Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI

PT JAMU PUSPO INTERNUSA

WINDU PRAYOGO

2304520773

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN FARMASI

PROGRAM DIPLOMA III FARMASI DISTRIBUSI DAN PEMASARAN

DEPOK

2007
2

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI

PT JAMU PUSPO INTERNUSA

Laporan ini di susun sebagai syarat

untuk meraih gelar Ahli Madya Farmasi

WINDU PRAYOGO

2304520773

Menyetujui,

Wahyu Kurniawan Dra. Sabarijah Witto Eng, SKM

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


3

PRAKTEK KERJA LAPANGAN : PT JAMU PUSPO INTERNUSA

JUDUL KARYA TULIS ILMIAH : STRATEGI PROMOSI PENJUALAN


PRO-DE’EM®

NAMA : WINDU PRAYOGO

NPM : 2304520773

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INI TELAH DIPERIKSA DAN

DISETUJUI

DEPOK, JUNI 2007

Wahyu Kurniawan Dra. Sabarijah Witto Eng, SKM

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Tanggal lulus ujian Seminar : ……………………………………………………

Penguji I : ……………………………………………………………………..

Penguji II : …………………………………………………………………….

Penguji III : …………………………………………………………………….

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan di PT Jamu Puspo Internusa.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Ahli Madya Farmasi kekhususan Distribusi dan Pemasaran pada Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Penulis laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. My parents yang senantiasa berkorban dan mendoakanku, i love you so

much, Indah adikku belajarlah yang rajin supaya cita-citamu menjadi

Dokter tercapai, kakakku Muji tetaplah optimis, berusaha, dan berdoa,

Mba Murni jadilah istri dan ibu yang baik.

2. DR. Maksum Radji, M. Biomed, selaku Ketua Jurusan Farmasi FMIPA UI

3. Dra. Azizahwati, MS selaku Ketua program DIII Farmasi FMIPA UI

4. Bapak Cipto Pusposoeharto selaku Dewan Komisaris dan Bapak Andre

Utoro Pusposoeharto selaku Direktur Utama PT.Jamu Puspo Internusa.

5. Bpk. Wahyu Kurniawan selaku pembimbing PKL di PT Jamu Puspo

Internusa, terima kasih banyak atas bimbingan dan arahannya sekaligus

mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang pernah

saya lakukan.

6. Bapak Drs. Mahdi Jufri, Msi, selaku pembimbing akademis.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


5

7. Dra. Sabarijah Witto Eng, SKM selaku dosen pembimbing PKL yang telah

sabar menuggu saya, thanks a lot.

8. Seluruh staff pengajar Departemen Farmasi Fakultas FMIPA UI.

9. Teman-teman senasib dan sepenanggungan yang PKL di PT Jamu Puspo

Internusa : Ical, Edi, Merylin, Deis, dan Yuli.

10. Ibu Sri, Bpk Fauzan, Mba Tyur, Mba Ade, Mba ifa, Mba Yayah, Mba

Aprilia, Mba Ramla, Mba Ferina, Mas Andrew, Mas Joko, Mas Agus, Mas

Agung, Mas Hadi dan seluruh karyawan PT Jamu Puspo Internusa terima

kasih atas bantuan dan kerjasama.

11. Dedy, Ase, Galih, Nanda, Ncank, Ifan, Eka, dan bidadari-bidadari FDP

2004 terima kasih atas masukan dan bantuannya selama PKL maupun

kuliah serta thanks too Yudo & Ndaru yang telah banyak membantu dan

memberikan informasi mengenai kuliah selama saya PKL

12. Kakak kelas dan adik kelas yang telah memberikan dukungan moril serta

motivasi kalian, terima kasih untuk semuanya.

13. Teman-teman Farmasi RS dan S1 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

Kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Namun penulis

menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun guna sempurnanya

laporan ini.

Depok, Juni 2007

Penulis

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


6

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Tujuan .................................................................................................. 2

C. Profil Perusahaan ................................................................................ 2

1. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................... 2

2. Visi, Misi, Motto, Budaya kerja, dan Ciri Perusahaan............. 3

3. Struktur Organisasi .................................................................. 5

4. Produksi ................................................................................... 5

5. Jaringan Pemasaran ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9

A. Strategi Pemasaran ....................................................................... 9

B. Bauran Pemasaran ......................................................................... 13

C. Strategi Penjualan ......................................................................... 18

BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ................................. 23

A. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ..................................... 23

B. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ................................................. 24

1. Pengenalan Produk ............................................................ 24

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


7

2. Pengenalan Organisasi Pemasaran .................................... 27

3. Survey Outlet ..................................................................... 33

4. Display and Sunblind ......................................................... 35

5. Direct Selling ..................................................................... 36

6. Direct Presentation ........................................................... 37

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 40

A. Strategi pemasaran PT Jamu Puspo Internusa ............................... 40

B. Strategi penjualan PT Jamu Puspo Internusa ................................ 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 50

A. Kesimpulan .................................................................................... 50

B. Saran .............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52

LAMPIRAN

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


8

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Marketing Mix ................................................................................. 13

Gambar 2. Struktur Organisasi Pemasaran ........................................................ 27

Gambar 3. Contoh Display................................................................................. 35

Gambar 4. Kurva Product Life Cycle................................................................. 41

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


9

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jaringan Pemasaran PT Jamu Puspo Internusa ..................................... 7

Tabel 2. Jadwal Kegiatan PKL di PT Jamu Puspo Internusa ............................ 23

Tabel 3. Daftar Produk PT Jamu Puspo Internusa ............................................. 24

Tabel 4. Nama-nama Outlet yang di Survey Oleh Penulis ................................ 34

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Jamu Puspo Internusa

Lampiran 2. Proposal Direct Presentation

Lampiran 3. Daily Call Record (DCR)

Lampiran 4. Laporan Hasil Kunjungan

Lampiran 5. Kontrak Kerjasama

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini, dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang

semakin pesat, khususnya di bidang industri farmasi tidak hanya

mempengaruhi penemuan berbagai macam sediaan obat serta teknologi

pembuatannya, tetapi juga mempengaruhi pemasaran produk-produk farmasi

tersebut.

Industri farmasi di Indonesia membutuhkan tenaga pemasar untuk

memasarkan produk-produk mereka, tanpa tenaga pemasar maka produk

tersebut tidak akan dikenal oleh mayarakat dan tidak menghasilkan selling

Tenaga pemasar yang dibutuhkan adalah tenaga yang berkualitas, yang

memiliki pengetahuan di bidang kefarmasian dan pengetahuan di bidang

pemasaran.

Untuk mengetahui kebutuhan tersebut, Departemen Farmasi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia membuka

Program Diploma III Farmasi kekhususan Distribusi dan Pemasaran, dan

mewajibkan kepada mahasiswanya untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan

(PKL) di perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran produk farmasi.

Praktek Kerja Lapangan yang diikuti oleh penulis diadakan di PT Jamu Puspo

Internusa yang bertempat di Jalan Taman Tanah Abang III No. 25 Jakarta

Pusat. Kegiatan tersebut dimulai tanggal 12 Maret 2007 dan berakhir pada

tanggal 12 Mei 2007.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


12

B. TUJUAN

Tujuan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) secara umum adalah untuk

memperkenalkan mahasiswa program DIII Farmasi FMIPA UI kepada dunia

kerja yang akan dihadapi nanti. Selain itu juga memperoleh sarana untuk

melatih dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapat selama

masa kuliah.

Tujuan Praktek Kerja Lapangan :

1. Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap

menghadapi tantangan dalam dunia kerja yang semakin kompetitif,

khususnya bidang distribusi dan pemasaran

2. Menumbuhkan dan memantapkan disiplin kerja serta sikap profesional

guna memasuki dunia kerja yang diharapkan.

3. Menambah pengetahuan tentang distribusi dan kegiatan pemasaran yang

dilakukan dilingkungan farmasi.

4. Membina hubungan kerjasama yang baik antara jurusan Farmasi Fakultas

MIPA UI kekhususan Distribusi dan Pemasaran dengan perusahaan-

perusahaan farmasi

C. PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah Singkat PT Jamu Puspo Internusa

PT Jamu Puspo Internusa merupakan perusahaan baru yang didirikan

pada tanggal 19 September 2001. Perusahaan ini adalah salah satu anak

perusahaan Puspa Eka Pradiantara Group, yang merupakan induk dari 5

perusahaan yang bergerak diberbagai bidang, diantaranya :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


13

1. PT Dipa Pharmalab Intersains, yang khususnya bergerak dalam bidang

pemasaran obat import dan sebagai pemegang lisensi atau agen untuk

pendistribusian obat import.

2. PT Bumi Puspa Ceremai, bergerak dalam bidang distribusi produk

farmasi dan consumer goods.

3. PT Pharmasi Binangkit, merupakan pabrik farmasi untuk produk

ethical dan OTC ( Over The Counter ).

4. PT Jamu Puspo Internusa, merupakan perusahaan farmasi yang khusus

memproduksi dan memasarkan produk herbal baik OTC maupun

consumer.

5. PT Escolab, merupakan perusahaan yang memproduksi produk farmasi

ethical.

Sebelum PT Jamu Puspo berdiri, usaha produk herbal khususnya

Pacekap dimulai dengan didirikannya Industri Kecil Obat Tradisional

(IKOT) Jamu Puspo pada tahun 1999. Semakin berkembangnya industri

pace atau mengkudu di Indonesia maka IKOT Jamu Puspo

mengembangkan diri menjadi Perseroan Terbatas ( PT ) pada tanggal 19

September 2001.

2. Visi, Misi, Motto, Budaya Kerja Perusahaan, dan Ciri Perusahaan

Visi dan Misi mempunyai peran penting dalam suatu perusahaan.

Peran visi dan misi adalah menentukan arah yang akan dituju oleh suatu

perusahaan.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


14

a. Visi PT Jamu Puspo Internusa adalah :

Creating a strong, global presence operation specializing in herbal

product ( Menciptakan perusahaan yang kuat, mendunia khusus untuk

produk-produk herbal ).

b. Misi PT Jamu Puspo Internusa adalah :

Providing a better health and better life trough innovation and creativity

and excelent in products and services and creating a strong foothold for

greater future ( memberikan kesehatan dan kehidupan yang lebih baik

melalui pelayanan dan produk yang berkualitas dan menciptakan dasar

yang kuat untuk masa depan yang lebih baik ).

c. Motto PT Jamu Puspo Internusa adalah :

healthier life happier living

d. Budaya Kerja Perusahaan

1. Bekerja dengan cerdas berarti efisien dan efektif , bersandar pada

IT ( Information of technology ) dan data yang terorientasi.

2. Organisasi yang mau belajar berarti adanya timbal balik dengan

inisiatif dan organisasi yang belajar.

3. Menjadi perusahaan yang kreatif, mandiri, terbuka, dinamis, dan

penuh semangat kerja.

e. Ciri Perusahaan

1. Integritas dan kejujuran

2. Keluarga besar sebagai tumpuan

3. Perkembangan kreatifitas dan kelestarian

4. Kesamaan visi, misi, dan tujuan

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


15

5. Organisasi yang belajar

6. Spirit atau dorongan, kekuatan atau tenaga dan kebersamaan

3. Struktur organisasi PT Jamu Puspo Internusa

Efektivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

strategi, SDM, maupun struktur. Struktur organisasi sering kali dianggap

suatu faktor penting yang mempengaruhi jalannya serta kinerja dari suatu

organisasi.

Struktur organisasi mempunyai dua esensi, yaitu pembagian tugas dan

organisasi. Pembagian tugas dapat menjadi pekerjaan kecil yang harus

dilakukan oleh seseorang atau bagian tertentu. Sedangkan adanya

koordinasi memungkinkan kerjasama dari berbagai pekerjaan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan.

Di dalam struktur organisasi PT Jamu Puspo Internusa terlihat jelas

bahwa posisi tertinggi dipegang oleh Direktur yang membawahi General

Manager. General Manager membawahi Business Promotion manager,

National Sales Manager, dan Product Manager. General Manager

membawahi semua manager dan bertangung jawab kepada direktur secara

langsung. National Sales Manager membawahi Area Manager pada

masing-masing wilayah dan Area manager membawahi Field Supervisor

sedangkan Field Supervisor ( FS ) membawahi Sales Promotion

Representative (SPR). Dengan koordinasi yang baik, kegiatan perusahaan

dapat berjalan dengan efektif, dan tujuan perusahaan dapat tercapai.

4. Produksi

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


16

Proses produksi PT Jamu Puspo Internusa dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan CPOTB. Penerapan CPOTB ini dilaksanakan disegala aspek

kegiatan produksi. Setiap proses produksi mulai dari pengadaan bahan

baku sampai dengan beredarnya obat di masyarakat, semuanya dilakukan

melalui pengawasan mutu yang sangat ketat sehingga dipastikan produk

yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Fasilitas

produksi perusahaan telah mendapatkan sertifikat CPOTB dari pemerintah

melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan secara

berkala dilakukan pemeriksaan oleh instansi tersebut.

