Anda di halaman 1dari 8

1.

Perbedaan emesis dan hiperemesis gravidarum


Morning sickness hanya terjadi di awal kehamilan, sementara hiperemesis bisa terjadi
sepanjang kehamilan
a. Mual morning sickness, mual kadang disertai dengan muntah. Akan tetapi,
untuk hyperemesis gravidarum mual selalu disertai dengan muntah yang
parah.
b. Waktu muntah  Saat morning sickness, mual akan mereda pada minggu
ke-12 atau setelahnya. Sementara itu, pada kasus Moms yang mengalami
hyperemesis gravidarum mual tidak akan reda hingga jelang waktu
kelahiran.
c. Tidak masuk makan  Muntah saat morning sickness masih memungkinkan
Moms untuk menyimpan makan.Berbanding terbalik dengan yang hyperemesis
gravidarum, muntah tidak memungkinkan Anda menyimpan makanan apa pun
yang berakibat ketidakseimbangan elektrolit.
d. Penurunan BB  morning sickness akan kehilangan lebih sedikit berat badan tapi
akan bertambah seiring hilangnya keadaan tersebut.Namun, hyperemesis
gravidarum bisa menyebabkan kehilangan berat badan 5 persen atau lebih dari
berat badan
e. Aktivas  saat  morning sickness,  aktivitas sehari-hari tidak terlalu
mengganggu.Sedangkan saat Moms terkena hiperemesis gravidarum, aktivitas
sehari-hari amat sangat terdampak

HG dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, bahkan berpotensi


mengancam jiwa ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami morning sickness biasanya merasakan
mual dan muntah pada pagi hari. Kondisi ini akan hilang dengan sendirinya setelah 12 hingga
14 minggu, atau sekitar bulan ketiga hingga keempat masa kehamilan. Mual dan muntah pada
morning sickness tidak menyebabkan dehidrasi parah bagi ibu hamil. Setelah morning
sickness, efek yang dirasakan biasanya hanya merasa kelelahan dan kehilangan nafsu makan.
HG amat berbeda. Ibu hamil pengidap HG akan mengalami mual yang tidak kunjung hilang,
bahkan seringkali terjadi muntah parah yang menyebabkan dehidrasi parah hingga penurunan
berat badan.

Hasil riset HER Foundation menyatakan, gejala HG dimulai dalam 6 minggu awal
pertama masa kehamilan. Mual yang terus-menerus membuat badan lemah dan letih serta
bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Pengidap HG mungkin tidak dapat bekerja atau
melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.

Hasil riset HER Foundation menyatakan, gejala HG dimulai dalam 6 minggu awal
pertama masa kehamilan. Mual yang terus-menerus membuat badan lemah dan letih serta
bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Pengidap HG mungkin tidak dapat bekerja atau
melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.

2. Mengapa bisa sampai terjadi komplikasi Ensefalopati Wernicke?

Ensefalopati Wernicke dimanifestasikan seperti kebingungan, ataksia gaya berjalan,


ophthalmoplegia (kelumpuhan otot mata), atau kejang. Terjadi akibat defisiensi tiamin
(vitamin B1). Tiamin berfungsi membantu otak dan sistem saraf mengubah gula menjadi
energi. Kekurangan vitamin ini akan mengganggu kinerja otak dan sistem saraf, serta
menyebabkan kerusakan otak, termasuk talamus dan hipotalamus. Biasanya, tiamin awalnya
hilang dengan muntah yang berkepanjangan.

Ketika penggantian cairan intravena yang mengandung dekstrosa diberikan,


metabolisme tubuh dari dekstrosa dengan cepat mengkonsumsi sisa tiamin. Oleh karena itu,
penyebabnya biasanya bukan hiperemesis itu sendiri, melainkan karena penggantian cairan
tanpa suplementasi tiamin.

Timbul akibat resusitasi cairan menggunakan dextrosan (oral /IV)

3. Dampak pada janin


Efek samping pada janin seperti abortus (Rawan keguguran pada janin yang kurang
mendapatkan nutrisi), bayi berat lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi
pada bayi baru lahir
Hiperemesis gravidarum yang terus-menerus dapat menyebabkan kekurangan
makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin.

4. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dibutuhkan untuk HG?


Pencitraan radiografi umumnya tidak diperlukan; namun, USG panggul dapat
dipertimbangkan untuk mendokumentasikan kehamilan dan mengevaluasi kondisi
yang meningkatkan risiko NVP, seperti kehamilan molahidatidosa dan kehamilan
multipel.
Endoskopi bagian atas dapat dianggap untuk menyingkirkan diagnosis gastritis dan
ulkus peptikum lambung.

5. Mekanisme terjadinya hipertiroid pada GH ?


Kelenjar tiroid dirangsang pada trimester pertama kehamilan, membuat tirotoksikosis
gestasional sering terjadi selama kehamilan. TSH dan β-hCG adalah glikoprotein yang
memiliki subunit α yang sama. Oleh karena itu, β-hCG dapat bereaksi silang dengan reseptor
TSH dan merangsang produksi tiroksin (T4) dan supresi TSH serum

meningkatnya kadar TBG sebagai respons terhadap peningkatan kadar estrogen. Akibat
peningkatan kadar TBG ini akan terjadi kenaikan kadar Protein Binding Iodine mulai minggu
ke 12 yang mencapai 2 kali kadar normal. Juga akan terjadi kenaikan kadar T4 dan T3
didalam serum. 5 Peningkatan kadar TBG serum selama kehamilan disebabkan karena
meningkatnya produksi TBG oleh sel-sel hati dan menurunnya degradasi TBG perifer akibat
modifikasi oligosakarida karena pengaruh kadar estrogen yang tinggi.

