Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

BISNIS INTERNASIONAL

“TEORI PERDAGANGAN DAN INVESTASI INTERNASIONAL”

OLEH :

KELOMPOK 3

NAMA :

1. BETSYEBA ARIYANI HAWU HABA (1810030239)


2. INDRIANI COURSIN DORMAN THOE (1810030060)
3. JULHENDRI PELATA (1810030053)
4. SONIA MARIA DELA STRADA NAHAK (1810030136)

KELAS : V A

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                    Kupang, 21 SEPTEMBER 2020

                                                                                               Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR……………..……………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 3

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………….……….. 4

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………… 4


1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………… 5
1.3 TUJUAN PENELITIAN……………………………………………… 5

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………….………. 6

2.1 MERKANTILISME………………………………………………….. 8
2.2 TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT ……………………………… 9
2.3 TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF………………………….. 10
2.4 TEORI FAKTOR DUKUNGAN HECKSCHER-OHLIN…………… 11
2.5 BEBERAPA PENJELASAN MENGENAI ARAH PERDAGANGAN17

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………..… 33
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………… 33

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 34

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam konteks perekonomian suatu Negara, salah satu wacana yang
menonjol adalah mengenai pengangguran, inflansi atau kenaikan harga barang-
barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain
sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks suatu
Negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau
pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafika
ukuran-ukuran yang lain. Wijono(2005) menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indicator kemajuan pembangunan.
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan
adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan
dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth, Salvatore,
2004). Jika aktivitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka
salah satu dari komponen tersebut atau kedua-keduanya dapat menjadi motor
penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun
1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion.
Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor
penggerak bagi pertumbuhan.
Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya
perpindahanmodal antar Negara menjadi bagian yang penting juga untuk
dipelajari.Sejalan dengan teori yang dikemukakan Vernon, perpindahan modal
khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdagangan
internasional (Appleyaed, 2004). Ketika terjadi perdagangan internasional yang
berupa ekspor dan impor, akan memunculkan kemungkinan untuk
memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang semakin besar
ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu Negara, akan
memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di Negara
importer. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara
biaya produksi di Negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan

4
biaya yang muncul jika barang tersebut diproduksi di Negara importer.Jika
biaya produksi di Negara eksportir ditambah biaya transportasi lebih besar dari
biaya produksi di Negara importer, maka investor akan memindahkan lokasi
produkisnya di Negara importer (Appleyard, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teori Perdagangan Internasional?
2. Apamanfaat Perdagangan Internasional?
3. Bagaimana faktor pendorong Perdangan Internasional?
4. Apa yang dimaksud dengan Merkantilisme, Teori Keunggulan Absolut,
Komparatif, Teori Faktor Dukungan Heckscher-Ohlin?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui teori Perdagangan Internasional?
2. Untuk mengetahui manfaat Perdagangan Internasional?
3. Untuk mengetahui pendorong Perdangan Internasional?
4. Untuk mengetahui Merkantilisme, Teori Keunggulan Absolut, Komparatif,
Teori Faktor Dukungan Heckscher-Ohlin?

BAB II

5
PEMBAHASAN

Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh


penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu
negara dengan pemerintah negara lain.Meskipun perdagangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di


dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan
tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan
yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota
barang impor.

Manfaat perdagangan internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah


sebagai berikut :

1) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri


Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh

6
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor
barang tersebut dari luar negeri.
3) Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut
keluar negeri.
4) Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.

Faktor pendorong Perdagangan Internasional

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan


internasional, di antaranya sebagai berikut :

1. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara


2. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi
3. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut
4. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,
budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi
5. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara
lain
6. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri
7. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
8. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang

7
2.1 Merkantilisme

Merkantilisme, filosofi ekonomi yang dipopulerkan oleh Smith,


berkembang di Eropa antara abad ke-16 dan 18.Merupakan sebuah peraturan
politik dan ekonomi yang kompleks, merkantilisme secara sederhana telah
ditafsirkan sebagai akumulasi pandangan logam mulia sebagai kegiatan penting
untuk kesejahteraan suatu Negara.Logam ini, dalam pandangan merkantilisme,
adalah satu-satunya sumber kekayaan. Oleh karena inggris tidak memiliki
tambang, para merkantilis melihat perdagangan internasional sebagai sebuah
cara untuk memasok emas dan perak. Pemerintah menetapkan kebijakan
ekonomi yang yang mempromosikan ekspor dan menahan impor sehingga
mengakibatkan surplus perdagangan yang harus dibayar dalam bentuk emas dan
perak. Pembatasan impor seperti bea impor mengurangi impor sementara
pemerintah memberi subsidi kepada para eksportir untuk meningkatkan ekspor.
Tindakan itu menciptakan surplus perdagangan yang selanjutnya melindungi
pekerjaan di Negara merkantilis. Tentu saja, hasil lain dari merkantilisme adalah
turunan manfaat bagi kelompok ekonomi tertentu, seperti pedagang, pengrajin,
dan pengangkut domestic, meskipun menambah biaya untuk kelompok lain
seperti konsumen dan industrialis baru.

Walaupun era merkantilisme nerakhir pada akhir tahun 1700-an,


perbedaan pendapat mengenai hal tersebut tetap hidup. Banyak orang masih
berpendapat bahwa ekspor adalah “baik” bagi penduduk Negara karena
menciptakan pekerjaan, sementara impor “buruk” karena menyerahkan
pekerjaan dari penduduk Negara ke Negara lain. Pandangan ini pada dasaranya
melihat perdagangan sebagai zero-sum, yakni salah satu pihak harus kuat kalah
agar yang lain menang.Sama halnya dengan hal tersebut, neraca perdagangan
yang “menguntungkan” masih dicirikan ketika sebuah Negara lebih banyak
mengekspor barang dan jasa daripada melakukan kegiatan impoe.Dalam
akuntansi neraca pembayaran, ekspor yang membawa dolar ke sebuah Negara
disebut positif, tetapi impor yang membuat dolar keluar diberi lae negative.

Di Amerika Serikat dan Eropa, banyak manajer yakin bahwa jepang,


karena proteksionismenya, tetap menjadi “benteng merkantilisme” saat ini yang

8
menaikkan hambatan untuk barang-barang impor sementara memberi eksportir
jepang keuntungan tidak adil. Para manajer Amerika khawatir bahwa hambatan
Jepang terhadap impor mereka adalah hasil dari kelicikan Jepang, kebiasaan
tradisional dengan swasembada, dan mental “kita melawan mereka”. Seorang
sekretaris perdagangan Amerika Serikat suatu saat berkata “Mereka mengatakan
pada kami, mereka harus menjaga pasar mereka karena kultur mereka, mereka
belum bergabung dengan dunia,” komentar dari orang Jepang seakan
mengonfirmasi apa yang dikatakan orang Amerika. “public tidak mendukung
untuk pasar yang sempurna.” Kata manajer pasar Jepang. “kami ingin
melestarikan substansi kultur kami. Jika kami berpindah ke pasar bebas, kami
mungkin akan kehilangan kebaikan Jepang dan prosesnya.”

2.2 Teori Keunggulan Absolut

Adam Smith membuktikan merkantilisme dengan mengklaim bahwa


kekuatan pasar-bukan control pemerintah-seharusnya menenukan arah, volume,
dan komposisi perdagangan internasional. Dia membantah bahwa di bawah
perdagangan bebas dan tidak di atur, setiap Negara seharusnya mengkhususkan
produksi barang dan memproduksi dengan lebih efisien (yang akan
mendatangkan keunggulan absolut, baik secara alami maupun yang diperoleh
melalui usaha). Beberapa dari barang ini telah diekspor untuk membayar impor
barang yang dapat diproduksi dengan lebih efisien di tempat lain. Smith
menunjukan dengan contohnya bahwa keunggulan absolut akan membuat kedua
Negara mendapatkan keuntungan dari perdagangan.

