Anda di halaman 1dari 25

Prosedur Instalasi Software Antenna Menggunakan CST

STUDIO SUITE 2016 Dan Langkah-Langkah Pengoperasian


Antenna Menggunakan Contoh Pada Library Software Dengan
Menampilkan Parameter-Parameter Antenna

Oleh:
Rifki Zakaria (21)
Kelas:
JTD-3D
NIM:
1441160101

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017
TEORI DASAR
1.1 CST STUDIO SUITE 2016
CST STUDIO SUITE 2016 adalah software simulasi user-friendly dan
memungkinkan untuk memudahkan penggunanya dalam mendesain berbagai macam
perangkat dengan mudah yang beroperasi dalam berbagai frekuensi.CST STUDIO
SUITE 2016 menawarkan solusi komputasi yang akurat dan efisien untuk desain dan
analisis perangkat elektromagnetik.
Performance dari suatu antena mikrostrip dapat diamati dari parameternya.
Beberapa parameter utama dari sebuah antena mikrostrip meliputi :

1. Bandwidth

Bandwidth suatu antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi di mana


kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik (seperti
impedansi masukan, pola radiasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR,
return loss) memenuhi spesifikasi standar.

Bandwidth dapat dicari dengan menggunakan rumus :

BW

Dimana : f2 = frekuensi
tertinggi
f1 = frekuensi
terendah fc =
frekuensi tengah

2. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)

VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri


(standing wave) maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min). Pada saluran
transmisi ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang
dikirimkan (V0+) dan tegangan yang direfleksikan (V0-).

Perbandingan antara tegangan yang direfleksikan dengan tegangan yang


dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi tegangan (Γ) :
Γ

Dimana ZL adalah impedansi beban (load) dan Z0 adalah impedansi saluran


lossless. Koefisien refleksi tegangan (Γ) memiliki nilai kompleks, yang
merepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa
kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari Γ adalah nol, maka :

1. Γ = − 1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung


singkat
2. Γ = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched
sempurna
3. Γ = + 1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam
rangkaian terbuka.
Sedangkan rumus untuk mencari nilai VSWR adalah :

Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang
berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna.
Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Pada umumnya nilai
VSWR yang dianggap masih baik adalah VSWR ≤ 2.
3. Return Loss

Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang


direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss
digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan
(V0-) dibanding dengan gelombang yang dikirim (V0+). Return loss dapat
terjadi karena adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan
impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang
memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss bervariasi
tergantung pada frekuensi.

Return loss = 20log10| |


4. Pola radiasi

Pola radiasi adalah fungsi matematika atau representasi grafik dari sifat
radiasi antena sebagai fungsi ruang. Sifat radiasi tersebut meliputi kerapatan
fluks, intensitas radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Pola radiasi biasanya
digambarkan dalam daerah medan jauh dan ditunjukkan sebuah fungsi
koordinat direksional.
Parameter pola radiasi terdiri dari main lobe, side lobe, HPBW (Half
Power Beamwidth), FNBW (First Null Beamwidth), SLL (Side Lobe Level)
dan FBR (Front to Back Ratio).

Gambar 4. Pola radiasi antena

Definisi dari istilah-istilah pada parameter pola radiasi di atas


sebagai berikut :
a. Major lobe
Major lobe disebut juga main lobe didefinisikan sebagai
radiation lobe yang berisi arah radiasi maksimum. Major lobe
merupakan daerah pancaran terbesar sehingga dapat menentukan
arah radiasi dan mempunyai daya yang besar.
b. Side lobe
Side lobes terdiri dari :

• First side lobe yaitu minor lobe yang posisinya paling dekat dengan
main lobe.
• Second side lobe yaitu minor lobe yang posisinya setelah first side
lobe.