Terjadi peningkatan sekresi Thyroid Stimulating Factors (TSF) dari plasenta terutama Human
Chorionic Gonadotropin (HCG). HCG menyerupai TSH, dimana keduanya merupakan
glikoprotein yang mempunyai gugus alfa yang identik. Bukti terbaru menunjukkan bahwa
HCG merupakan suatu Chorionic Thyrotropin dimana aktifitas biologik dari 1 Unit HCG
ekivalen dengan 0,5 uU TSH.

6. Mengapa infeksi H. Pylori mengakibatkan mual dan muntah?


Helicobacter Pylori merupakan penyebab terjadinya ulkus peptikum melalui gastritis
kronis yang tidak akan sembuh sampai bakteri dimusnahkan dengan pengobatan
antimikroba. Infeksi kronis Helicobacter Pylori sering tidak menimbulkan gejala pada
kebanyakan pasien. Beberapa faktor tambahan seperti stres, diet yang tidak seimbang,
makanan yang tidak adekuat atau alkohol dapat menambah gejala gastritis.
Kehamilan sendiri dapat menjadi faktor patogenesa perusakan akut dari gastritis
kronis, karena pergerakan otot polos traktus gastrointestinal ditekan oleh progesteron,
sementara sekresi asam lambung meningkat selama hamil. Pada awal kehamilan,
peningkatan retensi cairan dalam tubuh dan perubahan volume cairan intraselular –
ekstraselular yang diakibatkan oleh peningkatan hormon steroid hal ini diduga
mengakibatkan perubahan pH. Pada traktus gastrointestinal perubahan pH dapat
mengakibatkan reaktivasi infeksi laten dari Helicobacter Pylori. Selain itu pada kehamilan
diduga perubahan imunitas sel dan humoral menyebabkan kerentanan sehingga infeksi
Helicobacter Pylori teraktivasi.
Estrogen menurunkan motilitas usus dan pengosongan lambun. Menyebabkan
pergeseran cairan untuk menurunkan keasaman lambung dan berpotensi pertumbuhan h.
Pylori.

7. Kategori obat menurut FDA?


Kategori A : Studi kontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap
janin pada kehamilan trimester I (dan tidak ada bukti mengenai resiko pada trimester
selanjutnya), dan sangat rendah kemungkinannya untuk membahayakan janin

Kategori B : Studi pada sistem reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan


adanya resiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap wanita hamil belum
pernah dilakukan. Atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping obat (selain penurunan fertilitas) yang tidak
diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester I

Kategori C : Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping


pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada
studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan
tidak dapat dilakukan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaat yang diperoleh
melebihi besarnya resiko yang mungkin timbul pada janin

Kategori D : Terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya


manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan
(misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau
penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan).

Kategori X : Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan


adanya abnormalitas janin dan besarnya resiko obat ini pada wanita hamil jelas-jelas
melebihi manfaatnya. Dikontraindikasikan bagi wanita hamil atau wanita usia subur.

8. Mengapa disebut morning sickness?


Kadar B HCG meningkat pada trimester pertama kehamilan. Mengakibatkan
terjadinya peningkatan asam lambung. Pagi hari karena malam hari isi lambung
kosong.

a. Hormon estrogen dan progesteron


Hormon progesteron dibentuk oleh corpus luteum. Peningkatan hormon
estrogen dan progesteron dapat mengganggu sistem pencernaan ibu hamil, dan 
membuat kadar asam lambung meningkat hingga muncul keluhan mual dan
muntah. 
Hormon ini dapat memperlambat fungsi metabolisme termasuk sistem pencernaan.
b. Human chorionic gonadotrophin(hCG)
Hormon hCG dalam aliran darah sangat membantu untuk menjaga 
persediaan estrogen dan progesteron serta untuk mencegah masa menstruasi. 
Meningkatnya hormon hCG secara tiba-tiba dapat mengakibatkan efek pedih pada 
lapisan perut, dan efek ini berupa rasa mual. Hormon ini juga menyebabkan
hilangnya 
gula dari darah, yang dapat menimbulkan perasaan sangat lapar dan sakit.Jadi
hormon 
hCG ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan muntah pada ibu
hamil.

9. Pencegahan

Pencegahan terhadap emesis gravidarum perlu dilaksanakan diantaranya dengan


menghilangkan atau mengatasi kecemasan ibu hamil dengan memberikan
penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai proses yang fisiologis,
memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologis
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan empat bulan,memberikan
kenyamanan psikologis akan sangat membantu ibu hamil dalam mengatasi mual
muntah yang dialami. Namun jika memperburuk gejala yang ada menyebabkan ibu
mengalami dehidrasi, anjurkan ibu untuk bed rest total dengan asupan nutrisi dan
cairan tetap terjaga, ibu makan sedikit tapi sering, hindari makan berminyak dan
berbau, akan lebih baik jika makanan dihidangkan dalam keadaan panas atau
sangat dingin
10. Kenapa hiperemesis gravidarum bisa mengakibatkan kelemahan otot
Hubungan dengan gejala klini yang lain

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis gravidarum Penurunan pengossongan lambung

Peningkatan tekanan gaster


Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Dehidrasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan

Cairan eksta seluler


dan plasma hemokonsentrasi

Aliran darah ke jaringan


Gangguan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra sel Perfusi jaringan
menurun otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan
tubuh
aktifitas

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal

Anda mungkin juga menyukai