Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIOKIMIA NUTRISI

FUNGSI DAN METABOLISME VITAMIN E

DISUSUN OLEH :

Litayani Dafrosa Sihaloho 4411412016


Dwi Susanti 4411412036

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme
tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari
makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu)
untuk reaksi enzimatik.
Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi
kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan
darah.Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya
kebutuhan vitamin yang berbeda.
Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan
jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari. Vitamin
ditemukan di berbagai jenis makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, sereal (biji-bijian),
daging, ikan dan produk-produk susu. Kadar vitamin termasuk penyimpanan dan
pengolahannya tergantung dari jenis makanan itu sendiri. Penyimpanan dan pengolahan yang
lama akan mengurangi kadar vitamin di dalam makanan.
Vitamin E merupakan suatu zat antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia
karena memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan sel dari radikal bebas.
Dengan kemampuannya sebagai zat antioksidan, vitamin E dapat mengurangi resiko
penyebab berbagai macam penyakit, seperti jantung, kanker, kemandulan dan diabetes.
Sumber vitamin E dapat diperoleh secara alami maupun sintetis. Sumber vitamin E alami
selain banyak dihasilkan dari tanaman, juga dapat diperoleh dari ikan (Fujisawa et al., 2010).
Namun vitamin E yang berasal dari alam masih tercampur dengan matriks-matriks yang lain.
Oleh karena itu, vitamin E disintesis agar dihasilkan vitamin E yang lebih murni sehingga
mudah diserap oleh tubuh.
Secara konvensional vitamin E dapat disintesis melalui reaksi antara isofitol dan
trimetilhidrokuinon dengan menggunakan katalis homogen yang bersifat asam Lewis atau
asam Brǿnsted seperti ZnCl2, SnCl2, BF3 , dan AlCl3 melaporkan bahwa asam heteropoli
H3PW12O40 dan H3SiW12O40 dapat digunakan sebagai katalis homogen dalam sintesis
vitamin E dengan rendemen 93.45% dan kemurnian 89.9%. Namun penggunaan katalis ini
mulai ditinggalkan karena menimbulkan banyak masalah meskipun rendemen vitamin E yang
dihasilkan tinggi. Katalis homogen berada dalam satu fasa dengan produk sehingga proses
pemisahannya banyak mengalami kendala.
Vitamin E merupakan senyawa organik yang diperlukan dalam jumlah kecil tetapi sangat
esensial sebagai antioksidan, pelarut lemak dan memelihara fertilitas. Vitamin E secara
alamiah banyak terdapat dalam minyak tumbuhan, sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan hemolisis sel-sel darah merah dan anemi,
penuaan dini, kulit keriput dan kemandulan. Senyawa yang merupakan turunan vitamin E
sangat beraneka ragam, namun yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi adalah dalam
bentuk senyawa α-tokoferol Vitamin E selain diperoleh secara alamiah juga dapat diperoleh
dari hasil sintesis. Pada penelitian terdahulu, telah dilakukan sintesis vitamin E dari trimetil
hidrokuinon dan isofitol.
Reaksi sintesis vitamin E atau yang sering dikenal dengan α-tokoferol merupakan reaksi
asilasi Friedel–Craft dari trimetil hidrokuinon dan isofitol menggunakan katalis asam yang
berfungsi mempercepat reaksi. Parameter baik atau tidaknya suatu katalis dapat ditinjau dari
aktivitas terhadap suatu reaksi. Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas katalis adalah
keasaman dan luas permukaan katalis yang digunakan. Tingkat keasaman katalis yang
berbeda akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Katalis yang biasa digunakan dalam
sintesis vitamin E adalah katalis homogen dengan kriteria sifat asam Lewis yang cukup
tinggi..