Keunggulan Absolut : Teori yang menyatakan bahwa Negara memiliki


keunggulan absolut ketika dapat memproduksi lebih banyak barang atau jasa
untuk jumlah input yang sama yang dapat dilakukan Negara lain atau ketika
Negara tersebut dapat memproduksi barang atau jasa dengan menggunakan
lebih sedikit input dari pada yang bisa dilakukan Negara lain.

9
2.3 Teori Keunggulan Komparatif

David Ricardo (1817) mendemostrasikan walaupun sebuah Negara


memegang keunggulan absolut di atas Negara lainnya dalam produks masing-
masing dari dua produk berbeda, perdagangan internasional akan dapat
menciptakan keuntungan untuk setiap Negara ( dengan demikian mewakili
positife-sum-game, yakni ketika kedua Negara “menang” dalam keterlibatan
perdagangan). Satu-satunya batasan dalam menciptakan keuntungan
perdagangan adalah bahwa Negara yang kurang efisien tidak dapat memiliki hal
kurang efisien yang sama dalam produksi kedua barang.

Menggambarkan kombinasi yang mungkin dari barang-barang untuk


konsumsi. Sebelum perdagangan, Cina mungkin memproduksi dan
mengonsumsi 5 ton kedelai dan 5 gulung kain (poin A), sementara Amerika
Serikat memproduksi dan mengonsumsi 4 ton kedelai dan 2 gulung kain (poin
A). Bila setiap Negara yang berspesialisasi dalam produksi barang memiliki
keunggulan komparatif dan memperdagangkan kelebihan produksinya dengan
yang lain, kedua Negara dapat mengonsumsi di poin B. daerah yang diarsir di
bawah setiap kurva mengindikasikan keuntungan dari perdagangan.

Konsep sederhana keunggulan komparatif ini berfungsi sebagai dasar


untuk perdagangan internasional, meskipun ketika satu Negara memiliki
keunggulan diatas yang lain dalam produksi setiap barang yang
diperdagangkan.

Perhatikan bahwa contoh kami menyebutkan unit input. Ini adalah versi
yang lebih modern dari contoh Ricardo dan Smith. Yang hanya menggunakan
input tenaga kerja. Mereka melakukannnya karena pada masa itu hanya tenaga
kerja yang dianggap penting dalam menghitung biaya produksi. Juga karena
tidak ada pertimbangan yang diberikan pada kemungkinan produksi barang
yang sama dengan kombinasi dari banyak faktor, dan tidak ada keterangan yang
diberikan mengapa biaya produksi berbeda. Hal itu tidak berlangsung lama.
Pada tahun 1933, Bertil Ohlin seorang ekonom berkebangsaan Swedia mengkaji

10
penelitian oleh professor ekonominya yang juga berkebangsaan Swedia pada
tahun 1919 yakni Eli Heckscher, yang mengembangkan teori faktor dukungan.

Keunggulan Komparatif : Teori yang menyatakan bahwa Negara


memiliki kerugian absolut dalam memproduksi dua barang dengan respek
terhadap Negara lain yang memiliki keunggulan komparatif atau relative
dalam produksi barang yang kerugina absolutnya berkurang.

2.4 Teori Faktor Dukungan Heckscher-Ohlin

Teori faktor dukungan Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa perbedaan


internasional dan interregional dalam biaya produksi terjadi karena perbedaan
pasokan dari factor produksi. Barang-barang yang membutuhkan sejumlah besar
factor kekayaan Negara yang berlimpah sehingga murah akan memiliki biaya
produksi yang lebih rendah, yang memungkinkan barang-barang tersebut dijual
dengan lebih murah dipasar internasional. Misalnya, india yang relative di
anugerahi sumber daya manusia (tenaga kerja) jika dibandingkan dengan
jerman, harus berkonsentrasi dalam memproduksi barang-barang dengan tenaga
kerja yang intensif, jerman denan modal yang relatife besar dari pada tenaga
kerja, seharusnya mengkhususkan produk dengan modal intensif. Ketika
Negara-negara ini melakukan proses perdagangan, masing-masing akan
memperoleh harga lebih rendah untuk barang-barang yang memerlukan
sejumlah besar faktor produksi yang relatife langka di Negara mereka sendiri,
dan keduanya akan memperoleh keuntungan dari transaksi.

Seberapa pentingkah teori ini untuk menjelaskan pola perdagangan di


masa sekarang?Secara umum, pola perdagangan berhubungan cukup baik
dengan teori Heckscher-Ohlin. Negara – negara yang secara relatife memilki
sejumlah lahan relatif besar (seperti Australia) memang mengekspor produk
dengan lahan yang intensif (seperti biji-bijian dan ternak), sementara Negara-
negara dengan populasi yang besar (seperi Indonesia dan Bangladesh)
mengekspor barang-barang dengan tenagan kerja yang intensif. Meskipun
demikian ada pengecualian yang disebabkan oleh sebagian dari asumsi

11
Ohlin.Salah satu asumsi tersebut adalah bahwa harga dari banyak factor hanya
tergantung pada factor dukungan.Misalnya, upah minimum dan keuntungan
yang disahkan dapat memaksa biaya tenaga kerja meningkat ke titik yang lebih
besar dari nilai produk yang dihasilkan para tenaga kerja.Kredit pajak investasi
dapat menurunkan biaya modal di bawah biaya pasar, dan sebagainya.Sebagai
hasilnya, factor harga tidak sepenuhnya mencerminkan factor pasokan.

Ohlin juga berasumsi bahwa teknologi yang diberikan tersedia secara


universal tetapi tidaklah seperti itu.Selalu ada keterlambatan antar pengenalan
metode produksi baru dan aplikasinya di seluruh dunia.Sebagai hasilnya,
teknologi superior sering memungkinkan sebuah Negara untuk memproduksi
barang-barang dengan biaya yang lebih rendah dari negara yang didukung
dengan faktor yang diperlukan.Sebuah asumsi yang terkait erat adalah bahwa
produk yang diberikan adalah tenaga kerja atau modal intensif. Namun,
pengamatan metode konstruksi, misalnya, di Negara yang kurang maju akan
menunjukkan beton basah dapat dituangkan dengan baik oleh sekumpulan
buruh dengan ember atau mesin derek dan operatornya.

Paradox Leontief.Sebuah kajian yang dibuat pada tahun 1953 oleh


seorang ekonom Wassily Leontief membantah kegunaan dari teori Heckscher-
Ohlin sebagai orang yang memprediksi arah perdagangan. Kajian ini kemudian
dikenal sebagai paradoks Leontief, yang menemukan bahwa Amerika Serikat,
salah satu Negara dengan modal yang paling intensif di dunia, telah mengekspor
produk dengan tenaga kerja yang intensif secara relatif dalam pertukaran untuk
impor produk dengan modal yang intensif secara relatif. Para ekonom telah
berspekulasi bahwa hal ini terjadi karena Amerika Serikat mengekspor produk
dengan teknologi yang intensif yang diproduksi oleh tenaga kerja yang memiliki
keterampilan tinggi yang membutuhkan investasi modal besar untuk dididik dan
dilatih. Pada saat yang sama, Amerika Serikat mengimpor barang yang dibuat
dengan teknologi matang yang memerlukan proses produksi massal dengan
modal yang intensif yang dioperasikan oleh tenaga kerja yang tidak telatih.
Penelitian oleh ekonom Harvard, Sachs dan Shatz telah benar menunjukkan
bahwa Amerika Serikat menaikkan ekspor dari barang-barang dengan

12
keterampilan yang intensif ke Negara-negara berkembang sementara
mengurangi produksi dari barang-barang yang dikerjakan oleh tenaga kerja
yang tidak terlatih. Penjelasan lainnya untuk paradoks yang jelas ini dalam pola
perdagangan adalah banyaknya produk yang mungkin diproduksi baik dengan
proses modal ataupun tenaga kerja yang intensif, seperti yang kita perhatikan di
paragraf sebelumnya. Struktur internasional pada hambatan perdagangan juga
secara terpisah menjelaskan hasil Leontief. Sebuah masukan penting dari
Leontief adalah mengenali potensi perbedaan dalam bervariasinya tenaga kerja
(misalnya, beberapa tenaga kerja terampil, sementara lebih banyak tenaga kerja
yang tidak terampil, dan potensi dari produktifitas dari kedua kelompok akan
sangat berbeda), sama halnya perbedaannya dalam sumberdaya alam dan modal,
dan faktor-faktor ini dapat membantu untuk menjelaskan tingkat dan arah
perdagangan.

