NPM : 1832121452
KELAS : C9 MANAJEMEN
ROI 8.371.650.000
3. Karakteristik konsep umum konsep blanced scorecard dalam pengukuran kinerja
manajemen adalah
Karena fungsinya sebagai suatu sistem manajemen strategi, Balance Scorecard
menjabarkan misi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur
kinerja untuk menghasilkan hasil yang optimal dengan berbagai karakteristik tertentu.
1) Komprehensif
Perspektif dalam pengukuran kinerja bisa diperluas dengan Balance Scorecard
ini, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perluasan perspektif ini sangat bermanfaat lho bagi perusahaan karena
menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang, dan
membantu perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2) Koheren
Balance Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab
akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan
strategis. Bahkan, setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non
keuangan juga harus memiliki hubungan baik dengan sasaran keuangan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
3) Seimbang
Keseimbangan diantara keempat perspektif dalam Balance Scorecard yang
dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis ini sangat penting untuk
menghasilkan kinerja keuangan yang berjangka panjang dan pastinya
perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.
4) Terukur
Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit untuk diukur.
Sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah terukur,
namun dalam Balanced Scorecard ketiga perspektif non keuangan tersebut
ditentukan ukurannya sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja
perusahaan.
4. Pengaruh nilai uang terhdap proyek investas adalah
Suatu investasi yang dilakukan individu atau perusahaan berkaitan dengan
pengeluaran dana / uang pada saat ini; yaitu pada saat investasi didanai dengan
harapan dapat memberikan hasil pada masa yang akan datang dalam waktu yang
relatif cukup lama. Oleh karena itu pemahaman nilai waktu uang menjadi sangat
penting. Nilai mata uang yang miliki nominal Rp. 1.000,00 saat ini (sekarang)
mempunyai nilai yang lebih tinggi atau lebih berharga jika dibandingkan dengan nilai
Rp.1.000,00 pada masa yang akan datang.
Seluruh manusia yang mengenal uang sudah memakluminya kondisi seperti ini bahwa
dengan nominal yang sama, nilai uang saat ini lebih tinggi daripada masa yang akan
datang. Adapun penyebab turunnya nilai uang salah satunya adalah faktor inflasi,
artinya semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin lemah daya beli uang tersebut.
1) Inflasi
Kenaikan gaji, pasti sangat disukai semua orang, Namun tidak untuk kenaikan
harga barang dan tarif jasa yang justru sangat dibenci. Sebuah negara dengan
tingkat inflasi yang lebih rendah dari negara lain akan mengapresiasi nilai
mata uangnya. Harga barang dan jasa meningkat pada tingkat yang lebih
lambat, ketika inflasi rendah. Sebuah negara dengan tingkat inflasi yang
rendah menunjukan nilai mata uang yang naik. Sementara itu, negara dengan
inflasi yang lebih tinggi biasanya melihat adanya depresiasi mata uang dan
biasanya disertai pula suku binga yang lebih tinggi.
2) Suku Bunga
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi nilai mata uang sebuah negara
yang pada umumnya terhadap dolar. Tarif perdagangan mata uang (forex),
suku bunga, dan inflasi semuanya saling berhubungan. Kenaikan tingkat suku
bunga menyebabkan mata uang suatu negara terapresiasi. Hal ini dikarenakan
suku bunga yang lebih tinggi memberikan tarif lebih tinggi untuk pemberi
pinjaman, sehingga menarik modal asing secara berlebihan, yang
menyebabkan kenaikan nilai tukar mata uang tersebut.
3) Stabilitas Politik
Stabilitas politik dan kinerja perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi
kekuatan mata uangnya. Sebuah negara dengan risiko kekacauan politik yang
rendah lebih menarik bagi investor asing. Peningkatan modal asing, pada
gilirannya, menyebabkan apresiasi nilai mata uang domestik. Sebuah negara
dengan kebijakan keuangan dan perdagangan yang sehat tidak memberikan
ruang untuk ketidakpastian dalam nilai mata uangnya. Sebaliknya, sebuah
negara dengan keadaan politik yang tidak stabil memungkinkan terjadinya
depresiasi nilai tukar mata uangnya.