Anda di halaman 1dari 9

Macam Enzim

MACAM-MACAM ENZIM OKSIDASE
10/26/2011 — Ketut Supeksa

Oksidase adalah sebuah enzim yang mengkatalisis transfer elektron dari suatu substrat ke
molekul oksigen, dan sebagai produk akhir dihasilkan air. Yang terkenal dari oksidase ini adalah
sitokrom oksidase ( yang dipelajari pada oksidase biologi ), merupakan enzim mitokondria yang
berperan pada ujung rantai respirasi dalam memindahkan atom hidrogen ke oksigen yang
akhirnya membentuk H2O.
Ada beberapa enzim oksidase selain sitokrom oksidase yang berperan dalam penggunaan
oksigen. Antara lain :
1. Alternate oksidase ( oksidase sementara )
terdapat pada tanaman araceae, yang mempunyai laju respirasi sangat tinggi pada ujung
bunganya. Di samping transport elektron yang normal, terdapat transport elektron kedua , yang
hanya terjadi pada saat laju respirasi yang meningkat. Adanya lintasan tersebut dapat
ditunjukkan melalui metode spektrofotometrik, namun mekanisme lintasan tersebut belum dapat
terungkap.
2. Oksidase asam glikolat
enzim oksidase asam glikolat merupakan enzim oksidase yang mengandung flavin. Berbeda
dengan oksidase sitoksom yang mereduksi oksigen menjadi air, maka oksidase asam glikolat
mereduksi oksigen menjadi H2O2 peroksida.
reaksinya :
CH2OH-COOH + O2 –> CHO-COOH + H2O2
Enzim oksidase mempunyai peranan penting dalam fotorespirasi. H2O2 yang dihasilkan pada
reaksi di atas merupakan racun bila terakumulasi dalam sel tumbuhan. Namun dengan adanya
enzim katalase akan diuraikan menjadi : lihat reaksi yang ketut supeksa buat
2H2O2 –katalase-> 2H2O + O2
3. Oksidase flavin
merupakan enzim yang mengandung flavin seperti halnya oksidase asam glikoat. Berperan
dalam penguraian oksidatif dari asam lemak pada jaringan kecambah . Enzim ini terdapat pada
organela yang disebut glioksisom ( peran glioksisom dalam penguraian lemak sebagai substrat
respirasi, baca metabolisme lemak). Koenzim dari oksidase flavin adalah FAD.
4. Fenolase ( oksidase fenol )
merupakan enzim oksidase yang mengandung Cu. Aktivitas enzim ini nampak pada perlakuan
jaringan ( pengeratan ) yang menimbulkan warna coklat. Warna coklat tersebut timbul karena
adanya senyawa fenol yang teroksidasi oleh aktivitas enzim fenolase.
5. Oksidase asam askorbat
merupakan enzim yang mengandung Cu. Substratnya adalah askorbat ( vitamin C ).
6. Oksidase IAA
telah kita ketahui bahwa IAA adalah zat pengatur tumbuhnya tumbuhan. IAA yang telah
teroksidasi oleh enzim oksidase IAA tidak lagi berberan sebagai zat pengatur tumbuh. Enzim ini
diduga merupakan enzim yang berperan dalam mekanisme pengaturan konsentrasi IAA dalam
tubuh tumbuhan.
Nah bagaimana teman-teman , udah pada mengerti kan ? Artikel saya tentang macam-macam
enzim oksidase. Jika ada kesalahan maupun kekurangan mohon dimaklumi, karena keterbatasan
kemampuan saya.
oleh : ketut supeksa
jurusan pendidikan biologi

