Anda di halaman 1dari 4

NAMA : KOMANG DENDY MAS SURYA SANJAYA

NPM : 1832121452
KELAS : C9 MANAJEMEN

UAS AKUTANSI MANAJEMEN


1. Komponen yang meliputi anggaran operasi adalah
1) Anggaran Penjualan
Anggaran ini dibuat untuk membantu memprediksi penjualan di masa
mendatang. Anggaran ini biasanya berisi rencana jenis barang yang akan
dijual, harga, jumlah, waktu, dan tempat penjualan. Anggaran penjualan ini
biasanya disusun berdasarkan proyeksi penjualan yang akan diberikan
perusahaan dan dibuat dalam satu periode untuk satu tahun ke depan.
2) Anggaran Produksi
Anggaran ini umumnya berisi tentang rencana unit perusahaan yang akan
diproduksi selama periode anggaran. Anggaran produksi adalah landasan dari
pembuatan anggaran biaya produksi serta ditentukan berdasarkan rencana dari
penjualan, seperti biaya tenaga kerja, produksi, bahan baku, dan lain
sebagainya.
3) Anggaran Biaya Produksi
Anggaran ini umumnya mencakup perencanaan biaya pemasaran serta
administrasi yang dijadikan sebagai landasan dalam pembuatan anggaran kas
dan laba-rugi.
4) Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran ini sangat dibutuhkan dalam proses produksi karena berisi
perencanaan bahan baku. Hal ini akan membantu perusahaan untuk
mengetahui pembelian bahan baku yang akan dipakai sebagai dasar
penyusunan anggaran kas serta laba-rugi.
5) Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan umumnya berisi persediaan dalam periode tertentu.
Dalam anggaran ini, perusahaan akan merencanakan anggaran persediaan
dengan rinci, terkait jumlah persediaan yang masih ada untuk periode
mendatang, berapa nilai persediaan, dan lainnya.
6) Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran ini berisi prediksi perubahan aktiva tetap suatu perusahaan selama
periode tertentu. Anggaran pengeluaran modal disusun atas dasar estimasi
penjualan dan digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran kas, biaya non
produksi, dan biaya overhead pabrik.
7) Anggaran Kas
Anggaran kas disusun dan berisi estimasi sumber serta penggunaan kas dalam
periode tertentu. Umumnya, anggaran ini berisi anggaran operasi serta
pengeluaran modal untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran ini sering
digunakan untuk membantu menjaga likuiditas perusahaan.
2. Divisi suku cadang PT HL menghasilkan 200.000 unit suku cadang. Biaya produksi
komponen meliputi :
Bahan Langsung Rp 67.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 13.000
Overhead Variable Rp 20.100

Overhead tetap Rp 33.500

Biaya Tetap Penjualan dan Rp 3.350.000


Administrasi
Biaya Penjualan Perunit Rp 6.700

Suku cadang umumnya


dijual antara Rp 167.000 dan Rp 201.000 di pasar luar. Saat ini perusahaan menjual
kepada pelanggan luar Rp 194.300 per unit. Perusahaan mampu menghasilkan
200.000 unit suku cadang pertahun. Karena masalah ekonomi pada tahun depan
diperkirakan hanya akan terjual 150.000 unit. Bila penjualan dilakukan secara
internal, maka biaya variabel penjualan dapat dihindari. Divisi perakitan membeli
suku cadang yang sama dari pemasok luar dengan harga Rp 187.600 per unit dan
memperkirakan akan menggunakan 50.000 unit pada tahun yang akan datang.
Manajer divisi perakitan telah memesan untuk membeli 50.000 unit dengan harga Rp
120.600 per unit
Diminta :
a. Tentukan harga transfer minimum yang dapat diterima oleh divisi suku
cadang!
b. Tentukan harga transfer maksimum yang dapat dibayar oleh devisi perakitan!
c. Bila menjadi manajer divisi suku cadang apakah akan menjual 50.000 unit
komponen dengan harga perunit Rp 120.600,- ? Jelaskan alasannya!
d. Misalkan total aktiva operasi suku cadang berjumlah Rp 67.000.000.000.
Hitunglah ROI untuk tahun yang akan datang, dengan asumsi 50.000 unit
produk di trasfer ke divisi perakitan dengan harga Rp 140.700 per unit.
Jawab
a. Harga tranfer minimum yang dapat diterima oleh devisi suku cadang Rp
100.500 (total biaya produksi variable per unit)
b. Harga transfer maksimum yang dpat di bawayar oleh devisi perkaitan adalah
Rp 187.600(harga beli jika memebeli dari pihak eksternal)
c. Iya, karena berada diantara range harga minimum dan harga maksimum
d. Penjualan
(Rp 194.300 x 150.000 + Rp 140.700 x 50.00) 36.180.000.000
Biaya variable HPP
(Rp100.500 x 200.000 ) (20.100.000.000)
Beban penjualan variable
(Rp 6.700 x 150.000) (1.005.000.000)
Margin kontribusi 15.075.000.000
Overhead tetap (6.700.000.000)
Biaya tetap penjualan dan administrasi (3.350.000)