2.Rumusan Masalah
a. Aktivitas anti oksidan vitamin E telah menarik banyak kelompok untuk mempelajari
kegunaanya untuk mencegah penyakit kronis, terutama yang diyakini memiliki
komponen stres oksidatif seperti kardiovaskular , aterosklerosis, dan kanker. Dari
sekian asumsi tentang berbagai manfaat tentang vitamin E, namun apa fungsi dan
spesifikasi antioksidannya, bagaimana perannya dalam hubungan sel serta bagaimana
metabolismenya ?
b. Adakah dampak buruk dari kekurangan dan kelebihan dalam mengkonsumsi vitamin
E?
3.Tujuan
a. untuk mengetahui dan memastikan fungsi dan proses metabolisme vitamin E sebagai
antioksidan dan fungsi lain dari Vitamin E .
b. untuk mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan dalam mengkonsumsi vitamin E.
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI
Vitamin E (alfa-tokoferol) adalah suatu antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh
terhadap kerusakan oleh senyawa kimia reaktif yang dikenal sebagai radikal bebas. Vitamin E
dan selenium (suatu mineral esensial yang merupakan komponen dari enzim antioksidan)
mempunyai sifat yang sama.
B. SEJARAH PENEMUAN
Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh Dr. H.M Evans dari California
melalui penelitian untuk mempertahankan kehamilan normal tikus betina diperlukan suatu
subtansi tak dikenal. Tanpa bahan ini, janin tikus akan mati dalam sepuluh hari saat
dikandung. Tikus jantan yang kekurangan bahan ini juga mengalami kelainan pada testisnya.
Sehingga saat itu vitamin E disebut sebagai vitamin anti kemandulan. Pada wanita juga
dianjurkan sebagai perawatan untuk kemandulan, kelainan menstruasi, peradangan vagina,
gejala menopause, mencegah keguguran dan kesuburan benih.
Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak tepung gandum. Disebut
vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D.
Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang disebut
’tocopherol’.
Kata ’tocopherol’ berasal dari bahasa Yunani: Toketos yang berati ’kelahiran anak’ dan
Phero berarti ’saya bawa’, akhiran ’-ol’ ditambahkan untuk menunjukkan bahwa bahan ini
merupakan salah satu dari alkohol yang menyebabkan mabuk jika dikonsumsi dalam jumlah
banyak.
C. SIFAT DAN FUNGSI VITAMIN E
Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak seperti minyak, lemak,
alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh
hanya dapat dicerna dalam empedu hati.vitamin ini tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga
harus dikonsumsi dari makanan dan suplemen.
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi.
Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu
100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila
terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap.
Vitamin E di temukan 8 jenis senyawa yang mengandung aktifitas vitamin E yaitu:
d alfa tokoferol, d beta tokoferol
d gamma tokoferol, d delta tokoferol
d alfa tokotrienol, d beta tokotrienol
d gamma tokotrienol,d delta tokotrienol
diantara jenis-jenis tersebut d alfa tokoferol memiliki biopotensi yang terbesar dan
menunjukkan aktivitas biologis vitamin E yang asli.

Keterangan: Z. = radikal bebas, AH= antioksidan, ZH= non radikal, A. = radikal baru bersifat
lebih stabil