• Back lobe yaitu minor lobe yang posisinya berlawanan dengan main
lobe.
c. Half Power Beamwidth (HPBW)
Half Power Beamwidth adalah daerah sudut yang dibatasi oleh
titik titik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimum pada
lobe utama.
d. First Null Beamwidth (FNBW)
First Null Beamwidth adalah besar sudut bidang diantara dua
arah pada main lobe yang intensitas radiasinya nol.
e. Side Lobe Level (SLL)
Side Lobe Level adalah perbandingan antara first lobe dan main
lobe. Side Lobe Level menyatakan besar dari side lobe.
f. Front to Back Ratio (FBR)
Front to Back Ratio adalah perbandingan antara main lobe
terhadap back lobe. Semakin banyak jumlah lobe, maka lobe-lobe
yang paling dekat dengan sumbu 00 akan selalu lebih besar dari yang
lain, sehingga disebut mayor lobe, dimana mayor lobe lebih terarah
ke tujuan yang sebenarnya daripada ke arah lain dan lebih efisien.
Sedangkan lobelobe kecil di dekat major lobe yang disebut minor
lobe adalah berkas radiasi yang tidak terarah dan sebenarnya tidak
diinginkan.
5. Direktivitas Antena

Direktivitas antena merupakan parameter antena yang menggambarkan


kemampuan antena untuk memfokuskan energi ke arah tertentu dibandingkan
ke arah lainnya. Keterarahan sebuah antena merupakan perbandingan intensitas
radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata rata pada
semua arah. Direktivitas antena dapat dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut :

D=
Semakin besar sudut yang membentuk main lobe, maka direktivitas
antena semakin kecil.

a b c

Gambar 5. Perbandingan direktivitas antena

Keterangan :

a. Sudut main lobe yang besar,

b. Sudut main lobe yang kecil,

c. Perbandingan direktivitas rendah dan direktivitas tinggi

6. Impedansi Masukan

Impedansi masukan dari sebuah antena adalah impedansi yang


dipresentasikan oleh antena pada terminalnya. Terminal yang sesuai sangat
dibutuhkan untuk sebuah antena. Impedansi masukan biasanya dipengaruhi oleh
antena lain atau objek yang berada disekitarnya. Tetapi pada umumnya sebuah
antena diasumsikan telah terisolasi. Secara matematis impedansi masukan dapat
dirumuskan :

= +

Dimana : Zin = impedansi masukan

Rin = tahanan terminal antena

Xin = reaktansi masukan

7. Gain

Gain menunjukkan seberapa efisien sebuah antena dapat


mentransformasi daya yang ada pada terminal masukan menjadi daya yang
teradiasi pada arah tertentu. Parameter gain dapat dicari dari hasil perhitungan
rumus, dengan mencari hasil direktivitas dengan rumus :

Dimana, nilai I adalah :

HASIL PERCOBAAN
Prosedur Instalasi Software Antenna Menggunakan CST STUDIO SUITE 2016
1. Buka folder software CST STUDIO SUITE 2016 pada tempat anda menyimpan

Gambar 1. Folder CST Studio Suite 2016

2. Cari file description bernama “setup” didalam folder CST Studio Suite 2016 SP1,
kemudian pilih “setup” dan klik kanan, pilih run administrator dan install.

Gambar 2. Letak file description bernama “setup”

3. Setelah install selesai, kemudian buka folder crack dan pindahkan dengan cara
mengcopy “license.dat” dan “CSTpatcher11.exe” ke dalam folder “CST STUDIO
SUITE 2016” yang telah di install kemudian klik kanan “license.dat” dan pilih
properties, setelah itu ganti nama dari “license.dat” menjadi “license.lic” dan klik
tombol “change/ubah” pada General dan pilih “notepad”. Kemudian klik “ok”.
3.1

3.2

Gambar 3.1 Letak folder crack dan Gambar 3.2 letak CSTpatcher11 dan license.lic

Gambar 3.3 klik kanan “license.dat dan ubah nama dari “license.dat” menjadi “license.lic” dan klik tombol
“change/ubah”
Gambar 3.4 pilih rekomendasi program ke notepad dan klik “ok”

4. Kemudian buka “license.lic” dan terdapat tulisan “SERVER HP ANY 27005” pada
baris pertama. Ubah tulisan “HP” dengan nama komputer masing-masing yang akan
di install CST STUDIO SUITE di komputer tersebut.