Pengadaan bahan baku PT Jamu Puspo Internusa dilakukan dengan

mengimpor buah mengkudu dalam bentuk ekstrak dari sebuah perusahaan

bahan baku di Amerika Serikat Yaitu Phytotech, sedangkan proses

kapsulisasi dilaksanakan di Majalengka. Kini PT Jamu Puspo Internusa

berusaha untuk semakin maju dan berkembang dengan cara membuat

perkebunan atau budi daya mengkudu di Majalengka yang dilakukan

dengan pengawasan standar mutu baik dari segi kuantitas buah mengkudu

maupun kualitasnya.

5. Jaringan Pemasaran

Pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,

diantaranya adanya luasnya jaringan pemasaran yang dimiliki serta

pertumbuhan dari omset penjualan yang dicapai untuk setiap periode.

Luasnya jaringan pemasaran dapat menunjukan bagaimana suatu

perusahaan mempunyai kinerja yang baik dan memperlihatkan sistem

pemasaran yang digunakan perusahaan dalam mencapai target. Jaringan

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


17

pemasaran tersebut dibentuk berdasarkan wilayah distribusi dari

distributor.

Jaringan pemasaran pada PT Jamu Puspo Internusa dibagi menjadi dua

bagian, yaitu wilayah barat dan timur. Jaringan ini dibuat untuk

mempermudah proses kontrol pemasaran produk masing-masing wilayah.

Adapun pembagian wilayah sebagai berikut :

Tabel 1. Jaringan Pemasaran PT Jamu Puspo Internusa

No. Wilayah Timur Wilayah Barat

1 Jakarta Surabaya

2 Bogor Semarang

3 Tangerang Solo

4 Bekasi Yogyakarta

5 Bandung Ujung Pandang

6 Medan Malang

7 Pontianak Denpasar

8 Pekan Baru Kupang

9 Palembang Samarinda

10 Lampung Balikpapan

11 Banda Aceh Manado

12 Jambi Banjarmasin

13 Padang Jayapura

14 Bengkulu Kendari

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


18

Untuk memperlancar jalannya distribusi maka PT Jamu Puspo Internusa

memilih PT Dos Ni Roha sebagai distributor tunggal yang bergabung sejak 15

Oktober 2001, yang tersebar diseluruh nusantara, tetapi saat ini PT Jamu Puspo

Internusa menggunakan tiga distributor (multi distributor), yaitu PT Dos Ni Roha,

PT Millenium Pharmacon International (PT MPI), dan PT Antar Mitra Sembada

(PT AMS) yang bergabung pada tanggal 12 November 2006 sebagai distributor

khusus untuk mendistribusikan produk Jointmax® dan Imunogard®.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan menuju keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan. Untuk memasuki pasar, strategi pemasaran

diperlukan karena merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang

memberikan arah pada semua fungsi manajemen dalam kaitannya dengan STP

(Segmentation, Targeting dan Positioning) dan bauran pemasaran (Marketing

Mix). Pada saat sekarang ini maupun saat kedepan, strategi pemasaran yang

diterapkan oleh suatu perusahaan harus disesuaikan tidak hanya pada sasaran

konsumen semata, tetapi juga pada para pesaing yang mengincar pasar sasaran

konsumen yang sama. Perusahaan sebelum menetapkan dan menjalankan

strateginya hendaklah terlebih dahulu melakukan analisa SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, and Treath) yaitu melihat dan menganalisa kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki

oleh para pesaingnya.

1. STP (SEGMENTATION, TARGETING, POSITIONING)

a. Segmentasi (Segmentation)

Pada dasarnya segmentasi adalah proses membagi pasar yang

bersifat heterogen ke beberapa segmen yang bersifat homogen.

Berdasarkan segmen, perusahaan berusaha mengembangkan program

pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas segmen.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


20

Segmentasi dapat menghasilkan kesesuaian apa yang ditawarkan

perusahaan dan apa yang diharapkan pasar. Setiap perusahaan harus

menentukan bagian pasar mana yang dapat dilayani paling baik.

Prosedur untuk mengidentifikasi segmen utama dalam suatu

pasar yang terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Tahap Survei

Periset melakukan wawancara untuk mencari penjelasan dan

memusatkan perhatian pada kelompok untuk memperoleh

pandangan terhadap motivasi konsumen, sikap dan perilaku.

2. Tahap Analisis

Periset menggunakan analisis faktor pada data untuk

membuang variabel yang berkorelasi tinggi. Kemudian periset

menggunakan analisis kelompok untuk menghasilkan

penetapan jumlah segmen maksimum.

3. Tahap Pembentukan

Masing-masing kelompok dibentuk dengan persyaratan

perbedaan sikap, perilaku, demografi, psikografi, dan kebiasaan

mereka.

Variabel segmentasi pasar konsumen terdiri dari berbagai

macam faktor diantaranya adalah faktor geografi (wilayah, ukuran

kota, kepadatan, iklim), faktor demografis (usia, jenis kelamin,

penghasilan, pekerjaan), faktor psikografis (kelas sosial, gaya hidup,

kepribadian) dan faktor tingkah laku (tingkat loyalitas, status

pemakai).

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


21

Agar optimal segmentasi pasar harus memenuhi kualifikasi

sebagai berikut :

a. Dapat diukur, mengenai daya beli dan profil segmen.

b. Besar, dalam hal ini ialah segmen cukup besar dan

menguntungkan untuk dilayani.

c. Dapat dijangkau, ialah segmen dapat dijangkau dan dilayani

secara efektif.

d. Dapat dibedakan, ialah segmen-segmen dapat dipisah-pisahkan

secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda

terhadap elemen-elemen bauran pemasaran.

e. Dapat diambil tindakan, ialah program-program yang efektif

dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen

yang bersangkutan.

b. Target (Targeting)

Penetapan pasar sasaran adalah tindakan memilih satu atau

lebih segmen pasar untuk dimasuki setelah mengevaluasi segmen-

segmen yang berbeda. Perusahaan harus memutuskan segmen yang

mana dan berapa banyak segmen yang akan dilayani. Perusahaan

dapat mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran, yaitu :

a. Konsentrasi segmen tunggal

Melalui pasar yang terkonsentrasi, perusahaan memperoleh

posisi pasar yang kuat dalam segmen dikarenakan

pengetahuannya yang lebih luas mengenai kebutuhan segmen.

b. Spesialisasi selektif

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


22

Di sini perusahaan memilih sejumlah segmen, masing-masing

menarik dan cocok secara objektif, berdasarkan tujuan dan

sumber daya perusahaan.

c. Spesialisasi produk

Perusahaan berkonsentrasi dalam membuat produk tertentu yang

dijualnya pada beberapa segmen.

d. Spesialisasi pasar

Berkonsentrasi dalam melayani banyak kebutuhan dari suatu

kelompok pelanggan tertentu.

e. Cakupan seluruh pasar

Perusahaan berusaha melayani seluruh kelompok pelanggan

dengan semua produk yang mungkin mereka butuhkan. Hanya

perusahaan besar yang dapat melaksanakan strategi cakupan

seluruh pasar.

c. Posisi (Positioning)

Penentuan posisi pasar adalah tindakan membangun dan

mengkomunikasikan keunggulan yang bersifat khas dan unik dari

produk di dalam pasar. Tugas perusahaan untuk memposisikan

dirinya terdiri dari tiga langkah yaitu (1) mengidentifikasi sejumlah

keunggulan bersaing yang mungkin untuk membangun posisi, (2)

memilih keunggulan bersaing yang tepat dan (3) secara efektif

mengkomunikasikan serta menyampaikan posisi yang dipilih kepada

pasar.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


23

Setelah memilih suatu posisi, perusahaan harus mengambil

langkah-langkah mantap untuk menyampaikan dan

mengkomunikasikan posisi yang dikehendaki kepada pelanggan

sasaran. Semua usaha bauran pemasaran perusahaan harus

mendukung startegi promosi. Keberhasilan positioning tergantung

dari kemampuan perusahaan untuk membedakan dirinya dibanding

pesaing dengan menyampaikan manfaat istimewa dari produknya.

2. BAURAN PEMASARAN

Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah kiat pemasaran berupa

gabungan dari beberapa variabel pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

mencapai sasaran pemasarannya yang telah ditetapkan.

Empat variabel yang membentuk bauran pemasaran yaitu produk

(product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).

Perusahaan dapat mengendalikan, mengubah dan menggunakan variabel

tersebut untuk mempengaruhi para pelanggan.

Berikut uraian untuk mengenal keempat variabel tersebut :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


24

PRODUCT

MARKETING
PROMOTION MIX PRICE

PLACE

Gambar 1. Marketing Mix

a. Produk (product)

Kiat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk, yaitu

sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminati, dicari,

dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau

keinginan pasar yang bersangkutan.

Di dalam strategi produk, kita mengenal konsep produk yaitu persepsi

konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Konsep

produk terdiri dari barang, label, kemasan, pelayanan, merek dan jaminan.

Atribut produk tersebut merupakan unsur-unsur produk yang dianggap penting

oleh konsumen untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan

konsumen. Dari kesemuanya itu apabila dikelola dengan baik akan

menghasilkan kepuasan pelanggan.

Suatu produk memiliki siklus atau daur hidup. Siklus hidup produk biasa

dikenal dengan istilah Product Life Cycle ( PLC ).

PLC digolongkan dalam 4 tahap yaitu :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


25

1. Tahap Perkenalan ( Introduction )

Ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar

berkembang dengan lambat, persaingan yang masih relatif kecil, tingkat

kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk, biaya

pemasaran dan produksi sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.

2. Tahap Pertumbuhan ( Growth )

Tahap ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan karena produk

telah diterima dan diminati oleh pasar. Hal tersebut tidak lepas dari peran serta

perusahaan tersebut untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat

sehingga masyarakat dapat tertarik untuk menggunakan produk tersebut.

3. Tahap Kedewasaan ( Maturity )

Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan

perusahaan. Dalam tahap ini suatu produk telah mendapatkan respon yang sangat

baik dari masyarakat atau pasar dari berbagai segi baik kualitas ataupun

kuantitasnya.

4. Tahap Penurunan ( Decline )

Penjualan perusahaan yang semakin bergerak kearah penurunan

merupakan gejala decline dari PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh

faktor seperti perubahan selera pasar, produk subsidi diterima konsumen, dan

perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap PLC ini.

Alternatif-alternatif tersebut diantaranya adalah menambah, mengubah produk

dan mencari pasar baru.

b. Harga (Price)

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


26

Kiat bauran pemasaran penting lainnya adalah harga, yaitu jumlah

uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harga merupakan salah

satu alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

sasaran pemasaran, biasanya disesuaikan dengan cost product, situasi

persaingan dan persepsi konsumen. Harga merupakan satu-satunya unsur

bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi

perusahaan. Di samping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang

bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Tingkat harga yang

ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu harga juga

mempengaruhi biaya produksi yang berpengaruh pula terhadap efisiensi

produksi.

Sudut pandang konsumen terhadap harga seringkali digunakan sebagai

indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang

dirasakan atas barang atau jasa. Tujuan penetapan harga antara lain, (1) tujuan

yang berorientasi pada laba, (2) berorientasi pada pencapaian target volume

penjualan, (3) berorientasi pada citra, (4) stabilisasi harga, (5) mencegah

masuknya pesaing, dan (6) untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.

Oleh karena itu, penetapan dan kebijakan harga menjadi perhatian

besar bagi perusahaan. Harga dari produk yang ditawarkan harus sesuai

dengan pandangan pelanggan tentang nilainya, supaya pembeli tidak beralih

ke pesaingnya.

c. Distribusi (Place)

Distribusi, merupakan kegiatan perusahaan untuk membuat produknya

terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya. Secara umum, distribusi dapat

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


27

diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha untuk memperlancar dan

mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen, sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, tempat, dan saat

dibutuhkan). Distribusi yang efektif akan memperlancar arus barang, oleh

sebab itu dalam pelaksanaan aktifitas-aktifitas distribusi, perusahaan sering

kali bekerjasama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran

pemasaran (distribution channel) untuk menawarkan produknya ke pasar.

