Anda di halaman 1dari 6

PELAKSANAAN TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN: MENGENAL

MASALAH HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA


DI KELURAHAN TIMBANGAN KECAMATAN INDRALAYA UTARA
KABUPATEN OGAN ILIR

Madepan Mulia
Akademi Keperawatan Panca Bhakti Bandar Lampung
madefikui@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi adalah salah satu penyebab kematian nomor satu secara global yang memerlukan
penanggulangan yang baik. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007
menunjukkan bahwa prevalensi penyakit hipertensi pada lansia di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83
per 1.000 anggota rumah tangga. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir tahun 2010
menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyakit terbanyak ketiga yang menyerang lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan tugas keluarga di bidang
kesehatan: mengenal masalah hipertensi terhadap kejadian hipertensi pada lansia. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan terhadap keluarga dengan anggota keluarga lansia yang berusia lebih dari 60 tahun yang
tersebar di Kelurahan Timbangan yang berjumlah 94 responden, dengan menggunakan alat bantu
kuesioner. Untuk menguji hubungan digunakan analisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan tugas keluarga di bidang
kesehatan: mengenal masalah hipertensi terhadap kejadian hipertensi (p=0,000). Dari hasil
penelitian ini disarankan kepada keluarga agar dapat meningkatkan derajat kesehatan dan
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya, khususnya lansia, dengan meningkatkan
pengetahuan terkait penyakit hipertensi pada lansia.

Kata kunci: Hipertensi, lansia, tugas keluarga di bidang kesehatan

ABSTRACT
Hypertension is one of the number one causes of death globally that needs a good response.
Results of Household Health Survey (SKRT) in 2007 showed that prevalence of hypertension
disease in elderly in Indonesia is quite high, that is 83 per 1,000 household members. Data from
the District Health Office Ogan Ilir in 2010 showed that hypertension is the third disease that
attacks the elderly. This study aims to determine the relationship of family duties in the field of
health: know health problems in the elderly with the incidence of hypertension in the elderly. This
research is a quantitative analytical research with cross sectional approach. This study was
conducted on families with elderly family members aged over 60 years scattered in the village of
Timbangan, which amounted to 94 respondents, using a questionnaire tool. To test the relationship
used analysis using Chi-Square test. The results showed that there was a relationship between the
implementation of family duty in the field of health: know health problems in the elderly with the
incidence of hypertension (p = 0.000). From the results of this study suggested to the family in
order to improve the degree of health and to overcome the health problems of family members,
especially the elderly, by performing family duties in the field of health is to know health problems
in the elderly.

