Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING DI PAUD


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Bimbingan & Penyuluhan

Dosen Pengampu : Abad Badruddin, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Nama : Atu Marfu’ah
NIM : 151718007

SEMESTER 4
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM
NAHDLATUL ULAMA
PURWAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan puji syukur kepada Allah


Yang Maha Esa karena hingga saat ini kami masih diberi kesempatan untuk terus
berkarya dan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang bertujuan untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan & Penyuluhan.
Dan tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan
dan kesalahaan serta jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat
mengharapkan perhatian dari pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

           
Purwakarta, Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling.............................................. 3
B. Tujuan Bimbingan di Sekolah.......................................................... 4
C. Ciri-ciri Kegiatan Konseling............................................................ 5
D. Fungsi Bimbingan di Sekolah.......................................................... 5
E. Landasan Bimbingan dan Konseling .............................................. 7
F. Peranan dan Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Siswa...... 9
G. Orang yang dapat membimbing di sekolah...................................... 10
H. Asas-asas dan Bimbingan Konseling............................................... 10
I. Orientasi Bimbingan dan Konseling................................................ 12
J. Bimbingan Konseling pada Anak Usia Dini.................................... 12
BAB III. PENUTUP......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam
kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.. Manusia
tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada
manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak
sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang
lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling diperlukan.
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki
perananan yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat
menguasai informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan
konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu
syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya
program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta
realistik.
Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah
lebih diakui sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan
dan konseling terutama keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian
pengawas, kepala sekolah, para siswa, orang tua siswa bahkan dari guru BK
sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga sering muncul tudingan miring
terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Munculnya persepsi negatif tentang BK adalah tidak diketahuinya fungsi, 
arah dan tujuan bimbingan di sekolah atau tidak disusunnya program BK secara
terencana. Dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan akan tugas, peran, fungsi,
dan tanggung jawab guru BK itu sendiri.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
2. Tujuan Bimbingan di Sekolah
3. Ciri-ciri Kegiatan Konseling
4. Fungsi Bimbingan di Sekolah
5. Landasan Bimbingan dan Konseling
6. Peranan dan Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Siswa
7. Orang yang dapat membimbing di sekolah
8. Asas-asas dan Bimbingan Konseling
9. Orientasi Bimbingan dan Konseling
10. Bimbingan Konseling pada Anak Usia Dini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan
bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan behwa kegiatan bimbingan
kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to
another in making choice and adjustments and solving problems. Dalam
pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing adalah
hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya
sendiri, sedangkan keputusan terakhir tegantung kepada individu yang
dibimbing (klein).
Menurut Rochman Natawidjaja (1978): bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
agar individu tersebut dapat  memahami dirinya sehingga ia sanggup
mengarrahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan
keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian ia dapat mengecap
kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan subangan yang berarti.
2. Pengertian Konseling
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan
dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru/ konselor dengan
klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya,

3
mampu memecahakan masalah yang di hadapinya dan mampu mengarahkan
dirinya untuk mengembangkan potensi  yang dimiliki secara optimal, sehingga
ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kepeanfaatan sosial.

B. Tujuan Bimbingan di Sekolah


Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai
masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam
kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di
sekolah adalah membantu siswa.
1. Mengatasi kesulitan dala belajatnya, sehingga memperoleh prestasi belajar
yang tinggi.
2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang
dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam
hubungan sosial.
3. Mengatasi kesulitan-kesulita yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-
emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan
terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan
lingkungan yang lebih luas.
Di samping tujuan-tujuan tersebut, Downing (1968) juga mengemukakan
bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan
terhadap diri sendiri, yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial spikologis mereka, merealisasikan keinginannnya, serta
mengembangkan kemampuan atau potensinya.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah
membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga
terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

4
C. Ciri-ciri Kegiatan Konseling
1. Dilakukan secara berkesinambungan
2. Dilakukan dalam perjumpaan tatap muka
3. Perlu orang yang ahli dibidang konseling
4. Tujuannya memecahkan masalah klien
5. Klien akhirnya mampu memecahkan masalahnya sendiri

D. Fungsi Bimbingan di Sekolah


Uman Suherman (2008) menyatakan bahwa secara umum, fungsi
bimbingan dan konseling dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi
dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah
pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya:
bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat -obatan, drop
out, dan pergaulan bebas (free sex).
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/

5
Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau
bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok
atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program
studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik
dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode
dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir,

6
berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi
(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir
yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan
normatif.
9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi
konseli agar terhindar dari kondisi -kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai
dengan minat konseling.
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di
sekolah, menurut H.M. Umar, dkk., adalah sebagai berikut:
1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya;
2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan
anak-anak;
3. Memberi nasehat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya;
4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya dan
sebagainya

