Laporan Kimia An Organik Garam Mohr & Pembuatan Natrium Tiosulfat
Laporan Kimia An Organik Garam Mohr & Pembuatan Natrium Tiosulfat
KELAS : AK 1 A
NO BP : 1920014
A. Latar Belakang
Besi merupakan logam yang berasal dari bijih besi yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi memililiki simbol Fe dan
nomor atom 26. Besi dikenal sebagai logam transisi yang berada pada golongan VIII
B dan periode 4. Dalam pemanfaatannya, besi jarang dijumpai dalam keadaan unsur
bebas tetapi dalam bentuk persenyawaan unsur lain misalnya oksida besi magnetit
(Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite (Fe2O3) mengandung 60 – 75 % besi,
limonet (Fe2O3 . H2O) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3).
Manfaat besi ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan perlengkapan
yang sangat membantu kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang
istimewa dalam daur kehidupan organisme hidup. Besi merupakan salah satu
mikronutrien penting bagi makhluk hidup. Besi sebagian besar terikat dengan stabil
dalam logam protein (metalloprotein), karena besi dalam keadaan bebas dapat
menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang bersifat toksik pada sel.
Seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan logam besi semakin
dikembangkan lagi. Salah satunya adalah fungsinya dalam volumetri, yaitu sebagai
garam Mohr yang dapat digunakan untuk membuat larutan baku Fe2+. Bersama
dengan Kristal ammonium sulfat dan besi yang berada dalam bentuk besi (II) sulfat
saling direaksikan untuk membentuk garam Mohr. Proses ini disebut kristalisasi dan
rekristalisasi.
B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam percobaan garam Mohr adalah untuk
mengetahui tentang teknik dan proses pembuatan garam rangkap atau garam Mohr.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam percobaan ini adalah dapat memahami
tentang teknik dan proses pembuatan garam rangkap atau garam Mohr.
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida dan sulfida dari besi, serta
sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan
struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat
encer melarutkan besi. Pada Iana dihasilkan garam-garam besi(II) dan gas hydrogen.
Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO dalam
larutan. Garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion
besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efeknya
dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan
ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk
waktu yang agajk lama.
Kristalisasi atau penghabluran ialah peristiwa pembentukan partikel-partikel
zat padat di dalam suatu fase homogeny. Kristalisasi daapt terjadi sebagai
pembentukan partikel padat di dalam uap, seperti dalam pembentukan salju; sebagai
pembekuan (solidification) di dalam lelehan cair. Kristalisasi juga merupakan proses
pemisahan solid-liquid, karena pada kristalisasi terjadi perpindahan massa solute dari
larutan liquid ke padatan murni pada fasa Kristal.
Dalam suatu larutan, apabila jumlah mol besi (II) sulfat dan ammonium sulfat
sama, dan masing – masing garam tesebut dilarutkan sampai jenuh dengan air panas,
sedangkan kedalam larutan besi (II) sulfat ditambahkan sedikit asam sulfat akhirnya
kedua larutan tersebut dicampurkan satu sama lain maka proses pendinginannya akan
terbentuk kristal monoklin yang berwarna hijau kebiru-biruan, garam ini adalah
garam besi (II) ammonium sulfat dengan rumus: (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O. Senyawa ini
lazim disebut dengan garam mohr. Jika dibandingkan dengan garam besi (II) sulfat
atau besi (II) klorida, maka kristal garam Mohr lebih stabil diudara dan larutannya tak
mudah dioksidasi oleh oksigen di atmosfer.
Garam yang mengandung ion ferri akuo, [Fe(H2O)6]3+ seperti Fe(ClO4)3. 10H2O
adalah merah jambu pucat hampir putih, dan ion akuonya adalah merah lembayung
pucat. Kecuali bila larutan Fe3+ cukup kuat keasamannya, terjadi hidrolisis dan
umumnya larutan menjadi kuning karena pembentukan spesies hidrokso yang
mempunyai pita perpindahan muatan dalam daerah ultraviolet dan berakhir ke daerah
tampak.