Keywords: Hypertension, elderly, family duty in the field of health

18 ADI HUSADA NURSING JOURNAL, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2018


PENDAHULUAN Indonesia adalah anemia sebesar 50%,
Keluarga adalah kumpulan dua orang penyakit kardiovaskuler sebesar 29,5%,
atau lebih yang hidup bersama dengan infeksi saluran pernafasan sebesar 12,2%,
keterikatan aturan dan emosional dimana penyakit kanker sebesar 12,2% dan penyakit
individu mempunyai peran masing-masing TBC 11,5% (Riskesdas, 2013). Salah satu
yang merupakan bagian dari keluarga. penyakit degeneratif pada lansia yang
Keluarga merupakan unit pelayanan dasar di menyerang sistem kardiovaskular adalah
masyarakat yang juga merupakan perawat hipertensi atau peningkatan tekanan darah.
utama dalam anggota keluarga. Keluarga Hipertensi adalah kondisi medis ketika
dipandang sebagai suatu sistem, dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan darah di atas normal dalam jangka waktu yang
sebaliknya keluarga mempengaruhi status lama (Sudarmoko, 2010). Seorang lansia
kesehatan anggota keluarga yang lain dikatakan menderita hipertensi bila tekanan
(Friedman, 1998). darahnya mencapai 160/90 mmHg (Smeltzer,
Dalam upaya peningkatan derajat 2002).
kesehatan dan mengatasi masalah kesehatan Peningkatan tekanan darah hingga
anggota keluarganya, keluarga harus mampu mencapai 160/90 mmHg pada lansia
melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian faktor yang meningkatkan risiko hipertensi
menunjukkan bahwa ada hubungan adalah obesitas dan kebiasaan merokok
pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan (Mansjoer, 2001). Hasil analisis faktor risiko
keluarga pada keluarga yang mempunyai anak yang berkaitan dengan kejadian hipertensi
usia 0-4 tahun dengan frekuensi kejadian pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kroya
ISPA dengan nilai p value 0,030 (α < 0,05) Kabupaten Cilacap tahun 2005, diperoleh
(Khodariyah, 2009). Fungsi perawatan hasil bahwa faktor risiko kejadian hipertensi
kesehatan keluarga dapat berfungsi dengan pada lansia meliputi kebiasaan merokok,
baik jika keluarga dapat melaksanakan tugas kebiasaan minum kopi, konsumsi daging
keluarga di bidang kesehatan dengan baik berlemak, faktor genetik dan stress psikologis.
pula. Kebiasaan hidup yang baik seperti
Kesanggupan keluarga melaksanakan mengurangi kebiasaan merokok, pola makan
fungsi perawatan kesehatan keluarga dapat yang berlebihan, konsumsi lemak berlebih
dilihat dari lima tugas keluarga di bidang serta kebiasaan hidup yang tidak sehat
kesehatan yang dilaksanakan. Pelaksanaan merupakan cara yang paling tepat dalam
lima tugas keluarga dibidang kesehatan upaya mengurangi peningkatan kejadian
tersebut meliputi mengenal masalah kesehatan hipertensi (Sulistiani, 2005).
keluarga, mengambil keputusan mengenai Prevalensi penyakit hipertensi pada
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, lansia di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per
merawat keluarga yang mengalami gangguan 1.000 anggota rumah tangga (Riskesdas,
kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga 2013). Di Provinsi Sumatera Selatan,
untuk menjamin kesehatan keluarga dan prevalensi hipertensi pada tahun 2008 sebesar
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 9,17% dan di Kabupaten Ogan Ilir, prevalensi
di sekitarnya bagi keluarga (Setyowati, 2008). hipertensi pada tahun 2010 sebesar 15,9%.
Pelaksanaan tugas keluarga di bidang Data dari Dinkes Ogan Ilir tahun 2010
kesehatan sangat diperlukan dalam upaya menunjukkan bahwa hipertensi merupakan
pencegahan dan mengatasi masalah kesehatan penyakit terbanyak ketiga yang menyerang
keluarga, khususnya lansia sebagai bagian lansia setelah penyakit degeneratif lainnya
dari anggota keluarga yang memerlukan (rematik dan ISPA).
perawatan yang lebih ditujukan untuk Berdasarkan hasil studi pendahuluan
memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan. yang dilakukan di Puskesmas Timbangan,
Salah satunya adalah penanganan terhadap didapatkan data bahwa penyakit tidak menular
penyakit degeneratif yang banyak diderita terbanyak pada lansia adalah penyakit
oleh lansia yang sering menimbulkan hipertensi. Angka kunjungan penderita
kecacatan (Mubarak, 2010). hipertensi ke Puskesmas Timbangan adalah
Persentase lima penyakit degeneratif sebesar 38,6% yang menempati posisi lebih
utama yang banyak diderita oleh lansia di tinggi daripada angka kejadian hipertensi di

ADI HUSADA NURSING JOURNAL, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2018 19


