Disusun Oleh:
Nama : Atu Marfu’ah
NIM : 151718007
SEMESTER 4
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM
NAHDLATUL ULAMA
PURWAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Purwakarta, Juli 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling.............................................. 3
B. Tujuan Bimbingan di Sekolah.......................................................... 4
C. Ciri-ciri Kegiatan Konseling............................................................ 5
D. Fungsi Bimbingan di Sekolah.......................................................... 5
E. Landasan Bimbingan dan Konseling .............................................. 7
F. Peranan dan Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Siswa...... 9
G. Orang yang dapat membimbing di sekolah...................................... 10
H. Asas-asas dan Bimbingan Konseling............................................... 10
I. Orientasi Bimbingan dan Konseling................................................ 12
J. Bimbingan Konseling pada Anak Usia Dini.................................... 12
BAB III. PENUTUP......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
2. Tujuan Bimbingan di Sekolah
3. Ciri-ciri Kegiatan Konseling
4. Fungsi Bimbingan di Sekolah
5. Landasan Bimbingan dan Konseling
6. Peranan dan Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Siswa
7. Orang yang dapat membimbing di sekolah
8. Asas-asas dan Bimbingan Konseling
9. Orientasi Bimbingan dan Konseling
10. Bimbingan Konseling pada Anak Usia Dini
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mampu memecahakan masalah yang di hadapinya dan mampu mengarahkan
dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga
ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kepeanfaatan sosial.
4
C. Ciri-ciri Kegiatan Konseling
1. Dilakukan secara berkesinambungan
2. Dilakukan dalam perjumpaan tatap muka
3. Perlu orang yang ahli dibidang konseling
4. Tujuannya memecahkan masalah klien
5. Klien akhirnya mampu memecahkan masalahnya sendiri
5
Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau
bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok
atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program
studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik
dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode
dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir,
6
berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi
(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir
yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan
normatif.
9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi
konseli agar terhindar dari kondisi -kondisi yang akan menyebabkan
penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui
program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai
dengan minat konseling.
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di
sekolah, menurut H.M. Umar, dkk., adalah sebagai berikut:
1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya;
2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan
anak-anak;
3. Memberi nasehat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya;
4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya dan
sebagainya
7
diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yang menyangkut
pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran filosofis menjadi alat
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling secara umum dan
bagi konselor secara khusus, yaitu membantu konselor dalam memahami
situasi konseling dan dapat membuat keputusan yang tepat.
2. Landasan Religius
Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling
setidaknya ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk
Allh SWT.
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia
berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan
dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan mneguhkan
kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah individu.
3. Landasan Psikologis
Psikologi merupakan tingkah laku individu. Landasan psikologis
dalam bimbingan dan konseling adalah memberikan kepahaman tentang
perilaku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini sangat penting
karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah perilaku klien,
yaitu perilaku klien yang perlu di ubah atau dikembangkan untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki.
4. Landasan sosial-budaya
Merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada
konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai
faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu
pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia
hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk
mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya
8
yang ada di sekitarnya. Masing-masing suku dan berbangsa memiliki
sosial budaya yang berbeda. Perbedaan itu bisa subyektivitas budaya
sehingga akan berpengaruh pula pada upaya pemberian bantuan
(bimbingan konseling).
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional
yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun
prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara
logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti:
pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau
analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku
teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
6. Landasan Pedagogis
Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan. Artinya
ketika seseorang sedang melakukan praktek bimbingan dan konseling
berarti ia sedang mendidik; Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan
dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya
pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk
kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan
konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan
bimbingan dan konseling.
9
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar; suka menentang, dusta, tidak mau
menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingakah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka
mengganggu, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang
mengerti bahwa dia mempunyai maslah tetapi tidak tahu bagaimana
mengatasinya, dan ada juga tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan
dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya itu belum teratasi,
mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena konsentrasinya akan
terganggu.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan
komseling dapat memberikan layanan dalam; (1) bimbingan belajar, (2)
bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
10
2. Asas keterbukaan: ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan
konselor perlu suasana keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan,
pemikiran dan keinginan yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin
diselesaikan.
