Anda di halaman 1dari 5

Risma Manuturi Panjaitan (452555)

Finance B ( FRM)
1. Bagaimana fungsi manajemen risiko dapat diarahkan untuk meningkatkan nilai
perusahaan? Kendala apakah yang dapat menghalangi tercapainya tujuan tersebut?
Jelaskan dengan menggunakan contoh perusahaan yang telah go public!
JAWABAN :
Mengapa risiko harus dikelola? Yaitu karena risiko itu mengandung biaya yang tidak
sedikit.
Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi,
mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Ironisnya
perusahaan bisa mengalami penurunan atau kolaps tanpa bisa diketahui apa
penyebabnya. Manajemen risiko juga diperlukan untuk mampu membantu perusahaan
bangkit Kembali apabila mengalami suatu kegagalan atau kerugian. Apabila nilai
perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko
yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
 Manajemen eksposur, membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas
perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba,
sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga
mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan.
 Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi
pada risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat
melakukan lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat
berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
 Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang
lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur
perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang
obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi
kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrumen tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrumen
terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku
bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi,
manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh konsumen.
Risma Manuturi Panjaitan (452555)
Finance B ( FRM)
Contoh :
Manajemen Resiko
Kalbe menyadari bahwa pelaksanaan sistem pengelolaan risiko yang memadai
berperan penting dalam pengelolaan berbagai risiko usaha yang dihadapi Perseroan.
Penerapan manajemen risiko diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat berikut:
1. Menyediakan informasi bagi manajemen mengenai paparan risiko yang dihadapi
2. Menyempurnakan metode dan proses pengambilan keputusan
3. Memberikan penilaian atas risiko yang melekat pada setiap produk dan kegiatan
usaha Kalbe.
Kalbe telah membentuk Unit Audit Korporat dan Penasihat Risiko atau Corporate
Audit and Risk Advisory (CARA). Unit CARA bertanggung jawab memfasilitasi
penyempurnaan kemampuan pengungkapan risiko dan mendorong efektivitas
pengembangan dan implementasi strategi pengendalian risiko secara keseluruhan. Hal
tersebut dilaksanakan melalui proses konsultasi dan evaluasi, guna memastikan bahwa
setiap unit kerja dalam melakukan identifikasi faktor-faktor risiko utama dan
melaksanakan kebijakan pengendalian untuk memitigasi risiko-risiko tersebut.
Beberapa risiko utama yang memiliki pengaruh penting terhadap kegiatan usaha
Kalbe antara lain:
1. Risiko Persaingan Usaha
Dalam era pasar terbuka sekarang ini, persaingan dalam sektor farmasi dan produk
kesehatan lainnya akan semakin ketat dengan banyaknya produsen lokal maupun
internasional yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam berbagai aspek, antara
lain sumber daya keuangan dan kemampuan operasional pesaing internasional yang lebih
kuat, serta inovasi produk, metode promosi dan pemasaran, perubahan permintaan pasar,
daya beli masyarakat yang terbatas serta kesiapan Perseroan menghadapi persaingan
bisnis yang tidak sehat. Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan
meningkatkan kepekaan terhadap perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri
serta menangkap peluang yang tersedia. Disamping itu, Kalbe juga dituntut untuk
mampu memberikan nilai lebih dari produk dan jasa yang ditawarkan oleh Kalbe
dibandingkan dengan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain yang sejenis.
2. Risiko Keuangan
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, Grup Kalbe juga menghadapi risiko keuangan
yang timbul sebagai akibat fluktuasi mata uang asing, anggaran, pembiayaan, serta
likuiditas. Karena sebagian besar bahan baku Kalbe diimpor, hal ini menimbulkan
Risma Manuturi Panjaitan (452555)
Finance B ( FRM)
dampak dalam bentuk kerentanan terhadap fluktuasi valuta asing. Fluktuasi mata uang
asing, terutama dalam Dollar A.S. sangat berdampak pada biaya produksi. Penanganan
risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan pengelolaan manajemen kas secara
lebih prudent untuk menjamin kebutuhan impor, menjaga tingkat persediaan bahan baku
dan barang jadi yang mencukupi dengan selalu memperhatikan kondisi perekonomian
domestik dan global.
3. Risiko Hukum dan Regulasi