E. Landasan Bimbingan dan Konseling


Menurut Prayitno dan Erman Amti (1999): Landasan Bimbingan dan
konseling ada 6, yaitu:
1. Landasan Filosofis
Filosofis bisa bermakna cinta kebijaksanaan. Pelayanan bimbingan
dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau tindakan yang
semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu

7
diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yang menyangkut
pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran filosofis menjadi alat
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara umum dan
bagi konselor secara khusus, yaitu membantu konselor dalam memahami
situasi konseling dan dapat membuat keputusan yang tepat.
2. Landasan Religius
Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling
setidaknya ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk
Allh SWT.
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia
berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan
dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan mneguhkan
kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu.
3. Landasan Psikologis
Psikologi merupakan tingkah laku individu. Landasan psikologis
dalam bimbingan dan konseling adalah memberikan kepahaman tentang
perilaku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini sangat penting
karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah perilaku klien,
yaitu perilaku klien yang perlu di ubah atau dikembangkan untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki.
4. Landasan sosial-budaya
Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada
konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai
faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu
pada dasarnya merupakan produk  lingkungan sosial-budaya dimana ia
hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk
mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya

8
yang ada di sekitarnya. Masing-masing suku   dan berbangsa memiliki
sosial budaya yang berbeda. Perbedaan itu bisa subyektivitas budaya
sehingga akan berpengaruh pula pada upaya pemberian bantuan
(bimbingan konseling).
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional
yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun
prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara
logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti:
pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau
analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku
teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
6. Landasan Pedagogis
Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya
ketika seseorang sedang melakukan praktek bimbingan dan konseling
berarti ia sedang mendidik; Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan
dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya
pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk
kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan
konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan
bimbingan dan konseling.

F. Peranan Dan Bimbingan Konseling Dalam Pembelajaran Siswa


Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar
semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan.
Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bias terwujud, sering mengalami
berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya
seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut;
1. Hasil belajar rendah, di bawah rata-rata kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang denga usaha yang dilakukannya.

9
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar; suka menentang, dusta, tidak mau
menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingakah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka
mengganggu, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang
mengerti bahwa dia mempunyai maslah tetapi tidak tahu bagaimana
mengatasinya, dan ada juga tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan
dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya itu belum teratasi,
mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena konsentrasinya akan
terganggu.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan
komseling dapat memberikan layanan dalam; (1) bimbingan belajar, (2)
bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.

G. Orang Yang Dapat Membimbing Di Sekolah


Sipakah yang dapat menjadi pembimbing di sekolah? Untuk menjawab
pertanyaan ini ada 2 kemungkinan yang dapat ditempuh, yaitu:
1. Pembimbing di sekolah dipegang oleh orang yang khusus dididik menjadi
konselor, jadi merupakan tenaga khusus yang ditugaskan untuk
melaksanakan pekerjaan itu dengan tidak menjabat pekerjaan lain
2. Pembimbing di sekolah dipegang oleh guru pembimbing (teacher
conselor), yaitu guru yang di samping menjabat guru juga menjadi
pembimbing.

H. Asas-asas Dan Bimbingan Konseling


Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu
kegiatan. Menurut Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan.
1. Asas kerahasiaan: Asas ini merupakan asas kunci, karena klien mampu
mengungkap masalahnya pada orang yang dipercaya klien. Dengan
adanya keterbukan masalah akan dapat diselesaikan dengan baik.

10
2. Asas keterbukaan: ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan
konselor perlu suasana keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan,
pemikiran dan keinginan yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin
diselesaikan.
3. Asas kesukarelaan: Asas ini lebih terkait dengan pribadi konselor.
Konselor perlu memiliki sikap sukarela dalam membantu menyelesaikan
permasalahan klien. Dengan sikap sukarela dari konselor klien akan
dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi atas
permasalahannya.
4. Asas kekinian: Fokus pemecahan permasalahan klien adalah pada masa
saat ini. Apa yang saat ini dirasakan dan menjadi permasalahan klien
adalah hal yang perlu diselesaikan dalam pertemuan konseling.
5. Asas kegiatan: Konseling dapat berlangsung baik apabila klien mau
melaksanakan tugas yang diberikan. Konselor hendaknya mampu
memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan dalam sesi
konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien
6. Asas kedinamisan: Dinamis merupakan perubahan menuju pada
kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus memberikan layanan
yang sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi perubahan ke arah
perkembangan pribadi yang lebih baik
7. Asas keterpaduan: Dalam pemberian layanan, konselor perlu
memperhatikan aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai
keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini berkaitan dengan aspek
klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses layanan.
8. Asas kenormatifan: Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan
norma yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari pihak yang
dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan
yang dibahas dalam konseling.
9. Asas keahlian: Proses konseling harus dilakukan dengan profesional dan
oleh orang yang profesional yang menntut ketrampilan khusus dan
terlatih untuk melakukan konseling

