca tahan panas berwarna biru-hijau 24 lantai dan struktur baja tahan
karat. Dinding kaca dirancang untuk mengurangi biaya pengoperasian dan perawatan properti. Dinding
kaca dibuat rapat tanpa jendela yang bisa dioperasikan. Ini memungkinkan jauh lebih sedikit debu dari
kota yang masuk ke dalam gedung. Sifat kaca yang tahan panas juga membantu menekan biaya AC.
Lantai dasar tidak berisi penyewa. Sebaliknya, lantai ini menampilkan alun-alun terbuka dengan
taman dan jalur pejalan kaki. Hanya sebagian kecil dari lantai dasar yang dilapisi kaca dan marmer.
Lantai dasar menampilkan ruang untuk pajangan dan pengunjung yang menunggu, lobi, dan
auditorium. Lantai kedua dan terbesar berisi ruang tunggu karyawan, ruang medis, dan fasilitas kantor
umum. Di lantai tiga ada kafetaria dan teras karyawan. Kantor Lever Brothers dan anak perusahaannya
1. Pondasi
menempati lantai yang tersisa dengan penthouse eksekutif di lantai 21. Tiga lantai teratas ini adalah
menara pendingin dan berbagai fungsi HVAC lainnya. Udara dari menara ini disebarkan melalui Bangunan Lever house menggunakan pondasi tiang pancang. Satu titik kolom pada pondasi
saluran besar yang terletak di bagian atas langit-langit bangunan. Pengkabelan untuk pencahayaan terdapat 3 atau 4 tiang pancang sesuai dengan ukuran masing masing pondasi. Penggunaan tiang
tersembunyi serta elektronik lainnya juga dipasang di atas drop ceiling, memberikan ruang kantor pancang pada bangunan ini bertujuan untuk menyangga dan menyalurkan beban ke dalam tanah.
4. Plat lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
Tulangan spiral tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh
balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Pada bangunan Lever House, pelat lantai
yang digunakan adalah bondek atau pelat baja bergelombang.
Tulangan spiral
Tulangan spiral
5. Dinding
Bangunan lever house memakai dinding kaca atau curtain wall. Terjadi perubahan fasad antara lantai
2. Kolom terbawah dari Menara dengan lantai teratas dari podium. Hal ini dilakukan agar secara visual terlihat
perbedaan antara bangunan Menara dengan bangunan yang di bawahnya.
Kolom merupakan bagian dari elemen atau komponen struktur suatu bangunan gedung yang
berfungsi sebagai penyalur beban yang berasal dari beban diatas pelat, berat pelat sendiri, dan balok
yang kemudian disalurkan ke pondasi. Pada bangunan lever house ini, material kolom yang
digunakan adalah baja.
3. Balok
Balok merupakan elemen struktural kaku yang dirancang untuk membawa dan mentransfer beban
melintasi ruang untuk diteruskan ke elemen kolom. Pada bangunan lever house, material balok yang
Tepi ini membantu mencegah
digunakan adalah baja. air dari hubungan langsung ke
kaca dengan mengalihkannya
langsung ke bawah.
Slot ke kanan memungkinkan
terjadinya kondensasi di luar
dinding kaca, dan tidak mem-
pengaruhi bingkai.
Kaca spandrel
Aluminium
Plafon
Seperti sambungan balok dan kolom, sambungan antar kolom pada bangunan ini juga dilakukan
dengan cara mengelas. Hal ini dilakukan agar kolom menjadi lebih kaku.
3. Sambungan kolom ke pile cap 3.2 STRUKTUR DROP PANEL GEDUNG JOGJA APARTEMEN
3.1.4 Pembebanan
Pembebanan pada model struktur terdiri atas pembebanan statik dan dinamik (gempa), beban
hidup orang luasan (Soelarso dan Baehaki, 2017). Beban mati, hidup, hujan dan beban gempa
digunakan dalam bentuk kombinasi.
Gambar. Denah drop panel dan flat slab lantai 1 Jogja apartemen
BAB IV
Pembebanan
Pembebanan pada model struktur terdiri atas pembebanan statik dan dinamik (gempa), beban dari
atap (rangkadan penutup atap, plafond dan aksesoris), dan beban hidup orang luasan (Soelarso dan
Baehaki, 2017). Beban mati, hidup, hujan dan beban gempa digunakan dalam bentuk kombinasi.