Suatu bahan yang digunakan dalam proses peleburan besi yaitu biji besi, batu
kapur (CaCO3) dan kokas(C). Semua dimasukkan dari atas menara. Pada bagian
bawah dipompakan udara yang mengandung oksigen. Salah satu kereakitfan besi
yang merugikan secara ekonomi adalah korosi, penyebabnya adalah udara dan uap air
membentuk Fe2O3. Bilangan oksidasi besi adalah +2 dan +3, tetapi umumnya besi (II)
lebih mudah teroksidasi spontan menjadi besi (III). Oksidasi besi yang telah dikenal
adalah FeO, Fe2O3, dan Fe3O4. Oksidasi FeO sulit dibuat karena terdisproporsionasi
menjadi Fe dan Fe2O3.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki dari unsur besi yaitu besi mudah berkarat
dalam udara lembab dengan terbentuknya karat (Fe2O3.nH2O), yang tidak melindungi
besinya dari perkaratan lebih lanjut, maka dari itu biasanya besi di tutup dengan
lapisan logam zat – zat lain seperti timah, nikel, seng dan lain – lain. Suatu besi jika
dalam keadaan pijar besi dapat menyusul O dan H2O (uap) dengan membentuk H2
dan Fe3O4. Sedangkan jika di pijarkan di udara, besi akan membentuk Fe2O3 (ferri
oksida) dan menggerisik, serta jika suatu besi tidak termakan oleh basa, besi dapat
larut dalam asam sulfat encer dan asam klorida dengan membentuk H2, asam sulfat
pekat tidak memakan besi.
Garam-garam unsur triad besi biasanya terkristal dari larutan sebagai hidrat.
Jika diletakkan pada uap lembab atmosfer, tergantung pada tekanan parsial H2O,
hidrat dapat terjadi dalam warna-warna yang berbeda. Pada udara kering, air hidrat
lepas dan padatan berangsur-angsur berubah warna menjadi merah muda. Senyawa
besi (II) menghasilkan endapan biru turnbull, jika direaksikan dengan
heksasianoferrat (III) .
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) (atau
ferro) diturunkan dari besi (II) oksida , FeO. Dalam larutan, garam-garam ini
mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan
kompleks-kompleks yang berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah
dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin
kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini, dalam suasana netral atau basa
bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II). Maka larutan besi (II)
harus sedikit asam bila ingin disimpan untuk waktu yang agak lama .
Garam Mohr (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4 cukup stabil terhadap udara dan
terhadap hilangnya air, dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi
analisis volumetrik dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik.
Sebaiknya FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning coklat
bila dibiarkan dalam udara. Penambahan HCO3– atau SH– kepada larutan akua Fe2+
berturut-turut mengendapkan FeCO3 dan FeS. Ion Fe2+ teroksidasi dalam larutan asam
oleh udara menjadi Fe3+. Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan nyata
dalam potensial bias terjadi, dan system FeII – FeIII merupakan contoh yang baik
sekali mengenai efek ligan kepada kestabilan relatif dari tingkat oksidasi .
dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri, dan sebagai zat
pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaliknya FeSO4.7H2O secara lambat
melapuk dan berubah menjadi kuning cokelat bila dibiarkan dalam udara .
Garam mohr, besi ammonium sulfat, merupakan garam rangkap dari besi sulfat dan
ammonium sulfat dengan rumus molekul [NH4]2[Fe][SO4]2.6H2O. garam mohr lebih
disukai dari pada besi (II) sulfat untuk proses titrasi karena garam mohr tidak mudah
terpengaruh oleh oksigen bebas di udara atau tidak mudah teroksidasi oleh udara
bebas dibandingkan besi (II).
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunannya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara 3dimensi. Secara umum
zat cair membentuk Kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal,
hasilnya berupa Kristal tunggal, yang semua atom – atom padanyannya “terpasang”
pada kisi atau struktur Kristal yang sama, tapi secara umum, kebanyakan Kristal
terbentuk secara semiltan sehinggs menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya
kebanyakan logam yang kita temu ide sehari – hari merupakan poli Kristal mana yang
terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi kita
terjafi pengamadatan, dan tekanan ambient. Proses terbentuknya strukrutr krisnalin
dikenal sebagai kristalisasi.
