Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
MariyaniRumalolas
105505401619
Pembimbing:
dr. Hj. Andi Fatimah, Sp.OG
Salah satu gangguan kesehatan reproduksi yang terjadi pada usia subur
melahirkan bayi hidup setelah satu tahun melakukan hubungan seksual yang
teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun atau setelah memutuskan
menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu
Penyebab infertilitaspun harus dilihat pada kedua belah pihak yaitu isteri dan
suami. Salah satu bukti bahwa pasangan infertil harus dilihat sebagai satu
kesatuan adalah adanya faktor imunologi yang memegang peranan dalam fertilitas
suatu pasangan. Faktor imunologi ini erat kaitannya dengan faktor semen/sperma,
kondisi infertil sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal
tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan
dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri.
Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua faktor yang harus dipenuhi
adalah: (1) suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga
sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum)
yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi
tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan
dilahirkan.
disebabkan oleh masalah pada pria dan atau wanita. 40 persen kesulitan
mempunyai anak terdapat pada wanita, 40 persen pada pria, dan 20 persen pada
pasangan) memiliki masalah infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta
pasangan infertil.
terkait pada wanita, 33,3 % pada pria dan 33,3% disebabkan oleh factor
vaginitis, masalah di serviks yaitu servitis, uterus, tuba dan masalah di ovarium
sperma melakukan penetrasi ke sel telur. Penyebab dari pihak kombinasi adalah
penyebab yang ditimbulkan apabila kedua suami istri sama-sama memiliki faktor
Setiap bayi perempuan lahir dengan rata-rata 400 ribu sel telur
maka setiap bulan ketika haid, wanita akan kehilangan 1 sel telurnya.
ovarium untuk melepaskan sel telur dan memberi sinyal untuk uterus agar
pelepasan sel telur oleh ovarium, hal ini disebut ovulasi. Sel telur itu
kemudian ditangkap oleh fimbrae dan berjalan melalui tuba fallopi menuju
uterus. Apabila sel telur ini kemudian bertemu dengan sel sperma, maka
sel telur dan sel sperma akan bertemu dan terjadi fertilisasi, hal ini paling
sering terjadi di ampulla tuba fallopi. Sel telur yang telah difertilisasi ini
akan menjadi zigot, terus berjalan ke arah uterus, dan akhirnya akan terjadi
telur ini tidak dibuahi maka akan hormon akan memberi sinyal agar
implantasi bayi. Hal inilah yang disebut dengan menstruasi, dan siklus ini
B. Definisi
melahirkan bayi hidup setelah satu tahun atau 12 bulan dalam melakukan
dan melakukan hubungan seksual selama satu tahun namun belum berhasil
hamil. Dan syarat untuk menjadi hamil adalah uterus dan endometrium
normal, anatomi dan fungsi tuba normal, siklus mentruasi normal, hasil
normal
berturut-turut.
C. Etiologi
1. Gangguan Ovulasi
sering kenapa wanita tidak bisa memiliki anak, yaitu sekitar 30% dari
seluruh wanita infertil. Penyebab terjadinya gangguan ovulasi dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Gangguan Hormonal
reproduksi .
matur dengan benar dan ovulasi tidak terjadi. Selain itu infeksi juga
c. Menopause prematur
Hilangnya fungsi normal ovarium sebelum usia 40 tahun. Pada
2. Gangguan Tuba
25% pasangan yang infertil, dan sangat bervariasi, mulai dari adesi
a. Infeksi
c. Riwayat Operasi
d. Kehamilan ektopik
e. Kelainan kongenital
4. Gangguan Uterus
sperma dan keadekuatan implantasi sel telur yang sudah dibuahi. Faktor
ini termasuk fibroid uterus, polip uterus atau bentuk uterus yang
memiliki sputum dan semua faktor ini dapat menghambat implantasi atau
implantasi.
5. Endometriosis
jaringan endometrium pada daerah lain selain cavum uteri, yang paling
urin.