Cara kerja Enzim


CARA KERJA ENZIM
Dalam tubuh makhluk hidup, terdapat senyawa organik yang dihasilkan sel dan bekerja sebagai
katalis. Senyawa itu disebut enzim. Cara kerja enzim sebagai biokatalis adalah dengan
meningkatkan proses reaksi kimia. Meskipun demikian, enzim tidak ikut bereaksi dan tidak pula
terpengaruh oleh reaksi tersebut. Ingin mengetahui cara kerja enzim beserta keunikan lainnya,
simak artikel tentang cara kerja enzim berikut.
Enzim termasuk dalam kategori protein. Cara kerja enzim pun terbilang unik karena hanya
mempengaruhi zat tertentu. Misalnya, enzim protease hanya bereaksi terhadap protein dengan
mengubahnya menjadi asam amino atau enzim amilase yang hanya bereaksi pada zattepung dan
mengubahnya menjadi glukosa.
Enzim diidentifikasi keberadaannya oleh ilmu pengetahuan pada awalabad ke-19. Saat
itu, ilmuwan menemukan proses pencernaan daging oleh sekresi perut dan pengubahan zat
tepung menjadi gula oleh kelenjar ludah. Telaah tentang cara kerja enzim pun semakin tajam saat
Louis Pasteur mengkaji pembentukan alkohol dalam fermentasi gula.
Setelah itu, dunia ilmu pengetahuan melakukan telaah yang lebih mendalam untuk mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan enzim, termasuk cara kerjanya. Bagaimana sebenarnya
cara kerja enzim tersebut? Berikut adalah paparan singkatnya.
Cara Kerja Enzim
Keberadaan enzim dalam tubuh memiliki peranan yang sangat besar. Tak hanya itu, cara kerja
enzim pun dinilai sebagai sebuah proses yang luar biasa bermanfaat. Ya, makanan yang kita
makan mengalami proses kimia yang melibatkan enzim di dalam tubuh. Tanpa bantuan enzim
tersebut, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk sarimakanan agar bisa diserap tubuh.
Proses dan cara kerja enzim di dalam tubuh akan menghasilkan senyawa intermediat dalam
reaksi organik dengan energi rendah. Di awal proses reaksi, beberapa enzim mengubah diri,
namun kembali ke bentuk semula begitu proses berakhir. Enzim merangsang laju reaksikimia
dengan cara membentuk kompleks dengan substrat sehingga menekan energi aktivasi yang
diperlukan tubuh dalam reaksi kimia.
Mekanisme cara kerja enzim adalah sebagai berikut.
1.    Cara kerja enzim: Menciptakan lingkungan dengan transisi terstabilisasi untuk menurunkan
energi aktivasi. Misalnya, dengan cara mengubah substrat.
2.    Cara kerja enzim: Menurunkan energi transisi dengan menciptakan lingkungan yang terdistribusi
muatan berlawanan dan tanpa mengubah bentuk substrat sedikit pun.
3.    Cara kerja enzim: Membentuk lintasan reaksi alternatif.
4.    Cara kerja enzim: Menggiring substrat pada orientasi yang tepat untuk bereaksi,
dengan cara menurunkan perubahan entropi reaksi.
Dilihat dari cara kerja enzim tersebut, bagian enzim yang aktif sebagai katalis memiliki gugus
prostetik yang bentuknya sangat spesifik sehingga hanya bisa bereaksi terhadap molekul dengan
bentuk yang spesifik pula. Dengan demikian, cara kerja enzim bisa digambarkan
dengan teori gembok dan anak gembok atau teori kecocokan yang terinduksi.
a. Cara kerja enzim - Teori Gembok dan Anak Gembok
Cara kerja enzim sesuai dengan teori ini bisa digambarkan sebagai berikut.
Gembok memiliki susunan mekanika khusus yang tersembunyi di dalam badan gembok. Untuk
dapat bergerak membuka dan mengunci, formasi mekanika tersebut harus digerakkan
dengan anak gembok yang bentuknya spesifik, sesuai dengan gemboknya.
Satu anak gembok hanya bisa digunakan untuk menggerakkan satujenis gembok. Prinsip kerja
gembok-anak gembok ini sangat sesuai dengan gambaran cara kerja enzim beserta substratnya di
dalam tubuh.
b. Cara kerja enzim - Teori Kecocokan yang Terinduksi
Cara kerja enzim berdasarkan teori ini memang tidak terlalu mudah dimengerti sebagimana