Sehingga konsumen dapat menjangkaunya dan mudah untuk memperolehnya.

d. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan suatu kegiatan perusahaan untuk

mengkomunisasikan keunggulan produk kepada pelanggan dan membujuk

pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan. Tujuan utama dari promosi

adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk serta mengingatkan

pelanggan tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Untuk mendukung program

promosi dalam memasarkan suatu produk diperlukan bauran promosi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi bauran promosi (promotion mix) antara lain, (1) jenis

produk yang dipasarkan, (2) push strategy and pull strategy, (3) Product Life

cycle Stage, (4) company market rank

Bauran promosi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Advertising

Periklanan merupakan segala bentuk penyajian yang bersifat

non-personal baik barang, jasa, atau gagasan oleh perusahaan melalui

media. Iklan mempromosikan kegunaan-kegunaan dan ciri-ciri baru

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


28

dari suatu produk. Alat promosi yang dapat digunakan adalah iklan

cetak dan siaran, film, brosur, poster, selebaran, dan lain-lain.

b) Personal Selling

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka)

antara penjual dan calon pelanggan untuk mrmperkenalkan suatu

produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman

pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba

dan membelinya. Alat promosi yang digunakan adalah presentasi

penjualan, pameran dagang, dan lain-lain.

c) Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan

segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui

promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi

pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih

banyak, mengetahui aktifitas promosi pesaing, dan lain-lain. Alat promosi yang

dapat digunakan adalah coba gratis, jaminan produk, diskon, pemberian kupon,

dan lain-lain. Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat

dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokkan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Customer promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

merangsang atau mendorong pelanggan untuk membeli.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


29

2. Trade promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

mendorong atau merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan

importir untuk memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor.

3. Sales force promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

memotivasi armada penjual.

Secara keseluruhan teknik promosi penjualan merupakan taktik

pemasaran yang berdampak pada jangka sangat pendek dan biasanya

penjualan hanya meningkat selama kegiatan promosi penjualan

berlangsung.

d) Publicity

Publisitas (Publicity) merupakan cara yang biasa digunakan juga

oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada

konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang

dipasarkannya. Didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan

hal yang bersifat komersial, publisitas merupakan suatu alat promosi yang

mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut

sebagai usaha untuk "mensosialisasikan" atau "memasyarakatkan". Dalam

hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan yang

efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut

kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan

para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian. Alat promosi yang

dapat digunakan adalah seminar, majalah perusahaan, donasi/sumbangan

sponsor, publikasi, dan lain-lain.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


30

B. STRATEGI PENJUALAN

Strategi penjualan adalah rencana penjualan yang disusun sedemikian

rupa dengan tujuan untuk mencapai target pasar yang diinginkan. Dalam hal

ini strategi penjualan memegang peranan penting karena sangat

mempengaruhi hasil penjualan, di samping strategi pemasaran dan pengaruh

eksternal lainnya.

Berikut merupakan strategi penjualan yang perlu diperhatikan

berdasarkan target konsumen dengan tingkat penjualan, dimana terget

konsumen terbagi atas konsumen lama dan konsumen baru, sedangkan tingkat

penjualan terbagi atas tinggi dan rendah. Strategi penjualan yang dapat

dilakukan adalah strategi repurchase, offensive selling, customer retention,

dan selective selling.

1. Repurchase

Strategi repurchase atau pembelian ulang terjadi jika produk

punya pelanggan lama dengan penjualan tinggi. Strategi yang

dilakukan :

A. Repeated problem solving atau pemecahan masalah berulang

a. Dipengaruhi oleh kepuasan dari pembeli sebelumnya.

b. Bisa terjadi pindah merk lain karena stok kosong atau

untuk variasi. Atau lebih memilih produk yang lebih

murah.

B. Habitual decision making atau pengambilan keputusan kebiasaan

yang merupakan pembelian ulangan yang didasarkan kebiasaan.

Dapat dipengaruhi oleh :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


31

a. Brand loyalty (loyalitas terhadap merk tertentu)

Loyalitas konsumen terhadap suatu merk mencerminkan

kebiasaan yang termotivasi dan sulit diubah.

b. Inertia/Inersia

i.Bila tidak ada alasan untuk mengganti produk dengan

merk lain, maka pembelian tetap ada.

ii.Konsumen akan rentan untuk berganti merk bila ada

insentif yang diberikan oleh produk merk lain.

2. Offensive Selling

Offensive selling digunakan untuk produk yang mencari

pelanggan baru dan punya penjualan tinggi. Hal yang harus dilakukan

pada strategi ini adalah :

a. Membuat perencanaan untuk mencari prospek berdasarkan

area, siapa saja, daya beli masyarakat, dan sebagainya.

b. Mengidentifikasi dan mencari pelanggan baru dari pasar yang

telah ada.

c. Melakukan kontak secara intensif dengan pelanggan, dengan

cara meningkatkan jumlah sales force dan jumlah kunjungan,

mempersingkat selling time dan selling process, dan

memberikan attractive selling package atau attractive

offering.

3. Customer Retention

Strategi ini dilakukan untuk produk yang punya pelanggan

lama dengan penjualan rendah. Strategi yang harus dilakukan adalah :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


32

a. Menjaga pelanggan lama dengan cara memberikan harga

rendah.

b. Fokus kepada pelanggan lama yang sudah memiliki

hubungan baik.

c. Pelanggan menengah yang belum terlalu loyal diarahkan

untuk mengganti dengan produk sama yang lebih baru atau

lebih canggih.

d. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan pelanggan

agar terjadi customer loyalty.

4. Selective Selling

Strategi untuk produk yang punya pelanggan baru dengan

penjualan rendah, dengan tujuan untuk menciptakan image eksklusif pada

pelanggan baru. Strategi yang dilakukan yaitu :

a. Mengidentifikasi dan mencari pelanggan yang punya prospek

potensi besar (high class).

b. Punya produk image yang beda yaitu produk-produk

eksklusif, limited edition, kualitas tinggi.

c. Penjualan dengan prestise, gaya hidup, dan trendsetter.

d. Perlu sales person yang punya high skill dan profesional.

Hasil penjualan dari suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh

kebijakan pemasaran, tetapi juga harus didukung oleh tenaga penjual yang

handal serta memahami konsep dasar strategi penjualan. Oleh karena itu,

dikembangkan teori AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action) yang

merupakan salah satu strategi penjualan yang dipakai, yaitu :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


33

a) Perhatian

Kondisi dimana prospek pembeli mulai menyadari keberadaan produk

di pasar, kondisi tersebut tercipta akibat promosi.

b) Minat

Prospek pembeli mungkin menyukai produk tetapi belum

menjadikannya sebagai produk tersebut sebagai pilihan.

c) Keinginan

Prospek pembeli menentukan produk tersebut sebagai pilihan, tetapi

belum yakin apakah akan memebelinya.

d) Bertindak

Prospek pembeli mungkin sudah bermaksud untuk membeli tetapi

masih menginginkan informasi tambahan lain.

Penjualan merupakan puncak dan bagian terpenting dari pemasaran. Untuk

mencapai hasil penjualan yang optimal, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa

kegiatan pemasaran. Konsep penjualan itu sendiri merupakan pendekatan yang

diambil oleh perusahaan terhadap pasar. Jadi, apabila setiap perusahaan

melakukan kegiatan pemasaran dengan baik dalam mengidentifikasi kebutuhan

konsumen, mengembangkan produk yang sesuai, menentukan harga serta

mendistribusikan dan mempromosikan dengan efektif maka produk-produknya

akan terjual dengan mudah.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


34

BAB III

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. JADWAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mulai dilaksanakan pada tanggal

12 Maret 2007 sampai dengan 12 Mei 2007. Kegiatan PKL dilaksanakan

setiap hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB. Kegiatan

PKL dilaksanakan di kantor PT Jamu Puspo Internusa yang beralamat di Jl.

Tanah Abang III No.25 Jakarta Pusat. Untuk lebih jelasnya jadwal PKL di PT

Jamu Puspo Internusa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.

Jadwal Kegiatan PKL di PT Jamu Puspo Internusa

Bulan
Kegiatan Mar Apr Mei
II III IV I II III IV V I II III IV
Perkenalan
Pembagian kelompok
Company profile
Product knowledge
Pengenalan program sales & promotion
Direct Presentasi
Praktek : pengajuan proposal &
keg DP
Direct Selling
Training SPG
Pengelolaan outlet (sales &
stock, cek gula darah & tensi)
Sales
Merchandising
Survey pasar
Availability produk
Kompetitor & aktivitas
kompetitor
Business development
Pembuatan laporan

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


35

B. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. PENGENALAN PRODUK

PT Jamu Puspo Internusa mempunyai produk Brand Awareness yaitu

PACEKAP® Series dan Pro Series. PT Jamu Puspo Internusa mempunyai

produk yang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu produk OTC dan

Consumer goods. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3.

Daftar Produk PT Jamu Puspo Internusa

No Nama Produk Indikasi Kemasan

Consumer

Box isi 5 sachet


Menjaga daya tahan tubuh dan
1 Pace Tea® Family Pack isi
staminad
30 sachet

Menjaga tulang dan gigi agar


Caldizin® Box isi 10 sachet
2 kuat dan sehat

Over The Counter

Menurunkan kadar gula darah


Dus isi 12
3 Pro-DeEm® serta mencegah komplikasi akibat
kantong celup
diabetes mellitus

Meredakan nyeri pada persendian Dus isi 12


®
4 Pro-Murat
akibat kelebihan asam urat kantong celup

Membantu menurunkan tekanan Dus isi 12


®
5 Pro-siTen
darah tinggi kantong celup

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


36

Membantu menurunkan kadar Dus isi 12


®
6 Pro-Lestor
kolesterol dalam darah kantong celup

Memperbaiki sel-sel tubuh yang

rusak
Botol isi 50
Menghambat pertumbuhan sel
kapsul
7 PACEKAP® kanker
Blister isi 6 @ 10
Meningkatkan sistem pencernaan
kapsul
tubuh Melebarkan pembuluh

darah

Meningkatkan penyerapan

glukosa dari dalam darah ke

dalam sel-sel untuk diubah

menjadi energi sehingga kadar

glukosa darah dapat ditekan

Memperbaiki sel beta pankreas

dan reseptor insulin yang tidak


Botol isi 30
8 PACEKAP Diabest® berfungsi dengan baik
kapsul
Mempercepat perbaikan sel yang

rusak

Mengurangi penyerapan glukosa

dalam usus sehingga kadar gula

dalam darah menurun

Mencegah dan mengatasi

komplikasi akibat diabetes

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


37

Membantu meredakan nyeri dan

rasa pegal linu pada persendian Botol isi 30


®
9 PACEKAP HiRic
yang disebabkan kelebihan asam kapsul

urat

Mencegah dan mempercepat

penyembuhan komplikasi akibat


Botol isi 30
10 PACEKAP HiTen® hipertensi
kapsul
Membantu menurunkan tekanan

darah

Mencegah timbulnya kerak /

sumbatan pada pembuluh darah


Botol isi 30
®
11 PACEKAP Kolest Membantu mengurangi kadar
kapsul
kolesterol dan trigliserida dalam

darah

Membantu meringankan gejala

tekanan darah tinggi Botol isi 30


®
12 PACEKAP Forte
Membantu memperbaiki daya kapsul

tahan tubuh

Merangsang pembentukan tulang

rawan dan menghambat

13 JointMax® perusakan tulang rawan Box isi 30 kaplet

Meredakan nyeri sendi dan

bengkak

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


38

Meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap serangan penyakit


®
14 Imunogard Box isi 30 kaplet
Mencegah flu dan mempercepat

penyembuhan

Mengurangi lemak tubuh 3 blister @ 10


15 Slimmifit®
Menurunkan berat badan kaplet

2. PENGENALAN ORGANISASI PEMASARAN

Organisasi pemasaran PT Jamu Puspo Internusa dipimpin langsung oleh

Direktur utama yang membawahi National Sales Manager. Berikut ini

merupakan struktur organisasi pemasaran.

NSM

AM

FS

SPR

Gambar 2. Struktur Organisasi Pemasaran

Keterangan gambar : NSM : Nation Sales Manager

AM : Area Manager

FS : Field Supervisor

SPR : Sales Promotion Representatives

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


39

National Sales Manager (NSM) mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab terhadap sales dan operasional serta implementasi

promosi dari divisinya.

2. Bertanggung jawab terhadap pengadaan (availability) produk di outlet atau

counter-counter.

3. Melakukan segmentasi outlet sehingga target market yang dipilih akan

tepat sasaran.

4. Bertanggung jawab dalam pencapaian target yang telah ditentukan.

5. Melakukan pengawasan terhadap sales force yang ada di bawahnya.

National Sales Manager membawahi Regional Sales Manager / Area

Manager yang bertanggung jawab atas dua wilayah, yaitu wilayah barat yang

diantaranya Sumatera, Jabotabek, Jawa Barat, dan Pontianak, sedangkan yang

termasuk wilayah timur adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Denpasar,

Sulawesi, dan Kalimantan. Di setiap cabang area tersebut diwakili oleh

seorang Sales Promotion Representatives (SPR).