Perbedaan rasa.Heckscher-Ohlin juga mengabaikan biaya transportasi,


tetapi ada barang-barang yang biaya angkutnya tinggi yakni biaya untuk sampai
ke tujuan (harga jual ekspor ditambah biaya transportasi) yang lebih besar dari
biaya untuk produk yang dibuat secara lokal. Pada kasus ini, akan ada
perdagangan kecil. Mengapa tidak mengatakan bahwa tidak akan ada
perdagangan? Hal ini karena konstruksi sisi permintaan yang selalu sulit untuk
ditangani dalam teori ekonomi dan yang selama ini kita abaikan – perbedaan
rasa.Manajer, bagaimanapun juga, tidak dapat mengabaikan perbedaan ini, yang
memungkinkan perdagangan mengalir ke arah yang sangat berbeda dengan
yang diperkirakan oleh teori keunggulan komparatif – dari Negara dengan harga
yang tinggi ke harga yang lebih rendah.Prancis menjual anggur, kosmetik,
pakaian, dan bahkan air minum ke Amerika Serikat, yang semuanya diproduksi
di Amerika juga, dan umumnya telah terjual dengan harga yang lebih
murah.Jerman dan Italia mengirim Porsches dan Maseratis ke Amerika,
walaupun Amerika Serikat adalah salah satu dari produsen dari mobil terbesar
di dunia.Orang-orang Amerika membeli barang-barang ini tidak hanya
berdasarkan harga – variabel independen yang tersirat dalam teori perdagangan
telah kita pelajari – tetapi juga karena preferensi rasa. Perbedaan kultur, iklim,

13
tingkat pendapatan, dan struktur populasi dapat membuat perbedaan dalam hal
preferensi yang tentu saja memengaruhi pola perdagangan.

Kita telah menyampaikan teori keunggulan komparatif tanpa


menyebutkan uang; meskipun demikian, keunggulan komparatif sebuah Negara
dapat dipengaruhi oleh perbedaan antara faktor biaya produksi dalam mata uang
Negara itu dan biayanya dalam mata uang lain. Sebagaimana yang akan kita
lihat di bagian selanjutnya, uang dapat mengubah arah perdagangan.

BAGAIMANA UANG DAPAT MENGUBAH ARAH PERDAGANGAN

Seandainya biaya total dari tanah, tenaga kerja, dan modal untuk memproduksi hasil
harian dari kedelai atau kain dalam contoh keunggulan absolut adalah $10.000 di
Amerika Serikat dan 80.000 yuan di Cina, biaya per unit sebagai berikut.

Harga per unit

Komoditas Amerika Serikat Cina

Kedelai (ton) $10.000/3= $3.33/ton 80.000 yuan/1= 80.000


yuan/ton

Kain (gulung) $10.000/2= $5.000/gulung 80.000 yuan/4= 20.000


yuan/gulung

Untuk menentukan apakah lebih menguntungkan, membeli secara lokal atau


mengimpor, para pedagang harus mengetahui harga dalam mata unag mereka
sendiri.Untuk mengubah mata uang dari mata uang asing ke mata uang domestik,
mereka menggunakan nilai kurs.

Nilai kurs.Nilai kurs adalah harga satu mata uang yang dinyatakan dalam bentuk
mata uang lainnya.Jika nilai yang berlaku adalah $1=8 yuan, maka 1 yuan pasti
seharga 0,125 dolar*.Menggunakan nilai kurs $1= 8 yuan, harga di contoh
sebelumnya bagi pedagang Amerika Serikat sebagai berikut.

14
Harga per unit

Komoditas Amerika Serikat Cina

Kedelai (ton) $3.33 80.000 yuan

Kain (gulung) $5.000 20.000 yuan

Produsen kedelai Amerika bisa mendapatkan $6.667 lebih per ton dengan
mengekspor kedelai ke Cina daripada yang bisa mereka dapatkan dengan menjual
**
secara lokal, tetapi apakah pembuat kain Cina bisa mendapatkan keuntungan
dengan mengekspor ke Amerika Serikat?Untuk mengetahuinya, mereka harus
mengubah harga Amerika ke yuan Cina.

Harga per unit

Komoditas Amerika Serikat Cina

Kedelai (ton) 26.664 yuan 80.000 yuan

Kain (gulung) 40.000 yuan 20.000 yuan

Ini nyata bahwa pembuat kain Cina akan mengekspor kain ke Amerika Serikat
karena mereka dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi, yakni 40.000 yuan per
gulung. Meskipun demikian, pembuat kain Amerika memerlukan beberapa argumen
penjualan untuk menjual di Amerika Serikat jika mereka mau mengatasi perbedaan
harga $2.500.Ricardo tidak mempertimbangkan kemungkinan ini; pada masanya,
produk dianggap homogen dan karenanya dijual hanya dengan harga dasar.

*jika $1= 8 yuan, untuk menemukan nilai 1 yuan dalam dolar, bagi kedua sisi
persamaan dengan 8. Maka 1 yuan= 1/8= $0,125.

**misalnya, untuk menghitung data ini, anda harus mengalikan harga Amerika
$3,333 per ton kedelai kali 8 yuan per dolar, menghasilkan harga 26,664 yuan per
ton.

15
Pengaruh nilai kurs.Kedelai ke Cina dan kain ke Amerika akan menjadi arah
perdagangan selama nilai kurs tetap sekitar $1= 8 yuan. tetapi jika dolar menguat
$1= 24 yuan, kedelai Amerika akan seharga dengan kedelai Cina, dan impor akan
terhenti. Di sisi lain, jika dolar melemah $1= 4 yuan, maka 1 gulung kain Cina akan
seharga $5.000 bagi penjual Amerika dan mereka akan memiliki sedikit alasan
untuk mengimpor.

Pada 26 Juli 2005, dolar Amerika serikat diperdagangkan pada kurs 1,207
terhadap euro. Menjelang 26 Mei 2008, nilai dolar menurun sampai lebih dari 30
persen, mencapai kisaran 1,577 per euro. Perusahaan-perusahaan eropa telah ditekan
untuk menurunkan harga euro dari ekspor mereka ke Amerika serikat untuk
memelihara pangsa pasar mereka.Contoh berikut mendemostrasikan dampak
apresiasi euro pada harga euro dari impor Amerika ke Eropa.

Boeing menginginkan $100 juta untuk satu dari pesawat jet 787 Dreamliner-
nya. Pada juli 2005 , nilai kurs $1,207= €1, perusahaan akan dibebani
€82,85 juta untuk pesawat tersebut. Untuk mendapatkan $100 juta untuk
pesawat di bulan Mei 2008 dengan nilai kurs $1,577= €1, boeing hanya
akan dihargai €63,41 juta, atau berkurang €19,44 juta. Perubahan ini akan
meningkatkan daya saing Boeing melawan pesaing berbasis Eropa seperti
Airbus ketika mencoba untuk menjual pesawat terbang ke perusahaan
penerbangan di Eropa dengan harga-sensitif.

Cara lain suatu Negara dapat berusaha untuk mendapatkan kembali daya
saing dalam pasar dunia melalui devaluasi mata uang (menurunkan harga dari
suatu nata uang terhadaomata uang lainnya). Perhatikan bahwa di banyak kasus,
tetapi dengan tanpa arti, tindakan ini dapat membiarkan harga-harga domestik
sebagian besar tidak berubah.