gambaran cara kerja enzim berdasarkan teori gembok. Teori ini memandang bahwa sisi aktif
enzim berbentuk fleksibel. Bentuk tersebut kemudian mengalami modifikasi saat substrat
memasukinya.
Setelah proses modifikasi selesai, subsrat membentuk kompleks untuk memulai reaksi kimia
yang lebih cepat. Setelah proses tersebut menghasilkan produk yang diinginkan, enzim tersebut
melepaskan diri dan kembali ke bentuk semula.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas dan Cara Kerja Enzim
Ada beberapa faktor yang memengaruhi aktivitas dan cara kerja enzim, di antaranya suhu,
keasaman, dan inhibitor.
a. Pengaruh suhu dalam aktivitas dan cara kerja enzim
Suhu menjadi faktor utama yang mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap aktivitas dan
cara kerja enzim dalam tubuh seseorang.  Penelitian ilmiah menemukan kenaikan reaksi enzim
menjadi dua kali lipat tiap kenaikan suhu 10ºC dalam batas suhu wajar.
Kenaikan suhu tersebut menstimulasi peningkatan energi kinetik pada molekul substrat dan
enzim sehingga energi substrat mengalami penurunan saat bertubrukan dengan enzim.
Penurunan energi substrat memudahkan molekul terikat pada enzim.
Pada suhu yang meningkat ekstrem, aktivitas dan cara kerja enzim menjadi terpengaruh. Ya,
pada suhu ini enzim bergetar sehingga menyebabkan terputusnya hidrogen dan enzim mengalami
denaturasi, yaitu rusaknya bentuk tiga dimensi enzim dan menyebabkan substrat melepaskannya.
Akibatnya, aktivitas dan cara kerja enzim pun menurun.
Pada manusia, suhu optimum enzim berkisar pada 37ºC, sedangkan tumbuhan mempunyai suhu
optimum yang lebih rendah, yaitu 25ºC.
b. Pengaruh keasaman dalam aktivitas dan cara kerja enzim
Tak hanya suhu saja yang mempu mempengarugi aktivitas dan cara kerja enzim dalam tubuh.
Kadar asam basa pun ternyata sangat mempengaruhi cara kerja enzim, sebab sebagian besar
enzim sangat peka terhadap perubahan pH. Pada kisaran pH 7.0 enzim intrasel bekerja
sangat efektif. Jika pH dinaikkan atau diturunkan, aktivitas enzim akan berkurang dengan cepat.
Meskipun demikian, terdapat beberapa enzim yang justru bekerjaoptimal dalam kandungan pH
sangat asam, yaitu pepsin dan amilase. Cara kerja enzim ini akan sangat baik jika kondisi asam
dalam tubuh seseorang berada pada level yang semakin tinggi.
c. Pengaruh inhibitor dalam aktivitas dan cara kerja enzim
Di samping suhu dan derajat keasaman, ternyata masih ada faktor lain yang mampu
mempengaruhi aktivitas dan cara kerja enzim. Ya, faktor lainnya tersebt adalah inhibitor.
Inhibitor adalah zat yang menghambat cara kerja enzim. Zat tersebut bersifat menghalangi cara
kerja enzim untuk sementara waktu atau secara tetap. Ada dua jenis inhibitor.
1. Inhibitor kompetitif, seperti sianida. Inhibitor jenis ini bersaing dengan substrat untuk
mencapai sisi aktif enzim. Sianida bersaing dengan oksigen untuk mencapai
haemoglobin. Sifat hambatannya sementara dan bisa ditanggulangi dengan menaikkan
konsentrasi substrat.
2. Inhibitor nonkompetitif yang menghalangi fungsi enzim dengan caramelekatkan diri pada
bagian luar sisi aktif enzim. Dalam kasus semacam ini, enzim tidak bereaksi terhadap substrat.
Hambatannya bersifat tetap, tidak terpengaruh konsentrasi substrat.
Nah, itulah beberapa hal menarik dan unik yang terdapat dalam aktivitas dan cara kerja
enzim dalam tubuh. Sebenarnya masih banyak hal lain yang bisa ditelaah tentang enzim. Ya,
bahasan mengenai enzim memang sangat luas sekali sehingga tidak akan mampu digambarkan
dengan tulisan sederhana ini. Namun, sebagai proses pengenalan, penulis berharap artikel ini
bisa dijadikan sebagai referensi bagi yang hendak menelaahnya lebih jauh.