Gambar1. Reaksi vitamin E dengan radikal bebas

Fungsi terpenting vitamin E adalah sebagai antioksidan. Adapun fungsi vitamin E yang
lain dapat menstimulasi respon imunologi. Kemampuan peningkatan imunologi terlihat dalam
peningkatan kekebalan tubuh.selain itu vitamin E dalam tubuh dapat menghambat konversi
nitrit dalam asap rokok menjadi nitrosamin dalam perut. Nitrosamin dikenal sebagai promotor
tumo kanker yang berbahaya.
Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin ini terdapat
dalam bagian makanan yang berminyak, dan dalam tubuh hanya dapat dicerna oleh empedu,
di hati, karena tidak larut dalam air. Vitamin E sangat di butuhkan oleh tubuh kita.
D. VITAMIN E DAN MANFAATNYA
Vitamin E dan radikal bebas (free radical). Kedua istilah ini pasti sering Anda dengar. Tak
hanya pada makanan, tapi juga pada berbagai produk kecantikan, vitamin E selalu
diunggulkan ampuh untuk memerangi radikal bebas.Apa sih vitamin E itu? Mengapa selalu
dihubungkan dengan radikal bebas? Apakah vitamin E hanya ampuh untuk melawan radikal
bebas?
Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin ini terdapat
dalam bagian makanan yang berminyak, dan dalam tubuh hanya dapat dicerna oleh empedu,
di hati, karena tidak larut dalam air.
a. Fungsi vitamin E
Selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan
fertilitas, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner, vitamin E memiliki
peran sangat penting bagi kesehatan kulit.
Vitamin E menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses
penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta
mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu, fungsi vitamin E ialah :
 Dapat mencegah keguguran pada wanita.
 Dapat mengurangi rasa panas di dalam tubuh dan mengurangi depresi pada wanita
menopause.
 Sangat penting untuk memaksimalkan fungsi otot.
 mencegah peroxidation pigmentasi akibat pembentukan asam lemak tak jenuh tinggi.
 mencegah nekrosis hepatik yang disebabkan oleh kekurangan belerang yang
mengandung asam amino dan selenium.
Vitamin E membantu melawan radikal bebas, yang bermanfaat bagi kulit dan membantu
mencegah pembentukan kerutan dengan mencegah kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh
sinar ultraviolet. merupakan pelindung penyakit jantung dan diabetes. mencegah kerusakan
jaringan dalam kasus iskemia dan cedera, mengurangi gejala kaki kram dan rheumatoid
arthritis, dan memiliki efek antikoagulan.
vitamin e berguna dalam membatasi kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh merokok,
dan kerusakan jaringan dari radikal bebas yang dipercepat dengan pecandu alkohol.
Melindungi tubuh dari berbahaya tumor Vitamin E mengurangi penggumpalan darah di dalam
pembuluh darah.
b. Fungsi vitamin E sering dihubungkan dengan radikal bebas dan antioksidan
Beberapa bagian yang penting didalam tubuh dimana vitamin E berfungsi sebagai
antioksidan yaitu pada sel membran atau lebih tepatnya pada lipid sel membran. Sirkulasi
LDL (low Density Lipoprotein), paru-paru, hati dan jaringan adrenalin.
Vitamin E sebagai antioksidan karena mudah teroksidasi. Dengan demikian dapat
melindungi senyawa lain dari oksidasi karena fungsinya sebagai antioksidan inilah, vitamin E
merupakan pertahanan utama melawan oksigen perusak, lipid perosida, dan radikal bebas
serta menghentikan reaksi berantai dan radikal bebas.
Radikal bebas adalah hasil oksidasi molekul di dalam tubuh. Sebenarnya, jika diproduksi
dalam jumlah yang pas, radikal bebas dibutuhkan bagi kesehatan dan fungsi tubuh, yaitu
untuk memerangi peradangan, membunuh bakteri merugikan serta mengendalikan tonus otot
polos pembuluh darah dan organ lain dalam tubuh. Tapi bila diproduksi melebihi batas,
radikal bebas dapat menyerang sel-sel tubuh. Sehingga berubah fungsi. Perubahan fungsi sel
ini memicu proses penuaan yang belum waktunya, serta berbagai gangguan kesehatan.
Aktivitas zat radikal bebas dalam tubuh bisa dicegah oleh zat antioksidan, yang berfungsi
menghentikan aktivitas radikal bebas dan melindungi sel yang sehat dari kerusakan. Salah