JAWABAN PERTANYAAN
Jawaban:
Larutan A
Fe(s) +
H2SO4(l) FeSO4(aq) + H2(g)
Larutan B
2NH3 +
H2SO4 (NH4)2SO4
Garam Mohr
FeSO4 +
(NH4)2SO4 + 6H2O (NH3)2FeSO4 .6H
2O (garam mohr)
Jawaban:
● Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe dan nomor atom 26. Merupakan
logam dalam deret transisi pertama. Ini adalah unsur paling umum di bumi
berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalam
bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar pada kerak bumi.
Jawaban:
● Kesulitan dalam percobaan ini adalah ketika mereaksikan asam sulfat pekat
kita harus hati-hati dalam melakukannya karena asam sulfat pekat sangat
berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Vogel, 1979, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT Kalman Media
Pustaka, Jakarta
“PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT”
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari perubahan garam natrium
tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.
C. Manfaat Praktikum
2.4 Refluks
Refluks merupakan metode ekstraksi dengan bantuan panas. Hal yang sangat
berpengaruh terhadap ekstraksi menggunakan refluks adalah adanya penambahan
pemanasan dan pelarut yang digunakan akan tetap dalam keadaan segar karena
adanya penguapan kembali pelarut yang terendam pada bahan. sedangkan pada
metode ekstraksi menggunakan refluks, adanya penambahan panas dapat membantu
meningkatkan proses ekstraksi karena suhu merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kecepatan ekstraksi (Susanti, dkk, 2015).
2.5 Kristalisasi
Karakteristik kristal yang terbentuk selama proses kristalisasi sangat penting
terutama ukuran dan bentuknya hal ini karena akan mempengaruhi proses pemisahan,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil dan kualitas dari fraksi yang
dihasilkan. Karakteristik tersebut diatur oleh kondisi kristalisasi yang dilakukan.
Hasil kristalisasi yang cepat dalam pembentukan kristal yang tinggii akan
menghasilkan jumlah kristal dengan ukuran yang lebih kecil sedangkan kristalisasi
lambat menghasilkan kristal yang lebih besar dengan jumlah yang sedikit (Normah
dkk, 2013).
Ion tiosulfat dapat mereduksi yodium menjadi ion yodium
dalam analisis kuantitatif dimana yodium dititrasi dengan larutan S2O3. Selain
itu bisa juga membentuk kompleks stabil dengan ion logam tertentu, terutama
ion kompleks perak tiosulfat yang sangat stabil.
Ag+ + 2S2O32- [Ag(S2O3)2]3-
SO3+H2S H2S2O3
Atau dari reaksi
HO3SCl +H2S H2S2O3 +
HCl
Molekul gas trioksida, SO3 memiliki struktur segitiga datar yang dapat
mengalami resonansi degan melibatkan ikatan Phi dari S-O.
Adanya ikatan Phi untuk ikatan dan orbital d kosong dari atom s
menyebabkan panjang ikatan S-O sangat pendek yaitu 1.43 A°. Ion tiosulfat
dapat diperoleh secara cepat dengan cara mendidihkan belerang dengan ion
sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion ditionit sesuai dengan persamaan
reaksi :
Ion tiosulfat memiliki struktur [S-SO3], kedua atom sulfur tidak ekuivalen dengan
panjang ikatan S-S dan S-O masing-masing 1.99±0.034A° dan 1.48+0.06A°. Panjang
ikatan S-O menunjukan bahwa dalam ikatan s-s juga terlihat adanya ikatan Phi.
Penentuan kadar besi ini dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Dimana
dalam metode ini, besi terlebih dulu direduksi dari Fe3+ menjadi Fe2+ dengan
pereduksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) kemudian dikomplekskan dengan
4,7-difenil-1,10-fenantrolin (bathofenantrolin) dan ditambahkan larutan buffer asetat
atau buffer ammonium dengan variasi pH 2-10 kemudian ditentukan panjang
gelombang maksimum dari kompleks besi (II)-bathofenantrolin tersebut.