Sifat Kinetik Enzim


SIFAT KINETIKA ENZIM

Mengukur Kadar Enzim

Enzim sebagai katalisator juga mempunyai sifat-sifat seperti katalisator pada umumnya, seperti
ikut bereaksi, tetapi padaakhir reaksi didapatkan kembali dalam bentuk semula. Hal tersebut
mengakibatkan enzim dapat dipakai kembali setelah melaksanakan aktivitasnya, sehingga tubuh
kita tidak membutuhkan enzim dalam jumlah yang besar. Jumlah/kadar enzim yang kecil
tersebut menimbulkan kesulitan tersendiri bagi kita untuk mengukur kadar enzim, sehingga
memerlukan teknik yang rumit. Secara klinis pengukuran kadar enzim sangat penting dilakukan.
Disamping untuk mengetahui kadar suatu enzim pada seorang penderita, Enzim plasma
nonfungsinal dapat dijadikan sebagai petanda adanya kerusakan organ tertentu.
Pengukuran kadar enzim dapat dilkaukan denga dua cara, yaitu: (1) dibandingkan dengan enzim
murni; (2) Mengukur kecepatan reaksi yang dikatalisisnya. Cara ke-1 dilakukan dengan
membandingkan enzim yang ingin diukur kadarnya dengan enzim murni yang sudah
diketahui kadarnya. Kadar enzim dinyatakan dengan satuan µg. Sebagai contoh misalnya enzim
murni dengan kadar 2 ug dapat mengkatalisis substrat dengan jumlah tertentu selama 10 detik.
Jika memakai enzim yang ingin diukur kadarnya membutuhkan waktu 20 detik, maka kadar
enzim yang bersangkutan adalah 1 ug.
Pengukuran dengan cara diatas, jelas membutuhkan tersedianya enzim murni. Kenyataannya
banyak enzim yang belum tersedia bentuk murninya. Untuk mengatasi hal ini digunakanlah cara
ke-2. Satuan enzim dinyatakan dalam unit. Kadar enzim diukur berdasarkan jumlah substrat yang
bereaksi atau produk yang terbentuk per satuan waktu. Satu unit internasional disepakati sebagai
jumlah enzim yang perlukan untuk mengkatalisis pembentukan 1 µ mol produk per menit pada
kondisi tertentu.
Pengukuran aktifitas enzim dapat pula dilakukan menggunakan alat spektrofotometer. Sebagai
contoh misalnya aktifitas enzim dehidrogenase yang bergantung NAD(P)+ diperiksa secara
spektofotometris dengan mengukur perubahan absorbsi nya pada 340 nm yang menyertai
oksidasi atau reduksi NAD(P)+/NAD(P)H. Oksidasi NADH menjadi NAD+ terjadi disertai
dengan penurunan densitas optik (OD, optical density) pada 340 nm, yang proporsional dengan
jumlah NADH yang dioksidasi. Demikian pula, kalau NAD+ direduksi, OD pada 340 nm akan
meningkat sebanding dengan jumlah NADH yang terbentuk. Perubahan OD pada 340 nm ini
dapat dimanfaatkan bagi pemeriksaan analisis kuantitatif setiap enzim dehidrogenase yang
bergantung NAD+ atau NADP+. Bagi enzim dehidrogenase yang mengatalitis oksidasi NADH
oleh substratnya yang teroksidasi, kecepatan penurunan OD pada 340 nm akan berbanding lurus
dengan konsentrasi enzim. Oleh karena itu, hasil pengukuran kecepatan penurunan OD pada 340
nm memungkinkan kita menyimpulkan kuantitas enzim.

