Anda di halaman 1dari 2

TB paru

dr. Made Bagiada, SpPD-KP

Sebagai seorang fisioterpis yang bekerja di tingkat pelayanan primer, pemahaman tentang diagnosis TB
dan pengetahuan penatalaksanaan TB adalah penting. Kejadian TB di Indonesia tinggi menduduki
tempat nomor 3 di dunia. Penyakit infeksi kronik ini bila tidak ditangani dengan baik menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Morbiditas yang terjadi pada pasien TB paru yang penting di
pahami yaitu kejadian komplikasi kronis.

TB adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh M.tuberculosis (M.tb). Tempat masuk dan target
organ terbanyak adalah paru. Penularan basil M.tb melalui droplet yang mengandung kuman M.tb yang
diawali masuknya basil TB melalui saluran napas atas sampai ke alveoli. Orang yang terinfeksi M.tb
hanya sebagian kecil yang menjadi sakit TB dan sebagian besar tidak menjadi sakit (latensi). Orang yang
tidak sakit (latensi) akan menjadi sakit (reaktivasi) atau TB aktif bila terjadi penurunan daya tahan tubuh
atau imunitas (imunokompromais). Apalagi dengan imunokompromais berat yaitu dengan infeksi HIV.
Penuralan basil Manifestasi TB berbeda beda sesuai dengan diferensiasinya. Secara umum klinis TB
ditandai dengan batuk-batuk produktif lebih dari 2 – 3 minggu disertai dengan gejala-gejala respiratorik
lainnya dan gejala non-respiratorik.

Fisioterafis harus mengetahui kondisi infeksi TB pasien, apakah dalam keadaan latensi, infeksi aktif,
infeksi kronis dengan atau tanpa sequele. Pengetahuan ini penting untuk menentukan Tindakan
rehabilitasi paru pada pasien dengan infeksi TB. Juga dengan status diagnosis TB, jika BTA positif berarti
pasien infeksius dan siap-siap menularkan ke orang lain. Demikian juga dengan pengobatan pasien, awal
mulai terapi, pertengahan, atau sudah selesai terapi TB. Jadi seorang fisioterfis harus mampu mengenali
pasien-pasien TB.

General Objektif

1. Mampu menjelaskan penegakan diagnosis TB paru.

2. Mampu mengenali obat-obat yang diberikan pada pasien TB

3. Mampu mengidentifikasi kondisi infeksi TB pasien

4. Mampu menyusun kemungkinan program utama rehabilitasi paru yang akan diberikan pada

pasien infeksi TB.

5. Mampu mengidentifikasi penderita TB yang perlu rujukan rehabilitasi paru lebih lanjut.

Trigger

Anda sebagai seorang fisioterapi yang bekerja di sebuah RS, datang seorang pasien laki-laki, usia 28
tahun. Dia mengeluhkan panas badan sejak lebih kurang 2 minggu. Demam tidak begitu tinggi dan tidak
sampai menggigil. Disamping demam juga ada batuk-batuk ringan tanpa disertai dahak yang dialami
lebih dari 1 minggu. Penderita sudah minum obat penurun panas dan obat batuk yang dibeli di warung
tapi tidak ada kesembuhan. Berat badan penderita dirasakan menurun drastis belakangan ini. Napsu
makan berkurang sehingga badan penderita dirasakan semakin kurus. Penderita adalah seorang sopir

1
pengangkut barang jawa – bali, sudah menikah dan mempunyai anak wanita usia 4 tahun. Sesekali
penderita minum bir. Penderita mempunyai tattoo di badannya yang dibuat sewaktu penderita klas 1
SMA.

Learning Task

1. Jelaskan bagaimana saudara memastikan bahwa pasien tersebut memang menderita TB paru!

2. Mengapa TB laten menjadi reaktivasi (TB aktif)?

3. Bagaimana saudara mengenali pasien TB yang mengalami penurunan daya imun berat (infeksi

HIV)?

4. Jika ternyata pasien tersebut menderita TB bagaimana cara mengetahui berat sakit TB dan

kemungkinan mederita sequele TB di kemudian hari?

5. Apa rencana saudara untuk program fisioterapi paru pasien ini?

6. Jelaskan akibat kelainan anatomy paru pasien TB berkaitan dengan faal paru!

Anda mungkin juga menyukai