Adapun tugas dan tanggung jawab SPR adalah :

1. Secara organisasi bertanggung jawab kepada area manager.

2. Mencapai target sales yang telah ditentukan.

3. Melakukan event direct presentation dan direct selling di setiap area.

4. Bertanggung jawab terhadap availability (ketersediaan) produk serta

menjaga dan memelihara display product di outlet.

5. Membuat laporan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

6. Melakukan analisa terhadap perkembangan produk di wilayahnya serta

mencari informasi mengenai perkembangan dan aktifitas produk pesaing.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


40

7. Melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan oleh perusahaan tersebut

melalui atasan yang berkaitan.

Sedangkan wewenang Sales Promotion Representative (SPR)

1. Sebagai pelaksana tugas-tugas merchandising serta promosi yang

diberikan perusahaan.

2. Membina hubungan baik dengan distributor setempat dan sebagai wakil

principal untuk bekerja bersama-sama dengan tim distributor dalam

rangka mencapai tujuan perusahaan.

3. Mencari aktivitas-aktivitas promosi yang mendukung penjualan di

wilayahnya dengan persetujuan dari atasan dan kantor pusat.

Hal-hal yang harus diketahui SPR :

1. Produk

Pengetahuan dan penguasaan produk merupakan suatu keharusan atau

mutlak untuk diketahui seorang SPR karena pelanggan selalu menganggap

bahwa SPR adalah seorang penjual dan ahli mengetahui segala sesuatu

tentang produk diantaranya :

a. Harga

b. Jenis dan kemasan

c. Positioning produk

d. Kegunaan / indikasi

e. Program yang sedang berlangsung

2. Wilayah

a. Kuasai wilayah yang menjadi tanggung jawab anda serta batas-

batasnya.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


41

b. Di dalam suatu wilayah coverage terdapat outlet yang menjadi

sasaran dan tugas SPR adalah merubah outlet tersebut menjadi

pelanggan.

c. Kuasai jalan-jalan yang menjadi responsible anda, sehingga dapat

menggunakan waktu yang optimal, karena terkadang dalam

menjalankan tugas SPR sering dihadapkan pada masalah, seperti

waktu terbatas, wilayah yang luas, banyaknya outlet, dan hasil

yang optimal. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan dalam

perencanaan pelaksanaan dan pengendalian yang semuanya masuk

ke dalam manajemen waktu dan wilayah.

3. Langganan

Dalam menemukan klasifikasi langganan kita melihat 3 aspek yang

meliputi :

a. Data historical penjualan

Klas A : Mempunyai omset lebih besar dari 125% dari rata-rata

penjualan yang ada diwilayahnya / rayon tersebut.

Klas B : Mempunyai omset 75% - 125%

Klas C : Mempunyai omset < 75

b. Potensi langganan

c. Kredibilitas pembayaran dari outlet

Klas 1 : Langganan yang membayar sebelum Term Of Payment

(TOP)

Klas 2 : Langganan yang membayar sesuai dengan TOP

maksimal 7 hari

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


42

Klas 3 : Langganan yang sering terlambat membayar atau tidak

sesuai dengan TOP lebih dari 7 hari

Karakter individu pelanggan bermacam-macam, untuk itu penting bagi

SPR untuk menganalisa serta mengambil tindakan yang tepat dalam

melakukan penjualan yaitu :

1) Pelanggan yang bersifat memusuhi

Dengan anggapan SPR hanya menjual barang dan tidak pernah

memikirkan selling out , namun dalam hal ini SPR harus mampu

meyakinkan bahwa kunjungan ini akan membantu selling out

dengan aktivitas SPR dalam melakukan merchandising.

2) Pelanggan mengalah tetapi bersifat memusuhi

SPR dianggap tidak dapat dipercaya, menjual barang tidak laku

dan tidak memberi keuntungan, sehingga pelanggan bersikap pasif

serta menjauhi atau mengalah.

3) Pelanggan yang bersifat mengalah

Pelanggan menganggap bahwa semua barang yang bersaing

memiliki mutu yang sama, untuk itu mereka membeli dari SPR

yang disukai. SPR harus dapat membawa dirinya sebagai kawan

bagi pelanggan.

Dalam melakukan tugas seorang SPR supaya efektif dan efisien

dibutuhkan management waktu dan wilayah, diantaranya :

a) Identifikasi outlet dan pelanggan

Untuk melakukan identifikasi outlet dan pelanggan dibutuhkan:

1)) Daftar pelanggan (diperoleh dari pelanggan/distributor) misal :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


43

i. CRC (Customer Record Card)

ii. Mapping

2)) Daftar outlet prospek (penting untuk penambahan outlet baru)

i. Mapping dan CRC

ii. Informasi dari SPR

iii. Survey lapangan sekaligus menyamakan data yang kita

miliki

b) Mengatur waktu kunjungan

1)) Kunjungan (Call) adalah kunjungan kelapangan, baik untuk

order, tagihan atau melakukan merchandising.

2)) Kunjungan efektif adalah kunjungan yang menghasilkan sales.

3)) Jumlah kunjungan (Frequency Call) adalah jumlah kunjungan

perbulan pada suatu langganan / outlet.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan :

1. Potensi penjualan outlet : makin tinggi potensi pembelinya harus

makin sering dikunjungi

2. Potensi pasar

3. Karakteristik pelanggan : memiliki hari-hari pembelian, penukaran

faktur dan tagihan, policy inventory pelanggan yang bersangkutan,

birokrasi dalam penentuan transaksi.

c) Menghitung frekuensi kunjungan

Contoh perhitungan secara umum :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


44

Kunjungan outlet : 09.00 - 12.30

Istirahat : 12.30 – 13.30

Kunjungan ke outlet : 13.30 – 16.00

Jumlah waktu kunjungan : 420 menit

Lama perjalanan saat kunjungan : 120 menit

Waktu yang efektif : 300 menit

Rata – rata waktu bicara dioutlet : 30 menit

Jumlah kunjungan ideal = waktu efektif


Rata-rata Waktu bicara dioutlet
= 300 = 10 outlet/ hari
30

3. SURVEY OUTLET

Survey outlet merupakan salah satu komponen riset pemasaran yang

berguna bagi suatu perusahaan. Di PT Jamu Puspo Internusa penulis juga

melakukan kegiatan survey outlet yang mempunyai tujuan untuk melihat secara

langsung sejauh mana avaibility produk yang ada diseluruh outlet di Jabotabek.

Dalam hal ini penulis mendata outlet mana saja yang sudah tersedia dan mana

yang belum. Survey outlet ini juga berguna untuk melihat kegiatan promosi

yang dilakukan pesaing.

Survey ini berlangsung selama dua bulan dan penulis berhasil mensurvey 40

outlet baik itu apotek maupun toko obat yang ada diwilayah Jakarta Timur dan

Bekasi. Survey ini juga dilakukan didaerah Jakarta pada pasar-pasar tradisional

di outlet-outlet baik apotek dan toko obat diwilayah pasar Jatinegara, Rawa

Bening, Kelapa Gading, dan Bekasi.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


45

Tabel 4. Nama-nama outlet yang disurvey oleh penulis

No. Nama Outlet No. Nama Outlet

1 Apotek Kimia Farma 21 TO Hibrida

2 Toko Obat Bunda Setia W 22 TO Dahlia

3 Toko Obat Bunda 23 Toko Obat Edi

4 Toko Obat Komplit 24 Apotek Family 21

5 Toko Obat Sinar Surya 25 Apotek Alfin

6 Toko Obat Maju Jaya 26 Apotek Mandiri

7 Apotek Dunia Sehat 27 Toko Obat Laris

8 Apotek Coti 28 Toko Obat Edi

9 Apotek Serdang 29 Toko Obat Pondok S

10 Apotek Trijaya 30 Toko Obat Tjong On

11 Apotek K-24 31 apotek Sumber Sehat

12 Apotek Zam-Zam Mulia 32 Apotek Vita Gading

13 Toko Obat Purnama 33 Apotek Asih Medika

14 Toko Obat Chairil Anwar 34 Apotek Bintang

15 Toko Obat Suryani S 35 Toko Obat Mulia

16 Toko Obat Cahaya Baru 36 TO Flamboyan

17 Toko Obat Ar Rahman 37 Apotek Gading Mas

18 Apotek Pademangan 38 Apotek K Gading

19 Apotek Multi Farma 39 Apotek Prima Mandiri

20 Apotek Cinta Sehat 40 Toko Obat Famili

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


46

4. DISPLAY AND SUNBLIND

Di dalam memasarkan produk PT Jamu Puspo Internusa harus mempunyai

sarana promosi dalam hal ini PT Jamu Puspo Internusa menggunakan media

promosi Below The Line berupa display and sunblind atau spanduk. Program

display merupakan sebagian dari aktivitas merchandising yang dilakukuan

oleh tim marketing PT Jamu Puspo Internusa untuk menarik pembeli potensial

yang dimiliki outlet-outlet tertentu.

Tujuan dari display dan sunblind ini secara garis besar adalah :

1. Untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek

2. Membantu selling out dan selling in produk.

3. Untuk jangka panjang yaitu untuk membangun brand awareness produk

Kegiatan display yang dilakukan oleh PT Jamu Puspo Internusa antara lain

dengan kegiatan menata barang yang diperjualbelikan dan menempatkan atau

memasang pajangan dummy box produk sedemikian rupa pada outlet supaya

terus menerus menggugah niat konsumen yang datang ke outlet untuk

membeli.

Gambar 3. Contoh Display

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


47

5. DIRECT SELLING

Suatu kegiatan untuk melakukan penjualan langsung kepada customer, dengan

berbagai cara diantaranya yaitu :

a. Businness Promotion (BP) mempunyai 4 elemen yaitu :

1. Agent

Suatu saluran distribusi yang ditunjuk langsung oleh PT Jamu Puspo

Internusa untuk menjual produk PT Jamu Puspo Internusa ke

konsumen secara langsung dengan ketentuan dan aturan yang

dikehendaki oleh PT Jamu Puspo Internusa.

2. Direct Presentation

Suatu penjualan secara langsung melalui aktivitas presentasi ke

beberapa instansi pemerintah, institusi, PKK, dan lain-lain, dengan

metode pengumpulan beberapa orang untuk mengetahui product

knowledge atau solusi hidup sehat yang menjadi tema presentasi.

3. Event International

Direct selling dilakukan pada suatu event internasional yang diikuti

oleh beberapa Negara dan biasanya berskala internasional seperti PRJ

dan Asian Herbal.

4. Event Lokal

Event yang dilakukan secara langsung di keramaian seperti restoran,

rumah makan, department store dan lain-lain.

b. Direct Selling Team Area Development (DSTAD)

Dilakukan oleh team area development atau SPR yang bertugas untuk

meningkatkan brand awareness dilevel outlet atau customer dengan

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


48

mekanisme free drink ke sejumlah customer di outlet-outlet yang telah

ditentukan seperti rumah makan, pusat kebugaran, institusi, supermarket

dan lain-lain.

c. Customer Relationship Management (CRM)

Direct selling yang dilakukan melalui layanan free call bebas pulsa dengan

nomer 0800-111-7223 atau dengan menggunakan SMS 0855 788 7272 dan

perusahaan juga membuka website untuk memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh konsumen dengan alamat websitenya yaitu

www.jamupuspo.com

6. DIRECT PRESENTATION

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberikan informasi tentang suatu

produk tertentu yang dilaksanakan ditempat-tempat tertentu seperti instansi

pemerintah, institusi dan lain-lain.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan direct

presentation yaitu :

a. Pemilihan partner untuk direct presentation

1. Pemilihan partner direct presentation disesuaikan dengan segmentasi

produk (usia.sosial ekonomi, jenis kelamin).

2. Pengajuan proposal untuk melakukan direct presentation dibuat secara

menarik, dengan mengutamakan profil perusahaan, maksud dan tujuan

direct presentation dan produk fokus.