3. Asas kesukarelaan: Asas ini lebih terkait dengan pribadi konselor.
Konselor perlu memiliki sikap sukarela dalam membantu menyelesaikan
permasalahan klien. Dengan sikap sukarela dari konselor klien akan
dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi atas
permasalahannya.
4. Asas kekinian: Fokus pemecahan permasalahan klien adalah pada masa
saat ini. Apa yang saat ini dirasakan dan menjadi permasalahan klien
adalah hal yang perlu diselesaikan dalam pertemuan konseling.
5. Asas kegiatan: Konseling dapat berlangsung baik apabila klien mau
melaksanakan tugas yang diberikan. Konselor hendaknya mampu
memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan dalam sesi
konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien
6. Asas kedinamisan: Dinamis merupakan perubahan menuju pada
kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus memberikan layanan
yang sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi perubahan ke arah
perkembangan pribadi yang lebih baik
7. Asas keterpaduan: Dalam pemberian layanan, konselor perlu
memperhatikan aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai
keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini berkaitan dengan aspek
klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses layanan.
8. Asas kenormatifan: Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan
norma yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari pihak yang
dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan
yang dibahas dalam konseling.
9. Asas keahlian: Proses konseling harus dilakukan dengan profesional dan
oleh orang yang profesional yang menntut ketrampilan khusus dan
terlatih untuk melakukan konseling
11
10. Asas alih tangan: Asas ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan
yang tidak tepat. Bila permasalahan klien perlu penanganan dari ahli
yang lain maka pengalihtanganan kepada pihak yang lebih ahli perlu
dilaksanakan.
11. Asas tut wuri handayani: Makna layanan bimbingan dan konseling tidak
hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu melainkan makna
tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang
12
lingkungannya untuk pengarahan diri dan pengambilan keputusan dalam
sekolah dan pergaulan sosial.
Selain itu, adanya layanan bimbingan dan konseling mencegah
sedapat mungkin kesulitan yang dihadapi dalam pergaulan seksual, selain
itu untuk menopang kelancaran kepentingan individu siswa seperti
perkembangan kemandirian, percaya diri, citra diri, perkembangan karier
dan perkembangan akademik.
Permasalahan yang ada membutuhkan pemecahan yang tepat
dalam rangka menciptakan membangun sumber daya manusia yang baik
dan berprestasi. Bimbingan dan konseling dapat mengarahkan siswa dalam
menemukan pribadi mereka. Hal ini dimaksudkan siswa dapat mengenal
kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Dalam proses bimbingan
dan konseling guru bimbingan dan konseling dapat mengarahkan dan
membantu siswa agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya
agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkugan sekitar.
2. Bidang dan Jenis Layanan Bimbingan Konseling di PAUD
Pelayanan bimbingan dan konseling pada pendidikan anak usia
dini mencakup tiga bidang, yaitu:
a. Bimbingan pribadi-sosial
Bidang bimbingan pribadi sosial membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan tugas perkembangan pribadi sosial anak dalam rangka
mewujudkan pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, isi dari
layanan ini adalah sebagai berikut:
1) Mengenalkan ciri-ciri yang ada dalam diri sendiri, mengenalkan
ciri khusus orang lain serta menunjukan makna sikap yang baik
dan yang tercela.
2) Mengenalkan cara hidup sehat melalui makan makanan yang
bergizi serta melakukan kegiatan olah raga secara teratur, serta
menjaga kebersihan.
13
3) Mengenalkan cara mengungkapkan perasaan bahagai dan sedih
serta memberikan gambaran berbagai perasaan dalam berbagai
situasi.
4) Membimbing peserta didik menciptakan dan memelihara
persahabatan, serta menjelaskan makan dari kerjasama.