Kabupaten Ogan Ilir yang hanya sebesar penelitian ini adalah sebanyak 123 keluarga
15,9%. Selain itu, kunjungan penderita (yang melaksanakan tugas keluarga dibidang
hipertensi ke Puskesmas Timbangan lebih kesehatan yaitu istri atau anak perempuan),
banyak berasal dari kelompok lansia yaitu dengan anggota keluarga lansia yang berusia
berumur lebih dari 60 tahun sehingga peneliti lebih dari 60 tahun. Metode yang digunakan
mengambil penderita hipertensi dari adalah purposive sampling. Sampel sebanyak
kelompok lansia. 94 keluarga dengan anggota keluarga lansia
Berdasarkan studi pendahuluan yang yang yang berusia lebih dari 60 tahun
dilakukan di Kantor Kelurahan Timbangan,
didapatkan data bahwa jumlah lansia di HASIL
Kelurahan Timbangan adalah sebesar 48% Hubungan antara kemampuan keluarga
dari seluruh jumlah lansia yang berada di mengenal masalah hipertensi pada lansia
wilayah kerja Puskesmas Timbangan. Hal ini dengan kejadian hipertensi pada lansia Di
menunjukkan bahwa hampir sebagian dari Kelurahan Timbangan Kecamatan Indralaya
seluruh lansia yang berada di wilayah kerja Utara Kabupaten Ogan Ilir dapat dilihat pada
Puskesmas Timbangan berada di Kelurahan tabel 1
Timbangan, sehingga peneliti memilih Desa
Kelurahan Timbangan sebagai tempat Tabel 1 Hubungan Kemampuan Keluarga
penelitian. Mengenal Masalah Hipertensi
Berdasarkan hasil wawancara kepada Pada Lansia Dengan Kejadian
keluarga di Kelurahan Timbangan, didapatkan Hipertensi Pada Lansia
bahwa 4 dari 5 keluarga mengatakan masih
sering mengkonsumsi makanan yang Mengenal
mengandung tinggi lemak dan kolesterol, masalah OR
P Value
seperti makanan yang bersantan dan hipertensi pada (95% CI)
gorengan. Keluarga pun masih sering lansia
mengkonsumsi makanan yang asin-asin dan Baik
seringkali menambahkan banyak garam dan 2,778
Tidak Baik 0,028
gula ke dalam makanannya yang dapat (1,199-6,436)
Total
berpotensi meningkatkan tekanan darah dan
risiko obesitas. Selain itu, kebiasaan Dari hasil tabel silang antara
mengkonsumsi makanan siap saji yang tinggi kemampuan keluarga mengenal masalah
akan natrium dan Monosodium Glutamate hipertensi pada lansia dengan kejadian
(MSG) atau sering disebut penyedap rasa pun hipertensi pada lansia di Kelurahan
masih sering dilakukan. Timbangan Kecamatan Indralaya Utara
Dipihak lain, perawat sebagai peneliti Kabupaten Ogan Ilir yang diperlihatkan pada
bertanggung jawab untuk memberikan tabel 1.1, didapatkan hasil bahwa keluarga
bantuan keperawatan dalam upaya yang mengenal masalah hipertensi pada lansia
penyembuhan dan pencegahan terjadinya dengan baik maka kejadian hipertensi pada
hipertensi pada lansia. Peran perawat sebagai lansia akan cenderung lebih sedikit yaitu
peneliti adalah mengembangkan keperawatan sebanyak 17 lansia (40,5%) dan keluarga yang
keluarga dan memberikan gambaran baru tidak baik dalam mengenal masalah hipertensi
kepada keluarga tentang pemenuhan pada lansia maka kejadian hipertensi pada
kebutuhan perawatan serta pengenalan lansia akan cenderung lebih banyak yaitu
kebutuhan lansia dengan hipertensi sehingga sebanyak 34 lansia (65,4%).
diperoleh satu kesatuan antara tercapainya Hasil uji statistik dengan Chi-square
peran keluarga dalam pelaksanaan tugas menunjukkan nilai p value = 0,028 (α < 0,05),
keluarga dibidang kesehatan dan terpenuhinya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
kebutuhan perawatan yang diperlukan lansia hubungan bermakna (signifikan) antara
yang dirawat di dalam kehidupan keluarga. kemampuan keluarga mengenal masalah
hipertensi pada lansia dengan kejadian
METODE hipertensi pada lansia di Kelurahan
Penelitian ini merupakan penelitian Timbangan Kecamatan Indralaya Utara
analitik kuantitatif dengan desain cross Kabupaten Ogan Ilir. Dari hasil analisis
sectional. Populasi yang digunakan dalam diperoleh pula nilai OR = 2,778, artinya