3. Proposal ditujukan kepada pimpinan atau pengurus yang berkaitan

dengan departemen yang menjadi target partner direct presentation.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


49

4. Follow up dilakukan sampai terjadi kesepakatan diadakannya direct

presentation di departemen tersebut

b. Persiapan melakukan direct presentation

1. Menyiapkan peralatan yang mendukung presentasi seperti materi

presentasi, OHP / LCD, brosur, absensi. CRM register dan sample

product

2. Datang lebih awal dan memeriksa ruangan dan fasilitas presentasi

3. Berusaha membaur dengan audience dan mengenal beberapa orang

dari audience

4. Mencari tahu harapan mereka dengan adanya presentasi yang kita

berikan

c. Pelaksanaan direct presentation

1. Menyampaikan salam pembukaan dan pengenalan diri

2. Menyampaikan fakta-fakta tentang penyakit (jumlah penderita saat ini

di Indonesia, fakta-fakta tentang penyakit dan komplikasinya)

3. Presentasi product knowledge, fokus pada solusi bahwa produk kita

bisa mengatasi masalah atau penyakit dengan efektif dan aman

4. Sampaikan pula ketersediaan produk kita dimana saja

5. Pada saat melakukan presentasi harus menguasai materi presentasi,

sehingga tidak tergantung pada teks dan adanya dialog interaktif

6. Pada saat melakukan penutupan audience diajak untuk mengkonsumsi

produk perusahaan

7. Mengajak audience untuk mengunjungi counter perusahaan

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


50

d. Materi direct presentation

1. Fact dan figures penyakit-penyakit seperti diabetes, hipertensi, asam

urat dan kolesterol

2. Product knowledge

3. Kesimpulan dari seluruh direct presentation

e. Follow up direct presentation

1. Setiap audience mengisi form registrasi

2. Follow up data base tersebut melalui telepon (terutama yang mendapat

sample product) di masing-masing cabang.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


51

BAB IV

PEMBAHASAN

A. STRATEGI PEMASARAN PT JAMU PUSPO INTERNUSA

Dalam memasarkan produknya, PT Jamu Puspo Internusa terlebih dahulu

harus menentukan strategi pemasaran yang cocok dan sesuai. Strategi

pemasaran tersebut terdiri dari empat hal pokok yaitu Product, Price, Place,

dan Promotion. Keempat hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kesuksesan

produk dalam memasuki pasar dan menjadi produk yang unggul dan dikenal

konsumen. Strategi pemasaran PT Jamu Puspo Internusa adalah sebagai

berikut.

1. Analisa situasi

a. Analisa Produk

Analisa yang dilakukan adalah analisa terhadap posisi produk

berdasarkan PLC (product life cycle), volume penjualan yang telah

dicapai, kombinasi pemasaran produk, dan kemungkinan adanya

perkembangan produk baru. Dari informasi mengenai hal-hal tersebut di

atas dapat ditentukan tujuan pemasaran yang sesuai dengan keadaan

produk tersebut.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


52

1 2 3 4

Penjualan

(+)
Laba
0

(-)

waktu

1) Introduction 2) Growth 3) Maturity 4) Decline

Gambar 4. Kurva Product Life Cycle

b. Analisa pasar

Analisa pasar dilakukan dengan tujuan untuk menentukan pasar yang

tepat dan sesuai dengan sumber daya produk. Tahap analisa pasar yang

dilakukan PT Jamu Puspo Internusa sebagai berikut:

1. Segmentasi

Pada tahap ini PT Jamu Puspo Internusa membagi pasar berdasarkan

beberapa segmentasi yaitu:

a. Segmentasi Demografis

1) Umur

PT Jamu Puspo Internusa mengembangkan kelompok

konsumen dengan umur 40 tahun keatas. PT Jamu Puspo

Internusa memilih segmen umur ini karena pada umumnya

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


53

kelompok konsumen dengan umur tersebut sudah mulai terlihat

adanya gangguan kesehatan.

2) Jenis kelamin

Produk-produk PT Jamu Puspo Internusa ditujukan untuk pria

maupun wanita.

b. Segmentasi psikografis

Untuk variabel segmen ini PT Jamu Puspo Internusa memilih

untuk mengembangkan segmentasi kelas sosial. Kelas sosial yang

dituju adalah kelas menengah kebawah (kelas B dan C), karena PT

Jamu Puspo Internusa memasarkan produknya dengan harga relatif

terjangkau. PT Jamu Puspo Internusa memasarkan produk Pro-

De’Em® dengan harga Rp 30.000,00

1) Targeting

Setelah perusahaan menentukan segmen pasar dengan

mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, maka

langkah selanjutnya adalah menetapkan target pada pasar yang

akan dituju, target pasar disini adalah end user dan influencer,

outlet yang menjadi target pemasaran Pro-De’Em® adalah

apotek, toko obat, dan chain store.

2) Positioning

Dalam menentukan posisi produk Pro-De’Em® dalam pasar PT

Jamu Puspo Internusa melakukan deferensiasi produk dengan

produk kompetitor, deferensiasi dilakukan berdasarkan kualitas

produk, harga, pelayanan, dan tenaga SPR yang berkualitas.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


54

2. Bauran Pemasaran

a. Produk

Kualitas, khasiat dan keamanan produk merupakan hal yang penting

dalam produk-produk PT Jamu Puspo Internusa. PT Jamu Puspo

Internusa selalu mengedepankan kualitas produknya agar konsumen

percaya keefektifan obat yang mereka konsumsi. Selain

mengedepankan kualitas produknya PT Jamu Puspo Internusa juga

memperhatikan atribut produknya terutama kemasan, pemberian label,

dan pelayanan pelengkap lainnya seperti jaminan produk dan

konsultasi penggunaan produk. Hal tersebut sangat penting karena

sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan konsumen terhadap produk.

b. Harga

Harga mempunyai peran yang penting dalam penjualan oleh karena itu

PT Jamu Puspo Internusa sangat berhati-hati dalam menetapkan harga.

Tujuannya agar produk yang dihasilkan mendapatkan penghargaan

dengan baik dan agar perusahaan meraih keuntungan yang cukup

besar. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan PT Jamu Puspo

Internusa dalam menetapkan harga adalah kualitas produknya, biaya

produksi, posisi produk, segmen pasar yang dituju dan adanya

persaingan dalam pasar.

c. Distribusi

Ketersediaan produk PT Jamu Puspo Internusa sangatlah penting agar

konsumen mudah mendapatkannya. Hal tersebut dapat dipenuhi apa

bila distribusi dilakukan secara merata. PT Jamu Puspo Internusa

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


55

mendistribusikan produk Pro-De’Em® ke toko obat, apotek, dan dapat

ditemui di Chaín store.

Untuk mendistribusikan produknya PT Jamu Puspo Internusa membagi

wilayahnya menjadi dua bagian yaitu wilayah barat yang diantaranya

sumatera, jabotabek, jawa barat, pontianak sedangkan yang termasuk

wilayah timur adalah jawa tengah, jawa timur, denpasar, sulawesi dan

Kalimantan. PT Jamu Puspo Internusa menggunakan distributor yaitu

PT Dos Ni Roha, PT Millenium Pharmacon International (MPI) dan

PT Antar Mitra Sembada hal ini dimaksudkan :

1) Untuk menutupi atau untuk mencegah terjadinya kekosongan stok

pada setiap outlet

2) Untuk menciptakan persaingan sehat antara distributor dalam

menjangkau outlet sehingga diharapkan dapat meningkatkan sales

PT Jamu Puspo Internusa

3) Untuk meningkatkan market share

d. Promosi

Promosi sebagai bagian dari bauran pemasaran memiliki peran yang

sangat penting agar produk lebih dikenal oleh masyarakat. PT Jamu

Puspo Internusa dalam mempromosikan Pro-De’Em ® menerapkan dua

metode promosi, yaitu ATL (Above The Line) dan BTL (Below The

Line).

1)) Above The Line (ATL)

Bentuk promosi ini dilakukan dengan melibatkan media elektronik

maupun media cetak antara lain :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


56

a). Iklan Televisi

Iklan televisi merupakan sarana promosi yang paling efektif,

tujuannya untuk menciptakan Brand Awareness dimata

konsumen, karena masyarakat dapat melihatnya secara

langsung produk yang di iklankan.

b). Iklan Radio

Tujuannya untuk meningkatkan brand awareness kepada

konsumen yang suka mendengarkan radio. Bentuk promosi

iklan radio antara lain dalam bentuk talk show, add lips.

c). Print ad

Promosi yang dilakukan media cetak, tujuannya untuk

meningkatkan brand awareness pada setiap konsumen yang

membaca surat kabar, misalnya Kompas, warta kota, tabloid

Nova, Femina, Pikiran Rakyat.

2)) Below The Line(BTL)

1). Sponsorship dan Event Program

Sponsorship dan event program ini dilaksanakan secara berkala

pada event-event tertentu ataupun pada outlet-outlet tertentu

dalam bentuk seminar, perlombaan, klub, International Event,

ataupun Mall Event.

b). Sales Promotion Girl (SPG)

Program SPG ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan

melalui personal selling. SPG diharuskan memiliki

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


57

pengetahuan yang baik dan responsif sehingga dapat menarik

minat konsumen.

c). Merchandising

Merchandising memegang peranan yang penting dalam

mendukung penjualan dengan tujuan secara umum memberikan

informasi, mengingatkan dan membujuk konsumen untuk

membeli secara langsung. Sarana atau alat-alat promosi yang

digunakan dalam merchandising berupa POS Material yang

dipasang sedemikian rupa agar konsumen yang melihatnya

tertarik untuk mendapatkan informasi lebih dalam pada produk

yang dipajang. POS Material yang digunakan antara lain

brosur, sticker, poster, Dummy box packaging, Hanging

mobile, spanduk, Jumbo box, umbul-umbul.

Dalam melakukan merchandising, harus mengetahui tujuan dan

faktor-faktor yang mendukung agar tercapai hasil yang baik.

Pada merchandising ini, PT Jamu Puspo Internusa membuat

program Outlet Outdoor Promo dan Selective Display.

1)) Outlet Outdoor Promo

Merupakan salah satu program yang harus dilaksanakan

oleh seluruh cabang, dengan tujuan untuk me-manage

awareness konsumen yang sudah tercipta terhadap produk-

produk PT Jamu Puspo Internusa. Outlet Outdoor Promo

berbentuk spanduk berisi nama outlet yang digabungkan

dengan sunblind produk, cara penempatannya adalah di luar

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


58

outlet. Letak outlet harus strategis dan dekat jalan raya atau

yang padat lalu lintas agar dapat terlihat orang banyak. Selain

itu outlet harus menjual produk PT Jamu Puspo Internusa.

2)) Selective Display

Sama seperti Outlet Outdoor Promo, program ini

merupakan program yang harus diikuti oleh seluruh cabang

dengan tujuan yang sama, hanya saja penempatannya berada di

dalam outlet. Bentuk Selective Display ini menggunakan

Dummy Box dan beberapa POS Material lainnya. Kompensasi

sebesar Rp. 150.000,- selama tiga bulan. Outlet harus ramai

pengunjung dan diprioritaskan untuk apotek yang memiliki

praktik dokter dengan pasien yang ramai dan menjual produk

PT Jamu Puspo Internusa. Display harus dibuat semenarik

mungkin (eye Catching).

B. STRATEGI PENJUALAN

Untuk mencapai strategi pemasaran terutama dalam pencapaian sales

target, tentu harus didukung dengan strategi penjualan yang efektif. Teknik

yang digunakan dalam menjual berdasarkan pada prinsip AIDAS, yaitu :

1. Attention

Untuk menarik perhatian konsumen atas produk dapat dilakukan dengan

awal yang baik. Awal yang baik biasanya datang dari tenaga penjual.

Kriteria tenaga penjual yang baik yaitu berpenampilan rapi, menarik, dan

mudah untuk berkomunikasi dengan tutur bahasa yang baik. Kriteria-

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


59

kriteria diatas digunakan PT Jamu Puspo Internusa untuk menentukan

tenaga penjual untuk produknya. Hal ini dapat terlihat pada tenaga Sales

Promotion Representatif (SPR) dan Sales Promotion Girls (SPG) dari PT

Jamu Puspo Internusa.

2. Interest

Pada tahap ini biasanya calon pelanggan sudah timbul rasa ingin tahunya

akan produk yang kita tawarkan. Untuk menanggapi hal ini maka penjual

memberikan brosur Pro-De’Em® para calon pelanggan untuk memberikan

informasi tentang produk dan manfaatnya. Peran tenaga penjual disini

penting untuk memberikan informasi tentang manfaat dan keunggulan

produk.

3. Desire

Pada tahap ini penjual harus peka. Calon pelanggan sudah mulai tertarik

akan informasi, manfaat, dan keunggulan produk Pro-De’Em®. Untuk

lebih menarik calon pelanggan penjual dapat menawarkan promosi

penjualan yang menarik, seperti penjualan produk pada event-event

tertentu melakukan pemberian hadiah untuk pembelian produk Pro-

De’Em® dalam jumlah tertentu, misalnya payung dan tas cantik.

4. Action

Pada tahap ini calon pelanggan sudah membuat keputusan untuk membeli

produk Pro-De’Em® yang ditawarkan. Penjual harus mempersiapkan

segala sesuatunya seperti kuitansi, faktur, dan sebagainya untuk

melakukan transaksi pembelian.

5. Satisfaction

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


60

Untuk memperoleh kepuasan pelanggan, biasanya diikuti dengan after

sales service. PT Jamu Puspo Internusa melakukannya yaitu dengan

membuka layanan konsumen bebas pulsa 0800-111-7223 dan melalui

SMS 0855 788 7272. Dengan layanan ini diharapkan akan tercipta

customer relationship yang baik sehingga akan menguntungkan

perusahaan dalam hal repurchase dari pelanggan pada waktu yang akan

datang.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan PKL yang

dilakukan penulis di PT Jamu Puspo Internusa :

1. PT Jamu Puspo Internusa merupakan perusahaan yang menghasilkan

produk-produk herbal untuk kesehatan dengan bahan baku utama buah

mengkudu atau pace (Morinda citrifolia).