ROI 8.371.650.000
3. Karakteristik konsep umum konsep blanced scorecard dalam pengukuran kinerja
manajemen adalah
Karena fungsinya sebagai suatu sistem manajemen strategi, Balance Scorecard
menjabarkan misi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur
kinerja untuk menghasilkan hasil yang optimal dengan berbagai karakteristik tertentu.
1) Komprehensif
Perspektif dalam pengukuran kinerja bisa diperluas dengan Balance Scorecard
ini, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perluasan perspektif ini sangat bermanfaat lho bagi perusahaan karena
menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang, dan
membantu perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2) Koheren
Balance Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab
akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan
strategis. Bahkan, setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non
keuangan juga harus memiliki hubungan baik dengan sasaran keuangan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
3) Seimbang
Keseimbangan diantara keempat perspektif dalam Balance Scorecard yang
dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis ini sangat penting untuk
menghasilkan kinerja keuangan yang berjangka panjang dan pastinya
perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.
4) Terukur
Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit untuk diukur.
Sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah terukur,
namun dalam Balanced Scorecard ketiga perspektif non keuangan tersebut
ditentukan ukurannya sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja
perusahaan.
4. Pengaruh nilai uang terhdap proyek investas adalah
Suatu investasi yang dilakukan individu atau perusahaan berkaitan dengan
pengeluaran dana / uang pada saat ini; yaitu pada saat investasi didanai dengan
harapan dapat memberikan hasil pada masa yang akan datang dalam waktu yang
relatif cukup lama. Oleh karena itu pemahaman nilai waktu uang menjadi sangat
penting. Nilai mata uang yang miliki nominal Rp. 1.000,00 saat ini (sekarang)
mempunyai nilai yang lebih tinggi atau lebih berharga jika dibandingkan dengan nilai
Rp.1.000,00 pada masa yang akan datang.
Seluruh manusia yang mengenal uang sudah memakluminya kondisi seperti ini bahwa
dengan nominal yang sama, nilai uang saat ini lebih tinggi daripada masa yang akan
datang. Adapun penyebab turunnya nilai uang salah satunya adalah faktor inflasi,
artinya semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin lemah daya beli uang tersebut.
1) Inflasi
Kenaikan gaji, pasti sangat disukai semua orang, Namun tidak untuk kenaikan
harga barang dan tarif jasa yang justru sangat dibenci. Sebuah negara dengan
tingkat inflasi yang lebih rendah dari negara lain akan mengapresiasi nilai
mata uangnya. Harga barang dan jasa meningkat pada tingkat yang lebih
lambat, ketika inflasi rendah. Sebuah negara dengan tingkat inflasi yang
rendah menunjukan nilai mata uang yang naik. Sementara itu, negara dengan
inflasi yang lebih tinggi biasanya melihat adanya depresiasi mata uang dan
biasanya disertai pula suku binga yang lebih tinggi.
2) Suku Bunga
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi nilai mata uang sebuah negara
yang pada umumnya terhadap dolar. Tarif perdagangan mata uang (forex),
suku bunga, dan inflasi semuanya saling berhubungan. Kenaikan tingkat suku
bunga menyebabkan mata uang suatu negara terapresiasi. Hal ini dikarenakan
suku bunga yang lebih tinggi memberikan tarif lebih tinggi untuk pemberi
pinjaman, sehingga menarik modal asing secara berlebihan, yang
menyebabkan kenaikan nilai tukar mata uang tersebut.
3) Stabilitas Politik
Stabilitas politik dan kinerja perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi
kekuatan mata uangnya. Sebuah negara dengan risiko kekacauan politik yang
rendah lebih menarik bagi investor asing. Peningkatan modal asing, pada
gilirannya, menyebabkan apresiasi nilai mata uang domestik. Sebuah negara
dengan kebijakan keuangan dan perdagangan yang sehat tidak memberikan
ruang untuk ketidakpastian dalam nilai mata uangnya. Sebaliknya, sebuah
negara dengan keadaan politik yang tidak stabil memungkinkan terjadinya
depresiasi nilai tukar mata uangnya.

Anda mungkin juga menyukai