Regulasi dan Aktivitas Enzim


REGULASI DAN AKTIVITAS ENZIM
Ilmu pengetahuan mengidentifikasi aktivitas enzim dalam tubuh makhluk hidup sebagai
senyawa organik dengan fungsi katalis yang dihasilkan sel dalam suatu reaksi kimia. Enzim
bekerja atau aktivitas enzim berlangsung di dalam sel dan hanya sebagian kecil yang bekerja di
luar sel.
Enzim menekan energi aktivasi dengan mengatalisasi reaksi dan meningkatkan
kecepatan proses metabolisme. Bayangkan, reaksi fosfat dekarboksilase, jika tidak dikatalisasi
oleh enzim orotidina 5, memerlukan waktu 78 juta tahun untuk mengubah 50% substrat menjadi
produk. Namun, dengan adanya enzim tersebut, proses hanya berlangsung 25 milidetik.
Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intraseluler, misalnya enzim katalase yang
berfungsi memecah senyawa-senyawa berbahaya. Sementara enzim yang bekerja di luar sel,
disebut enzim ekstraseluler. Enzim-enzim tersebut mengendalikan reaksi biokimia, seperti
respirasi, pertumbuhan, perkecambahan, fotosintesis, pencernaan, dan lain-lain.
Jenis Enzim dan Aktivitas Enzim
Ada beberapa jenis enzim yang dikenal, di antaranya sebagai berikut.
1. Aktivitas Enzim - Hidrolase
Hidrolase adalah enzim yang memerlukan bantuan air dalam proses menguraikan zat. Enzim ini
bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
a. Karbohidrase adalah enzim yang menguraikan karbohidrat, misalnya:
       enzim amilase yang menguraikan amilum menjadi maltose,
       enzim maltase yang menguraikan maltosa menjadi glukosa,
       enzim ukrase yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa,
       enzim laktase yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa,
       enzim selulase yang menguraikan selulosa menjadi selobiosa, dan
       enzim pektinase yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
b. Esterase adalah golongan enzim yang berfungsi memecah ester:
       enzim lipase yang menguraikan lemak menjadi asam lemak, dan
       enzim fosfatase yang menguraikan ester menjadi asam fosfat.
c. Protease adalah enzim yang berfungsi menguraikan protein, misalnya:
       enzim peptidase yang menguraikan peptida menjadi asam amino,
       enzim gelatinase yang berfungsi menguraikan gelatin, dan
       enzim renin yang berfungsi menguraikan kasein susu.
2. Aktivitas Enzim - Oksidase dan Reduktase
Oksidase dan reduktase adalah enzim yang berperan aktif membantuproses oksidasi dan reduksi.
Enzim ini bisa dikelompokkan menjadi dua.
       Dehidrogenase adalah enzim yang mengubah zat-zat organikmenjadi hasil-hasil oksidasi.
       Katalase adalah enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
3. Aktivitas Enzim - Desmolase
Desmolase adalah enzim yang memutuskan ikatan C-C, C-N, dan dapat dikelompokkan menjadi
dua.
       Karboksilase, adalah enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
       Transaminase adalah enzim yang mengubah amine menjadi asam amino.
Kontrol Aktivitas Enzim
Untuk mencapai keadaan transisi dan berubah menjadi produk, substrat memerlukan tenaga yang
sangat besar. Tanpa campur tangan enzim, proses tersebut memakan waktu yang sangat
lama. Enzim menangkap substrat dan menekan energi aktivasi sehingga mempercepat
reaksikimia dalam sel.
Dalam aktivitas enzim, enzim menciptakan lingkungan dengan transisi terstabilisasi,
terdistribusi muatan berlawanan, membentuk lintasanalternatif, dan menggiring substrat pada
orientasi yang tepat untuk bereaksi.
Untuk mencapai aktivitas enzim yang optimal, beberapa enzim bekerja sendiri dan sebagian lagi
memerlukan komponen tambahan berupa molekul nonprotein yang disebut kofaktor. Bentuknya
bisa berupa gugus prostetik yang mengikat kuat atau berupa koenzim melepaskan diri saat reaksi
kimia terjadi.
Dalam satu detik, melakukan reaksi hingga jutaan kali supaya bisa menjalankan fungsinya
dengan baik. Reaksi tersebut dipengaruhi oleh temperatur, asam basa, kadar garam, dan
inhibitor, yaitu senyawa kompetitif yang menghalangi pengikatan substrat oleh enzim.
Aktivitas enzim di dalam tubuh makhluk hidup dikontrol sel dengan cara sebagai berikut.
1.    Aktivitas enzim berupa produksi enzim dikontrol berkaitan dengan respon sel terhadap
lingkungan, dengan cara transkripsi dan translasi gen enzim, dan bentuk regulasinya disebut
induksi atau inhibisi. Pada kasus penggunaan penisilin sebagai antibiotik, enzim beta-laktamase
menginduksi hidrolis cincin beta-laktam pada penisilin dan membuat bakteri resistan terhadap
penisilin.
2.    Membuat lintasan metabolisme beragan dalam kompartemen sel yang berbeda bisa
mengkompartemenkan enzim. Misalnya, lintasan majemuk pada sitosol, retikulum endoplasma,
dan aparat golgi, sekelompok enzim lainnya dalam mensintesis asam lemak.
3.    Inhibitor dan aktivator meregulasi enzim dengan mekanisme umpan balik untuk efisiensi dalam
alokasi zat dan energi dan menghindari pembuaran produk secara berlebihan.
4.    Aktivitas enzim berupa regulasi enzim juga dapat dilakukan
melalui modifikasi pascatranslasional, meliputi fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi.
Contohnya, polipeptida yang melakukan pembelahan rantai.
5.    Regulasi juga dipengaruhi oleh beberapa enzim yang teraktivasi saat beradap di lingkungan lain.
Kontrol aktivitas enzim tersebut diperlukan untuk menjaga homeostasis dan malfungsi enzim
yang bisa menimbulkan penyakit dan penyimpangan genetika.
Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim
Seperti kita ketahui, aktivitas enzim tertentu dapat berlangsung secara maksimal dalam kondisi
tertentu juga. Lalu, apa saja yang mempengaruhi aktivitas enzim? Beriklut faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas enzim atau kerja enzim.
Suhu Mempengaruhi Aktivitas Enzim
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu. Pada umumnya, enzim
memiliki suhu optimal sama dengan suhu normal sel organisme tersebut. Biasanya, suhu optimal
enzim padahewan poikilotermik di daerah dingin lebih rendah dibandingkan enzim pada hewan
homeotermik. Misalnya suhu optimal enzim pada manusia yaitu 37 Derajat Celcius dan katak
suhu optimalnya adalah 25 Derajat Celcius.
Adanya kenaikan suhu optimal tersebut dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan aktivitas
enzim. Setiap kenaikan suhu 10 Derajat Celcius, maka kecepatan reaksinya menjadi dua kali
lipat dengan batas suhu yang wajar sehingga mempengaruhi aktivitas enzim. Hal ini juga berlaku
pada anzim dan aktivitas enzim. Panas yang dihasilkan karena adanya kenaikan suhu mampu
mempercepat reaksi dan menyebabkan kecepatan molekul meningkat. Hasilnya yaitu frekuensi
serta daya tumbukan molekuler pun ikut meningkat sehingga mempengaruhi aktivitas enzim.
Kenaikan suhu dalam batas yang tidak normal mengakibatkan terjadinya perubahan struktur
enzim (denaturasi). Enzim yang talah mengalami perubahan struktur akan kehilangan
kemampuan katalisnya dan secara tidak langsung akan mempengaruhi aktivitas enzim itu sendiri.
Biasanya enzim yang sudah rusak secara fisik tidak dapat lagi diperbaiki. Inilah alasan mengapa
enzim lebih baik dikonsumsi pada makanan yang telah dimasak, terutama daging
dan telur daripada makanan yang mentah.
Pengawasan panas pada susu dan makanan dengan bahan susu yang lain, secara signifikan dapat
mengurangi penyebaran penyakit, misalnyaTBC. Saat keadaan suhu kurang dari suhu optimal,
aktivitas enzim akan mengalami penurunan. Aktivitas enzim masih berlangsung pada suhu
kurang dari nol dan aktivitas enzim hampir berhenti pada suhu 196 Derajat Celcius.
Keasaman Mempengaruhi Aktivitas Enzim
Semua enzim dan aktivitas enzim cukup peka terhadap perubahan derajat keasaman (pH).
Aktivitas enzim menjadi terhenti jika diperlakukan pada asam basa yang bersifat kuat sekali.
Pada umunya, aktivitas enzim efketif di kisaran pH lingkungan yang sempit.
Di luar zona pH maksimal tersebut, kenaikan maupun penurunan pH mengakibatkan aktivitas
enzim menurun secara cepat. Contohnya, enzim pencerna pada lambung memiliki pH optimal 2
sehingga aktivitas enzim hanya mampu bekerja saat kondisi sangat asam. Pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim dapat termonitor karena enzim terdiri atasprotein. Jumlah muatan positif dan
negatif yang ada dalam molekul protein dan bentuk dari permukaan protein sebagiannya
ditentukan oleh pH.
Selain suhu dan keasaman, aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim, substrat,
kofaktor, dan inhibator enzim.

Peranan Enzin Koenzim dan Logam Dalam


Oksidasi Biologi
PERAN ENZIM/KO-ENZIM DALAM OKSIDASI BIOLOGIS

1. ENZIM OKSIDASE :
Oksidase merupakan enzim yang berperan mengkatalisis Hidrogen yang ada dalam substrat
dengan hasil berupa H2O dan H2O2.
Enzim ini berfungsi sebagai AKSEPTOR ion Hidrogen.
Enzim ini banyak terdapat dalam mioglobin, hemoglobin, dan sitokrom lain.
Enzim ini merupakan zat terakhir dari rangkaian proses respirasi yang berperan
memindahkan electron yang dihasilkan dari proses oksidasi sebelumnya yaitu oleh enzim
dehidrogenase.
Bentuk-bentuk lain yang perannya sama dengan enzim oksidase yaitu Flavoprotein
Mononukleotida (FMN) dan  Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) yang berasal dari
VITAMIN  riboflavin.
FMN banyak terdapat dalam ginjal, usus halus, dan hati.
FAD banyak terdapat dalam hati 
ENZIM OKSIDASE memanfaatkan OKSIGEN sebagai AKSEPTOR HIDROGEN

2. ENZIM DEHIDROGENASE :
Enzim ini berperan sebagai pemindah ion Hidrogen dari substrat satu ke substrat berikutnya
dalam reaksi REDOKS COUPLE. Contohnya ialah penggunaan enzim dehidrogenase dalam
pemindahan electron di membrane dalam mitokondria, siklus Kreb, dan GLIKOLISIS fase
anaerob.
Enzim ini tidak menggunakan Oksigen sebagai akseptor ion Hidrogen. Reaksi Redoks couple
enzim ini dapat dilihat sebagai berikut :
Catatan : A dan B merupakan substrat

Aktivitas enzim Dehidrogenase juga punya ketergantungan pada ko-enzim Nikotinamida ---
NAD (Vitamin Niasin) dan vitamin Riboflavin.

3. ENZIM HIDROPEROKSIDASE

Ada dua jenis hidroperoksidase : PEROKSIDASE dan KATALASE.


a). Peroksidase :banyak terdapat dalam air susu, leukosit, trombosit, dan jaringan tubuh
lainnya yang berperan dalam metabolisme EIKOSANOID (berkaitan dengan ASAM LEMAK
TAK JENUH).
Enzim peroksidase berperan penting menjaga lipid membrane sel dan hemoglobin dari
senyawaan peroksida  (H2O2 ) yang bersifat toksik. Reaksinya sebagai berikut :

b). Katalase : banyak terdapat dalam jaringan hati, sel mukosa, darah, sumsum tulang, dan
ginjal. Bagian organel sel dari jaringan tersebut yang memiliki dua fungsi sekaligus yaitu
untuk menghasilkan dan untuk menghancurkan hydrogen peroksida adalah ENZIM
PEROKSISOM.
Enzim ini berperan menghancurkan hydrogen peroksida yang dihasilkan dari aktivitas enzim
oksidase. Reaksinya sebagai berikut :

Hubungan kerja enzim peroksisom digambarkan dalam reaksi berikut:


Hubungan kerja enzim peroksisom digambarkan dalam reaksi berikut:

4. ENZIM OKSIGENASE

Enzim ini berperan dalam sintesis atau penguraian berbagai senyawaan Enzim ini banyak
ditemukan dalam hati.
Ada dua macam enzim Oksigenase yaitu : DIOKSIGENASE dan MONOOKSIGENASE.
Dioksigenase berfungsi mengkatalisis penyatuan oksigen ke dalam molekul substrat. Reaksi
dasarnya sebagai berikut :

                DIOKSIGENASE
A +  O2                                                          AO2                                                                             

Enzim Monooksigenase banyak ditemukan dalam sel-sel hati yang bekerja bersama enzim
SITOKROM P-450 untuk HIDROKSILASI OBAT. Reaksi dasar hidrosilasi obat oleh
monoksigenase :

OBAT - + O2 + 2 + 2H+ + H2O + 2


Fe2+ Fe3+

OBAT-
(P- (P-
450) 450)

Anda mungkin juga menyukai