satu zat antioksidan yang paling ampuh adalah vitamin E.
Antioksidan akan membantu melawan radikal bebas ini sehingga kita terbebas dari
penyakit. Selain itu, antioksidan bisa membantu memerangi kanker dan penyakit
kardiovaskular, 2 masalah kesehatan yang paling banyak diderita. Di samping itu, vitamin E
membantu menyehatkan sistem kekebalan tubuh, serta membantu proses perbaikan DNA.
Selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan
fertilitas, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner, vitamin E memiliki
peran sangat penting bagi kesehatan kulit. Vitamin E menjaga, meningkatkan elastisitas dan
kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat
radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka.
Pada sel membran, vitamin E akan mencegah oksidasi lemak, khususnya poly Unsaturated
Fatty Acid (PUFA). Serta senyawa lain seperti vitamin A. Pada mitokondria sel akan
melindungi bagian metabolik yang akan menstransformasi bahan bakar energi kedalam ATP.
Dalam jaringan lemak tubuh antioksidan dari vitamin E menyerang lipid peroksida yang
merupakan hasil dari reaksi antara lipid dengan radikal bebas. Lipid perksida dianggap
berbahaya karena dicurigai sebagai penyebab penyakit degeneratif.
Sifat antioksidan vitamin E merupakan pertahanan melawan radikal bebas. Radikal bebas
adalah suatu senyawa molekul yang mempunyai elektron yang tidak utuh (tinggal sebelah)
dan tidak berpasangan. Radikal bebas merupakan senyawa yang tidak stabil dan cepat
bereaksi dengan senyawa lain sehingga membentuk lebih banyak radikal bebas secara
berantai.
Radikal bebas terbentuk dari reaksi kimia yang berlangsung sangat panjang didalam tubuh
atau hasil pencemaran lingkungan seperti: nitrogen, dioksida, ozon, logam berat, asap rokok,
bila paru-paru tercemar ozon menyebabkan peroksidasi dari sel membran lemak
menghasilkan suatu produk pentan (C5H12).
Radikal bebas ini akan menyerang pertumbuhan sel, termasuk DNA dan asam lemak tak
jenuh(PUFA), ketika radikal bebas bereaksi dengan PUFA, reaksi berantai mendorong
terbentuknya radikal bebas dalam jumlah yang banyak. Radikal bebas dapat merusak baik
srtuktur dan fungsi sel membran nucleid acid dan elekrodense region protein. Hal ini
mengakibatkan :
 sel mati atau merusak respon ke sel. Hormon dan neurotransmitter.
 Mutasi sel yang memungkinkan menjadi karsinogenik
 Enzim dan protein menjadi tidak aktif. Sehingga terjadi kerusakan pada protein
dan apabila terjadi pada lensa mata dapat menimbulkan katarak.
Kerusakan akibat serangan radikal bebas dikaitkan dengan kerusakan jaringan ditandai
dengan munculnya penuaan dini (prematur aging), kanker, aterosklerosis dan lain-lain.
Dengan adanya sifat antioksidan dari vitamin E. Sel dan komponen tubuh yang lain akan
melindungi dari serangan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai atau oksidasi
merusak. Selain itu vitamin E akan mencegah kerusakan DNA yang menyebabkan mutasi,
mempertahankan LDL, dan unsur tubuh yang kaya akan lemak melawan oksidasi.
Selama radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh seimbang. Kondisis ini membahayakan
tubuh, sebaliknya bila radikal bebas lebih banyak(karena pengaruh gaya hidup lingkungan,
atau pengaruh lain), maka akan menyebabkan berbagai penyakit.
Gambar 1.2 Siklus vitamin E.
c. Vitamin E dan penyakit jantung
Beberapa peneliti meyakini kalau vitamin E berperan penting dalam mencegah
perkembangan penyakit jantung. Vitamin E ini akan membatasi jumlah oksidasi kolesterol
jahat LDL (low-density lipoprotein) dalam darah. Oksidasi menyebabkan penyumbatan arteri,
sehingga memicu serangan jantung. Dengan menghambat proses ini, maka vitamin E juga
berperan mencegah serangan jantung.
Berdasarkan hasil studi, seperti dikutip situs askmen, mereka yang mendapatkan asupan
vitamin E yang optimal mengalami insiden penyakit jantung 30-40% lebih rendah
dibandingkan mereka yang kekurangan vitamin E. Selain itu, asupan vitamin E cukup
membantu mencegah pengentalan darah, yang juga turut menjadi pemicu serangan jantung.