Untuk memerangi inflasi yang semakin meluas, pemerintah Argentina


memutuskan untuk menentukan nilai tukar tetap dari 1 peso ke 1 dolar
Amerika serikat. Walau pun tarif dolar berhasil dalam menstabilkan
keuangan Negara, hal ini juga membuat argentina menjadi Negara yang
paling mahal di dunia untuk melakukan bisnis. Banyak juga yang

16
menyalahkan tarif untuk resesi yang telah berlanjut sejak tahun 1998 dan
menyebabkan tingginya pengangguran. Walaupun rata-rata upah adalah
$600 per bulan, banyak harga yang sama dengan yang ada di eropa.
Keresahan ini yang menyebabkan kerusuhan luas, dan presiden Argentina
akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Pada Januari 2002. Tiga hari
setelah pengambilan kantor, pemerintah sementara Argentina meninggalkan
dasawarsa lama kebijakan nilai tukar tetap. Segera setelah itu, peso
mengalami devaluasi dramatis dan tiba-tiba menurun dari $1 menjadi hanya
27 sen dalam 5 bulan.Impor menjadi mahal dan ekspor menjadi menarik.
Dalam lima tahun devaluasi, ekspor telah tumbuh dari 2 menjadi 7 persen
dari output nasional. Meningkatnya investasi domestik dan produksi
menggantikan impor.Pengangguran hilang setelahnya, menjadi 13
persen.Bruto produk domestik meningkat 38% dalam tiga tahun.

2.5 Beberapa Penjelasan Mengenai Arah Perdagangan

A. Teori Permintaan Tumpang Tindih Lender


Ekonom Swedia lainnya, Stefan Linder, mengenai bahwa teori
Heckscher-Ohlin yang berorientasi penawaran, berdasar pada faktor dukungan
yang sudah cukup menjelaskan perdagangan internasional untuk produk utama.
Namun, dia yakin ada penjelasan lain yang diperlukan untuk perdagangan
dalam manufaktur barang. Dalam bentuk paling murni, teori Hecksher-Ohlin
mengharapkan Negara-negara maju agar lebih banyak berdagangan dengan
Negara-negara berkembang yang memiliki faktor dukungan berbeda, daripada
dengan Negara maju lainnya yang memiliki faktor dukungan sama. Sebaliknya,
teori permintaan tumpang tindih lender menyatakan bahwa cita rasa konsumen
lebih berpengaruh kuat terhadap tingkat pendapatan, dan oleh karena itu tingkat
pendapatan Negara perkapita menentukan jenis barang-barang untuk memenuhi
permintaan ini, jenis produk manfaktur yang mencerminkan tingkat pendapatan
Negara per kapita. Barang-barang yang diproduksi untuk konsumsi domestic
nantinya akan diekspor karena persamaan pendapatan dan permintaan dinegara-
negara lain.

17
Dengan demikian, Teori Linder menyimpulkan bahwa perdagangan
internasional dalam barang-barang manufaktur akan lebih besar antara Negara-
negara dengan tingkat pendapatan perkapita yang sama daripada anatara
Negara-negara dengan tingkat pendapatan yang berbeda. Situasi inilah yang
sangat diamati pada bab 2 selama ulasan data perdagangan. Walaupun dua
Negara maju mungkin memiliki faktor dukungan yang sama – dibawah teori
Heckscher-Ohlin yang menghasilkan perdagangan terbatas di antara mereka –
negara-negara ini tetap dapat memiliki volume besar perdagangan satu sama
lainnya. Barang-barang yang akan diperdagangkan mungkin adalah barang yang
terdapat pada permintaan tumpang tindih (konsumen di kedua Negara meminta
barang yang sama) misalnya, jika sebuah perusahaan di Amerika seperti Apple
menciptakan ponsel canggih dengan fitur-fitur yang maju lainnya, seperti
Jepang dan Negara-negara Eropa Barat, walaupun Negara-negara tersebut
memiliki produsen ponsel mereka sendiri. Perhatikan bahwa model Linder
berbeda dari model keuntungan komparatif yang dalam hal ini tidak
menentukan ke arah mana barang-barang yang ditentukan akan pergi.
Kenyataannya, Linder menentukan bahwa sebuah barang mungkin akan pergi
ke arah-arah yang lain. Tentu saja, anda mengenali perdagangan intrsindustri ini
terjadi karena perbedaan produk; misalnya, Motorola mengekspor ponselnya ke
Swedia dan Jepang dan Sony-Ericson mengekspor ponselnya ke Amerika
serikat, karena para konsumen di kedua Negara mengetahui perbedaan dalam
merek.

B. Siklus Hidup Produk Internasional

Hipotesis dari siklus hidup produk internasional dirumuskan oleh


Raymond Vernon pada tahun 1960-an. Konsep ini memperhatikan peran inovasi
dalam pola perdagangan, melihat sebuah barang sebagai suatu siklus hidup penuh
dari tingkat internasionalisasi sampai standardisasi.Tingkat inovasi awal dari
siklus meminjam teori linder dalam hal motivasi dan respon pengusaha untuk
melihat kesempatan pasar. Siklus hidup produk Internasional (International
Product Life Cycle – IPLC) :

18
1. Ekspor Amerika Serikat. Oleh karena AS memiliki populasi serbesar
konsumen dengan pendapatan tinggi dari berbagai Negara di dunia,
persaingan untuk pelanggan tetap merea sangat kuat. Para produsen dipaksa
untuk senantiasa mencari cara terbaik memuaskan kebutuhan konsumen
mereka. Untuk menyediakan produk-produk baru, perusahaan membiayai
penelitian dan mengembangkan labotarium yang harus terus-menerus
menghubungi pemasok material yang mereka butuhkan untuk pengembangan
produk. Merupaka sebuah fakta bahwa para pemasok mereka dinegara ini
juga memfasilitasi hubungan yang ada. Dengan mendekati pasar, manajemen
dapat bereaksi dengan cepat menanggapi feedback konsumen dan lebih
mudah menyediakan layanan perbaikan lokal.Semua faktor ini menjadikan
Amerika Serikat sebagai pelopor pengenalan produk baru. Untuk beberapa
saat, perusahaan-perusahaan Amerika akan menajdi satu-satunya produsen
dari produk tersebut. Setelah mempelajari produk, konsumen luar negeri alan
membelinya dari perusahaan Amerika. Pasar ekspor kemudiakan akan
berkembang dengan baik.
2. Produksi asing dimulai. Konsumen luar negeri, khususnya di Negara-negara
maju memiliki kebutuhan yang sama dan kemampuan untuk membeli
produk. Volume ekspor meningkat dan mungkin menjadi cukup besar untuk
menyokong produk local. Khususnya di pasar yang lebih besar. Teknologi
untuk memproduksi barang telah menjadi cukup stabil, dan jika inovatornya
adalah perusahaan multinasional, ia akan sering mengirimi cabangnya
informasi produk baru dengan perincian lengkap bagaimana memproduksi
nya. Bagi manajer asing yang tidak memiliki afiliasi, setelah mempelajari
produk, ia akan mendapatkan izin dari perusahaan yang melakukan inovasi
untuk menghasilkan produk (atau selain itu mereka mungkin berinisiatif
berusaha untuk mengimitasi atau menciptakan teknologi disekitar perusahaan
yang melakukan inovasi agar dapat menangkap kesempatan pasar). Produksi
asing akan dimulai yang akan menyediakan keuntungan dari berkurangnya
biaya untuk transportasi dan komunikasi lokal. Perusahaan Amerika masih
akan tetap mengekspor ke pasar-pasar yang tidak melakukan tindakan
produksi, tetapi pertumbuhan ekspornya akan berkurang karena izin dan

19
investasi asing langsung mengganti ekspor sebagai sumber penawaran ke
berbagai pasar internasional.

