Subelo Winoyo
Fakultas Hukum
Universitas Pasundan
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Teriring syukur kepada-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan diskusi
ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW., para keluarganya, sahabatnya, dan
inshaallah kepada kita semua sebagai umatnya.
Tanpa seizin Allah SWT, sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas laporan
diskusi pada mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Penulis tentu
menyadari bahwa laporan diskusi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan diskusi ini, agar
laporan diskusi ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan diskusi ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Subelo Winoyo sebagai
dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karena telah memberikan tugas
ini, sehingga bertambahnya ilmu yang dimiliki oleh penulis dan juga anggota
kelompok lainya. Demikian, semoga laporan diskusi ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Diskusi
1. Untuk dapat menyadari dan menguji bukti-bukti sistem nilai, pendapat dan
respon dari suatu gagasan atau orang lain.
4
2. Untuk menguji secara kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan
orang lain.
3. Untuk bertukar pikiran dan ide.
4. Untuk belajar mengungkapkan serta menanggapi keterangan yang relevan.
5. Untuk mengaitkan data dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan
latar belakang yang berbeda-beda.
5
BAB II ISI
Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhannan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah manusia.
6
B. Landasan Epistemologis Pancasila
7
Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila, di mana
sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainny, sila kedua
didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan
kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari
dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila
pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelma, sila kelima
didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.
1) Isi arti Pancasila yang umum universal, yaitu hakikat sila-sila Pancasila yang
merupakan inti sari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam
pelaksanaan dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam
realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.
2) Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman
kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.
3) Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila
dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki
sifat khhusus konkrit serta dinamis (lihat Notonagoro, 1975: 36-40)
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya
8
juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa
kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila.
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan
logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu
sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah
hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.
Nilai (value dalam Inggris) berasal dari kata Latin valere yang artinya kuat, baik,
berharga. Dalam kajian filsafat merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak yang
dapat diartikan sebagai “keberhargaan” (worth) atau “kebaikan” (goodness).
Nilai itu sesuatu yang berguna. Nilai juga mengandung harapan akan sesuatu
yang diinginkan.
Nilai adalah suatu kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia (dictionary of sosiology an related science). Nilai itu suatu
sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek. Ada berbagai macam teori
tentang nilai.
9
dipergunakan sebagai asas dan pendirian hidup, sebagai suatu pangkal sudut
pandangan dari subjek ilmu pengetahuan dan juga menjadi objek ilmu pengetahuan
atau hal yang diselidiki. Penggunaan istilah “asas dan pendirian hidup” mengacu
pada sikap dan pedoman yang menjadi rambu normatif dalam tindakan dan
pengambilan keputusan ilmiah. Pancasila adalah gagasan vital yang berasal dari
kebudayaan Indonesia, artinya nilai-nilai yang benar-benar diramu dari sistem nilai
bangsa Indonesia sendiri.Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
menurut cara pandang Daoed Joesoef adalah sebagai tuntunan dan pertimbangan
nilai dalam pengembangan iptek. Oleh karena itu, Pancasila memiliki metode
tertentu dalam memandang, memegang kriteria tertentu dalam menilai sehingga
menuntunnya untuk membuat pertimbangan tertentu tentang gejala, ramalan, dan
anjuran tertentu mengenai langkah-langkah praktikal
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Beberapa terminologi yang dikemukakan para pakar untuk
menggambarkan peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, antara lain
10
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil diskusi ini, saya sebagai penulis dan juga seluruh anggota kelompok
mencoba menelaah dasar dasar pemikiran terhadap pancasila. Dari mulai segi
dimensi ontologis, epistemologis, sampai kepada dimensi aksiologisnya. Ditinjau
dari setiap dimensi, pancasila adalah satu kesatuan nilai yang memiliki tujuan dan
kristalisasi dari tujuan tujuan tertentu. Kembali lagi kepada kedudukan pancasila
sebagai falsafah kehidupan bangsa sudah semestinya sebagai warga negara yang
baik mempelajari dan menelaah lebih jauh terhadap nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Termasuk kegiatan berfilsafat terhadap pancasila adalah usaha kita
untuk menafsirkan maksud maksud dan tujuan para pendiri bangsa sehingga
diharapkan setiap warga negara terilhami nilai nilai pancasila dan dapat menjadi
pedoman bagi setiap kegiatan bangsa itu sendiri. Akhir kata saya sebagai penulis
dan juga anggota kelompok yang terlibat mengucapkan terimakasih sebesar
besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan diskusi. Terkhusus
kepada bapak Subelo Winoyo. Semoga apa yang dilakukan penulis dan juga teman-
teman yang terlibat dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang berguna bagi
kami semua.
11