Gambar 4. Mengubah tulisan “HP” dengan “USER-PC”

5. Untuk mengetahui nama komputer anda dengan cara klik “start window” dan search
dengan menulis “run” atau dengan cara tekan tombol “windows + R” setelah itu
tuliskan “dxdiag” kemudian klik “ok”. Nah, pada System terdapat system information
dan ada Computer Name.
Gambar 5. Letak computer name

6. Jalankan CSTpatcher11.exe dengan cara klik kiri dua kali, tunggu hingga selesai.

Gambar 6. Sedang menjalankan CSTpatcher11.exe

7. Buka CST License Manager dengan cara mencari pada menu START dan ketikkan
“CST License Manager”, kemudian pilih “New License File” dan masukkan
“license.lic” pada letak folder installan, kemudian klik “start service” dan muncul
pemberitahuan berhasil. Setelah itu klik “ok”
Gambar 7. CST License Manager

8. Kemudian jalankan program “CST STUDIO SUITE 2016” dan software simulasi
“CST STUDIO SUITE 2016” siap digunakan.

Langkah-Langkah Pengoperasian Antenna Menggunakan Contoh Pada Library


Software Dengan Menampilkan Parameter-Parameter Antenna
1. Buka aplikasi Software CST STUDIO SUITE 2016

Gambar 8. Software CST STUDIO SUITE 2016

2. Untuk dapat membuka project pada contoh di software yang dengan cara klik “file”
dan pilih “open”
Gambar 9. Membuka project pada contoh di software

3. Di langkah ini, saya akan menggunakan contoh pada software yaitu menggunakan
Antenna Mikrostip Circular. Buka project antenna yang sudah ada dalam library
software CST STUDIO SUITE 2016 di tempat yang sudah anda install “Local Disk
(C:)/program files/CST STUDIO
SUITE2016/examples/MWS/Transient/Antennas/Circular Patch” kemudian pilih
patch dengan format .cst, lalu klik open

Gambar 10. Memilih example antenna circular patch

4. Untuk pengoperasiannya agar dapat menampilkan parameternya yaitu dengan cara


klik “Home” kemudian pilih “Start Simulation”
Gambar 11. Start simulation

5. Kemudian jika muncul tulisan seperti gambar dibawah ini, tekan tombol “yes” dan
tunggu proses hingga selesai.

Gambar 12. Keterangan yang tertampil saat menekan “start simulation”

6. Maka di sebelah kiri muncul parameter-parameter seperti gambar dibawah ini.


Gambar 13. Parameter-parameter dari antenna circular patch

7. Untuk menampilkan nilai VSWR pada antenna circular patch, ikuti langkah dibawah
ini:
 Pilih menu “Post Processing” dan kemudian klik “S-Parameter Calculation”

Gambar 14.1. menu bar “Post Processing”


 Kemudian akan muncul menu dari “S-Parameter Calculations” dan pilih “calculate
VSWR” dan tunggu hingga proses selesai.

Gambar 14.2. menghitung nilai VSWR

 Maka akan muncul tampilan parameter VSWR dan klik pada parameter VSWR, maka
akan muncul nilai dari VSWR.

gambar 14.2. parameter VSWR dan nilai VSWR


 Untuk memotong sumbu y agar tidak terlalu besar nilainya yaitu dengan memperkecil
range dari sumbu y dengan cara mengklik kanan pada grafik VSWR kemudian pilih
“Plot Properties”

Gambar 14.3. menu klik kanan “Plot Properties”

 Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini

Gambar 14.4. tampilan menu 1D Plot Properties


 kemudian hilangkan tanda centang pada “Auto Range” di sumbu Y dan ubah nilai
max menjadi 100 kemudian klik “ok”.

Gambar 14.5. mengganti nilai max pada sumbu Y

 maka akan tertampil seperti dibawah ini

Gambar 14.6 grafik VSWR setelah merubah nilai pada sumbu Y

 untuk mengetahui nilai dari VSWR antenna circular patch yaitu dengan memberi
marker pada nilai VSWR dengan klik “Axis Marker” kemudian pilih “Mover Marker
to Minimum”.
Gambar 14.7. menu axis marker

 maka akan tertampil seperti dibawah ini

Gambar 14.8. grafik VSWR setelah di marker

8. Untuk menampilkan nilai koefisien pantul, maka klik pada “1D Results” kemudian
klik pada “S-Parameter”, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini.

 Untuk memberi marker pada grafik S-Parameter yaitu dengan cara klik “Axis
Marker” kemudian pilih “Move Marker to Minimum”
 Maka hasil akan tampil seperti gambar dibawah ini.