Di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Grup Kalbe menghadapi berbagai
jenis peraturan hukum dan perubahan regulasi yang terkait serta aturan yang dibuat
dalam perjanjian dengan pihak ketiga yang mengikat grup Kalbe, sehingga dapat
menimbulkan risiko hukum atau akibat hukum lainnya. Antisipasi proses perubahan
peraturan yang berkenaan dengan industri kesehatan dan kondisi makro ekonomi dapat
memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk terus bertumbuh. Proses registrasi atas
merek dan produk, termasuk perolehan hak paten, serta kekayaan intelektual lainnya
merupakan kewajiban secara hukum yang harus dijalankan secara berkesinambungan
untuk menghindari klaim atau pengakuan dari pihak luar yang dapat terjadi di kemudian
hari. Perjanjian-perjanjian yang mengikat dengan pihak ketiga dapat membawa
konsekuensi hukum, sehingga dalam proses pembuatan dan pengesahannya harus
dilakukan pemeriksaan secara legal sehingga terbentuk keseimbangan hak dan
kewajiban. Selain itu, kegiatan ekspor atau ekspansi ke luar negeri perlu
dipertimbangkan dengan mempelajari dan memahami mengenai perbedaan hukum dan
peraturan yang berlaku di masing-masing negara. Penanganan risiko ini dilakukan antara
lain dengan terus melakukan pemantauan atas perubahan peraturan dengan baik untuk
mengantisipasi kesempatan atau dampak suatu risiko, menghindari gugatan hukum dari
pihak luar, dan mematuhi hukum dan regulasi lainnya yang berlaku. Perseroan juga terus
meningkatkan kompetensi sumber daya dan kesiapan dari segi legalitas dalam
menghadapi gugatan dari pihak ketiga.
4. Risiko Reputasi
Risiko reputasi ini meliputi keluhan konsumen, penarikan kembali produk dan juga
kemungkinan adanya sabotase terhadap produk, serta pencemaran nama baik. Di saat
seperti sekarang ini, dimana citra perusahaan sangatlah penting, maka pencemaran
reputasi merupakan risiko yang harus diperhatikan. Penanganan risiko ini dilakukan
antara lain dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang meliputi
hasil proses bisnis Perseroan yang menyeluruh, yaitu sejak tahap riset dan
Risma Manuturi Panjaitan (452555)
Finance B ( FRM)
pengembangan hingga masa kadaluarsa produk, termasuk kewaspadaan terhadap
pemalsuan produk yang selalu menjadi salah satu fokus utama Grup Kalbe sehingga
dapat meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Kalbe. Tidak
hanya dari sisi produk, Kalbe juga meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan
melalui pembinaan sumber daya manusia.
5. Risiko Sumber Daya Manusia
Keberlangsungan perkembangan Perseroan tidak lepas dari kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Risiko akan tingkat pergantian karyawan, keluarnya karyawan-
karyawan yang berpotensi, permasalahan dalam perekrutan maupun hal lain akan
berpengaruh dalam kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan
pelatihan dan pengembangan kemampuan sumber daya manusia serta memberikan
kesempatan yang setara kepada karyawan dalam mengembangkan karir dan kompetensi
secara profesional. Evaluasi akan sistem kompensasi agar senantiasa kompetitif dan
sejalan dengan perkembangan pasar juga terus dilakukan. Kalbe juga terus
mengembangkan dan mengatur talent pool sehingga selalu tersedia personil yang siap
pakai untuk menjamin kelanjutan kinerja yang baik.
6. Risiko Interupsi Bisnis
Dalam menjalankan bisnisnya Kalbe harus selalu siap untuk menghadapi dan
mengatasi risiko yang bersifat bencana alam, yang dapat berdampak pada lumpuhnya
fasilitas perusahaan dan terhentinya kegiatan produksi, seperti gempa bumi, kebakaran,
banjir, dan sebagainya. Risiko ini memiliki kemungkinan yang kecil, namun membawa
akibat yang signifikan untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, Kalbe senantiasa
menerapkan program asuransi yang memadai atas aset, fasilitas produksi serta
persediaan.
7. Risiko Informasi Perusahaan
Di dalam era perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang ini, di mana
berbagai informasi dapat diperoleh/ diakses melalui internet, keamanan data perusahaan
merupakan sesuatu yang mutlak. Risiko informasi ini tidak hanya berkaitan dengan
permasalahan Teknologi Informasi (hardware dan software), namun juga terkait dengan
semua data informasi yang dimiliki Grup Kalbe. Kegagalan dalam menjaga kerahasiaan
informasi tersebut dapat mengakibatkan kerugian bagi perseroan. Penanganan risiko ini
dilakukan dengan penetapan dan pengembangan Kebijakan Teknologi Informasi dan
pengadaan pusat Data (Data Center) yang memadai dengan standar yang tinggi yang
Risma Manuturi Panjaitan (452555)
Finance B ( FRM)
merupakan salah satu langkah mitigasi perseroan dalam menjaga keamanan akan akses
informasi-informasi penting tersebut. Risiko-risiko tersebut di atas akan selalu dimonitor
dan dievaluasi dengan memperhatikan dinamika kegiatan usaha dan peraturan-peraturan
terkait, termasuk memetakan risiko-risiko yang mungkin belum teridentifikasi.