20 ADI HUSADA NURSING JOURNAL, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2018


keluarga yang tidak baik dalam mengenal Hasil analisis univariat memperlihatkan
masalah hipertensi pada lansia berpeluang sebanyak 52 keluarga (55,3%) tidak baik
2,778 kali untuk terjadinya hipertensi pada dalam mengenal masalah hipertensi pada
lansia. lansia. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
keluarga mengenai penyakit hipertensi,
PEMBAHASAN meliputi pengertian, makanan yang baik untuk
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa menurunkan dan mengontrol tekanan darah,
keluarga yang mengenal masalah hipertensi makanan yang harus dihindari, tanda dan
pada lansia dengan baik maka kejadian gejala, serta faktor resiko masih kurang baik.
hipertensi pada lansia akan cenderung lebih Menurut analisis peneliti, kurangnya
sedikit yaitu 40,5% dan keluarga yang tidak pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
baik dalam mengenal masalah hipertensi pada disebabkan oleh tingkat pendidikan keluarga
lansia maka kejadian hipertensi pada lansia yang rendah, yaitu 47,9% hanya tamatan SD.
akan cenderung lebih banyak yaitu 65,4%. Pengetahuan dapat diperoleh dengan
Hasil uji statistik dengan Chi-square pendidikan melalui proses belajar
menunjukkan nilai p value = 0,028 (α < 0,05), (Notoatmodjo, 2010).
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Pendidikan seseorang dapat
hubungan bermakna antara kemampuan mempengaruhi tingkat pengetahuan
keluarga mengenal masalah hipertensi pada seseorang. Seseorang dengan jenjang
lansia dengan kejadian hipertensi pada lansia pendidikan tinggi akan jauh lebih baik pola
di Kelurahan Timbangan Kecamatan pikirnya dibandingkan dengan yang
Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. berpendidikan rendah. Dalam hal ini, keluarga
Hasil penelitian mengenai hubungan dengan latar pendidikan tinggi akan memiliki
antara pengetahuan keluarga tentang kemampuan yang lebih cepat dalam menyerap
perawatan hipertensi dengan kejadian informasi, khususnya informasi mengenai
hipertensi pada usila di Desa Bendo Wilayah kesehatan. Pendidikan merupakan suatu
Kerja Puskesmas Bendo Magetan Jawa Timur proses pembelajaran bagi individu, khususnya
dengan nilai p value = 0,001 (α < 0,05), keluarga, untuk mencapai pengetahuan dan
menyatakan bahwa terdapat hubungan pemahaman yang lebih tinggi terhadap suatu
bermakna antara pengetahuan keluarga objek tertentu. Semakin tinggi tingkat
tentang perawatan hipertensi dengan kejadian pendidikan seseorang, makin mudah pula
hipertensi (Khotijah, 2008). seseorang menerima informasi sehingga
Tingkat pengetahuan keluarga terkait makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki
konsep sehat sakit akan mempengaruhi sebaliknya pendidikan yang kurang akan
perilaku keluarga dalam menyelesaikan menghambat perkembangan sikap seseorang
masalah kesehatan keluarga (Mubarak, 2010). terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
Pengetahuan keluarga yang baik mengenai (Notoatmodjo, 2010).
pencegahan, penanganan dan perawatan Selain rendahnya tingkat pendidikan
terhadap lansia yang menderita hipertensi keluarga, kurangnya keluarga dalam
akan mempengaruhi kejadian hipertensi pada mengenal masalah hipertensi pada lansia juga
lansia. Dengan mempunyai bekal pengetahuan disebabkan oleh kurang terpajan informasi
yang memadai mengenai hipertensi, maka dan kurangnya pengalaman dari keluarga.
keluarga bisa menyusun suatu rencana dan Faktor-faktor yang mempengaruhi
tindakan nyata untuk memberikan suatu upaya pengetahuan adalah tingkat pendidikan,
perawatan yang tepat. Semakin baik informasi dan pengalaman. Informasi yang
pengetahuan keluarga mengenai hipertensi, dimaksud disini adalah informasi terkait cara
upaya perawatan yang diberikan akan pencegahan, cara mengendalikan tekanan
semakin baik sehingga masalah hipertensi darah sehingga menjadi normal dan masalah
pada lansia akan semakin mudah diatasi. pengobatan (Notoatmodjo, 2010). Salah satu
Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada penyebab kurangnya informasi yang
tingkat awal serta mengadakan pengobatan didapatkan keluarga adalah kurang aktifnya
yang tepat dan segera bertujuan untuk petugas kesehatan dalam melakukan promosi
mencegah terjadinya kecacatan akibat suatu kesehatan yaitu dengan mengadakan
penyakit, penularan dan penyembuhan yang penyuluhan pada kelompok yang berisiko
sempurna (Entjang, 2000).

ADI HUSADA NURSING JOURNAL, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2018 21