3. Persaingan asing di pasar ekspor. Oleh karena manufaktur asing baru


memperoleh pengalaman dalam pemasaran dan produksi, biayanya akan
jatuh. Kejenuhan pasar local mereka akan menyebabkan mereka mencari
pembeli dimana saja. Mereka bahkan mungkin akan menjual dengan harga
yang lebih murah dari produsen Amerika jika mereka menikmati keuntungan
seperti biaya buruh dan bahan mentah yang lebih rendah. Pada tahap ini,
perusahaan-perusahaan asing berkompetisi dalam pasar ekspor, dan sebagai
hasilnya, penjualan ekspor amerika akan terus menurun. Sampai tahap ini,
inovasi perusahaan amerika mungkin telah mengembangkan versi terbaru
dari produk dan mulai membuat skala kembali dari produksi asli untuk mulai
memusatkan perhatian hanya pada inovasi terbaru.
4. Persaingan impor di Ameriak Serikat. Jika penjualan domestic dan ekspor
memungkinkan produsen asing mencapai skala ekonomi yang dinikmati
perusahaan Amerika, mereka mungkin mencapai titik ketika mereka dapat
bersaing dalam kualitas dan harga yang lebih murah dari perusahaan
Amerika di pasar Amerika. Dari titik ini pasar AS akan dilayani secara
eksklusif dengan impor.Televisi, sepatu, dan keping semikonduktor DRAM
(dynamic random access memory) adalah contoh-contoh dari produk-produk
seperti itu. Hal ini menyediakan tekanan yang meningkat dalam perusahaan
yang mencoba untuk mencapai inovasi dan perbaikan produk, yang mungkin
sejalan unutk memulai IPLC baru.
Para penulis yang membahas konsep IPLC telah mengklaim bahwa siklus ini
mungkin akan berulang seperti pada negara-negara kurang maju (Less
Developed Countries-LDC) dengan biaya tenaga kerja yang masih rendah
untuk memperoleh teknologi dan dengan demikian memperoleh keunggulan
biaya di atas negara-negara yang lebih maju. Walaupun penelitian kecil telah
dikerjakan untuk konsep IPLC, pengamatan Bank Dunia kelihatannya
memberikan alasan yang masuk akal untuk perubaha lokasi produk ini,
sebagaimana yang disarankan kutipan berikut.

20
Dengan negara-negara yang maju dalam skala keunggulan komparatif,
ekspor mereka dapat menambah ekspor negara-negaa yang lulus ke level
yang lebih tinggi.... Sebuah kasus yang menjadi perhatian adalah Jepang,
yang keunggulan komparatifnya telah berpindah ke ekspor modal intensif
tinggi. Pada gilirannya, negara-negara berkembang dengan dukungan
modal sumber daya manusia yang relatif tinggi... dapat mengambil posisi
Jepang dalam kegiatan ekspor produk dengan modal sumber daya manusia
yang relatif intensif, dan negara-negara dengan dukungan modal fisik yang
relatif tinggi, seperti Brasil dan Meksiko, dapat mengambil posisi Jepang
dalam mengekspor produk modal fisik secara relatif. Akhirnya, negara-
negara di tingkat pengembangan yang lebih rendah dapat menggantikan
negara-negarra tingkat menengah dalam kegiatan ekspor komoditas dengan
tenaga kerja tidak terampil yang intensif.
Baru-baru ini, perhatian diberikan pada munculnya perusahaan-perusahaan
yang disebut “dilahirkan secara global”, yakni perusahaan-perusahaan yang
menjadi internasional dalam kegiatan operasional mereka sejak awal
pendiriannya. Walaupun beberapa telah menentang bahwa perusahaan ini
tidak mungkin menginternasionalkan kegiatan operasional dan produk
mereka dengan cara lama IPLC, mereka sering meningkatkan komitmen
unutk pasar-pasar internasional dengan melakukan upaya secara berangsur-
angsur yang mungkin konsisten terhadap konsep IPLC.

C. Siklus Hidup Teknologi

Sangatlah berguna membedakan anatar produk baru dan teknologi baru


yang digunakan dalam mengahasilkan sebuah produk (seperti pemilihan proses
yang meningkat hasilnya dalam pembuatan besi atau alat pengecat robotic dalam
manufaktur mobil). Sementara konsep IPLC yang baru dibahas hanya fokus ada
hasil akhir barang untuk konsumsi. Kelihatannya ada fenomena hubungan dekat
berkaitan dengan teknologi produksi, yang mungkin disebut siklus hidup
teknologi internasional.Teknik dan alat produksi kelihatannya memiliki siklus
dari perkembangan awal dan dan digunakan di negarnegara industry maju untuk

21
akhirnya diadopsi di Negara-negara berkembang.Siklus ini penting karena teknik
dan alat produksi dapat menjadi ekspor penting dari Negara-negara industri.

Konsep siklus hidup teknologi berasal dari kecenderungan negara-negara


industri untuk mendapatkan pendapatan tinggi dan upah tinggi.Terdapat insentif
untuk berinvestasi di teknologi pengurangan tenaga kerja baru untuk mengurangi
biaya yang berhubungan dengan tingginya upah tenaga kerja.Oleh karena itu,
negara-negara industri cenderung menjadi inovator dalam mengembangkan
teknologi produksi yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja.Meningkatkan
produktivitas cenderung untuk memproduksi kenaikan upah selanjutnya,
berkontribusi untuk meneruskan usaha guna mengembangkan teknologi baru.

Hasil dari pengembangan ini bisa jadi siklus teknologi yang menyerupai
IPLC. Tahap awal melibatkna pengembangan teknologi baru ( seperti, sebuah
mesin unutk mengelas panel secara otomatis dalam pembuatan mobil) di negar-
negara industri. Teknologi ini digunakan di negara-negara inovatif dan
selanjutnya diekspor ke negara-negara berkembang dengan upah tenaga kerja
tinggi lainnya.Teknologi ini tidak bisa cepat diekspor ke negara-negara
berkembang, karena adanya tenaga kerja dengan upah rendah yang melimpah di
banyak Negara yang membuat penggunaan teknologi baru membuat modal
menjadi terlalu besar.

D. Skala Ekonomi dan Kurva Pengalaman

Skala ekonomi dan kurva pengalaman mempengaruhi perdagangan


internasional mempengaruhi perdagngan internasional karena mereka dapat
mengizinkan industry-industri sebuah Negara untuk menjadi produsen berbiaya
rendah tanpa meminta Negara tersebut memiliki sumber daya yang melimpah
dari factor produksi tertentu. Selanjutnya, seperti kasus dalam keunggulan
komparataif, negara yang berspesialisasi dalam menghasilkan sedikit produk dan
melakukan proses perdagangan dengan Negara lainnya untuk memasok sisa dari
kebutuhan mereka. Perdagngan internasional dipromosikan karena perusahan-
perusahan suatu Negara mungkin tidak dapat mencapai secara penuh skala
ekonomi potensial hanya melalui pasar domestil, bahan untuk Negara besar

22
AS.Contohnya termasuksemikonduktor, komputer dan pesawat
komersial.Konsumen Amerika mendapat manfaat dari kualitas yang lebih tinggi
dan harga yang lebih rendah untuk produk-produk ini karena perusahaan-
perusahaan seperti Intel, Hewlwtt-Packard, dan Boeing dapat menyebar biaya
tetap yang sangat tinggi diatas penjualan dalam pasar luar negeri juga pasar
dalam negeri.

E. Persaingan Tidak Sempurna

Dengan menggabungkan konsep skala ekonomi dengan adanya produk-


produk yang dibedakan, Paul Krugman mengembangkan sebuah model yang
akan membantu menjelaskan tingkatan perdagangan antar Negara yang diamati
intraindustri (dalam-industri). Krugman beralasan bahwa produksi barang
dikonsentrasikan secara geografis dan disebabkan oleh skala ekonomi.Dia juga
beralasan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan keterbatasan sumber
daya dan persaingan tidak sempurna menyebabkan perusahan-perusahan yang
ada di Negara-negara tersebut secara identik membuat bermacam produk yang
unik untuk menghindari persaingan langsung. Adanya perbedaan produk ini –
penciptaan ciri-ciri yang terpisah untuk produk, melalui perbedaan yang aktual
(penataan) atau yang dirasakan (gambar) biasanya didukung dengan iklan dalam
rangka mendorong loyalitas merek – adalah elemen penting dalam model
Krugman. Karena produk dibedakan, setiap perusahan mungkin bertindak seperti
pemegang monopoli yang respek terhadap produk unik yang dimiliki, dan lebih
banyak perusahan akan menghadirkan lebih banyak keberagaman barang dipasar.
Oleh karena perusahan-perusahan dari Negara yang berbeda masing-masing
memproduksi beragam produk yang unik, tetapi konsumen di setiap Negara
membeli beberapa dari setiap produk (seperti yang diprediksikan oleh Linder),
kita dapat melihat perdagangan intraindustri antarnegara yang sama atau bahkan
identik. Keberadaan perdagangan internasional dapat menciptakan pasar lebih
besar yang mengizinkan pemanfaatan skala ekonomi internal (spesifik
perusahaan) oleh perusahaan-perusahaan yang berdagang. Dukungan empiris
untuk model Krugman telah ditunjukkan banyak penelitian, termasuk seperti
industri-industri mobil, kimia khusus, anggur, dan model ini membantu

23
menjelaskan tingginya proporsi (kira-kira seperempat) dari industri perdagangan
di seluruh perdagangan internasional.

