Kasus 1
Kasus 1
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : LPPN
b. Umur : 23 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status : Belum menikah
e. Alamat : Jalan Serma Gede Denpasar
f. Pekerjaan : Staf YPK Bali
Merasakan nyeri pada hari pertama menstruasi dan siklus menstruasi tidak
teratur (terkadang bisa telat sampai 3 bulan)
Tambahan :
1. Bagaimana nyeri yang dirasakan? (terkait kualitas sakit)
2. Saat melakukan aktivitas apa nyerinya berkurang? (terkait factor
yang memperingan)
3. Saat melakukan aktivitas apa nyerinya bertambah? (terkait factor
yang memperberat)
b.
Pernah mengalami keputihan sampai gatal, kemudian ke dokter dan
diberikan obat minum juga salep gatal (sekitar 9 bulan yang lalu).
c.
Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama
d.
Sudah bekerja menjadi staf YPK Bali bagian mobile selama 8 bulan. Pasien
belum menikah dan tidak mengkonsumsi alcohol dan tidak merokok.
Absolut Tambahan*
Pemeriksaan tanggal 20-10-2018
HR : 90 x/Min Saturasi Oksien : 96 %
RR : 19 x/Min Kesadaran : compos mentis
BP : 110/70 mmHg Berat Badan : 70 kg
Suhu : 36,8 0Celcius Tinggi Badan : 157 cm
IMT : 28,4 kg/m2
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan tanggal 20-10-2018
Inspeksi Statis Pelvic simetris, shoulder sedikit asimetris
Inspeksi Dinamis Pola berjalan terlihat normal
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan tanggal 20-10-2018
Aktif Normal
Pasif Normal
Isometrik Normal
Pengukuran
Tambahan :
c. Pemeriksaan penunjang
Pada kasus diatas disebutkan: pasien merasakan nyeri pada hari pertama
menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur (terkadang bisa telat sampai 3
bulan).
Jadi, pastikan kembali menstruasi tidak teratur tersebut apakah memang
amenorea sekunder atau tidak, mengingat hasil pemeriksaan menunjukkan
berat badan pasien 70kg dan salah satu factor risiko amenore adalah obesitas.
Berdasarkan Jurnal Biomedik tahun 2017, amenorea sekunder disebabkan
disfungsi dari berbagai kompartemen yang berrhubungan dengan system organ
spesifik yaitu gangguan pada uterus, ovarium, hipofisis anterior dan system
saraf pusat (hipotalamus). Mencari penyebab amenorea sekunder dapat
dilakukan dengan melakukan beberapa tes atau uji seperti uji estrogen dan
progesterone dan GnRH. Penentuan lokasi defek anatomis spesifik bermanfaat
untuk penanganan yang sesuai dengan penyebab dari amenore. Agar nantinya
dapat melakukan intervensi yang tepat terkait nyeri saat haid dan keluhan
berupa menstruasi yang tidak teratur.