d. Sumber vitamin E
Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak
kacang, minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu,
vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacang-
kacangan, kiwi, mangga dan mentega.
Hal yang penting diingat tentang vitamin E, adalah mudah rusak oleh panas yang tinggi
(proses memasak) dan oksidasi (terpapar oksigen). Itu sebabnya, sumber vitamin E terbaik
adalah makanan segar, mentah, atau makanan yang belum diproses.
E.JUMLAH VITAMIN E YANG DIKONSUMSI
Jumlah vitamin E yang dikonsumsi berdasarkan RDA (Recommended Dietary
Allowances) Amerika tahun 1973 adalah 30 satuan Internasional (SI) untuk orang dewasa(1
mg = 1,49 SI). Kemudian angka ini direvisi pada tahun 1989 menjadi lebih rendah yaitu 1.5
SI untuk orang dewasa laki-laki dan 1,2 SI untuk orang dewasa wanita.

F.METABOLISME VITAMIN E
Vitamin E terdiri atas 2 kelas substansi aktif biologis yaitu tokoferol dan tokotrienol,
dimana yang terpenting adalah α-tokoferol.57 Struktur kimia vitamin E terdiri atas rantai
samping gugus merupakan nukleus methylated 6-chromanol (3,4-dihydro-2H-1-benzopyran
6-ol), kemudian 3 unit isoprenoid, dan ikatan ester atau hidroksil bebas pada C-6 dari nukleus
chromanol.
Seperti vitamin larut lemak yang lain, vitamin E diabsorbsi di usus halus secara difusi,
absorbsinya tergantung adanya lemak dalam diet, fungsi kelenjar biliar dan pankreas yang
baik. Vitamin E tidak mempunyai protein pembawa yang spesifik dalam plasma, vitamin E
yang terabsorbsi bergabung ke dalam kilomikron, yang secara cepat berpindah ke lipoprotein
plasma dimana dia terikat tidak spesifik.

Gambar 1.3 struktur tokoferol

Vitamin E ditangkap oleh hepar dan bergabung dengan Very-Low-Density Lipoprotein


(VLDL), lebih banyak dalam bentuk α-tokoferol dibanding bentuk yang lain, untuk kemudian
disekresikan kembali. Sebagian besar sisa VLDL kaya trigliserida akan kembali ke hepar,
sebagian lagi berubah oleh lipoprotein lipase menjadi Low-Density Lipoprotein (LDL).
Selama proses ini vitamin E juga secara spontan berpindah ke lipoprotein densitas tinggi
(High-Density Lipoprotein / HDL). Tokoferol plasma lebih banyak didistribusikan oleh LDL
dan HDL. Transpor vitamin E oleh polyunsaturated lipids menjamin perlindungan lipid
tersebut terhadap radikal bebas, kadar tokoferol yang bersirkulasi cenderung sesuai dengan
kadar total lipid dan kolesterol.
dibantu oleh lipoprotein lipase dimana vitamin E dilepaskan dari kilomikron dan VLDL.
Di dalam sel, transpor intraseluler dari tokoferol membutuhkan protein pengikat tokoferol
intraseluler. Vitamin E pada sebagian besar sel-sel non adiposa terdapat pada membran sel
dimana dapat dimobilisasi.