F. Teori Penggerak Pertama (First-Mover Theory)

Seperti yang disarankan pada bagian sebelumnya, ada beberapa Negara


yang secara khusus berspesialisasi ketika terjadi peningkatan tingkat
pengembalian pada skala dan pengalaman.Namun, pola perdagangan barang yang
diamati tergantung pada skala ekonomi yang mungkin ditentukan oleh faktor-
faktor historis, seperti Negara mana yang memasuki industri untuk pertama kali.
Beberapa teoretikus manajemen menyanggah bahwa perusahan-perusahan yang
memasuki industri pertama kali (penggerak pertama) akan dapat memperoleh
pangsa pasar yang besar, mengizinkan mereka untuk memperoleh keuntungan
seperti penurunan biaya dan peningkatan keahlian teknis awal. Hal ini dapat
mematahkan semangat pendatang asing yang mungkin harus masuk dengan biaya
tinggi, setidaknya pada awalnya.Salah satu penelitian di berbagai industri
menunjukkan bahwa penggerak pertama memegang 30 persen pangsa pasar
dibandingkan 13 persen untuk pendatang selanjutnya.Data lainnya menemukan
bahwa 70 persen pemimpin dipasar saat ini adalah penggerak pertama.

Akan tetapi, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mungkin


terdapat banyak kekurangan dari penelitian sebelumnya, seperti yang didasarkan
pada survei dari perusahaan-perusahaan yang bertahan dan tidak termasuk
sejumlah besar para perintis jalan sesungguhnya.Misalnya, perusahaan Amerika,
Amplex, yang pertama kali membuat VCR, tetapi karena memiliki harga sangat
tinggi ($50.000), produk itu hanya terjual sedikit.Sony dan Matsushita melihatnya
sebagai pasar potensial dan bekerja untuk membuat VCR yang bisa mereka jual
dengan harga $500.Mereka mencapai tujuan itu dan menguasai pasar. Penelitian
selanjutnya telah menujukkan bahwa, di banyak kasus, keberhasilan didapat oleh
para pengikut yang cepat atau bahkan ke “penggerak terakhir”, perusahaan-
perusahaan yang sering memasuki pasar beberapa tahun setelah “penggerak
pertama”. Walaupun bukti sehubungan dengan apakah penggerak pertama
mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan tetap tidak meyakinkan atau
bertentangan, telah menjadi teori bahwa faktor mendasar yang memengaruhi

24
keberhasilan penggerak pertama mungkin adalah kompetensi yang diwujudkan
dalam Negara atau lokasi munculnya inovator.

G. Keunggulan Kompetitif Nasional dari Kelompok Regional.

Daya saing nasional melibatkan kemampuan sebuah Negara untuk


merancang, memproduksi , mendistribusikan, atau memberikan pelayanan produk
dalam konteks perdagangan internasional seraya mendapatkan kenaikan tingkat
pengembalian pada sumber dayanya. Kemampuan Negara untuk meraih
keberhasilan internasional secara terus-menerus dalam industri tertentu mungkin
dijelaskan oleh variabel-variabel lain dari faktor-faktor produksi yang didasarkan
pada teori keunggulan komparatif dan tori Heckscher-Ohlin. Misalnya, karya
yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang di masa yang akan dating
(seminal) Alfred Marshall dalam teori ekonomi membantu menjelaskan mengapa
di banyak industri, perusahaan-perusahaan cenderung berkelompok bersama-
sama berdasarkan geografis. Dia menyarankan bahwa kelompok geografis
berperan bersama karena tiga alasan: (1) keunggulan yang dihubungkan dengan
sumber tenaga kerja yang umum, sehingga pengangkatan pegawai yang
dibutuhkan bisa dipenuhi dengan cepat, bahkan dengan fluktuasi permintaan yang
tak terduga; (2) keuntungan dari perkembangan pemasok lokal yang dikhususkan,
terutama pada kegiatan operasional dan keterampilan yang dapat dikoordinasikan
dengan kebutuhan para pembeli; dan (3) manfaat yang dihasilkan dalam wilayah
geografis dari pembagian informasi teknologi dan peningkatan kesesuaian terkait
tingkatan inovatif.

Michael Porter, seorang professor ekonomi di Harvard, menjabarkan


karya dari Marshall.Diamond Model dari keunggulan nasionalnya mengklaim
bahwa empat variabel akan berdampak pada kemampuan perusahaan lokal di
sebuah Negara untuk memanfaatkan sumber daya Negara guna memperoleh
keunggulan kompetitif.

1.Kondisi Permintaan: sifat dasar, lebih dari hanya sekedar ukuran permintaan
domestik. Jika konsumen dari sebuah perusahaan tersebut berpengalaman dan
memiliki banyak permintaan, ia akan berjuang untuk menghasilkan produk

25
inovatif dan berkualitas tinggi. Dalam melakukannya, ia akan mendapatkan
keunggulan kompetitif secara global atas perusahaan-perusahaan yang berlokasi
di tempat-tempat yang kurang memiliki tekanan domestik. Ini mungkin telah
menjadi kasus di masa lalu, ketika perusahaan internasional mengenalkan
produk-produk baru mereka di pasar dalam negeri terlebih dahulu (sebuah
kondisi dari teori siklus produk internasional), tetapi selama banyak perusahaan
memperkenalkan produknya secara global, variabel ini akan kehilangan
kepentingannya.

2. Faktor kondisi: tingkat dan komposisi dari faktor produksi. Porter


membedakan antara faktor dasar (teori Heckscher-Ohlin) dan faktor lanjutan
(infrastruktur suatu Negara, seperti telekomunikasi dan sistem transportasi, atau
lembaga riset universitas).Dia juga membedakan antara faktor yang diciptakan
(seperti dari investasi yang dibuat oleh perorangan, perusahaan, atau pemerintah)
dan faktor yang diturunkan (seperti sumber daya alam dan lokasi).Kurangnya
dukungan alam telah menyebabkan negra-negara berinvestasi di pembentukan
faktor lanjutan, seperti pendidikan tenaga kerja, pelabuhan bebas, dan sistem
komunikasi lanjutan, untuk memungkinkan industri-industri mereka menjadi
kompetitif secara global.Negara-negara di Karibia telah memperbarui sistem
komunikasi mereka untuk menarik perbankan dan perusahaan pelayanan lainnya
yang memiliki sedikit kebebasan pada faktor dasar produksi.

3. Industri-industri pendukung dan terkait: pemasok dan jasa pendukung industri:


pemasok dan jasa pendukung industri. Selama beberapa dasawarsa, perusahaan-
perusahaan di industri dengan pemasoknya, para pemasok dengan pemasoknya,
dan yang lainnya, telah cenderung membentuk kelompok di lokasi yang
ditentukan dan sering tanpa alasan aawal yang jelas. Akan tetapi, industri-industri
pendukung dan terkait berfungsi sebagai pondasi penting untuk kesuksesan
kompetitif oleh penyediaan jaringan pemasok, subkontraktor, dan infrasturktur
komersial. Misalnya, San Francisco Bay Area memiliki rangkaian industri-
industri pendukung dan terkait untuk industri computer personal. Hal ini
termasuk penelitian, rancangan, produksi, atau memberikan pelayanan kegiatan
operasional seperti para pemasok sebagai perancang semikonduktor, kapitalis

26
usaha yang memahami secara teknologi, dan pengacara hak kekayaan intelektual,
juga terkait dengan industri-industri seperti peralatan ilmiah, elektronik (seperti
MP3 player, personal digital assistant – PDA), alat telekomunikasi, pengembang
perangkat lunak, dan cakupan luas perusahaan-perusahaan terkait internet.