5) Membimbing peserta didik mengenali kecakapan yang dimilikinya,
melatih cara mengambil keputusan menjelaskan perlunya memiliki
beberapa pilihan sebelum mengambil keputusan dan mengenalkan
akibat dari keputusan yang diambil.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan untuk mencapai tujuan
tugas perkembangan diperlukan pengenalan cara hidup yang baik,
mengungkapkan perasan dan memelihara persahabatan dan melatih
kecakapan dalam mengambil keputusan.
b. Bidang bimbingan belajar
Bidang ini membantu peserta didik untuk mencapai tujuan tugas
perkembangan pendidikan dalam mewujudkan pribadi sebagai peserta
didik yang kreatif, isi dari layanan adalah sebagai berikut:
1) Mengenalkan cara merencanakan cita-cita
2) Menjelaskan apa arti suatu penilaian dalam proses belajar
3) Mengenalkan hambatan-hambatan dalam proses belajar
4) Menjelaskan tentang bagaimana melatih ketelitian dan kerapian
5) Melatih cara menulis yang baik.
Bidang bimbingan ini sangat berguna bagi tugas perkembangan anak,
dengan bimbingan seperti diatas maka anak dilatih untuk menjadi
kreatif.
c. Bidang bimbingan karier
Bidang bimbingan karier membantu peserta didik agar sejak dini sudah
mulai belajar mengenal jenis-jenis pekerjaan serta memahami diri
secara sederhana tentang lingkungan dunia kerja.
1) Mengenalkan jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan orang dewasa
2) Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik
14
3) Mengambarkan perkembangan diri siswa serta keterampilan yang
dimiliki.
4) Menjelaskan contoh-contoh orang-orang yang berhasil.
15
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa bidang pelayanan
bimbingan dan konseling pada pendidikan anak usia dini, adalah bentuk
bimbingan untuk mengenal diri sendiri, pontensi diri, cara hidup sehat dan cara
untuk mengambil keputusan serta memilih pekerjaan yang disukai yang kelak
akan berguna ketika dewasa. Selain hal tersebut diatas, terdapat juga beberapa
jenis layanan bimbingan dan konseling di pendidikan anak usia dini yaitu:
a. Layanan otentasi, yaitu layanan untuk membekali diri anak untuk
memasuki suasana baru atau lingkungan baru, anak akan mudah
menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan, kegiatan belajar dan
kegiatan lain yang mendukung keberhasilan mereka sebagai siswa.
b. Layanan informasi, yaitu layanan yang bertujuan untuk membekali
anak berbagai pengetahuan dan pemahaman yang berguna untuk
mengenal diri sendiri anak, selain untuk pemahaman dan pencegahan.
c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan untuk memperoleh
penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai dengan potensi, bakat
dan minat serta kondisi pribadi anak.
d. Layanana pembelajaran, yaitu layanan yang memungkinkan peserta
didik memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, keterampilan dan materi belajar yang baik sesuai dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya.
e. Layanan bimbingan individual, yaitu layanan untuk mendapatkan
layanan secara langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing
yang langsung berperan sebagai pembimbing dalam rangka
pembahasan dan pengentasan masalah yang dihadapi anak.
f. Layanan bimbingan kelompok¸ yaitu layanan yang bertujuan untuk
memungkinkan anak memperoleh kesempatan bagi pembahasan
masalah yang dialami melalui dinamika kelompok, yang dilakukan
dengan suasana kelompok.
g. Layanan konsultasi, layanan yang dilaksanakan konselor atau guru
terhadap orang tua anak dengan harapan orang tua anak memperoleh
16
wawasan pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani masalah yang dialami oleh anak.
h. Layanana mediasi, yaitu layanan bimingan yang dilaksanakan oleh guru
terhadap dua orang anak yang mengalami masalah ketidak cocokkan
dalam rangka menciptakan hubungan yang positif dan kondusif diantara
anak.
17
BAB III
PENUTUP
18
DAFTAR PUSTAKA
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Bandung: CV. Pustaka Setia,. Cet. II
Soetjipto, dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
19