2. Jaringan pemasaran produk-produk PT Jamu Puspo Internusa cukup luas

meliputi Indonesia bagian barat sampai timur. Hal tersebut terjadi karena

PT Jamu Puspo Internusa mempunyai tiga distributor yaitu PT Dosni

Roha, PT Milenium Pharmacon Indonesia, dan PT Antar Mitra Sembada.

3. PT Jamu Puspo Internusa menggunakan seluruh bauran promosi untuk

mempromosikan produknya. Namun kegiatan promosinya lebih

difokuskan pada metode promosi BTL ( Below The Line).

4. Strategi produk yang diterapkan PT Jamu Puspo Internusa adalah product

availability atau ketersediaan produk diberbagai aspek target.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


62

B. SARAN

Dengan melihat perkembangan PT Jamu Puspo Internusa penulis mencoba

memberikan sedikit saran yang mungkin dapat berguna bagi PT Jamu Puspo

Internusa, yaitu :

1. PT jamu Puspo Internusa sebaiknya melakukan terobosan baru atau

melakukan inovasi dalam mempromosikan dan memasarkan produk-

produknya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan kembali

mode penggunaan produk-produk dari buah mengkudu yang pada saat ini

sedang mengalami penurunan.

2. Meningkatkan kegiatan promosi produk karena masih banyak konsumen

yang belum mengenal produk-produk PT Jamu Puspo Internusa.

3. Tetap melakukan pengembangan produk baru agar dapat bersaing dengan

para kompetitor yang lain.

4. Selalu menganalisa pasar agar dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan

pasar serta mengetahui aktifitas competitor.

5. Meningkatkan kualitas pelayanan, memberikan sebuah solusi kepada

konsumen dalam menghadapi permasalahannya

6. Dalam mempromosikan produk, antara nilai/kualitas dengan harga harus

seimbang agar tercipta sebuah top of mind di benak konsumen.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


63

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Company Profile, PT Jamu Puspo Internusa 2007.

2. Anonim, Product Knowledge, PT Jamu Puspo Internusa 2007.

3. Kotler, Philip, dan Amstrong G.1997. Dasar-dasar pemasaran. Jilid I.

Jakarta : Prehallindo

4. Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Edisi II. Yogyakarta : Andi

Yogyakarta

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


64

LAMPIRAN

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


Direktur

GM
Albert SS

BPM NSM PM PM
Dian Indri Wahyu Ramla Sri Hastuti

AM JKT 1, AM JKT 2, AM MDN, AM JBR, AM JATIM,


LPG, PLB Klmt Riau JTNG DPS, MKS KAM
(Fausan) (Ngarno) (Sidik) (Hartanto) (Joko)

SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV SPV Key Acc
Jakarta Cikokol Ciputat Cakung Medan Pku Jabar Solo Surabaya Denpasar (Beni)
(Agus) (Endrew)

SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR

SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR SPR

BPM= Business Promotion manager, NSM= National sales Manager, PM= Product Manager, AM= Area Manager, SPV= Supervisor,
SPR= Sales Promotion Representative

Lampiran 1.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


66

Jakarta, 2007 Lampiran 2

Kepada Yth,

Dengan hormat,

Seiring dengan majunya dunia pengobatan, baik itu pengobatan dengan menggunakan
bahan-bahan alami maupun dengan bahan-bahan kimiawi, maka semakin penting pula
bagi kita untuk mengetahui komposisi, khasiat dan keamanan dari obat-obatan tersebut.
Hal ini disebabkan agar kita tidak salah dalam memilih obat yang bisa diartikan kita
memasukkan racun kedalam tubuh kita.

Berdasarkan hal tersebut diatas kami PT Jamu Puspo Internusa sebagai produsen obat-
obatan dengan bahan herbal, dan lebih dikenal dengan produsen PACEKAP (Sari buah
mengkudu dalam kapsul) dan Pro DeEm (Teh celup pengobatan diabetes) bermaksud
untuk dapat melakukan presentasi produk kami pada kegiatan organisasi yang bapak
pimpin.

Maksud dan tujuan dari presentasi ini adalah :


1. Memperkenalkan PT Jamu Puspo Internusa sebagai produsen obat-obatan
herbal dengan kualita tinggi
2. Membagi pengetahuan tentang penyakit
3. Memperkenalkan Produk PT Jamu Puspo Internusa beerta khasiat dan
keamanannya.
4. Membina hubungan baik dengan konsumen

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


67

Lampiran 3

DATE : NAMA :
JAMU PUSPO WEEK : DAILY CALL RECORD AREA :
MONTH : RAYON/ZONA :
N STOCK PACEKAP STOCK PROSERIES Pacetea STOCK BUKTI KUNJUNGAN
Nama Outlet
o Reg
Blis
Frt Dbt Htn Hrc Clst
PD PM
PLST PSTN PcL PcJ
Cld JM
IMG SMFT
t M R zn X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

TOTAL CALL :

sto
AKTIVITAS KOMPETITOR k KETERANGAN SPR
PRODUK :
1 Dibuat oleh :
OUTLET :
PRODUK : SPV/AM
2
OUTLET :
Disetujui :
PRODUK :
3
OUTLET : RM/NSM
PRODUK :
4 Disetujui :
OUTLET :

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


68

Lampiran 4
Tanggal : Nama :

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN Zona :

No Nama Outlet Program Keterangan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


69

Lampiran 5

KONTRAK KERJASAMA

PEMASANGAN SUNBLIND PRO-DE’EM

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Outlet :

Nama Pemilik Outlet :

Alamat :

No. Telp :

Bersedia untuk ikut serta dalam program pemasangan Sunblind Pro DeEm

Periode :

Kompensasi :

Demikian kontrak ini dibuat atas kesepakatan bersama.

Jakarta,………..

Disetujui oleh Dibuat oleh

Pemilik Outlet SPR/SPV/ASM

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


70

KARYA TULIS ILMIAH

STRATEGI PROMOSI PENJUALAN PRO-DE’EM®

WINDU PRAYOGO

2304520773

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN FARMASI

PROGRAM DIPLOMA III FARMASI DISTRIBUSI DAN PEMASARAN

DEPOK

2007

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


71

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini guna

melengkapi laporan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Program Diploma III Farmasi kekhususan Distribusi dan Pemasaran

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Dalam hal

ini penulis memilih judul “STRATEGI PROMOSI PENJUALAN PRO-DE’EM®”.

Banyak hal dan informasi yang dapat diungkap dan bermanfaat bagi penulis

khususnya, untuk menambah wawasan berfikir dan mempelajari lebih mendalam

tentang hal yang berhubungan dengan judul Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis

menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Demikian,

semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pihak yang berkepentingan.

Depok, Juni 2007

Penulis

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


72

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Tujuan dan Ruang lingkup .......................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3

A. Mengkudu, Pare, Teh, dan Gymnema Sylvestre..............................3

B. Diabetes mellitus .............................................................................6

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................8

A. Pengenalan Produk....................................................................... 8

B. STP (Segmentation, Targeting, Positioning) ............................... 9

C. Analisa SWOT ............................................................................ 10

D. Promosi ....................................................................................... 15

E. Strategi Promosi Penjualan.......................................................... 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................20

A. Kesimpulan ..................................................................................... 20

B. Saran ............................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................22

LAMPIRAN

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


73

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Pro-De’Em® dengan Teh 919® ....................................12

Tabel 2. Perbandingan Pro-De’Em® dengan Krakatau Herbal Tea® .................13

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Produk Pro-De’Em®

Lampiran 2. Komposisi Pro-De’Em®

Lampiran 3. Media Plan Pro-De’Em®

Lampiran 4. Negara-negara Peringkat Diabetes mellitus

Lampiran 5. Testimonial

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


75

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di negeri kita, saat ini terdapat jutaan penderita Diabetes mellitus. Sebuah survei

yang dilakukan pada tahun 2000 menunjukkan, 2,5 persen penduduk Indonesia

menderita penyakit yang belum bisa disembuhkan ini. Jelas, ini bukan jumlah yang

kecil. Dan bila dibandingkan dengan jumlah penderita Diabetes mellitus di negara-

negara lain, maka jumlah penderita diabetes di Indonesia menempati peringkat ke

empat di dunia.

Penyakit Diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan

memiliki komplikasi yang begitu besar jika kadar gula darah tidak diatur secara

benar. Penderita yang memiliki penyakit ini hanya bisa menjaga kadar glukosanya

agar tetep normal, diantaranya yaitu dengan berolahraga secara teratur, mengubah

pola makan, dan berhenti merokok.

Hal inilah yang mendasari PT Jamu Puspo Internusa untuk dapat membantu

masyarakat dengan menciptakan produk sebagai solusi dalam membantu pengobatan

dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pro-De’Em® mengandung tumbuhan obat

berkhasiat yang terbukti secara empiris dan pre-klinis mampu menurunkan kadar gula

darah dan mencegah komplikasi akibat Diabetes mellitus. Pro-De’Em® diolah secara

modern dan higienis sehingga khasiat dan kebersihannya terjaga.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


76

B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Tujuan umum dibuatnya karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas akhir sebagai

syarat kelulusan bagi mahasiswa/i program Diploma III jurusan Farmasi kekhususan

Distribusi dan Pemasaran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia.

Sedangkan tujuan khusus dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai strategi promosi penjualan yang digunakan PT Jamu Puspo

Internusa dalam mempromosikan Pro-De’Em® agar tepat pada pasar sasaranya.

Ruang lingkup penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah terbatas pada strategi

promosi penjualan PT Jamu Puspo Internusa untuk produk yang dijadikan objek

pengamatan (Pro-De’Em®).

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


77

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MENGKUDU, PARE, TEH, DAN GYMNEMA SYLVESTRE

1. Mengkudu (Morinda Citrofolia fructus)

Mengkudu atau pace (Morinda Citrofolia fructus) berasal dari keluarga

Rubiaceae yaitu tanaman perdu yang tumbuh dengan ketinggian pohon mencapai 4-8

meter. Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong dengan panjang sekitar 5-10 meter,

permukaan buah tidak rata dengan benjolan seperti kutil, berwarna hijau ketika

mentah dan berwarna kuning pucat atau kuning kecoklatan ketika sudah matang.

Daging buahnya tebal, banyak mengandung air, berbau busuk dan menyengat ketika

dibelah, dan bijinya berwarna cokelat kehitaman. Khasiat buah mengkudu telah

dikenal sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, dan khasiatnya tidak diragukan lagi

bahkan disebut sebagai buah ajaib oleh penduduk asli Hawai. Karena khasiatnya yang

luar biasa saat ini mengkudu telah dimanfaatkan untuk pengobatan, dan diolah

dengan alat dan metode pembuatan yang modern.

Pada mengkudu terdapat empat zat utama yang berkhasiat untuk kesehatan

tubuh, diantaranya yaitu:

a. Proxeronine dan Xeronine

Proxeronine adalah zat paling utama yang ditemukan didalam buah

mengkudu yang akan di rubah dalam tubuh menjadi Xeronine yang sangat

penting bagi manusia dan berfungsi untuk meregenasi sel-sel dalam tubuh

yang rusak serta memiliki fungsi untuk kekebalan tubuh.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


78

b. Damnachantal

Zat ini berfungsi untuk menumpas sel kanker dan meningkatkan daya tahan

tubuh. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian oleh Dr. T. Hiromatsu dari

Institute of Biomedical dan Keio University.

c. Scopoletin

Adalah zat yang dapat melebarkan pembuluh darah. Hal ini telah di uji di

University of Hawai pada tahun 1993. Hasil penelitian tersebut menemukan

fakta bahwa mengkudu dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan mengatasi

gangguan fungsi ginjal.

d. Anthraquinone

Zat ini terbukti memiliki kemampuan antibakteri terhadap berbagai bakteri

seperti E.coli, Salmonella, Pseudomonas, Shigella, dan banyak lainnya. Selain

itu Anthraquinon dapat meningkatkan sistem pencernaan tubuh serta

penyerapan vitamin, mineral, dan protein.