4. Strategi perusahaan, struktur, dan persaingan: luasnya persaingan domestik,


adanya hambatan-hambatan untuk masuk, serta gaya dan organisasi manajemen
perusahaan. Porter menegaskan bahwa perusahaan akan menjadi sasaran
persaingan yang berat di pasar domestik yang terus berusaha untuk meningkatkan
efisiensi dan inovasi, yang membuat mereka lebih kompetitif secara
internasional. Selama beberapa dasawarsa, perusahaan di industri-industri
oligopolistik telah mengawasi dengan hati-hati setiap pergerakan pesaing dan
bahkan telah memasuki pasar asing karena para pesaing mereka telah pergi ke
sana. Misalnya, produsen otomotif Jepang, seperti Toyota, Honda, Nissan dan
Mitsubishi telah bersaing dengan penuh semangat satu sama lain selama beberapa
dasawarsa di pasar domestik mereka. Mereka terus-menerus menekan satu sama
lain untuk meningkatkan kualitas dan performa produk mereka karena tidak ingin
beresiko kehilangan pangsa pasar. Persaingan hebat ini telah memungkinkan
perusahaan-perusahaan tersebut untuk mengembangkan lapabilitas pemimpin
dunia dalam desain dan manufaktur mobil. Segera setelah dari salah satu
perusahaan ini mengadu nasib keluar menuju pasar internasional, seperti Amerika
Serikat, Eropa atau Asia Tenggara untuk menjual atau mendirikan pabrik mobil,
para pesaingnya cenderung mendekat di belakang untuk menghindari penurunan
dalam persaingan internasional relatif.Selanjutnya untuk keempat variabel ini,
Porter mengklaim bahwa persaingan akan dipengaruhi pemerintah dan
kesempatan. Misalnya, persaingan mungkin dipengaruhi kebijakan pemerintah,
seperti insentif, subsidi, perlindungan sementara dari pesaing asing,
perkembangan infrastruktur, atau melalui berbagai macam peristiwa, seperti
terobosan penelitian lokasi, dan waktu atau keberuntungan.

27
RINGKASAN TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional terjadi terutama karena perbedaan harga yang relatif di


antara negara-negara.Perbedaan ini timbul akibat perbedaan biaya produksi yang
merupakan hasil dari:

1. Perbedaan dukungan dalam faktor produksi.

2. Perbedaan tingkat teknologi yang menentukan intensilas faktor yang digunakan.

3. Perbedaan dalam efisiensi dengan intensitas faktor yang dimanfaatkan.

Meskipun demikian,perbedaan cita rasa dan variabel permintaan dapat mengubah


arah perdagangan yang diprediksikan oleh teori.Teori perdagangan internasional
menunjukkan bahwa negara-negara akan mencapai tingkatan keberlangsungan yang
lebih tinggi dengan meiakukan spesialisasi barang-barang yang memiliki
keunggulan komparatif dan mengimpor produk yang tidak memiliki keunggulan
komparatif.Umumnya,hambatan perdagangan menghentikan arus bebas barang-
barang akan membahayakan kesejahteraan sebuah negara.

a.Teori Investasi Internasional

Teori investasi internasional kontemporer telah diperluas jauh dari teori klasik yang
menyebutkan bahwa perbedaan dalam suku bunga untuk investasi dari besarnya
risiko adalah alasan modal internasional bergerak dari satu negara ke negara
lain.Untuk membuatnya terjadi harus ada persaingan sempurna,tetapi seperti
dinyatakan Kindleberger,ekonomi sekaligus penulis bahwa dibawah persaingan
yang sempurna,investasi asing langsung tidak akan terjadi, dan tidak juga terjadi
didunia yang kondisnya kurang kompetitif.Bagian ini khususnya berfokus pada teori
investasi asing lansung,yang meliputi kepemilikan dan kontrol investasi
internasional yang melibatan aset fisik atau riil seperti pabrik-pabrik dan fasilitas
lainnya,daripada teori-teori yang berkaitan dengan tipe Iain dari investasi
internasional seperti portofolio saham,obligasi atau bentuk lain dari utang.Investasi
asing Iangsung melibatkan pendirian produksi atau fasilias lainnya di luar negeri
entah melalui investasi lahan hijau (pendirian fasilitas baru dari dasar) atau akuisisi
lintas negara (pembelian bisnis yang sudah ada di negara lain).

b.Teoris Keunggulan Monopoli

Teori keunggulan monopoli modern berasal dari disertasi Stephen Hymer pada
tahun 1960. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa investasi asing lansung terjadi
besar-besaran di industri-industri oligopolistik daripada di industri yang beroperasi
di bawah persaingan yang hampir sempurna.Ini berarti perusahaan-perusahaan di
industri-industri ini harus meniliki keunggulan yang tidak tersedia bagi perusahaan
lokal untuk mengatasi liabilitas yang dikaitkan dengan badan asing,seperti

28
kurangnya pengetahuan tentang kondisi pasar lokal,peningkatan biaya operasional
pada jarak jauh atau perbedaan kultur,bahasa,hukum dan peraturan atau lembaga
yang menyebabkan sebuah perusahaan asing berada pada posisi kurang
menguntungkan dibandingkan perusahaan lokal.Hymer beralasan,keuntuingan harus
berupa skala ekonomi,teknologi dan pengetahuan superior dalam
pemasaran,manajernen atau keuangan.Investasi asing langsung mengambil tempat
karena ketidaksempurnaan produk dan faktor pasar yang memungkinkan perusahaan
multinasional untuk melakukan kegiatan operasional dengan lebih menguntungkan
di pasar asing daripada yang dapat dilakukan pesaing lokal.

c. Ketidaksempurnaan Pasar

Caves,seorang ekonom Harvard menjabarkan karya Hymer untuk menunjukkan


bahwa pengetahuan yang luas memungkinkan perusahaan untuk memproduksi
produk-produk berbeda yang lebih disukai konsumen daripada barang yang sama
yang dibuat secara lokal.Hal ini akan memberi perusahaan beberapa kontrol atas
harga penjualan dan keuntungan diatas perusahaan- perusahaan pribumi.Untuk
mendukung pendapat ini,dia menambahkan perusahaan yang berinvestasi di luar
negeri berada dalam industri yang biasanya terlibat dalam penelitian produk yang
berat dan usaha pemasaran.

d. Faktor-faktor Finansial

Teori-teori lain berhubungan dengan faktos-faktor finansial.Aliber yakin bahwa


ketidaksempurnaan dalam pasar valuta asing,mungkin bertanggung jawab pada
investasi asing.Perusahaan-perusahaan di negara-negara dengan mata uang yang
dinilai terialu tinggi ditarik untuk berinvestasi di negara-negara dengan mata uang
dinilai terlalu rendah.Teori lain berbasis finansial,teori portofolio menyarankan
bahwa kegiatan operasional internasional membolehkan diversifikasi risiko dan
kemudian cenderung untuk memaksimalkan tingkat pengembalian yang diharapkan
dari investasi.

e. Siklus Hidup Produk Internasional

Kita sudah menguji teori ini untuk membantu menjelaskan arus perdagangan
internasional.Akan tetapi ada hubungan dekat antara perdagangan internasional dan
investasi internasional.Seperti konsep IPLC juga menjelaskan investasi asing
langsung adalah tahap dasar dalam siklus kehidupan sebuah produk. Untuk
menghindari hilangnya pasar yang dipakai untuk ekspor, sebuah perusahaan sering
terpaksa berinvestasi dalam fasilitas produksi di luar negeri ketika perusahaan lain
mulai menawarkan produk yaug sarma.Pergerakan ke luar negeri ini akan bertambah
tinggi selama tahap ketiga dan keempat karena perusahaan yang mengenalkan
produk tersebut berusaha utuk tetap kompetitif,pertama di pasar ekspornya (tahap 3)