D. Pemeriksaan infertilitas
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan tes laboratorium khusus atau studi
1. Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha
dini apabila:
3. Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan
4. Pemeriksaan infertiitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satu
1) Faktor ovulasi
antara 25-35 hari dan ada gejala premenstrual ternyata lebih dari 95%
menunjukkan telah terjadi ovulasi. Namun tes ini sering terjadi negative
palsu karena perlu pengambilan spesimen darah pada waktu yang tepat.
selama 11-14 hari setelah ovulasi. Pengukuran suhu basal tubuh ini
terjadinya ovulasi.
Selain kedua tes diatas juga ada tes dengan menggunakan ovulation
indikator alat ini. Pemeriksaan dilakukan pertama kali pada hari ke sepuluh
setelah awal menstruasi dan diperiksa pada hari keberapa terjadi perubahan
warna indikator pada alat. Positif palsu dapat terjadi bila urin yang dipakai
adalah urin pagi karena urin pagi cenderung lebih pekat. Pada pemeriksaan
ini juga bisa didapatkan LH pada urin yang persisten selama satu bulan
2) Faktor serviks
produksi mukus atau adanya gangguan pada interaksi antara sel sperma
dan mukus serviks. Secara umum, hal ini dapat dideteksi dengan
melakukan postcoital test (PCT). PCT dilakukan sekitar 2-3 hari sebelum
ovulasi diprediksikan terjadi, kemudian pasangan yang dilakukan tes
diminta untuk melakukan hubungan seksual antara 2-12 jam sebelum tes.
tidak prediktif.
menyebabkan infertilitas.
Penyakit yang paling sering pada kelainan tuba adalah pelvic inflammatory
fallopi melalui fluoroskopi. Ada pula suatu data yang menyebutkan bahwa
fluoroskopi juga dapat berefek sebagai terapeutik pada infertilitas yang tak
riwayat PID. Pada wanita ini sebelum dilakukan pemeriksaan HSG harus
Dan bila LED nya normal, pemeriksaan HSG bisa dilakukan dengan
Selain itu ada pula cara lain untuk memeriksa patensi tuba yaitu
tuba dengan jalan meniupkan gas CO2 melalui kanula atau kateter Foley
salah satu atau kedua tubanya paten, maka gas akan mengalir bebas ke
dalam kavn peritonei. Patensi tuba akan dinilai dari catatan tekanan aliran
sumbatan tuba, kalau naiknya hanya 80-100, salah satu atau kedua tubanya
kavum peritonei seperti “bunyi jet” atau nyeri bahusegera setelah pasien
ditemukan ada sekitar 25%-40% wanita yang infertil, yang jumlahnya kira-
kira 10 kali dari populasi umum. Dalam hal ini, laparoskopi bisa dilakukan
E. Penatalaksanaan
Medikamentosa
1. Anti-Estrogen
jumlah estrogen yang terikat dengan reseptornya sedikit maka tubuh akan
membentuk folikel yang berisi sel telur, dan tinginya kadar LH akan
menyebabkan pelepasan sel telur dari folikel matur dalam sebuah proses
2. Gonadotropin
dalam ovulasi adalah FSH dan LH. 2 hormon ini disebut gonadotropin.
DNA.
bahwa folikel benar-benar matur dan berisi sel telur didalamnya baik
tersebut adalah:
d. rLH
menit selama fase folikular dalam siklus haid yang normal. Sekresi
GnRH secara pulsatil dari hipotalamus di otak ke aliran darah akan
Pemberian medikasi ini melalui pompa yang dipasang pada ikat pinggang
dan dipakai sepanjang waktu. pompa ini akan memberikan dosis kecil
dibawah kulit atau didalam pembuluh darah. Namun hal ini bisa
5. Dopamin Agonist
mencegah terjadinya ovulasi pada wanita dan hal ini akan menyebabkan
terjadinya menstruasi yang tidak teratur dan bahkan hingga berhenti sama
6. Aromatose Inhibitor
Terapi Pembedaan
1. Ovarian Drilling
pada ovarium dengan menggunakan panas atau laser. Proses ini akan
elektrokauter.
KESIMPULAN
Infertilitas primer bila istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan
bila istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi
lain seperti infeksi vagina, disfungsi seksual, lingkungan vagina yang terlalu
endometriosis.
No.1-13. 2015.