2. Pare (Momordica charantia)

Tanaman satu ini memang pahit berasal dari familia Cucurbitaceae. Tapi, di

balik rasa pahit itu ternyata tersimpan sejuta manfaat untuk kesehatan. Tanaman pare

berasal dari kawasan Asia Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini

masuk ke wilayah Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai

daerah di wilayah Nusantara. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha

sampingan. Pare ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan, atau di sawah bekas padi

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


79

sebagai penyelang pada musim kemarau. Pare tergolong tanaman semak semusim,

yang hidupnya menjalar atau merambat, dengan sulur berbentuk spiral. Daunnya

tunggal, berbulu, berbentuk lekuk tangan, dan bertangkai sepanjang 10 cm. Bunganya

berwarna kuning-muda, batangnya masif mempunyai rusuk lima, berbulu agak kasar

ketika masih muda, namun setelah tua gundul, warna hijau. Buahnya buni, bulat telur

memanjang, warna hijau, kuning sampai jingga, dan rasanya pahit. Biji keras, warna

cokelat kekuningan. Penelitian menunjukkan, zat charantin dan polypeptide-P insulin

pada pare mampu merangsang sel beta pankreas untuk mensekresi insulin. Dua zat

aktif ini memiliki sifat yang menyerupai insulin (insulinomimetik).

3. Teh (Camelia sinensis)

Tanaman teh berasal dari familia theaceae, dapat tumbuh dengan baik di daerah

pegunungan beriklim sejuk pada ketinggian lebih dari 1.800 meter di atas permukaan

laut. Tanaman ini berakar tunggang dengan banyak cabang setinggi 4-8 meter. Daun

teh berbentuk mangkuk panjang dengan gerigi halus pada pinggirannya. Daun teh

yang berwarna hijau ini mendominasi perkebunannya yang identik dengan hamparan

warna hijau di kaki pegunungan. Bunga teh berwarna putih dengan serbuk sari

berwarna kuning. Polifenol pada teh hijau mampu meningkatkan sensitivitas sel

terhadap insulin. Selain itu, kandungan mangan (Mn) pada teh juga dapat

menguraikan molekul glukosa menjadi sumber energi

4. Gymnema sylvestre

Gymnema sylvestre merupakan tanaman obat yang berasal dari India. gymnema

sylvestre sangat baik bagi penderita diabetes karena kandungan asam gymnemicnya

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


80

dapat meningkatkan sekresi insulin pada sel beta pankreas. Selain itu, tanaman ini

juga bekerja dengan mencegah penyerapan glukosa pada usus, tanaman ini sulit

ditemukan di Indonesia.

B. DIABETES MELLITUS

Penyakit Diabetes mellitus atau biasa disebut penyakit kencing manis merupakan

penyakit kronik yang bisa menyerang siapa saja, tua ataupun muda, pria maupun

wanita. Penyakit ini disebabkan karena kekurangan insulin atau hormon insulin yang

dihasilkan tidak mampu mentransfer gula ke dalam sel untuk digunakan sebagai

energi, yang berakibat pada peningkatan kadar gula dalam darah. Bila penyakit

Diabetes mellitus tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan kerusakan organ-

organ vital tubuh. Diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi penyakit

berbahaya, seperti: penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, komplikasi

kehamilan, dan amputasi.

Berdasarkan penyebabnya penyakit Diabetes mellitus dibagi atas beberapa

golongan, antara lain:

1. Diabetes mellitus tipe 1 (insulin dependent Diabetes

Mellitus).

2. Diabetes mellitus tipe 2 (non insulin dependent Diabetes Mellitus).

3. Diabetes mellitus karena sebab lain, contohnya: kelainan genetik,

gangguan pada pankreas, dan lain-lain.

4. Diabetes mellitus karena kehamilan (gestasional diabetes mellitus).

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


81

Gejala-gejala dari penyakit Diabetes mellitus antara lain:

1. Frekuensi buang air kecil meningkat (poliuria).

2. Rasa haus terus menerus (polidipsia).

3. Rasa lapar terus menerus (polifagia).

4. Badan terasa lemah (fatigue).

5. Penurunan berat badan.

Kriteria penyakit Diabetes mellitus berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah

menurut WHO (World Health Organization) adalah :

a. Gula darah puasa ≥ 110 mg/dl.

b. Gula darah sewaktu ≥ 180 mg/dl

c. Gula darah dua jam setelah makan ≥ 180 mg/dl.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


82

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGENALAN PRODUK

Pro-De’Em® adalah teh celup yang terbuat dari bahan-bahan tumbuhan obat

berkhasiat yang terbukti secara empiris dan pre-klinis mampu menurunkan kadar gula

darah dan mencegah komplikasi akibat Diabetes mellitus.

Berikut merupakan penjelasan Pro-De’Em® :

a. Kandungan Pro-De’Em® :

1. Morinda Citrifolia fructus (pace/mengkudu) 700 mg

2. Gymnema sylvestre 175 mg

3. Momordica charantia (pare) 75 mg

4. Thea folium (daun teh) 1050 mg

b. Indikasi Pro-De’Em®

Menurunkan kadar gula darah, memperbaiki sel-sel beta pánkreas,

meningkatkan produksi insulin, menghambat penyerapan glukosa.

c. Dosis Pro-De’Em®

Dosis dari Pro-De’Em® adalah 1 kantung teh celup sehari.

d. Cara penyajian Pro-De’Em®

Celupkan 1 kantong Pro-De’Em® kedalam secangkir air panas, kemudian

tutup dan biarkan selama beberapa menit (kurang lebih 10 menit) hingga air

berwarna coklat. Minumlah selagi hangat.

e. Kemasan

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


83

1 dus berisi 12 kantung teh celup @ 2 gr.

f. Harga

HET : Rp. 35000,00/dus

B. STP (SEGMENTATION, TARGETING, POSITIONING)

STP (Segmentation, Targeting, Positioning) produk Pro-De’Em® adalah sebagai

berikut :

a. Segmentasi

Variabel segmentasi untuk produk Pro-De’Em® adalah :

1) Segmentasi geografik

Produk Pro-De’Em® dipasarkan secara nasional di kota-kota besar di

Indonesia (khususnya pulau jawa).

2) Segmentasi demografik

Produk Pro-De’Em® ditujukan untuk pria dan wanita dengan umur 40

tahun keatas.

3) Segmentasi psikografik

i. Kelas sosial ekonomi : Produk Pro-De’Em® ditujukan untuk

masyarakat kelas sosial menengah kebawah (kelas B dan C).

ii. Gaya hidup : Gaya hidup back to nature

iii. Kepribadian : Untuk penderita Diabetes mellitus yang

berusaha mengobati penyakitnya dan peduli akan kesehatan.

4) Segmentasi Tingkah laku

i. Prilaku : Kebiasaan orang Indonesia yang mengkomsumsi teh

merupakan kedekatan psikologi untuk Pro-De’Em®.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


84

ii. Manfaat : Masyarakat Indonesia sudah mengetahui manfaat dari

mengkudu untuk mengatasi penyakit sehingga Pro-De’Em®

diperuntukan untuk orang yang ingin merasakan manfaat dari buah

mengkudu untuk mengatasi penyakit Diabetes mellitus.

iii. Status pengguna : Konsumen pengguna akhir yang potensial.

b. Targeting

Target pasar disini adalah konsumen yang merupakan end user dan influencer.

Outlet yang menjadi target pemasaran Pro-De’Em® adalah apotek, toko obat dan

chain store.

c. Positioning

Dalam memasuki pasar Pro-De’Em® memposisikan dirinya sebagai obat

Diabetes mellitus yang praktis digunakan karena dalam bentuk teh celup, tanpa bau

jamu, tanpa efek samping, tanpa bahan pengawet karena terbuat dari bahan alami.

C. ANALISA SWOT

Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treath) untuk produk Pro-

De’Em® yaitu:

a. Strength (kekuatan)

1. Bentuk kemasan dus sehingga mudah dibaca.

2. Berupa teh celup sehingga lebih praktis dalam mengkonsumsinya

karena dalam bentuk cair.

3. Bahan bakunya berasal dari alam sehingga tidak memberikan efek

samping walaupun digunakan dalam jangka waktu yang lama.

4. Bau dari bahan-bahan obat tidak tercium.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


85

5. Harganya cukup ekonomis sebagai obat Diabetes mellitus.

6. Telah teruji secara pre-klinis.

b. Weakness (kelemahan)

1. Merupakan produk baru sehingga kurang dikenal masyarakat.

2. Rasanya yang pahit sehingga kurang disukai oleh masyarakat.

3. Belum terbentuknya citra produk karena masih kurangnya bauran

komunikasi dalam mengkomunikasikan positioning produk.

4. Persepsi masyarakat bahwa obat selalu dalam bentuk kapsul/tablet.

5. Kurangnya kinerja tim promosi Pro-De’Em® sehingga menyebabkan

masih belum meratanya penyebaran Pro-De’Em® di apotek dan toko

obat.

c. Opportunity ( peluang)

1. Menambah persepsi customer bahwa obat tidak selalu dengan bentuk

kapsul/tablet tetapi juga bisa dalam bentuk teh herbal.

2. Banyak masyarakat Indonesia yang menderita Diabetes mellitus.

3. Belum ketatnya persaingan obat herbal tentang Diabetes mellitus

sehingga membuka peluang dalam persaingan Pro-De’Em® sebagai

Diabetes mellitus.

4. Semakin meningkatnya penggunaan obat herbal yang telah menjadi

trend dalam masyarakat.

d. Threat (ancaman)

1. Adanya persepsi masyarakat tentang bau obat herbal yang tidak sedap

sehingga masyarakat tidak mau mencoba.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


86

2. Banyak produk untuk Diabetes mellitus harganya lebih murah.

3. Banyak masuknya produk obat herbal dari luar negeri seperti China

secara illegal dengan harga yang lebih murah dan mengurangi peluang

pasar Pro-De’Em®.

4. Telah banyaknya perusahaan farmasi yang membuat produk dengan

bahan baku sari buah mengkudu.

Dalam pasar obat Diabetes mellitus ada beberapa produk yang menjadi pesaing

Pro-De’Em® antara lain Teh 919®. Adapun perbandingan antara Pro-De’Em® dengan

Teh 919® adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Perbandingan Pro-De’Em® dengan Teh 919®

No Variabel Pro-De’Em® Teh 919® (PT Hanaka


Farmasindo)
1. Komposisi Isi 12 kantong celup @ 2 g Isi 20 kantong @ 3 g
Mengandung: Morinda Mengandung : Theae radix
citrifolia fructus 700 mg, 60%, Catharanthi radix
Gymnema sylvestre 175 mg, 20%, Sinicacis radix 15%,
Momordica charantia 75 mg, Tinosporae caulis 5%
Thea folium 1050 mg
2. Harga Rp 33.000 / dus Rp 35.000 / dus
(Rp)
3. Dosis 1 kantong sehari dicelupkan 1-2 kantong sehari.
disecangkir air panas Masukkan 1 kantong teh
919 ke dalam teko,
masukkan 1 gelas air dan
digodok hingga mendidih
4. Biaya 2.750 1750-3500
perhari

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


87

(Rp)
5. Indikasi Menurunkan kadar gula darah, Membantu pengobatan
memperbaiki sel-sel beta gejala kencing manis, luka
páncreas, meningkatkan borok akibat kencing manis,
produksi insulin, menghambat menetralkan asam urat,
penyerapan glukosa mengembalikan tenaga.

Dari data perbandingan diatas dapat dilihat bahwa Pro-De’Em® memiliki

keunggulan dibandingkan pesaingnya Teh 919® dimana dengan mengkonsumsi Pro-

De’Em® pembeli tidak hanya mendapatkan khasiatnya saja akan tetapi juga

mendapatkan keuntungan lain yaitu :

1. Cara pemakaian Pro-De’Em® lebih mudah dan Praktis karena hanya memerlukan

air hangat, sedangkan Teh 919® harus digodok terlebih dahulu sehingga tidak

praktis.

2. Harga pembelian Teh 919® lebih murah tetapi dengan aturan pemakaiannya yang

2 kantong perhari menyebabkan biaya yang akan dikeluarkan pembeli perhari jika

mengkonsumsi Teh 919® lebih besar bila dibandingkan dengan Pro-De’Em®.

3. Pro-De’Em® telah teruji secara pre-klinis sehingga masyarakat akan lebih percaya

untuk mengkonsumsinya.

Tabel 2. Perbandingan Pro-De’Em® dengan Krakatau Herbal Tea®:

No Variabel Pro-De’Em® Krakatau Herbal Tea®


(CV. Tirta Cahaya Alam)
1. Komposisi Isi 12 kantong celup @ 2 g Isi 50 kantong @ 1,5 g
Mengandung : Morinda Mengandung : Cassia S
citrifolia fructus 700 mg, Folium

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


88

Gymnema sylvestre 175 mg,


Momordica charantia 75 mg,
Thea folium 1050 mg
2. Harga Rp 33.000 / dus Rp 25.000 / dus
(Rp)
3. Dosis 1 kantong sehari dicelupkan Masukkan 2 kantong
disecangkir air panas krakatau herbal tea ke dalam
cangkir, tambahkan 300-500
ml air panas / mendidih,
tutup, diamkan selama 5
menit.
2 kantong hanya untuk 1
kali pemakaian
4. Biaya 2.750 1.000
perhari
(Rp)
5. Indikasi Menurunkan kadar gula darah, Membantu meringankan
memperbaiki sel-sel beta gejala kencing manis.
páncreas, meningkatkan
produksi insulin, menghambat
penyerapan glukosa.