2. Menurut artikel yang Sdr baca, dalam hal apa Manajemen Risiko dapat dikatakan
bermanfaat, dan dalam hal bagaimana Manajemen Risiko tidak memberikan manfaat? 
JAWABAN:
Bermanfaat:
 Manajemen risiko memiliki manfaat yaitu untuk mengatasi kemungkinan risiko
saat aliran kas perusahaan memiliki volatilitas atau keadaan dimana besarnya jarak
fluktuasi pada naik turunnya harga saham. Terjadinya volatilitas dalam aliran kas
menandakan adanya ketidakpastian atau lonjakan harga akan aliran kas tersebut,
sehingga perusahaan membutuhkan manajemen risiko untuk menghindari
terjadinya aliran kas yang dapat menurun secara drastic.
 Manajemen risiko dapat digunakan perusahaaan guna mengamati atau mendeteksi
terjadinya kemungkinan atau peluang kebangkrutan, dengan cara mengelola risiko-
risiko yang dapat menyebabkan kebangkrutan seperti likuidasi.

Tidak bermanfaat:
 Seperti yang disebutkan Tufano dimana perusahaan yang memiliki cash in hand
yang terbilang cukup besar akan cenderung lebih memiliki risiko likuiditas yang
lebih kecil, sehingga manajemen risiko tidak terlalu akan terlalu diperlukan pada
keadaan tersebut.
 Berdasarkan juga dengan teori Tufano, perusahaan yang memiliki tingkat risiko
kecil terhadap tidak terbayarkannya utang akan cenderung lebih melakukan
hedging sehingga manajemen risiko tidak terlalu dibutuhkan pada kondisi
perusahaan yang seperti ini.
 Manajemen risiko tidak memiliki manfaat pada saat perusahaan tidak melakukan
atau tidak memiliki biaya transaksi atau pajak serta tidak adanya informasi yang
tersebar setara sesuai dengan teori struktur modal Modiliani Miller. Saat hal
tersebut terjadi, maka risiko yang akan terjadi terhadap aliran kas juga sangat kecil
sehingga tidak memerlukan manajemen risiko.

Anda mungkin juga menyukai