29
dan kemudian di pasar dalam negeri (tahap 4), dengan menentukan lokasi di ncgara-
negara yang memiliki faktor-faktor produksi yang lebih murah.

f. Mengikuti Pemimpin (follow the leader)

Teori lain dikembangkan oleh Knickerbocker yang mencatat bahwa ketika sebuah
perusahaan khususnya pemimpin dalam industri oligopolistik,memasuki
pasar,perusahaan-perusahaan lain di industri akan mengikuti.Teori mengikuti
pemimpin (follow the leader) dianggap defensif karena para pesaing berinvestasi
untuk menghindari hilangnya pasar yang disediakan ekspor ketika investor awal
memulai industri Iokal.Mereka mungkin juga khawatir jika inisiator akan mendapat
beberapa keuntungan dari diversifikasi risiko yang tidak akan mereka miliki kecuali
mereka memasuki pasar juga.Sclanjutnya,mencurigai bahwa inisiator tahu sesuatu
yang tidak mereka ketahui mungkin akan membuat mereka merasa lebih baik
selamat daripada menyesal.

g. Investasi Silang

Graham mencatat sebuah kecenderungan untuk investasi silang oleh perusahaan-


perusahaan Eropa dan Amerika di industri-industri oligopolistik tertentu yaitu
perusshaan-perusahaan Eropa cenderung untuk berinvestasi di Amerika Serikat
ketika perusahaan - perusahaan Amerika telah datang ke Eropa.Dia menyebutkan
bahwa investasi seperti itu akan mengizinkan kantor-kantor cabang Amerika dari
perusahaan - perusahaan Eropa untuk melakukan hal yang sama di pasar dalam
negeri perusahaan Amerika Serikat jika kantor-kantor cabang perusahaan Eropa
memulai beberapa taktik agresif,seperti pemotongan harga di pasar Eropa.Ada
sejumlah alasan investasl oleh perusahaan multinasicnal yang mengambil tempat di
negara-negara asing,seperti mengikuti konsumen (pabrik manufaktur suku cadang
Jepang mengikuti pabrik manufaktur otomotif jepang masuk ke Amerika
Serikat,Kanada atau Eropa),mencari pengetahuan (investasi Jepang dan Eropa di
Silicon Villey), dan mengambil manfaat dari stabilitas ekonomi dan politik negara
tuan rumah.

h. Teori Internasionalisasi

Teori internasionalisasi adalah pengembangan dari teori pasar tak sempurna.Sebuah


perusahaan yang memiliki pengetahuan yang luas tetapi karena tidak efisiennya
pasar eksternal (misalnya biaya transaksi) mungkin akan mendapatkan harga yang
lebih tinggi untuk pengetahuan tersebut dengan menggunakan pengetahuan itu
sendiri daripada menjualnya di pasar terbuka.Dengan berinvestasi di kantor cabang
asing untuk kegiatan seperti memasok,produksi atau distribusi daripada
lisensi,perusahaan juga dapat mengirim pengetahuan lintas batas sembari
mempertahankannya di dalam perusahaan.

I. Kapabilitas Dinamis

30
Pandangan kapabilitas dinamis,yang terhubung dengan pandangan perusahaan yang
didasarkan

pada sumber daya membantah bahwa kepemilikan pengetahuan tertentu atau sumber
daya itu penting tetapi tidak mencukupi untuk meraih keberhasilan di FDI
internasional.Perusahaan harus dapat menciptakan dengan efektif dan memanfaatkan
kapabilitas dinamis untuk penyebaran berbasis kualitas dan/atau kuantitas dan
kapabilitas ini harus bisa ditransfer ke lingkungan internasional untuk semi produksi
keuntungan kompetitif.Biasanya perusahaan mengembangkan pusat keunggulan
untuk mengembangkan persaingan-persaingan khusus yang selanjutnya diterapkan
di investasi mereka di dalam negara tuan rumah.

j. Teori Ekletik Poduksi Internasional Dunning

Teori eklektik yang menggabungkan elemen-elemen teori yang dikutip paling luas
dan diterima oleh FDI baru-baru ini. Dikembangkan oleh Dunning teori eklektik
produksi internasional berusaha menyediakan kerangka keseluruhan untuk
menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan memilih untuk ikut serta dalam FDI
daripada melayani pasar asing melalui alternatif seperti ekspor,lisensi,kontrak
manajemen,usaha bersama,atau aliansi strategis.Teori ini menegaskan bahwa jika
sebuah perusahaan ingin berinvestasi dalam fasilitas produksi di luar negeri, ia harus
memilki tiga macarn keunggulan:

1. Kepemilkan spesifik

Ini adalah perluasan ke mana perusahaan harus atau dapat mengembangkan


keunggulan spesifik perusahaan melalui kepemilikan berwujud aset-aset yang tidak
tersedia di perusahaan-perasahaan lain dan dapat dipindah ke luar negeri.Tiga tipe
dasar keunggulan kepemilkan spesifik yang berwujud atau tidak berwujud termasuk
pengetahuan atau teknologi skala atau cakupan ekonomi dan keuntungan monopoli
yang berhubungan dengan akses unik ke krisis input atau output.Keunggulan
membangkitkan biaya-biaya yang lebih rendah dan/atau pendapatan yang lebih
tinggi akan mengimbangi harga tambahan operasi dari jarak jauh di dalam lokasi
asing.

2. Lokasi spesifik

Pasar asing harus memilli ciri-ciri spesifik dari bidang ekonomi,sosial atau politik
(seperti ukuran pasar,tarif pembatas atau biaya transportasi) yang akan mengizinkan
perusahaan untuk memanfatkan keunggulan spesifik perusahaannya yang
menguntungkan dengan menempatkan di pasar itu daripada melayani pasar melalui
ekspor.

3. Internalisasi

31
Perusahaan- perusahaan memiliki berbagai macam alternatif memasuki pasar asing,
mulai dari transaksi panjang ketentuan pasar yang wajar sampai penggunaan hierarki
melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki.Hal itu merupakan kepentingan
perusahaan terbaik untuk dimiliki.

Ada satu kesamaan untuk hampir semua teori yang didukung oleh uji
empiris.Bagian utama dari investasi asing langsung dibuat oleh perusahaan-
perusahaan besar,penelitian intensif di industri-industri oligopolistik.Selain
itu,seluruh teori menawarkan alasan-alasan perusahaan menemukan sesuatu yang
menguntungkan untuk berinvestasi diluar negeri.Namun,seluruh motif dapat
dihubungkan di beberapa jalan kekeinginan untuk meningkatkan atau melindungi
tidak hanya keuntungan tetapi juga penjualan dan pasar.

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perdagangan Internasional terjadi terutama karena perbedaan harga yang


relatif di antara negara-negara. Perbedaan ini timbul akibat perbedaan biaya
produksi yang merupakan hasil dari Perbedaan dukungan alam faktor produksi,
Perbedaan tingkat teknologi yang menentukan intensitas faktor yang digunakan,
Perbedaan dalam efisiensi dengan intensitas faktor yang di manfaatkan, Kurs
valuta asing, meskipun demikian, perbedaan cita rasa dan variabel permintaan
dapat mengubah arah perdagangan yang diprediksi oleh teori.

Teori perdagangan internasional menujukkan bahwa Negara-negara


akan mencapai tingkatan keberlangsungan yang lebih tinggi dengan melakukan
spesialisasi barang-barang yang memiliki keunggulan komparatif dan
mengimpor produk yang tidak memiliki keunggulan komparatif. Umumnya,
hambatan perdagangan menghentikan arus bebas barang-barang akan
membahayakan kesejahteraan sebuah Negara.

33
DAFTAR PUSTAKA

Donald A. Ball, Jeanne M. Mcnet, 2014. Bisnis Internasional, International


Bussines.Salemba Empat, Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional

34

Anda mungkin juga menyukai