Kesimpulan dari tabel perbandingan antara Pro-De’Em® dengan Krakatau Herbal

Tea® yaitu:

1. Cara pemakaian Pro-De’Em® lebih mudah dan Praktis karena hanya memerlukan 1

kantong teh, sedangkan Krakatau Herbal Tea® memerlukan 2 kantong teh.

2. Bentuk kemasan yang praktis dan lebih ringan.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


89

3. Harga pembelian Krakatau Herbal Tea® lebih murah begitu juga dengan kebutuhan

perhariya tetapi jika dilihat dari komposisinya maka Pro-De’Em® lebih unggul

dan lebih murah yaitu dengan 4 komposisi sedangkan Krakatau Herbal Tea®

hanya 1.

4. Pro-De’Em® telah teruji secara pre-klinis sehingga masyarakat akan lebih percaya

untuk mengkonsumsinya.

D. PROMOSI

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Jamu Puspo Internusa untuk

memasarkan produk Pro-De’Em® lebih menggunakan metode ATL (Above The Line)

dan BTL (Below The Line). Adapun kegiatan yang menggunakan metode ATL

(Above The Line) adalah sebagai berikut :

1. Iklan Televisi

Yaitu melalui channel Metro TV dengan system ROS (Running On Station),

tujuannya untuk meningkatkan brand awareness kepada konsumen

2. Iklan Radio

Tujuannya untuk meningkatkan brand awareness kepada konsumen yang suka

mendengarkan radio. Bentuk promosi iklan radio antara lain dalam bentuk talc show,

add lips.

3. Print ad

Promosi yang dilakukan media cetak, tujuannya untuk meningkatkan brand

awareness pada setiap konsumen yang membaca surat kabar, misalnya warta kota,

Tabloid Nova, Femina, dan Pikiran Rakyat.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


90

Dan kegiatan yang menggunakan metode BTL (Below The Line) adalah sebagai

berikut :

1. Sponsorship dan Event Program

Sponsorship dan Event Program ini dilaksanakan secara berkala pada event-

event tertentu ataupun pada outlet-outlet tertentu dalam bentuk seminar, perlombaan,

klub, International Event, ataupun Mall Event.

2. Sales Promotion Girl (SPG)

Program SPG ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan Pro-De’Em®

melalui personal selling. SPG diharuskan memiliki pengetahuan produk yang baik

dan responsif sehingga dapat menarik minat konsumen.

3. Merchandising

Program merchandising Pro-De’Em® dilaksanakan secara agresif dan konsisten

pada periode tertentu melalui POS (Points Of Sales) material pada outlet-outlet

potensial. Tujuan dari merchandising ini adalah untuk menciptakan brand awareness

pada konsumen. POS material yang digunakan antara lain brosur, sticker, poster.

Selain itu juga digunakan untuk membantu selling in dan selling out produk yang

dipajang sehingga tercipta proses pembelian.

4. Direct Selling

Direct Selling Merupakan salah satu bagian dari promosi. Direct Selling atau

Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon

pembeli untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


91

membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan

mencoba dan membelinya.

E. STRATEGI PROMOSI PENJUALAN

Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah upaya pemasaran untuk mendorong

calon pembeli agar membeli lebih banyak dan lebih sering. Strategi promosi

penjualan yang dilakukan oleh PT Jamu Puspo Internusa untuk produk Pro-De’Em®

adalah sebagai berikut:

1. Consumer promotion

PT Jamu Puspo Internusa melakukan direct presentation dan direct selling ke suatu

perkumpulan-perkumpulan atau organisasi yang potensial seperti arisan, kelurahan,

seminar, dan event-event lainnya. Pada tempat tersebut para SPG menawarkan

produknya dengan memberikan sample dan brosur. Selain itu, memberikan cek

tekanan darah secara gratis sedangkan cek gula darah dan asam urat dikenakan biaya

sebesar Rp.10.000,-. Kemudian memberikan sebuah tas cantik untuk setiap pembelian

produk dan harganyapun lebih murah jika dibandingkan dengan apotek atau toko

obat. Sebelum mulai melakukan promosi penjualan dalam suatu event, team direct

selling sebelumnya melewati tahap negosiasi dengan pihak penyelenggara pameran

atau event. Tahapan negosiasi pencarian outlet dalam direct selling adalah sebagai

berikut :

1. Mencari dan mendatangi outlet atau instansi yang akan dijadikan tempat

melakukan promosi seperti rumah makan, instansi pemerintah, kantor pos dan klub

sehat.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


92

2. Survey lokasi

Apakah lokasi outlet cocok dan pantas dijadikan sarana promasi dan jumlah

pengunjung yang akan mendatangi stand relevan dengan biaya yang dikeluarkan.

3. Bertemu dengan pihak yang berwenang

Pihak yang berwenang mengatur outlet dan stand dari pemilik tempat yang

berbeda-beda untuk setiap event, ada yang langsung berhubungan dengan humas dari

perusahaan bersangkutan dan ada juga yang tidak.

4. Pengajukan proposal

Proposal diajukan team direct selling kepada pemilik outlet mengenai berapa

lama pameran akan berlangsung dan tanggal pameran yang akan dilaksanakan.

5. Tahap negosiasi

Untuk kesepakatan antara kedua belah pihak dilakukan negosiasi untuk

memutuskan biaya penyewaan stand yang tepat atau dapat dilakukan sistem bagi

hasil (profit sharing)

6. Lakukan kegiatan

Dalam promosi khususnya kegiatan direct selling, seorang tenaga penjual harus

bersifat selalu dinamis dan mampu mencari peluang-peluang yang tepat untuk

menjual.

2. Trade promotion

Yaitu dengan cara memberikan diskon, gratis satu untuk setiap pembelian 10 buah

Pro-De’em®, memberikan hadiah (televisi, blender,VCD, dan lain-lain) untuk

pembelian Pro-De’Em® dalam jumlah besar, dan pemasangan sunblind atau spanduk.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


93

Tujuan pemasangan sunblind adalah untuk membantu selling out dan menunjang

selling in produk Pro-De’Em®. Untuk pemasangan sunblind atau spanduk Pro-

De’em® ini ada ketentuan-ketentuan yang harus disepakati antara apotek atau toko

obat dengan PT Jamu Puspo Internusa. Ketentuan tersebut antara lain yaitu:

1. Sunblind dengan ukuran 6m x 4m harus dipasang di outlet yang ramai dan mudah

dilihat oleh konsumen.

2. Masa waktu perjanjian selama tiga bulan dan selama tiga bulan tersebut sunblind

harus terus terpasang.

3. Kompensasi untuk outlet yaitu enam Pro-De’Em®, dua Pro-Siten®, dan dua Pro-

Murat® atau uang sebesar Rp. 150.000,00

4. Setiap toko obat atau apotek yang mengikuti program ini harus mempunyai produk

Pro-De’Em® minimal 2 dus.

3. Salesforce promotion

Meliputi pemberian bonus, pemilihan salesman terbaik dan lain-lain.

Untuk memperoleh kepuasan pelanggan, biasanya diikuti dengan after sales

service. PT Jamu Puspo Internusa melakukannya yaitu dengan membuka layanan

konsumen bebas pulsa 0800-111-7223 serta layanan SMS 0855 788 7272. Dengan

layanan ini diharapkan akan tercipta customer relationship yang baik sehingga akan

menguntungkan perusahaan dalam hal repurchase dari pelanggan pada waktu yang

akan datang.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


94

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pro-De’Em® adalah produk PT Jamu Puspo Internusa yang berbentuk teh

celup yang berkhasiat untuk membantu pengobatan penyakit Diabetes

mellitus.

2. Strategi promosi Pro-De’Em® yang digunakan oleh PT Jamu Puspo Internusa

ada 2 yaitu Above The Line (ATL) dan Below The line (BTL). Dengan ATL

yaitu melalui media massa (warta kota, pikiran rakyat, majalah dll) dan media

elektronik (TV dan radio) sedangkan dengan BTL yaitu dengan direct

presentation and direct selling ke wilayah yang potensial, membagikan

brosur, serta mendirikan stand pada event-event tertentu.

3. Didalam memasarkan Pro-De’Em® PT Jamu Internusa menggunakan dua

distributor (multi distributor), yaitu PT Dosni Roha dan PT Milenium

Pharmacon International (PT MPI)

4. Segmentasi dari pasar Pro-De’Em® adalah kelas menengah kebawah (kelas B

dan C). Peluang pasar untuk Pro-De’Em® sangat besar karena harganya yang

ekonomis sesuai dengan daya beli mayoritas masyarakat dan memiliki bentuk

yang praktis berupa teh celup yang sesuai dengan selera masyarakat

Indonesia.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


95

B. SARAN

Dengan melihat kondisi produk Pro-De’Em® di pasar, penulis mencoba memberi

saran yang mungkin berguna bagi pihak PT Jamu Puspo Internusa, antara lain :

1. Meningkatkan aktifitas promosi BTL (Below The Line)

2. Menambah kegiatan promosi yaitu ATL (above the line) terutama memasang

iklan di TV yang banyak ditonton masyarakat karena sarana ini sangat efektif

untuk menciptakan brand awareness kepada masyarakat.

3. Dalam melakukan promosi penjualan sebaiknya nilai dari produklah yang

lebih ditekankan/diprioritaskan daripada harga karena untuk menjaga image

product dan nama perusahaan tetap baik

4. Untuk meningkatkan keunggulan bersaing Pro-De’Em® harus meningkatkan

citranya sebagai obat Diabetes mellitus dengan harga yang terjangkau dan

ekonomis.

5. Meningkatkan pelayanan untuk meningkatkan customers relationship

sehingga tercapai customers satisfaction yang akan menciptakan customer

loyalty yang merupakan tujuan dari perusahaan.

6. Meningkatkan mekanisme kerja tim marketing Pro-De’Em® sehingga

pemasaran Pro-De’Em® dapat merata diseluruh outlet-outlet dan toko obat di

seluruh Indonesia khususnya pulau jawa.

7. Memberikan rewards kepada karyawan yang memiliki kinerja bagus guna

memotivasi karyawan yang lain untuk lebih kompetitif dalam menjalankan

pekerjaannya.

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


96

DAFTAR PUSTAKA

5. Anonim, Product Knowledge, PT Jamu Puspo Internusa, Jakarta 2007

6. Anonim, Brosur Pro-De’Em dan Produk Kompetitor, Jakarta 2007

7. Anonim, Marketing Plan, PT Jamu Puspo Internusa, Jakarta 2007

8. Anonim, Company Profile, PT Jamu Puspo Internusa, Jakarta 2007

9. Kotler, Philip, dan Amstrong G.1997. Dasar-dasar pemasaran. Jilid I. Jakarta

: Prehallindo

10. Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Edisi II. Yogyakarta : Andi

Yogyakarta

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


97

LAMPIRAN

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


98

Lampiran 1

PRODUK PRO-DE’EM®

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


99

Lampiran 2

Komposisi Pro-De’Em®

Mengkudu

Pare

Gymnema Sylvestre

Daun Teh

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


100

Lampiran 3

MEDIA PLAN PRO-DE’EM®

MEDIA PRO-DE’EM Januari 2007 KETERANGAN


W1 W2 W3 W4
NASIONAL

Metro Tv ROS (running on station)

JABOTABEK
Print ad
Warta kota 9,11 16,19 23
Radio
Sonora Antara jam 7:00-8:00 WIB
Kayu manis Antara jam 7:00-8:00 WIB

JAWA TIMUR
Radio suara Antara jam 7:00-7.30 WIB
surabaya

JAWA
BARAT
Pikiran rakyat 11
Mara Antara jam 7:00-7.30 WIB

SOLO
Solo Fm Antara jam 7.00-8.00 WIB

JOGJA
Kedaulatan 9 19
rakyat

MEDAN
analisa 9 19

PALEMBANG
Sumatera 8 15 29
express

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


101

Lampiran 4

Negara-negara peringkat Diabetes mellitus

*Jumlah penderita Diabetes di


NEGARA TH 2000 TH 2030
Indonesia menduduki peringkat India 31,7 79,4
ke-4 di dunia, dengan jumlah 8,4 Cina 20,8 42,3
juta jiwa pada tahun 2000. Amerika 17,7 30,3
Indonesia 8,4 21,3
Jepang 6,8 8,9
Peningkatannya : 230.000 orang Pakistan 5,2 13,9
pertahun Brazil 4,6 11,3

Bangladesh 3,2 11,1

*Studi populasi penderita DM di berbagai negara, WHO th 2000

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.


102

Lampiran 5 Testimonial

Laporan praktek..., Windu Prayogo, FMIPA UI, 2007.

Anda mungkin juga menyukai