9. Untuk menampilkan pola radiasi dari antenna circular patch dalam bentuk 3D, maka
pilih “Farfield Plot” kemudian pilih pola “3D” dan kemudian pilih “farfields” pada
menu parameter sebelah kiri dan akan tampil seperti gambar di bawah ini.
10. Maka hasil tampilan dalam bentuk 3D seperti gambar dibawah ini.

11. Untuk menampilkan pola radiasi dari antenna circular patch dalam bentuk 1D atau
polar, maka pilih “Farfield Plot” kemudian pilih pola “Polar”.

12. Maka hasil akan tampil seperti gambar dibawah ini

13. Untuk dapat melihat nilai dari daya yang diradiasikan -3dB yaitu dengan cara sebagai
berikut:
 Pilih menu bar “Farfield Plot kemudian pilih menu “Resolution and Scaling” pada
sebelah kanan diubah menjadi “power pattern”
 Masih tetap pada menu bar “Farfield Plot”, pada sebelah kiri klik menu “Properties”

 Kemudian pilih menu “Plot Mode” kemudian ubah menjadi “Maximum=1” kemudian
klik “ok”

 Kemudian beri tanda marker pada gambar pola radiasinya dengan cara pilih menu bar
“1D Plot” kemudian pilih “Curve Markers” dan klik “Add Curve Marker”.
 Kemudian pilih menu bar “Farfield Plot” dan hilangkan tanda centang pada “Linear
Scaling”

 Kemudian beri tanda pada gambar pola radiasinya dengan cara double klik kiri seperti
pada gambar dibawah ini dengan memberi marker 1 dan marker 2.
ANALISA PERCOBAAN
1. Model Antenna

Pada gambar diatas, simulasi ini menggunakan model antenna circular patch.
2. VSWR

Gambar 14.8 grafik VSWR antenna circular patch

Pada gambar 14.8., dapat diketahui nilai VSWR pada antenna circular patch
sebesar 1,699 pada frekuensi 2,9495 GHz. Nilai VSWR yang baik yaitu kurang
dari 2. Dan terlihat pada gambar bahwa nilai VSWR nya kurang dari 2 yaitu
sebesar 1,699.
3. Return Loss

Gambar 15. Grafik nilai Return Loss

pada gambar 15, menunjukkan bahwa nilai Return Loss pada Antenna Circular
Patch pada frekuensi 2,9495 GHz sebesar -11,7284 dB. Dimana Return Loss yang
baik yaitu lebih kecil dari -10dB.
4. Frekuensi kerja
Pada simulasi ini, saya menggunakan jenis antenna circular patch, dimana
diketahui bahwa frekuensi kerja yang digunakan yaitu 2,9 GHz yang resonansi.
Hal ini dapat diketahui dari nilai Return Loss sebesar -11,7284 dB dan VSWR
sebesar 1,699 yang resonansi pada frekuensi 2,9 GHz.
5. Koefisien Pantul
Dari nilai parameter tersebut maka bisa dicari koefisien pantul dari antenna
circular patch. Dengan perhitungan sebagai berikut :

RL = 20 log

= = 10^(-11,7284 : 20)

= 0,2592
6. Pola Radiasi

Gambar 16. Pola Radiasi antenna Circular Patch

Berdasarkan gambar 16, Pola radiasi pada respon frekuensi ½ daya yaitu -3 dB.
Dimana lebar sudut yang dihasilkan adalah 81,2 derajat. Dimana sudut yang dibatasi oleh
titik-titik ½ daya adalah sudut 40,36⁰ dan 139,63⁰.

KESIMPULAN
Dari hasil analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Simulasi antenna menggunakan software CST STUDIO SUITE 2016 ini dapat
digunakan dengan menampilkan beberapa parameter-parameter diantaranya VSWR,
Return Loss, Frekuensi Kerja, serta pola radiasi dalam bentuk polar ataupun 3D.
2. Beberapa nilai parameter diantaranya:
 Frekuensi kerja antenna circular patch berada pada 2.9 GHz.
 Nilai VSWR sebesar 1,699.
 Nilai koefisien pantul sebesar 0,2592.
 Nilai Return Loss sebesar -11,7284 dB.

Anda mungkin juga menyukai