Analisa selanjutnya adalah dari variasi pH larutan buffer asetat dan buffer
ammonium akan ditentukan pH optimum buffer asetat dan ammonium. Sedangkan
dari variasi konsentrasi pereduksi natrium tiosulfat akan ditentukan konsentrasi
optimumnya dalam mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ dengan metode validasi
menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Dari
penelitian diperoleh panjang gelombang maksimum kompleks besi
(II)-bathofenantrolin adalah 536 nm; pH optimum buffer asetat adalah pH 4 dan 6
dengan RSD 0,286 ppt dan 0,418 ppt sedangkan pH optimum buffer ammonium
adalah pH 9 dengan RSD 0,729 ppt. Sedangkan dari variasi konsentrasi natrium
tiosulfat diperoleh konsentrasi optimumnya dalam mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+
adalah pada konsentrasi 12 ppm dengan tingkat keakurasian metode paling tinggi
yang ditunjukkan oleh harga %recovery 99,375% (Khamsatul 2006).
Keracunan nitrat merupakan masalah utama pada ternak ruminansia.
Keracunan disebabkan ternak mengkonsumsi hijauan yang mengandung nitrat tinggi
akibat pemupukan. Di dalam rumen, nitrat akan direduksi menjadi nitrit
yang toksik. Jika diabsorpsi darah, nitrit akan mengubah pembentukan Hb (Fe2+)
menjadi MetHb (Fe3+) dalam darah sehingga darah tidak mampu membawa oksigen.
Akibatnya jaringan kekurangan oksigen (hypoxia). B
ila kandunganMetHb dalam
darah mencapai 80−90% maka ternak akan mati. Untuk mengatasi masalah tersebut,
perlu diketahui proses keracunan nitrat pada ternak dengan menganalisis kandungan
nitrat dalam pakan (hijauan) dan air minum. Perlu pula mendiagnosis keracunan nitrat
berdasarkan gejala yang timbul dan menganalisis kandungan nitrat dalam pakan.
Pengobatan keracunan nitrat pada ternak dilakukan dengan menginjeksikan larutan
methylene blue untuk mereduksi MetHb menjadi Hb. Pencegahan yang utama ialah
dengan memantau kandungan nitrat dalam hijauan sebelum diberikan pada ternak
III.JAWABAN PERTANYAAN
1.Kenapa belerang harus dijadikan dalam bentuk pasta?
Jawaban:
● Belerang harus dijadikan dalam bentuk pasta terlebih dahulu agar ikatan
antara S dengan S dalam belerang lebih mudah putus untuk bereaksi dengan
tiosulfat, karena yang dibutuhkan disini balerang tunggal, sedangkan belerang
yang tersedia dalam bentuk padat.
Jawaban:
● Secara langsung
IO3- + 2 e- 2 I-
2S2O32- S4O62- + 2 e-
IO3- + 2S2O32- S4O62- + 2 I-
Jawaban:
● Kelarutan adalah banyak nya zat terlarut yang dapat larut dalam 1 liter pelarut.
● Larutan jenuh adalah larutan dimana jumlah zat pelarut tapat untuk
melarutkan seluruh zat terlarut tampak terbentuknya endapan atau keadaan
ketika suatu larutan telah mengadung suatu zat dengan konsentrasi
maksimum.
● Larutan lewat jenuh adalah larutan dimana zat pelarut yang tersedia tidak
mampu untuk melarutkan zat terlarut sehingga terbentuk endapan.
4. Jelaskan hubungan kelarutan natrium tiosulfat pada suhu 0 °C , 20°C dan 1 00 °C!
Jawaban:
+
Jawaban: S2O32-+2H H2S2O3
Cotton F., A., dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Libertus Tintus., H. 2008. Dosis Efektif Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Natrium
Nitrit Sebagai Antidot Keracunan Sainida Akut pada Mencit Jantan Galur Swiss.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Ahli
rlangga. Jakarta.
Bahasa Suminar Ahmadi. E
Ratnawati devi. 2007. Kajian Variasi Kadar Gulkosa dan Drajat Kesamaan (Ph)
ol. 3(2).
pada Pembuatan Nata di Cetrus dari Jeruk Asam. Jurnal Gradian. V