Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan
Corona virus (Cov) adalah keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu
biasa hingga kepenyakit yang lebih sindrom pernafasn dan sindrom pernafasan para. Penyakit
covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh corona virus baru yang ditemukan.
Yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Kementerian Kesehatan juga saat ini tengah mengupayakan secara maksimal agar virus
coronatidak masuk ke Indonesia dengan cara menyiapkan pemindai suhu tubuh atau
thermoscanner di 135 pintu ke luar masuk bandara seluruh Indonesia.
1. Demam
2. Batuk dan Pilek
3. Gangguan Pernafasan
4. Sakit tenggorokan
5. Letih dan Lesu
Masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat setiap hari
untuk mencegah penularan penyakit. Berikut adalah tips pencegahan penyakit yang bisa anda
lakukan:
Apabila anda ingin melakukan perjalanan ke Cina, anda dapat melakukan hal berikut:
Demikian beberapa informasi terkait dengan coronavirus dan juga tips pencegahan terinfeksi
Coronavirus. Pada intinya, masyarakat dapat menikmati hidup sehat dengan mengikuti pola
hidup bersih dan sehat serta rutin GERMAS setiap hari (Rutin beraktivitas fisik, makan sayur dan
buah, serta rutin periksakan kesehatan).
Sosial distancing yang permanen dan membentuk kenormalan baru melahirkan gaya hidup baru :
Covid 19 ini juga mengejarkan kita semua untuk selalu hidup bersih dimanapun dan kapanpun,
selalu menggunakan masker, menghindari kerumunan, menjaga kesehatan dan imunitas diri dan
selalu melakukan pola hidup sehat.
Sebenarnya perubahan sosial ini lantaran pandemi corona covid-19 ini sejalan dengan perkembangan
teknologi komunikasi melalui digitalisasi yang tanpa kita sadari sudah merealisasikannya.
Yang pertama adalah Pendekatan scientific (ilmiah-empiris). Umumnya, pendekatan ini berlaku di
kalangan ahli ilmu eksakta. Cara pandang yang menekankan unsur objektivitas dan pemisahan antara
known (objek yang ingin diketahui dan diteliti) serta knower (subjek pelaku atau pengamat).
Lalu, ada Pendekatan Humanistic (Humaniora Interpretatif). Ini merupakan pendekatan dengan cara
pandang yang mengasosiasikan dengan prinsip subjektivitas. Manusia mengamati sikap dan perilaku
orang-orang di sekitarnya , membaur dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan orang-orang di
lingkungannya.
Yang ketiga adalah Pendekatan Social Sciences (Ilmu Sosial). Ini merupakan gabungan dari pendekatan
scientific dan humanistic di mana objek studinya adalah kehidupan manusia, termasuk di dalamnya
memahami tingkah laku manusia.
Tampak jelas bahwa manusia membutuhkan kesempatan secara langsung untuk berpartisipasi aktif
dalam kehidupan di sekitarnya. Di sinilah terlihat kondisi pandemic corona Covid-19 jauh dari ideal
hubungan manusia secara humanis.
agar bisa menyentuh langsung dan menyosialisasikan maklumat dan himbauan pemerintah kepada
masyarakat, maka dalam hal ini pemerintah agar kiranya juga bisa hadir dan berperan langsung di
tengah lingkungan masyarakat.
Seperti misal memberdayakan dan menyosialisasikan kondisi status KLB pandemi Covid 19 ini menjadi
hal positif yang lebih besar, yaitu memberdayakan peran warga bersama RT atau RW atau tokoh
masyarakat bersama mengorganisir diri melalui grup Whatsapp ataupun medsos RT, RW dan warga
untuk sementara waktu mengisolasi diri di wilayah lingkungan masing-masing.
Tetapi tetap dibantu oleh kontribusi nyata secara langsung oleh pemerintah setempat dengan
mengerahkan ASN, TNI (Babinsa) dan Polri (Bhabinkamtibmas) untuk pengawasan dan membantu
memenuhi kebutuhan logistik warga mungkin dengan cara membentuk satgas lokal misalnya, yang
gugus tugasnya tetap berada di bawah kontrol gugus tugas satgas utama pandemi Covid 19.
Dengan sentuhan peran langsung ini, masyarakat akan merasa diorangkan oleh pemerintah, karena
benar-benar terasa kontribusi nyata adanya kehadiran pemerintah di tengah lingkungan masyarakat.
Sehingga bila hal ini diterapkan akan bisa membentuk kepatuhan dan kedisiplinan warga untuk selalu
memiliki kesadaran yang tinggi untuk berjuang bersama-sama menghadapi pandemi Covid 19 ini.
Jika dari skala lingkungan RT, RW saja sudah bisa warganya disiplin, maka tinggal bagaimana secara
bertahap pemerintah mengkondisikannya hingga tingkat kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten bahkan
tingkat provinsi.
Yang jelas tindakan proaktif dalam rangka disiplin dan tanggung jawab bersama baik itu pemerintah dan
masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penularan dan penyebaran pandemi Covid 19 harus
dilakukan, semua punya peran dan bertanggung jawab mengatasi pandemi Covid 19 ini agar segera
hilang dari NKRI yang kita cintai bersama ini.
Jadi, intinya agar kiranya masyarakat jangan jauh jauh dulu teriak-teriak soal lockdown, ataupun protes
ini dan itu kalau status KLB pandemi Covid 19 saja masih enggan direspon secara positif dan enggan
mematuhinya secara disiplin.
-Terima Kasih -