G. KEKURANGAN VITAMIN E
a. Gejala kekurangan
Ketika kadar vitamin E dalam darah sangat rendah, sel darah merah rusak dan terbelah.
Proses pembelahan sel darah merah ini disebut hemolisis eritrodit. Kondisi ini menyebabkan
gangguan pada sistem syaraf dan otot. Gejala yang dirasakan adalah kesulitan berjalan dan
nyeri yang menetap pada otot betis. Vitamin E tingkat rendah dalam darah dapat
meningkatkan risiko kanker tertentu paru-paru, payudara dan saluran pencernaan.
b. Tanda Kekurangan Vitamin E
Menurut buku the Complete Idiot's Guide to Vitamin and Mineral, kekurangan vitamin E
dalam jangka panjang bisa mendatangkan kerusakan saraf, khususnya saraf di tulang
belakang. Kadang juga terjadi kerusakan di retina mata.
Kekurangan vitamin E harusnya jarang terjadi. Itu karena dari makanan sehari-hari hampir
semua orang mendapatkan asupan 7-11 mg vitamin E. Meskipun begitu, ternyata di AS yang
terkenal makmur dan banyak makan, tercatat kekurangan ringan vitamin E.
Selain dari asupan makanan sehari-hari, kekurangan vitamin E juga bisa disebabkan kondisi
medis seperti:
1.Menderita cystic fibrosis Penyebabnya, penderita penyakit ini tidak bisa mencerna lemak
dengan baik, sehingga tidak bisa menyerap cukup vitamin E.
2. Menderita chron's disease Penderita penyakit ini tidak bisa menyerap cukup vitamin E
lewat usus.
3. Menderita penyakit lever Penderita penyakit lever tidak bisa menggunakan vitamin E
dengan benar.
4. Sedang menjalani diet rendah lemak dan rendah kalori Kurangnya lemak di dalam tubuh
menyebabkan terganggunya pasokan vitamin E. Ini karena vitamin E termasuk vitamin
yang larut dalam lemak. Kita butuh sedikit lemak untuk bisa menyerap vitamin E.
5. Minum obat-obatan tertentu Minum obat penurun kolesterol bisa menurunkan penyerapan
vitamin E dan vitamin yang larut dalam lemak lainnya.
Menurut buku Vitamins and Mineral's Handbook, ada tanda-tanda tubuh seseorang butuh
tambahan vitamin E, yakni tubuh mudah memar, luka lama sembuh, varises, kurang gairah
seks, infertilitas dan hilangnya kekuatan otot.
c. pentingnya mengkonsumsi vitamin E
Pastikan Anda tidak meninggalkan vitamin E karena takut akan asupan lemak yang datang
bersamaan dari sumber makanannya. Lemak, pada dasarnya penting bagi kesehatan. Dengan
mengonsumsi makanan yang kaya vitamin E, Anda tidak hanya akan mendapatkan berbagai
manfaat seperti yang telah disebutkan di atas tetapi makanan ini juga merupakan sumber
energi yang tidak mempunyai dampak negatif terhadap kadar gula darah.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sifat antioksidan vitamin E sangat penting bagi kita untuk mencegah dan melindungi sel
tubuh dan organ penting dari kerusakan sehingga dapat memperlambat terjadinya penuaan
dini, mencegah dari penyakit kanker, asterosklerosis dan lain-lain. Maka dengan
mengkonsumsi vitamin E yang berasa dai makanan dalam jumlah cukup dapat
memperpanjang usia seseorang.
Senyawa antioksidan dalam pengertian kimia berarti senyawa pemberi elektron. Secara
biologi, pengertian antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam
dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara menyumbangkan satu
atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam
Penggunaan senyawa antioksidan sangat penting bagi tubuh karena peranannya dalam
menghambat penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, atherosclerosis, kanker serta
gejala penuaan.
Radikal bebas merupakan suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih
electron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Adanya elektront tidak berpasangan
menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif menyerang dan mengikat electron molekul
yang berada disekitarnya. Dampak reaktivitasnya dapat memicu munculnya berbagai
penyakit. Oleh sebab itu, tubuh kita memerlukan antioksidan yang dapat membantu
melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan meredam dampak negatifnya.
Berdasarkan sumber perolehannya ada dua macam antioksidan, yang pertama antioksidan
alami seperti vitamin C dan vitamin E. Kedua, antioksidan buatan berupa BHA (Butylated
Hydroxy Anisole) dan BHT (Butylated Hydroxy Toluene) .Antioksidanalamiseperti vitamin
E, merupakan vitamin yang larut dengan baik dalam lemak dan melindungi tubuh dari radikal
bebas. Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh sebagai antioksidan alami yang meredam
radikal bebas dan molekul oksigen. Antioksidan alami yang mengandung vitamin E banyak
sekali dijumpai pada sayuran berwarna hijau, dalam minyak tumbuhan dan kacang-kacangan,
seperti kacang kedelai (Glycine max MERR.), kacang panjang (Vigna sinensis SAVI),
tauge(Phaseolus radiates ROBX.) dan jagung (Zea mays L.). Produk alam tersebut sangat
berlimpah disekitar kita dan dapat dimanfaatkan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, Harton, Melati dan Mia Setawati. 2013. Dietary vitamin E of female broodstock on the
reproduction perfomance of fantail goldfish carassius auratus auratus. Kampus IPB
dramaga .Bogor
Edgar R. Miller III, MD, PhD; Roberto Pastor-Barriuso, PhD; Darshan Dalal, MD, MPH;
Rudolph A. Riemersma, PhD, FRCPE; Lawrence J. Appel, MD, MPH; and Eliseo Guallar,
MD, DrPH. Meta-Analysis: High-Dosage Vitamin E Supplementation May Increase
All-Cause Mortality.
Fentami. Nissa Anggastya. 2012.Uji Aktivitas Antioksidan Total pada Bahan Nabati yang
Mengandung Vitamin E. Fakultas farmasi UniversitasAandalas. Padang.
Maria Laura Colombo. Molecules 2010, 15, 2103-2113; doi:10.3390/molecules15042103. An
Update on Vitamin E, Tocopherol and Tocotrienol—Perspectives.
Lamid, Astuti.1995. Vitamin E sebagai Antioksidan. Pulitsbag gizi, Bogor
Regina brigelius-flohe and Maret G.traber . Vitamin E: function and metabolism. German
Institute of Human Nutrition, Bergholz-Rehbru¨cke, Germany; and Department of Nutrition
and Food Management, Linus Pauling Institute, Oregon State University,Corvallis, Oregon
97330, USA.
Tun Paksi Sareharto. 20 Februari 2010. The low level of vitamin E as a risk factor of
increasing serum bilirubin in neonates. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai