Laporan Praktikum Adsorpsi Pada Larutan
Laporan Praktikum Adsorpsi Pada Larutan
I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan percobaan mengenai proses adsorpsi asam asetat ke dalam karbon
aktif.
2. Membuat grafik berdasarkan hasil percobaan.
3. Menentukan besarnya tetapan adsorpsi isotherm Freundlich berdasarkan
percobaan.
4. Mempraktekkan konsep mol dalam menghitung zat yang teradsorpsi.
Untuk menentukan harga n & k dibuat grafik log x/m fungsi dari log c, yang mana
slope adalah harga n dan intersepnya harga k.
25 ml 25 ml 25 ml 25 ml
Labu
Erlenmeyer
+ 3 tetes indikator
phenophtalein
Larutan berwarna
merah muda
25 ml asam asetat
Erlenmeyer
Erlenmeyer
Larutkan dengan
aquades
Pipet 25 ml asam
oksalat
Labu Erlenmeyer
+ 3 tetes indicator
phenophtalein
Titrasi dengan
larutan NaOH
0,63 1000
= x 0,100 N
63 100
VNaOH x NNaOH = Voksalat x Noksalat
2,9 ml x NNaOH = 25 ml x 0,100 N
NNaOH = 25 ml x 0,100 N
2,9 ml
NNaOH = 0,86 N
b. Setelah adsorpsi
Kons.asetat (N) Vol. NaOH (ml) Nasetat sisa Berat asetat sisa (g)
20 21,5 0,925 1,110
22,5 17 0,650 0,878
20 10,2 0,439 0,527
23 9,4 0,351 0,484
x x
x (gram) m (gram) Log c Log c
m m
0,309 0,5 0,618 -0,209 0,925 -0,034
0,180 0,5 0,360 -0,444 0,650 -0,187
0,262 0,5 0,524 -0,281 0,439 -0,357
0,074 0,5 0,148 -0,830 0,351 -0,455
VII. Pembahasan
PEMBAHASAN OLEH SAHARA TULAINI (131411025)
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan untuk menentukan tetapan adsorpsi pada
persamaan Isotherm Freundlich. Percobaan yang dilakukan adalah dengan menggunakan
asam asetat dengan konsentrasi yang berbeda sebagai adsorbat (zat yang diserap) dan
menggunakan arang (karbon) aktif sebagai adsorben (zat yang menyerap). Kosentrasi
asam asetat yang digunakan adalah 1,0; 0,8; 0,6; 0,4, sedangkan arang aktif yang
digunakan sebanyak 0,5 gram pada masing-masing larutan asam asetat.
Pada konsentrasi tersebut, karbon aktif memiliki struktur berpori dan luas
permukaan yang besar sehingga efektif untuk melakukan penyerapan. Jika dihubungkan
dengan luas permukaan karbon aktifnya, maka semakin banyak substansi asam asetat
yang melekat dipermukaan karbon aktifnya tersebut.
Karbon aktif yang digunakan dalam bentuk serbuk memiliki luas permukan lebih
besar daripada bongkahan atau batangan, tetapi jika ditinjau dari jenis adsorbat asam
asetat memiliki polaritas yang rendah sehingga kemampuan adsorpsi molekulnya lebih
rendah dibandingkan dengan larutan asam asetat dengan berbagai konsentrasi seperti
yang disebutkan diatas pada labu Erlenmeyer, selanjutnya diaduk selama 30 menit. Hal
ini bertujuan agar terjadi reaksi antara arang (karbon) dengan zat terlarut asam asetat.
Reaksi yang terjadi adanya gaya tarik menarik molekul. Dimana molekul-molekul asam
asetat yang ada disekitar akan ditarik oleh molekul-molekul karbon tersebut pada
permukaan. Hal ini terbukti pada saat dilakukan penyaringan, volume asam asetat, yang
awalnya 25 ml. Setelah dilakukan penyaringan volumenya menjadi kurang dari 25 ml.
Hal tersebut terjadi karena adanya molekul-molekul zat terlarut asam asetat yang terserap
oleh molekul karbon.
Setelah dilakukan penyaringan dan telah diukur volume larutan setelah terjadi
adsorpsi. Selanjutnya dititrasi dengan larutan NaOH 1,0 N. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui asam asetat yang teradsorpsi. Sebelum dilakukan titrasi, dimasukkan 3 tetes
indikator phenopthalein (PP). Dari proses tersebut, didapat volume NaOH yang
digunakan pada masing-masing larutan asam asetat yang berbeda konsentrasi tersebut.
Setelah data diperoleh, selanjutnya dengan menggunakan konsep mol dapat dicari
variabel-variabel yang terdapat pada persamaan Isotherm Freundlich, sehingga didapat
tetapan adsorpsi.
PEMBAHASAN OLEH R.A. FEBY LAILANI BELLADINA (131411023)
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mencari nilai
konstanta adsorpsi berdasarkan persamaan isotherm Freundlich. Percobaan dilakukan
dengan menghitung massa larutan asam asetat sebelum dan setelah terjadinya adsorpsi
oleh arang aktif. Banyaknya arang aktif yang digunakan untuk mengadsorpsi dalam
percobaan ini adalah sebanyak 0,5 gram. Adapun larutan asam asetat yang digunakan
perlu distandarisasi dengan larutan NaOH (yang sebelumnya telah distandarisasi dengan
larutan asam oksalat).
Dalam standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam oksalat, diperlukan 0,63
gram kristal oksalat yang dilarutkan dalam 100 ml. Setelah dilakukan perhitungan,
diperoleh normalitas asam oksalat sebesar 0,1 N. Adapun volume NaOH yang diperlukan
yaitu sebanyak 2,9 ml, sehingga diperoleh normalitas NaOH sebesar 0,86 N.
Larutan asam asetat (1,0 N; 0,8 N; 0,6 N; 0,4 N) yang masing-masing volumenya
25 ml kemudian distandarisasi menggunakan larutan NaOH 0,86 N dan memerlukan
NaOH sebanyak 27,5 ml; 20,5 ml; 15,3 ml; dan 10,8 ml sehingga diperoleh normalitas
larutan asam asetat (sebelum adsorpsi) sebesar 0,946 N; 0,705 N; 0,526 N; dan 0,372 N.
Dengan data normalitas tersebut, dapat dihitung massa asam asetat sehingga diperoleh
1,419 gram; 1,058 gram; 0,789 gram; dan 0,558 gram.
Larutan asam asetat yang telah ditambahkan arang aktif sebanyak 0,5 gram
kemudian diaduk selama 30 menit. Setelah 30 menit, volume larutan asam asetat
berkurang karena adanya adsorpsi oleh arang aktif (diperoleh volume filtrat asetat).
Larutan asam asetat yang semula masing-masing 25 ml menjadi 20 ml; 22,5 ml; 20 ml;
dan 23 ml. Normalitas asam asetat setelah adsorpsi adalah 0,925 N; 0,650 N; 0,439 N;
dan 0,351 N. Dengan data normalitas tersebut, dapat dihitung massa asam asetat sehingga
diperoleh 1,110 gram; 0,878 gram; 0,527 gram; dan 0,484 gram.
x
Setelah diperoleh semua data, dibuat grafik dengan mengalurkan Log
m
terhadap log c, dengan x adalah massa larutan asam asetat yang teradsorpsi, m adalah
massa arang aktif yang digunakan, dan c adalah konsentrasi asam asetat setelah adsorpsi.
Setelah dibuat grafik, ternyata grafik tidak sesuai dengan teoritis. Seharusnya grafik yang
diperoleh berupa garis linear, tapi berdasarkan percobaan, grafik yang diperoleh
mengalami kenaikan kemudian turun lagi (zig zag) dikarenakan massa larutan asam asetat
yang teradsorpsi juga tidak sebanding dengan kenaikan konsentrasi. Berdasarkan teori,
seharusnya semakin besar konsentrasi zat, massa yang teradsorpsinya juga semakin besar.
Ketidaksesuaian antara hasil percobaan dengan teori dikarenakan kurang telitinya saat
penimbangan arang aktif (tidak tepat 0,5 gram) sehingga larutan asam asetat yang
teradsorpsinya menjadi berbeda, penimbangan kristal asam oksalat (tidak tepat 0,63
gram), dan alat-alat yang digunakan kurang bersih.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai n yaitu 0,571 dan nilai k yaitu 0,69016.
PEMBAHASAN OLEH NURISYA’BAN AZIEZAH (131411021)
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya tetapan Adsorpsi dari suatu
adsorben yang berupa karbon aktif, adapun adsorbannya berupa asam asetat. Dalam
pengolahan data praktikum digunakan persamaan Freundlich sehingga
dalam pengolahan data diperoleh besarnya n dan k. Percobaan ini dilakukan dalam dua
tahap, antara lain tahapan sebelum adsorpsi dilakukan untuk mencari konsentrasi awal
larutan asetat (CH3COOH) dan konsentrasi akhir larutan asetat (CH3COOH).
Dalam percobaan pertama untuk mengetahui konsentrasi awal dilakukan dengan
cara titrasi asam asetat dengan Larutan NaOH 0,1 N. Asam asetat yang digunakan
memilki normalitas berbeda yaitu 1,0 N, 0,8 N, 0,6 N dan 0,4 N. Melalui titrasi ini
didapat volume NaOH, sehingga dapat ditentukan konsentrasi awal CH3COOH.Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan, diperoleh N asam asetat yaitu 0,946 N; 0,705 N; 0,526
N; dan 0,372 N (konsentrasi asam asetat mula-mula) melalui perhitungan.
Dalam Percobaan kedua dilakukan dengan penambahan adsorben berupa karbon
aktif sebanyak 0,5 gram kedalam masing-masing larutan asam asetat 25 ml yang memiliki
normalitas berbeda yaitu 1,0 N, 0,8 N, 0,6 N dan 0,4 N . Setelah itu, dilakukan
pengadukan agar adsorpsi merata. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk memisahkan
filtratnya dari proses adsorpsi tersebut. Untuk menentukan konsentrasi akhirnya, filtrat
tersebut dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Dari percobaan yang dilakukan , diperoleh
normalitas asam asetat sebesar : 0,925 N; 0,650 N; 0,439 N; dan 0,351 N.
Berdasarkan dari pengolahan data, diketahui Pengurangan konsentrasi CH3COOH
dari keadaan awal mengindikasikan adanya konsentrasi CH3COOH yang teradsorpsi ke
dalam karbon aktif. Percobaan ini juga mencari nilai tetapan adsorpsi yang didapat
melalui proses perhitungan. Dari pengolahan data yang dilakukan, diperoleh n sebesar
0,571 dan k sebesar 0,69016.
Dalam percobaan kali ini terdapat beberapa faktor kesalahan antara lain alat yang
kurang bersih sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal dan lain-lain.
VIII. Kesimpulan
Volume NaOH yang diperlukan dalam standarisasi adalah 2,9 ml sehingga
diperoleh konsentrasi NaOH sebesar 0,86 N.
Konsentrasi larutan asam asetat sebelum adsorpsi adalah 0,946 N; 0,705 N;
0,526 N; dan 0,372 N.
Massa larutan asam asetat sebelum adsorpsi adalah 1,419 gram; 1,058 gram;
0,789 gram; dan 0,558 gram.
Konsentrasi larutan asam asetat setelah adsorpsi adalah 0,925 N; 0,650 N; 0,439
N; dan 0,351 N.
Massa larutan asam asetat setelah adsorpsi adalah 1,110 gram; 0,878 gram; 0,527
gram; dan 0,484 gram.
Berdasarkan grafik, diperoleh nilai tetapan adsorpsi yaitu n=0,571 dan nilai
k=0,69016.
Ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori dikarenakan kurang telitinya saat
penimbangan arang aktif (tidak tepat 0,5 gram) sehingga larutan asam asetat
yang teradsorpsinya menjadi berbeda, penimbangan kristal asam oksalat (tidak
tepat 0,63 gram), dan alat-alat yang digunakan kurang bersih.