11
10. Asas alih tangan: Asas ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan
yang tidak tepat. Bila permasalahan klien perlu penanganan dari ahli
yang lain maka pengalihtanganan kepada pihak yang lebih ahli perlu
dilaksanakan.
11. Asas tut wuri handayani: Makna layanan bimbingan dan konseling tidak
hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu melainkan makna
tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang

I. Orientasi Bimbingan dan Konseling


1. Orientasi individual
Berdasarkan pada perbedaan yang bersumber  dari latar  belakang 
pengalaman, pendidikan , sifat kepribadian yang dimiliki, status dan kelas
sosial tertentu.
2. Orientasi perkembangan
Setiap periode perkembangan  mempunyai tugas  perkembangan
sendiri yang harus di capai pada masanya, karena akan berpengaruh pada
tahap selanjutnya.

J. Bimbingan Konseling Pada Anak Usia Dini


1. Pentingnya Bimbingan Konseling Pada Anak Usia Dini
Peran pendidikan sangat penting dalam perkembangan anak.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mengembang tugas sebagai
fasilitator untuk mengembangan potensi siswa. Siswa sendiri dituntut
untuk meningkatkan prestasinya di tengah kesibukan dan kepadatan tugas
sekolah. Disinilah dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan prestasi anak. Bimbingan dan konseling sangat penting
dalam upaya meningkatkan prestasi sekolah. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu untuk menghadapi berbagai krisis yang terjadi akibat
kurangnya belajar, kegagalan sekolah, kegagalan pergaulan dan
penyalahgunaan obat terlarang dan adanya kesulitan pemahaman diri dan

12
lingkungannya untuk pengarahan diri dan pengambilan keputusan dalam
sekolah dan pergaulan sosial.
Selain itu, adanya layanan bimbingan dan konseling mencegah
sedapat mungkin kesulitan yang dihadapi dalam pergaulan seksual, selain
itu untuk menopang kelancaran kepentingan individu siswa seperti
perkembangan kemandirian, percaya diri, citra diri, perkembangan karier
dan perkembangan akademik.
Permasalahan yang ada membutuhkan pemecahan yang tepat
dalam rangka menciptakan membangun sumber daya manusia yang baik
dan berprestasi. Bimbingan dan konseling dapat mengarahkan siswa dalam
menemukan pribadi mereka. Hal ini dimaksudkan siswa dapat mengenal
kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Dalam proses bimbingan
dan konseling guru bimbingan dan konseling dapat mengarahkan dan
membantu siswa agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya
agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkugan sekitar.
2. Bidang dan Jenis Layanan Bimbingan Konseling di PAUD
Pelayanan bimbingan dan konseling pada pendidikan anak usia
dini mencakup tiga bidang, yaitu:
a. Bimbingan pribadi-sosial
Bidang bimbingan pribadi sosial membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan tugas perkembangan pribadi sosial anak dalam rangka
mewujudkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, isi dari
layanan ini adalah sebagai berikut:
1) Mengenalkan ciri-ciri yang ada dalam diri sendiri, mengenalkan
ciri khusus orang lain serta menunjukan makna sikap yang baik
dan yang tercela.
2) Mengenalkan cara hidup sehat melalui makan makanan yang
bergizi serta melakukan kegiatan olah raga secara teratur, serta
menjaga kebersihan.

13
3) Mengenalkan cara mengungkapkan perasaan bahagai dan sedih
serta memberikan gambaran berbagai perasaan dalam berbagai
situasi.
4) Membimbing peserta didik menciptakan dan memelihara
persahabatan, serta menjelaskan makan dari kerjasama.
5) Membimbing peserta didik mengenali kecakapan yang dimilikinya,
melatih cara mengambil keputusan menjelaskan perlunya memiliki
beberapa pilihan sebelum mengambil keputusan dan mengenalkan
akibat dari keputusan yang diambil.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan untuk mencapai tujuan
tugas perkembangan diperlukan pengenalan cara hidup yang baik,
mengungkapkan perasan dan memelihara persahabatan dan melatih
kecakapan dalam mengambil keputusan.
b. Bidang bimbingan belajar
Bidang ini membantu peserta didik untuk mencapai tujuan tugas
perkembangan pendidikan dalam mewujudkan pribadi sebagai peserta
didik yang kreatif, isi dari layanan adalah sebagai berikut:
1) Mengenalkan cara merencanakan cita-cita
2) Menjelaskan apa arti suatu penilaian dalam proses belajar
3) Mengenalkan hambatan-hambatan dalam proses belajar
4) Menjelaskan tentang bagaimana melatih ketelitian dan kerapian
5) Melatih cara menulis yang baik.
Bidang bimbingan ini sangat berguna bagi tugas perkembangan anak,
dengan bimbingan seperti diatas maka anak dilatih untuk menjadi
kreatif.
c. Bidang bimbingan karier
Bidang bimbingan karier membantu peserta didik agar sejak dini sudah
mulai belajar mengenal jenis-jenis pekerjaan serta memahami diri
secara sederhana tentang lingkungan dunia kerja.
1) Mengenalkan jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan orang dewasa
2) Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik

14
3) Mengambarkan perkembangan diri siswa serta keterampilan yang
dimiliki.
4) Menjelaskan contoh-contoh orang-orang yang berhasil.

15
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa bidang pelayanan
bimbingan dan konseling pada pendidikan anak usia dini, adalah bentuk
bimbingan untuk mengenal diri sendiri, pontensi diri, cara hidup sehat dan cara
untuk mengambil keputusan serta memilih pekerjaan yang disukai yang kelak
akan berguna ketika dewasa. Selain hal tersebut diatas, terdapat juga beberapa
jenis layanan bimbingan dan konseling di pendidikan anak usia dini yaitu:
a. Layanan otentasi, yaitu layanan untuk membekali diri anak untuk
memasuki suasana baru atau lingkungan baru, anak akan mudah
menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan, kegiatan belajar dan
kegiatan lain yang mendukung keberhasilan mereka sebagai siswa.
b. Layanan informasi, yaitu layanan yang bertujuan untuk membekali
anak berbagai pengetahuan dan pemahaman yang berguna untuk
mengenal diri sendiri anak, selain untuk pemahaman dan pencegahan.
c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan untuk memperoleh
penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai dengan potensi, bakat
dan minat serta kondisi pribadi anak.
d. Layanana pembelajaran, yaitu layanan yang memungkinkan peserta
didik memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, keterampilan dan materi belajar yang baik sesuai dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya.
e. Layanan bimbingan individual, yaitu layanan untuk mendapatkan
layanan secara langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing
yang langsung berperan sebagai pembimbing dalam rangka
pembahasan dan pengentasan masalah yang dihadapi anak.
f. Layanan bimbingan kelompok¸ yaitu layanan yang bertujuan untuk
memungkinkan anak memperoleh kesempatan bagi pembahasan
masalah yang dialami melalui dinamika kelompok, yang dilakukan
dengan suasana kelompok.
g. Layanan konsultasi, layanan yang dilaksanakan konselor atau guru
terhadap orang tua anak dengan harapan orang tua anak memperoleh

16
wawasan pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani masalah yang dialami oleh anak.
h. Layanana mediasi, yaitu layanan bimingan yang dilaksanakan oleh guru
terhadap dua orang anak yang mengalami masalah ketidak cocokkan
dalam rangka menciptakan hubungan yang positif dan kondusif diantara
anak.

17
BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling


ditujukan untuk membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri
untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi serta bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya
secara optimal/sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah
yang dihadapi sering kali oleh siswa memerlukan bantuan professional. Sekolah
harus dapat menyediakan layanan professional yang dimaksud berupa layanan
bimbingan dan konseling, karena sekolah merupakan lingkungan akan yang
terpenting sesudah keluarga. Dalam layanan inidalam batas dapat dilakukan guru,
tetapi jika masalahnya berat diperlukan petugas khusus konselor untuk
menanganinya.
Menurut jenis permasalahannya  guru atau konselor dapat memberikan
bantuan dalam bentuk:
1. Bimbingan belajar
2. Bimbingan sosial
3. Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi.
Semua bimbingan ini harus didasarkan atas prinsip, asas, dan orientasi
professional.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Bandung: CV. Pustaka Setia,. Cet. II

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), CV. Andi Offset.


Yogyakarta. Cet. Ke V

Hellen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Prayitno dan Erman  Amti, dasar-dasar bimbingan konseling, Jakarta: Rineka


Cipta, 2004

Rahcman Natawidjaja, Peranan Guru Dalam Bimbingan di Sekolah, Bandung:


CV. Abordion, 1988

Soetjipto, dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Prayitno, Profesionalisasi konseling dan pendidikan Konselor, Jakarta: Proyek


pengembangan LPTK, Dirjen  Dikti, 1983

19

Anda mungkin juga menyukai