terkena hipertensi maupun pada kelompok KESIMPULAN
yang telah menderita hipertensi. Ada hubungan bermakna (p value =
Faktor pengalaman dari keluarga juga 0,028 berarti p value < 0,05) antara
menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya kemampuan keluarga dalam mengenal
pengetahuan pada keluarga. Hal ini sesuai masalah hipertensi pada lansia dengan
dengan data yang didapatkan dari hasil kejadian hipertensi pada lansia di Kelurahan
penelitian bahwa sebagian besar keluarga Timbangan Kecamatan Indralaya Utara
yang melaksanakan tugas keluarga dibidang Kabupaten Ogan Ilir.
kesehatan, yaitu 38,3% berumur 31-40 tahun.
Pengalaman adalah salah satu faktor yang SARAN
mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, Hasil penelitian ini diharapkan dapat
2010). Pengalaman disini berkaitan dengan memberikan informasi atau gambaran kepada
umur, maksudnya semakin bertambah tua masyarakat, khususnya keluarga mengenai
seseorang maka pengalaman yang didapatkan pentingnya pelaksanaan tugas keluarga di
akan semakin luas. Khususnya pengalaman bidang kesehatan: mengenal masalah
keluarga dalam upaya memberikan perawatan hipertensi dalam upaya penyembuhan dan
terhadap lansia yang menderita hipertensi. pencegahan terjadinya hipertensi pada lansia.
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa kurang aktifnya petugas DAFTAR PUSTAKA
kesehatan dalam melakukan promosi Entjang, Indan. (2000). Ilmu Kesehatan
kesehatan adalah salah satu penyebab Masyarakat. Bandung: PT Citra Aditya
kurangnya pengetahuan pada keluarga. Akan Bakti.
tetapi, kurang aktifnya petugas kesehatan Friedman, Marylin M. (1998). Keperawatan
dalam melakukan promosi kesehatan Keluarga: Teori dan Praktek_edisi 3.
bukanlah satu-satunya penyebab kurangnya Jakarta: EGC.
pengetahuan pada keluarga. Kurangnya Khodariyah, Laelatul. (2009). Hubungan
perhatian keluarga terhadap keadaan Pelaksanaan Fungsi Perawatan
kesehatan anggota keluarga dapat juga Kesehatan Keluarga Pada Keluarga
menyebabkan kurangnya pengetahuan Yang Mempunyai Anak Usia 0-4 Tahun
mengenai kesehatan. Dengan rendahnya Dengan Frekuensi Kejadian Ispa Di
tingkat pendidikan, kurangnya pengalaman Desa Tanggung Kecamatan
dan kurang aktifnya petugas kesehatan dalam Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.
melakukan promosi kesehatan, maka http://digilib.unimus.ac.id/, diperoleh
sebenarnya tingkat pengetahuan dapat tanggal 16 Maret 2013.
ditingkatkan melalui peran aktif keluarga Khotijah, Siti. (2008). Hubungan Antara
dalam mencari informasi mengenai kesehatan. Pengetahuan Keluarga Tentang
Informasi terkait kesehatan dapat keluarga Perawatan Hipertensi Dengan
dapatkan tidak hanya melalui petugas Kejadian Hipertensi Pada Usila Di
kesehatan, ada media lain yang bisa Desa Bendo Wilayah Kerja Puskesmas
dimanfaatkan, seperti televisi, radio, koran Bendo Magetan Jawa
ataupun majalah kesehatan. Timur.https://skripsistikes.wordpress.co
Perawat pada fase ini berperan penting m, diperoleh tanggal 9 Juli 2013.
dalam upaya promosi kesehatan yaitu dengan Mansjoer, Arif et al. (2001). Kapita Selekta
mengadakan penyuluhan kesehatan untuk Kedokteran_edisi 3. Jakarta: Media
meningkatkan pengetahuan keluarga. Aesculapius.
Kegiatan sebaiknya tidak hanya terbatas pada Mubarak, Wahit Iqbal et al. (2010). Ilmu
pemberian penyuluhan kesehatan di Keperawatan Komunitas: Konsep dan
puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
saja namun petugas kesehatan diharapkan Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku
dapat melakukan kunjungan rumah berkala Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
dalam rangka meningkatkan pengetahuan Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta: Badan
keluarga. Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

22 ADI HUSADA NURSING JOURNAL, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2018


Setyowati, Sri & Murwani, A. (2008). Asuhan
Keperawatan Keluarga: Konsep dan
Aplikasi Kasus. Yogyakarta: Mitra
Cendikia.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002).
Keperawatan Medikal-Bedah_Volume
3. Jakarta: EGC.
Sudarmoko, Arief. (2010). Tetap Tersenyum
Melawan Hipertensi. Yogyakarta:
Atma Media Press.
Sulistiani, Widi. (2005). Analisis Faktor
Risiko Yang Berkaitan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kroya I
Kabupaten Cilacap.
http://eprints.undip.ac.id/5212/1/2438.p
df, diperoleh tanggal 16 Maret 2013.

ADI HUSADA NURSING JOURNAL, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2018 23

Anda mungkin juga menyukai