Kesimpulan
4.2 STRUKTUR DROP PANEL GEDUNG JOGJA APARTEMEN Berdasarkan hasil desain ulang struktur gedung jogja apartemen didapat kesimpulan sebagai berikut :
a. Struktur bangunan yang didesain ulang menggunakan balok konvesional memiliki berat yang lebih
Dibangun didaerah gempa. Perilaku dan metoda desain flat slab terhadap beban gravitasi telah dikenal ringan pada struktur pelat lantaimya sehingga dapat disimpulkan bangunan lebih aman terhadap
dengan baik, tetapi terhadap beban lateral beberapa masalah belum dapat dirumuskan dengan pasti parameter beban gempa yaitu Baseshear, Displacement, pengaruh P-Delta, dan ketidak beraturan
(Dovich dan Weght, 2005). Kelemahan tersebut mengakibatkan ditetapkannya pembatasan penggunaan struktur.
flat slab. ASCE 7-05 menetapkan batasan tinggi maksimum untuk struktur flat slab (dalam hal ini belum b. Pelat lantai yang mengalami penurunan ketebalan (0,52 persen) dapat disimpulkan bahwa miliki
ada pembatasan dalam SNI) SNI 2847:2013 memasukan flat slab ke dalam struktur rangka pemikul volume pekerjaan beton yang lebih sedikit namun tidak dapat disimpulkan bahwa waktu pekerjaan
momen menengah dengan konsekuen flat slab sebagai single system hanya dapat digunakan pada lebih cepat karena pekerjaan struktur flat slab tanpa membuat struktur balok. Sebanding dengan
wilayah gempa ringan atau sedang. penurunan ketebalan pelat lantai rasio tulangan baja pada pelat juga mengalami penurunan sebesar
Melihat dari beberapa kelemahan tersebut penelitian ini menggunakan struktur balok konvensional (0,53 persen) sehingga dapat disimpulkan dalam pekerjaan pembesian pelat lebih cepat dibanding flat
sebagai pengganti flat slab karena dirasa lebih aman melihat struktur bangunan termasuk kedalam slab.
struktur rangka pemikul momen khusus dan termasuk kedalam wilayah gempa sedang atau berat. Desain c. Balok desain ulang memiliki penurunan dimensi (33,2 persen) dibandingkan desain awal hal tersebut
balok yang diteliti memiliki bentuk dan letak yang berbeda beda pada setiap lantai dan ruangan melihat disebabkan berkurangnya beban pelat lantai karena penurunan ketebalan. Untuk tulangan baja balok
dari luas pelat lantai dan beban yang diterima. desaian ulang dilakukan untuk menganalisa perbedaan desain ulang juga mengalami penurunan sebesar (39,06 persen) hal ini disebabkan karena tulangan
balok awal yang sudah ada dan ketebalan pelat lantai. desain ulang dilakukan tehadap gedung Jogja baja, dengan mutu yang lebih tinggi dan juga berkurangnya beban dari pelat lantai
apartemen yang menggunakan struktur flat slab dan drop panel. redesain dilakukan menggunakan
peraturan SNI 2847:2013 untuk struktur beton bertulang, untuk tulangan baja yang digunakan.
Balok berdasarkan harus dirancang terhadap 4 analisis yaitu :
(1) kapasitas lentur balok
(2) kapasitas geser balok
(3) kapasitas puntir torsi dan
(4) kapasitas sambungan balok kolom.
Struktur balok dilapangan sangat banyak ditemui baik bangunan tingkat rendah maupun gedung tingkat
tinggi sehingga dilalukannya penelitian desain ulang gedung tingkat tinggi yang menggunakan flat slab
dan drop panel digantikan dengan struktur balok guna mengetahui tingkat kelayanan struktur bangunan
terutama terhadap gempa bumi.
DAFTAR PUSTAKA
- arsitektur.com, (18 Oktober 2015), Sistem Struktur Inti Bangunan Tinggi, diakses pada 28
September 2020, dari https://berandaarsitek.blogspot.com/2015/10/sistem-struktur-inti-core-
structure.html
- hesa.co.id, (18 April 2017), analisis struktur, diakses pada 29 0ktober 2020, dari
https://hesa.co.id/analisis-struktur/
- tucepindia.blogspot.com, 18 Oktober 2014, The efficient use of outrigger and belt truss in tall
building, diakses pada 29 September 2020, dari http://tucepindia.blogspot.com/2014/10/the-
efficient-use-of- outrigger-belt.html